Oleh: Martin Simamora
Bagian1A : “Kesempurnaan? Anda baru saja melihat kesempurnaan Yesus:” selama
belum lenyap langit dan bumi ini, satu
iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat. Ada 2 aspek kesempurnaan Yesus dalam
memenuhi tuntutan taurat:..”
Bagian1B : Tepat
ketika pendeta Erastus Sabdono
menyatakan adanya “pola keselamatan
berbeda,” maka eksklusivitas
keselamatan pada Yesus telah gugur dengan demikian. Orang Kristen
dengan demikian sangat terlarang
untuk mengimani sabda Allah Sang Bapa:Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Bagian1C : Yesus sendiri, pada peristiwa
keberimanan seorang non Yahudi ini,
tidak berhenti sampai sekedar memujinya, namun mengaitkannya pada
kesudahan orang yang beriman kepada Yesus itu, dan bagaimana keselamatan di dalam Kristus
itu tidak hilang. Atau tidak juga
berhenti ketika Yesus tidak menemukan iman yang hebat pada bangsanya
sendiri; keselamatan di dalam Kristus itu nyatanya terus bergerak menjamah
bangsa-bangsa lain; bangsa-bangsa lain
itu mengalami keselamatan oleh karena mereka percaya kepada Yesus,
bukan karena apa yang telah dilakukan atau apa yang telah dicapainya,
Bagian1D : Sekarang
kita akan melihat, anak kalimat terakhir pada paragraf 9: “Penghakiman terjadi atas manusia sesuai
dengan perbuatannya. ”Camkan, penghakiman memang terjadi atas manusia sesuai dengan perbuatannya,
TETAPI terkait KESELAMATAN, tidak sama sekali. Mengapa perbuatan
sama sekali tidak diperhitungkan oleh
Allah, kita telah melihat pada
bagian 1A,
1B, dan 1C
… sehingga Yesus mengatakan bahwa dirinya saja SANG PENGGENAP terhadap tuntutan
tersebut. Poin inilah yang menjadi dasar mengapa “perbuatan baik
manusia-manusia” tidak pernah masuk pada ketentuan-ketentuan Allah yang sedikit
pun tidak boleh kurang dari sempurna.
Bagian1E : Jika pendeta Dr.Erastus Sabdono
menyatakan keselamatan ditentukan pertama-tama dan terutama oleh diri manusia
itu sendiri, sikap dirinya terhadap karya keselamatan Yesus Kristus bagi
manusia atau salib. Yesus melalui pernyataan di atas telah membantah dan membungkam
pernyataan pendeta Erastus. Sangat berlawanan, sebab Yesus
menyatakan bahwa Keselamatan seorang manusia secara mutlak ditentukan oleh
Allah-tindakan Allah terhadap manusia, bukan tindakan manusia untuk memiliki
dan memastikan keselamatan. Yohanes 6:35-40, adalah pernyataan Yesus kepada
SEMUA ORANG
BANYAK YANG MENDATANGI DIRINYA (bandingkan dengan Yohanes 6:1-2, 6:25). Jika diperhatikan pada
perkataan Yesus dalam Yohanes 6:35-40, kita melihat, bahwa datang dan
percaya kepada Yesus merupakan pokok
tunggal untuk dapat dibangkitkan oleh
Yesus Kristus pada akhir zaman kelak.
Bagian 1F : Tahukah
anda bahwa Yesus sedang menunjukan kegagalan manusia untuk masuk ke dalam
kerajaan sorga, melalui perjuangannya sendiri. Setulus apapun, segigih apapun
juga! Lukas 13:23-24 Dan ada seorang
yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"
Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk
masuk, tetapi tidak akan dapat. …
Memahami ini tidak dapat stop hanya pada ayat 24. Sebab ayat selanjutnya, akan
lebih membuat penanya tersebut semakin terpana dengan realita masa depan
dirinya atau bangsanya itu! Perhatikan:
Lukas 13:25 Jika tuan rumah
telah bangkit dan telah menutup pintu,
kamu akan berdiri di luar dan
mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu!
dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu
datang. Ayat 25 mengalami pergeseran
yang tajam pada sentralnya sebagaimana pada ayat sebelumnya, dari
jalan sempit menjadi tuan rumah dan dari berjuang menjadi apakah
dikenal. Tidak lagi ada disebutkan
pintu yang sempit itu.
