Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian1”O”
Penghakiman
menurut atau berdasarkan perbuatan manusia itu sendiri, sudah saya paparkan pada bagian 1D. Namun, saya telah memutuskan akan tetap menjelaskannya, ini memang
sebuah resiko pengulasan yang begerak berdasarkan dinamika siapa yang sedang saya tinjau, cara ini bukan yang ideal pada aspek
kesistematikaan, tetapi berguna atau
bernilai untuk meraba
jiwa atau karakter utama pengajaran si pengajar, dalam hal ini pendeta Dr.Erastus Sabdono. Saya
dapat katakan paragraf 13 ini bersentralkan pada penghakiman menurut perbuatan, jika melihat teks-teks firman yang ditautkannya dan bagaimana ia menggunakannya untuk mendukung pengajarannya, dalam sebuah cara yang sedemikian rupa. Saya sudah
memulainya dari Kejadian 4:7, dan kini menyentuh Roma 2:6, sebagaimana terdapat
dalam bagian penjelasannya: “... .Itulah
sebabnya ada penghakiman dimana setiap orang harus dihakimi menurut perbuatan,
yaitu mereka yang tidak mendengar Injil (Rom 2:6; 1 Pet 1:17; Wah
20:12 dan lain sebagainya).”
Sambil tetap mengingat bahwa gagasan megah yang diusungnya:“Pola Lain Keselamatan” [bagian 1B] sebagai terbuka, dan dikatakan olehnya, sebagai dianjurkan oleh
kitab suci, hal yang untuk ke sekian kalinya digaungkan pada
pembuka paragraf ini: “Apakah berarti di
dalam agama lain tidak ada kebaikan? Tentu ada juga,..”
Mari kita membaca:
Roma 2:6 “Ia
akan membalas setiap orang menurut perbuatannya”
Pada tinjauan
bagian 1D, saya sudah memaparkan bahwa
penghakiman menurut perbuatan memang ada dan alkitabiah, namun sama sekali tidak memberikan gagasan akan adanya pola lain
keselamatan.
Tak ada satupun kemungkinan untuk sebuah keselamatan
berbasiskan pada “kebaikan” atau “perbuatan,” sehingga dikatakan sebagai
“pintu” keselamatan yang eksis di dalam
agama-agama atau kepercayaan lain [bacalah
tinjauan bagian1G]. Alkitab tidak sama sekali sedang menunjuk pada hal yang demikian.
Adakah Keselamatan
Yang Datang Dari Perbuatan-Perbuatan Para
Manusia, Terlepas Dari Sang Kristus- Sang Penyelamat Tunggal Dari Allah?
Bahwa penghakiman berdasarkan perbuatan memang ada, dan perbuatan baik memang
diperhitungkan oleh Allah, harus diakui benar adanya di dalam Alkitab. Namun,
harus juga sama tegasnya untuk dikatakan, bahwa tidak
ada satupun yang ditemukan
oleh Allah telah, atau akan pernah ada
manusia mendapatkan keselamatan karena dia diperhitungkan benar berdasarkan
moralitas dan perilakunya yang baik [ berdasarkan Taurat baik otentik maupun
kehadiran pada dorongan hati] di mata
Allah. Yesus mengatakan: tidak
ada yang baik selain Allah saja. Sebagaimana telah saya jelaskan juga pada tinjauan bagian1”O”.
Roma
2:6 berbicara tak sebatas penghakiman berdasarkan
Taurat, sebab harus diingat bahwa akar 2:6 adalah ALLAH
memang HAKIM ATAS SEMUA MANUSIA [bacalah 2:1-3, perhatikan ayat 3] dan kalau
anda membaca 2:14, maka anda akan berjumpa keberadaan bangsa-bangsa lain atau non
Israel yang juga dilingkupkan kedalam