Bagian1G : Alkitab,sama sekali, tidak
mengajarkan adanya keselamatan karena
berjuang untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hukum
Taurat:
Roma 3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena
justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. Roma 4:15 Karena hukum Taurat membangkitkan murka,
tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran. 1Korintus 15:56
Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa
ialah hukum Taurat. Kisah
Para Rasul 13:39 Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa,
yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum
Musa. Galatia 2:16 Kamu
tahu, bahwa tidak seorangpun yang
dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu
kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum
Taurat. Sebab: "tidak ada
seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. Kebenaran keselamatan
oleh karena Allah menyelamatkan atau Allah memilih seseorang untuk diselamatkan
semata berdasarkan kasih karunia-Nya, harus dipahami oleh sebuah fakta tunggal: “Pembebasan dari segala dosa tidak dapat
diperoleh dari hukum Musa, namun hanya dari diri Yesus Kristus.” Ini harus
dipahami sebagai dasar untuk menyatakan, mengapa keselamatan seorang Kristen
bukan sama sekali ditentukan oleh apapun juga dari dirinya
Bagian1H : Jawabannya ada pada Yesus sendiri: Yohanes
6:43-44 Jawab Yesus kepada
mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
Tidak ada seorangpun yang dapat datang
kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik
oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Orang-orang
yang tak percaya pada bagaimana keselamatan itu melulu bersentral pada Allah
yang bekerja untuk menciptakan keselamatan pada manusia, akan memandang remeh
kebenaran semacam ini. Pada orang-orang Yahudi kala itu: bersungut-sungut.
Mereka tidak percaya, tidak tunduk pada kebenaran yang disampaikan Yesus, tidak
mau mengikuti atau mematuhi apa yang telah disampaikan kepada Yesus. Mereka
tidak dapat mendatangi Yesus sebagai
yang menerima segenap Yesus. Karena Apakah? Karena mereka tidak termasuk orang
yang ditarik oleh Bapa. Ditarik oleh Bapa sehingga datang atau menerima segenap
Yesus, bersumber dari Allah yang bekerja untuk mewujudkannya. Dan
yang mengejutkan, Yesus
secara terbuka menyibakan penyebabnya
Bagian1i : Keselamatan harus dipahami sebagai
pemberian dari Allah kepada manusia dalam makna Allah yang mengerjakan untuk
menghasilkan keselamatan bagi manusia yang ingin diselamatkan oleh Bapa,
semakin cemerlang terlihat pada Efesus 2:10. Efesus
2:10 Karena kita ini buatan
Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus
untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan
Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup
di dalamnya. … Mari,
saya katakan kembali: melihat manusia yang memang tidak dapat
menghasilkan apapun untuk mendatangkan keselamatan, dan kehakikatan manusia yang
berdosa dan tidak memiliki kekudusan sebagai nilai dasar lahiriahnya, maka Allah melakukan tindakan penciptaan
agar seorang manusia menjadi percaya. Ini
menegaskan bahwa percaya bukan
proses jiwa dan pikiran belaka, bukan proses
pada kesetujuan jiwa dan pikiran
terhadap Yesus bahwa benar Ia adalah sang Mesias Penyelamatku yang kokoh dan
kekal! Percayanya seseorang kepada Kristus dengan demikian adalah sebuah
kejadian totalitas oleh Allah menciptakan seseorang menjadi percaya dan seketika
(dikatakan seketika sebab orang percaya diciptakan)
dia memiliki nilai dasar yang tak dimilikinya,
yaitu kudus, sebagaimana Bapa. Paulus pada Roma 8:28 yang telah saya paparkan, mengatakan bahwa Allah yang
BEKERJA bukan manusia, sama sekali. Yesus berkata: Jika bukan Bapa yang menarik,
tidak akan ada yang dapat datang beriman kepada Yesus, (Yohanes
6:43-44- bacalah bagian 1H).
Bagaimana
memahami, Bapa yang menarik itu? Apakah itu bermakna diseret-seret
seperti seseorang menarik seekor lembu yang menolak untuk dituntun?
Bagian1J : Sekarang,
mari kita melihat bagian Matius yang
dikutip oleh pendeta Erastus Sabdono, untuk mendukung pengajarannya, yang
menekankan “perjuangan keras untuk
memiliki keselamatan” dan “tidak
ada yang namanya kepastian dalam
keselamatan jika tidak diperjuangkan = mengupayakan diri untuk semakin serupa seperti Bapa
untuk menjamin keselamatan.” Pada Matius 7:21-23 (21) Bukan
setiap orang
yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (22)Pada
hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga?(23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang
kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal
kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"…
Matius 7 ini, adalah penjelasan Yesus mengenai “mewaspadai nabi-nabi palsu (ayat
15).” Yesus sedang mengajarkan betapa para nabi palsu ini adalah serigala buas yang memiliki karakter
yang jinak atau santun atau berperangai dan berkarakter sangat baik. …. Ada
sebuah pedoman yang bertemalian dengan “melakukan
kehendak Bapa dan mengenali” berdasarkan sebuah relasi yang
bernilai sejati. Melakukan kehendak Bapa
ditalikan secara ketat dengan relasi
sejati dengan Bapa atau dikenali oleh
Bapa. Seperti apakah relasi sejati itu? Yesus memberikan sebuah penggambaran,
untuk menunjukan maksud-Nya:
a.Pohon
dan buahnya. Yesus menggunakan relasi antara pohon dan buahnya: buah
anggur pasti dari pohon anggur; buah ara pasti dari pohon ara. Tidak mungkin
buah anggur dari semak berduri dan buah ara dari rumput berduri. Relasi
yang memiliki kesatuan dan yang memiliki produktivitas alami atau pada
hakikatnya. Ada produktivitas pada pohon tersebut, dan pohon yang baik menghasilkan buah yang baik. Para
nabi palsu digambarkan sebagai Serigala buas yang menyamar sebagai domba; ini
bagaikan semak berduri yang menyamar seperti pohon anggur dan
bagaikan rumput berduri yang menyamar seperti pohon ara [Matius 7:16]
Bagian1K : Perhatikan! Paulus sedang
membicarakan PENYEBAB TUNGGAL: Orang percaya itu memiliki Kristus atau
mengalami kebersatuan dengan Kristus oleh kasih Allah, sehingga kehidupanNya
dikuasai oleh terang, terang yang aktif melawan kegelapan [Mat 5:14, Yohanes 8:12].
Penuh dengan buah
kebenaran yang dikerjakan oleh
Yesus Kristus, dengan demikian menegaskan bahwa kehidupan beriman
kepada Kristus pasti memberikan dampak
nyata pada kehidupan orang tersebut.
Hidupnya produktif atau hidup, bukan mati. Produktif untuk dapat
memilih apa yang baik sehingga suci dan
tak bercacat. Allah tak hanya bekerja pada saat awal penyelamatan, namun terus
bekerja agar kekudusannya terpatri nyata
dalam kehidupan. Iman Kristen tidak stop pada konsepsi dan keberimanan
yang reflektif di dalam jiwa dan pikiran, tetapi pasti reflektif dalam perilaku
hidup atau terlihat dan terasa oleh sekelilingmu, Yesus berkata: Matius
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi.
Iman Kristen bukan konseptual
dan apalagi dilutif atau khayal semata. Anda tak bisa berkata saya diselamatkan
oleh iman dan kemudian menguncinya sebagai filsafat keselamatan belaka.
Keselamatan oleh iman dan semata anugerah, bukan filsafat apalagi konsepsional.
Sejak semula Allah bekerja, dan selamanya senantiasa bekerja. Allah yang
bekerja menciptakan manusia yang bekerja di dalam keselamatan yang telah
diciptakan-Nya. Itulah iman yang hidup, dikatakan hidup karena berdinamika,
bergerak, berkembang, memiliki hasrat untuk berprestasi gemilang, memiliki
hasrat untuk tidak dikalahkan oleh kekalahan-demi kekalahan, apalagi
bercokol di dalam kegelapan. Iman yang filosofis dapat membuat orang
yang mengaku beriman dapat berkata dengan penuh senyum bahagia tanpa rasa
malu akan kegagalannya: tak masalah, bukankah keselamatanku
oleh percayaku kepada Kristus?? Jika ini keyakinanmu, saya katakan: itu
adalah keselamatan yang filosofis-semu,
bukan keselamatan yang dikerjakan oleh Allah dan bekerja di dalam dirimu, untuk
membangkitkan kehidupan ilahi di dalam dirimu sebagai orang yang bekerja
di dalam keselamatan itu sendiri. Apa yang saya uraikan ini, akan jauh
lebih indah dan sempurna di dalam perkataan Paulus berikut ini, KESAKSIAN
SEORANG PAULUS KALA MENJADI TAWANAN PENJARA:…
Bagian1L : Tak Seorangpun Yang Baik, Tak Akan Pernah Ada,
Selain Hanya Allah Sangat bernilai untuk
mendengarkan penjelasan Yesus, mengapa
tak seorangpun yang baik selain Allah. Ini adalah pernyataan yang luar biasa berani atau nekat untuk dikatakan! Ketika
Yesus berkata “selain Allah,” maka
pernyataan “tak seorangpun yang baik” adalah abadi, melampaui eranya dan
menghakimi setiap orang pada setiap generasi manusia hingga pada kesudahannya.
Sebagaimana saya dahulu, dan barangkali siapapun yang sangat terhina atau
merasa sangat direndahkan dengan pernyataan Yesus ini, tentu tak akan berdiam begitu
saja. Perlu saya sampaikan, sebetulnya percakapan Yesus dengan seorang
yang memanggilnya “Guru yang baik”, sudah pernah saya ulas pada artikel berseri
“ Kemerdekaan Orang Kristen Di Dalam Kristus (3),” namun demikian saya tetap akan menyampaikan ulasannya, tentunya
dalam rangka meninjau pengajaran pendeta Erastus Sabdono.
Bagian 1M : Menjadi
catatan penting, pola keselamatan tunggal: dibenarkan oleh karena iman, malahan
dalam hal apa yang dimaksudkan dengan dibenarkan karena kepercayaannya,
ditekankan dengan “bukan berdasarkan perbuatannya,”telah menyatakan bahwa sama
sekali tidak ada sedikit saja kebenaran pada perbuatan manusia yang dapat atau pantas diperhitungkan sebagai kebenaran
pada keberimanannya. Sekalipun memang orang-orang beriman memang berbuat baik, itu telah diperhitungkan sebagai karya Allah di
dalam diri orang percaya sebagaimana telah saya paparkan pada bagian 1K. Tak
berhenti sampai di situ, bahwa pada Perjanjian Lama, sudah dinyatakan
bahwa “dibenarkan oleh karena iman bukan berdasarkan perbuatan” adalah
kebenaran tunggal dan absolut, tetapi ditekankan melampaui era
hukum Taurat itu sendiri dan berlaku hingga era kini, hingga kesudahannya :Roma
4:9 Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku
bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab
telah kami katakan, bahwa kepada
Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran. Kebenaran karena
beriman. Mengapa dikatakan sama sekali tak berpaut dengan kepatuhan kepada
Allah, atau kebaikan moral atau karya-karya iman sekalipun? Perhatikan ini: Roma
4:10-11 Dalam
keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya.
Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang
ditunjukkannya, sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat
menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran
diperhitungkan kepada mereka, Dibenarkan
karena beriman! Bagaimanakah hal itu
diperhitungkan atau dicapkan kepada
seseorang? Apakah:…
Bagian1N : Pertanyaan maha penting: siapakah
penulis hukum yang berisikan pengajaran moralitas tersebut? Apakah manusia,
ataukah Allah? Jika anda membaca cuplikan di atas, jelas terlihat bahwa
penulisnya adalah Allah sendiri. Dihadapannya, manusia itu adalah wujud primitif kegelapan yang begitu
membutuhkan Allah. Ketika saya menuliskan wujud primitif kegelapan, maka primitif, menunjukan betapa butanya manusia
itu akan bagaimana seharusnya
berperilaku benar itu dalam pandangan Allah, sehingga Allah harus menuliskan
hukum mengenai itu, menjadi terang bagi jiwa manusia yang begitu gelap dan
busuk, perhatikan satu poin yang saya ambil dari Keluaran 22 di atas tersebut,
:“Jika seorang pencuri kedapatan waktu
membongkar, dan ia dipukul orang sehingga mati, maka si pemukul tidak berhutang
darah; tetapi jika pembunuhan itu terjadi setelah matahari terbit, maka ia
berhutang darah.” Apakah yang lebih berharga di mata
manusia, dan apakah yang lebih berharga di mata Allah? Bagi manusia, apa yang
lebih berharga adalah harta benda, bukan nyawa. Sebaliknya bagi Allah, apa yang lebih berharga adalah nyawa manusia. … Tak Seorang pun yang
baik selain dari pada Allah Saja [bacalah bagian 1L]!
Ini adalah pernyataan yang menyingkapkan
bahwa manusia tidak memiliki moralitas, sebagaimana yang disangkakan oleh manusia.
Manusia tidak memiliki sumber itu pada
dirinya sendiri, selain Allah sendiri yang harus menuliskannya bagi
manusia, sebagaimana kita telah melihatnya pada cuplikan Keluaran 22 di atas
tadi. Bahkan Keluaran 22 tadi telah mendemonstrasikan bahwa Allah adalah mata
air moralitas peradaban di dunia ini:…… . Manusia tidak memiliki moralitas
apapun, sebab memang sumber moral manusia terdapat pada apa yang
telah dituliskan oleh Allah, atau Allahlah penulis moralitas bagi manusia,
dan dalam setiap sumber moralitas yang Allah tuliskan bagi manusia, senantiasa
mengandung berbagai kejahatan yang telah
dinantikan oleh hukum Allah,..
Bagian1”O” : “Baik” pada hakekatnya, tidak dimiliki oleh manusia, hanya Allah.
Itulah vonis Yesus. Ini
tidak hendak menyatakan Yesus “buta warna” terhadap perilaku manusia,
seolah dia tidak dapat membedakan
perilaku baik dan perilaku tidak baik. Saya sudah menunjukan substansi
ini secara konkrit pada bagian 1A.
Tidakkah Yesus sendiri berkata: “Jika
hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada
hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi”- Matius 5:20, Yesus
sedang membicarakan sebuah norma dan
moralitas ilahi yang harus dimiliki oleh orang percaya. Yesus mengajukan sebuah
norma moralitas yang berasal dari dirinya untuk dilakukan oleh setiap orang
percaya. Yesus yang pada hakikatnya adalah sang penggenap taurat [Matius
5:17-18] sedang memberitahukan apa yang mutlak harus dilakukan bahkan dalam
sebuah kedalaman dan keluasan moralitas ilahi yang berdiri tegak kokoh terpancang
tanpa ada satu amandemenpun yang boleh dilakukan, layaknya dua belah pihak yang
sedang bersepakat mengenai sebuah ketetapan Allah terhadap manusia. Kita tahu
semua bahwa tidak ada ruang negosiasi untuk sebuah pengamandemenan. Sebaliknya, Yesus
mengemilaukan kembali moralitas Allah itu dengan berkata “tetapi
Aku berkata kepadamu.” Ini, pernyataan
reinterperatif terhadap sebuah pasal dalam undang-undang moral ilahi,” adalah sebuah absolutisme moral
Tuhan terhadap manusia. Seberapa jauh penyimpangan itu telah terjadi dan
seberapa dalamnya jurang degradasi moralitas ilahi itu, tak diketahui.
Tetapi jelas telah terjadi penyimpangan yang sangat curam
hingga pada landas yang tak terjamah manusia. Mengapa? Setidaknya ada 2 poin
yang mengagumkan:….
Bagian1P : Adakah
Keselamatan Yang Datang Dari Perbuatan-Perbuatan Para
Manusia, Terlepas Dari Sang Kristus- Sang Penyelamat Tunggal Dari Allah? Bahwa penghakiman berdasarkan
perbuatan memang ada, dan perbuatan baik memang diperhitungkan oleh
Allah, harus diakui benar adanya di dalam Alkitab. Namun, harus
juga sama tegasnya untuk dikatakan, bahwa tidak ada satupun
yang ditemukan oleh Allah telah, atau akan pernah ada manusia mendapatkan keselamatan karena
dia diperhitungkan benar berdasarkan moralitas dan perilakunya yang baik [
berdasarkan Taurat baik otentik maupun kehadiran pada dorongan hati] di mata Allah. Yesus mengatakan: tidak ada yang baik selain
Allah saja. Sebagaimana telah saya jelaskan juga pada tinjauan bagian1”O”. Roma
2:6
berbicara tak
sebatas penghakiman berdasarkan Taurat, sebab
harus diingat bahwa akar 2:6 adalah ALLAH memang HAKIM ATAS SEMUA
MANUSIA [bacalah 2:1-3, perhatikan ayat 3] dan kalau anda membaca 2:14,
maka anda akan berjumpa keberadaan bangsa-bangsa lain
atau non Israel yang juga dilingkupkan kedalam penghakiman
berdasarkan perbuatan [harus dibaca bahwa perbuatan di sini sebagaimana
yang dimaksud oleh Taurat] seperti yang dinyatakan rasul Paulus: Roma 2:14 Apabila bangsa-bangsa lain
yang tidak memiliki hukum Taurat oleh
dorongan diri sendiri melakukan
apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak
memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Kita menemukan:….
Bagian1Q : Menghakimi semua orang. Menghakimi
SEMUA orang menurut perbuatannya, dengan demikian,
pada orang-orang percaya: -tidak
menentukan: apakah keselamatan jiwa itu akan dicapai atau tidak, -dan apakah
pada akhirnya keselamatan itu pada akhirnya terwujud, -sebab dalam kedua
perkara itu, Allahlah yang menetapkan bagaimana
final keselamatan orang percaya itu. MUTLAK oleh karena Kristus telah menebus
“kamu” dengan darah
yang mahal, darah Kristus. Darah yang mahal, dengan demikian
menjaminkan semua orang percaya yang ditebus dengan darah yang mahal, memiliki
pada dirinya apa yang mahal dari Allah. Mereka menjadi sorot perhatian Allah
selama di dunia ini, mereka adalah orang-orang percaya yang dipelihara oleh
Allah sebab pada diri mereka, Allah
melihat darah
Anak-Nya yang mahal itu telah
memeteraikan mereka.
Bandingkan dengan: Yohanes
1:29 "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Matius
26:27-28 (27)Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya
kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.(28) Sebab inilah darah-Ku,
darah
perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Ibrani 9:22,26 (22) Dan
hampir segala sesuatu disucikan menurut
hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah
tidak ada pengampunan….. Itu
sebabnya orang-orang percaya disebut
sebagai orang yang dibenarkan, tidak akan ada ditemukan kebenaran
pada siapapun manusia [sebab Yesus bahkan berkata tidak ada satupun manusia
yang baik selain Allah saja- sebagaimana telah saya kemukakan pada bagian 1L]. Pembenaran orang percaya semata karena anugerah. Jika
berdasarkan pada pengadilan Allah, maka tidak ada satupun manusia yang tidak
bersalah. Pengadilan hanyalah untuk memastikan kesalahan dan memberikan
keadilan pada terdakwa: penghukuman
sebagai akibat perbuatan-perbuatan dosa dan sebagai konsekuensi tidak memiliki
pembenaran didalam Kristus: Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan
karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena
Tuhan kita, Yesus Kristus.
Bagian 1R : Seberapa rusaknya manusia itu?
Seberapa bejatnyakah manusia itu, dalam pandangan Allah? Ini bukan vonis
sembarangan, sebab Allah mengamati para manusia dari tempatnya yang kudus,
sorga. Tak terbayangkan, Allah yang kudus di tempatnya yang kudus, akankah
pernah dia menjumpai satu saja kekudusan di muka bumi, sebagaimana yang ada di
sorga [Matius 6:10]? “Bawah”
dan “sorga,” bukan sekedar tempat di bumi dan tempat di sorga, tetapi
bagaimana sorga menilai bumi, bagaimana kehendak
kudus sorga mengukur moralitas bumi. Sebuah
ukuran yang begitu mulia digunakan untuk mengukur, oleh sebab Tuhan mulia dan
kudus adanya atau pada hakikatnya.
Tak mengherankan, ketika berbicara penghakiman yang diselenggarakan oleh Allah,
sepatutnyalah tidak ada satu manusiapun yang berani berpikir mengenai dirinya akan memiliki
peluang pembenaran di dalam pengadilan Allah, Daud
berkata: Mazmur 143:2 Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara
yang hidup tidak seorangpun yang
benar di hadapan-Mu. Salomo berkata: 1Raja-Raja
8:46 Apabila mereka berdosa kepada-Mu--karena tidak ada manusia yang tidak berdosa--dan Engkau murka
kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut
tertawan ke negeri musuh yang jauh atau yang dekat. Tak akan pernah ada manusia
yang dapat bertahan di dalam pengadilan Allah, keluar sebagai orang benar. Catatan-catatan kriminalnya, adalah
catatan yang lahir dari pencatatan Allah yang memandang segenap manusia: Mazmur
130:3 Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?... Perhatikan. Kondisi
kemanusiaan para manusia yang
digambarkan kitab suci didalam cara yang sedemikian bejatnya, saat mengatakan sedemikian bejatnya,
tidak sedang dengan sebuah niatan untuk menampikkan nilai-nilai moral dan etika
yang “baik” [memberikan tanda petik sebab saya meletakan baik dihadapan sorga]
sebagai dibutuhkan setiap manusia didalam relasi sesama manusia, diperlukan
untuk tetap eksis didalam dunia manusia beserta segala apresiasinya, namun
dalam hal manusia memiliki apresiasi yang baik pada hal-hal baik tidak
menunjukan pada hakikatnya, manusia itu baik. Mengingat manusia yang sama
melahirkan perang, kejahatan, dusta, pembunuhan dan berbagai macam bentuk
kekejian baik didalam hati dan pikirannya, apalagi perbuatan. Sehingga dalam
perspektif semacam ini, mengatakan manusia sedemikian bejatnya adalah sebuah
“statement” yang sangat sukar untuk diterima didalam dunia moral manusia yang
beradab [kembali kata beradab harus tetap diapresiasi sebagai hal yang memang
sangat diperlukan, tanpa perlu mengindikasikan bahwa manusia pada dasarnya
beradab, sebab manusia yang sama juga melahirkan penghancuran peradaban
dirinya, satu sama lain]. Sedemikian bejatnya, mengatakan demikian, beranjak
dari realita yang diangkat oleh Allah sendiri: “TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak
manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang
mencari Allah.(3) Mereka semua telah menyeleweng, semuanya
telah bejat; tidak ada yang berbuat baik,
seorangpun tidak.”
Bagian1S : Apakah
yang disembunyikan itu? Lukas 10:21 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah
Anak selain
Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." Apa yang tersembunyi adalah:
misteri mengapa seseorang
dapat beriman kepada Yesus Kristus? Misteri yang tetap menjadi rahasia bagi orang-orang pada umumnya, namun
misteri itu tidak lagi menjadi rahasia
bagi orang-orang yang telah dijadikan beriman kepadanya Tercatat di sorga
adalah misteri dan rahasia, namun bukan lagi rahasia dan teka teki kebenaran
kala Yesus menyingkapkannya, Yesus adalah kunci,
mengapa seseorang dapat berada didalam kitab itu: tidak
ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain orang yang
kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu [dengan
demikian, seseorang yang diperkenan oleh
Anak untuk mengenal siapakah dia sesungguhnya, sebagaimana Bapa, secara ketat
bertaut dengan tertulisnya nama seseorang. Yesus dengan demikian menjadi
penulis nama seseorang tercatat di sorga- ini harus dikatakan
demikian, sebab kepada siapa Yesus berkata saat itu, adalah kepada para
murid yang beriman dan bertindak di dalam imannya pada kuasa yang mereka terima
dari Kristus].
Misteri dan rahasia bagaimana seseorang
dapat mengetahui siapakah Anak [yang sangat rahasia! Sebab dikatakan: tidak ada yang tahu siapakah Anak selain
Bapa. Mengetahui siapakah Anak, sebagaimana Bapa, dengan demikian
sangat penting dalam pandangan sorga: “ dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan
hal itu.”]
Mengetahui siapakah Yesus, oleh Yesus
sendiri dikatakannya sebagai hal yang
sungguh membahagiakan dan sungguh
dinantikan oleh para nabi. Ini sebuah kalimat pernyataan yang sangat
luar biasa, sebab dia menautkan keilahian Allah sebagai
milik kepunyaannya pada penantian dirinya dan pengenalan dirinya.
Penantian
dan pengenalan dirinya dengan demikian adalah ilahi
oleh sebab merupakan hal yang telah ditetapkan
oleh Bapa, diungkapkannya rahasia itu kepada para nabi-Nya: Lukas
10:23-24 (23)Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri
dan berkata: "Berbahagialah
mata yang melihat apa yang kamu lihat.(24) Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi
dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu
dengar, tetapi tidak mendengarnya."
Bagian1T : Dan kota Yerusalem menggelar sidang
untuk memeriksa mereka. Sebuah kota
menggelar sidang karena ada dua orang
memberitakan sebuah keyakinan kepada keyakinan lainnya: Kisah
Para Rasul 4:5 Pada keesokan harinya
pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang
di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan
Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan
Imam Besar.
Kisah Para Rasul 4:7 Lalu Petrus dan
Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini:
"Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian
itu?"
Apakah jawaban Petrus dan Yohanes
terhadap pertanyaan yang diajukan kepada mereka sebagai terperiksa:
Kisah Para Rasul 4:8 Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai
pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,(9) jika kami sekarang harus diperiksa
karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa
manakah orang itu disembuhkan,(10) maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan
oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam
nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah
dibangkitkan Allah dari antara orang mati--bahwa oleh karena Yesus itulah orang
ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.(11) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru. Perhatikan, sidang pengadilan ini
secara tiba-tiba berbalik arah. Para terperiksa kini menjadi hakim atas para pemimpin agama Yahudi yang menolak
untuk mendengarkan Yesus. Apakah
jawaban Petrus yang dipimpin sepenuhnya oleh Roh Kudus dengan demikian
mengindikasikan bahwa injil Kristus dan keselamatan di dalam Yesus Kristus
hanya terbatas bagi bangsa Yahudi atau hanya kepada yang beriman saja?
Jelas, orang-orang Yahudi tak mengimani Kristus, namun tak membuat kebenaran
Injil Kristus harus menjadi tak berlaku dan tak boleh diberitakan. Faktanya
baik Rasul Yohanes dan Rasul Petrus adalah 2 rasul yang sangat berani
memberitakan kepada yang tak beriman. Kita telah melihat satu bukti yang
terkokoh bagi mereka untuk tak
bermain-main dengan pernyataan Bapa terhadap Yesus, tadi. Dan
berikut ini adalah penjelasan Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus, menunjukan bahwa
kebenaran Yesus Kristus sebagai satu-satunya keselamatan didalam dunia global
yang menerobos apapun keyakinan dan
agama :
Kisah 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain
di dalam Dia, sebab di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Bagian1U : Ketika pendeta Erastus Sabdono menyatakan: “dunia
baru ini bukan hanya milik orang-orang Kristen tetapi juga milik
orang-orang yang dihakimi menurut perbuatan,” ada sebuah
kefatalan mematikan yang dimunculkannya, yaitu kala dia memandang keabsolutan
kebenaran dan keselamatan sebagaimana
yang diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri, bagaikan sebuah kompetisi satu
kebenaran diantara kebenaran-kebenaran lainnya. Seolah-olah ada sebuah
pertarungan yang sedang dilancarkan oleh
Yesus dan para manusia yang mempercayai atau beriman kepadanya. Ini adalah
sebuah penistaan pada kebasolutan yang
Yesus sendiri tegakan, bukan pada bagaimana orang-orang Kristen yang terlampau
mengagung-agungkannya. Yesus sendirlah yang meletakan dirinya sebagai
satu-satunya dan tidak ada yang lain: “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku[Yoh
14:6]”; Jawab Yesus: "Akulah
kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup
walaupun ia sudah mati,[Yoh 11:25]; Maka
kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah
pintu ke domba-domba itu[Yoh 10:7]; Kata
Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang
kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia
tidak akan haus lagi [Yohanes 6:35]; Maka
Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang
dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup[Yoh 8:12]"; Selama Aku di dalam dunia, Akulah
terang dunia[Yoh 9:5]."; Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada [Yoh 8:58]"; Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan
ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput”[Yoh 10:9]; Akulah gembala yang baik. Gembala
yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya [Yoh 10:11]; Akulah pokok anggur yang benar dan
Bapa-Kulah pengusahanya[Yoh 11:1]. Semua itu, pernyataan Yesus, betapa
dirinya teramat sentral dalam sebuah
keabsolutan terhadap dunia! Perhatikan terhadap dunia, oleh sebab dia berkata
pada semua perkataannya menjangkau hingga kesudahan zaman dunia kini dan
penghakiman globalnya. Bukankah dia
adalah sang hakim itu sendiri? Yohanes 8:22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya
kepada Anak,
Jika Anak adalah hakim atas siapapun,
dengan dasar apakah dia menghakimi? Tentu atas dasar dirinya sendiri dan
segenap perkataannya yang telah mengikat segenap bola dunia ini. Terlihat
sangat mengagungkan Yesus, bukankah demikian? Sangat menyentralkan dan
mengabsolutkan diri Yesus. Tetapi memang demikianlah tujuannya, tujuan dari
Allah pencipta langit dan bumi ini: Yohanes 5:23 supaya semua orang menghormati
Anak sama seperti
mereka menghormati Bapa.
Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang
mengutus Dia.
Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku
dan percaya kepada Dia
yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah
dari dalam maut ke dalam hidup. Apakah dasar bagi Yesus untuk bukan sekedar
menyatakan janji hidup kekal, namun memastikannya sebagai realita akan datang?
Karena dia berkata: tidak turut dihukum! Apakah dia seorang Penyelamat Tunggal dan sekaligus Hakim
Tunggal? Ya! Kita sudah mendengar semua penghakiman telah diserahkan kepada
Anak, Bapa tidak turut menghakimi [ Yohanes 8:22].
Tinjauan
Bagian 1 secara keseluruhan telah tuntas, dan masih berlanjut ke tinjauan Bagian 2, Bagian 3, 4&5, BAGIAN 6,
Segala Kemuliaan Hanya Bagi Tuhan
No comments:
Post a Comment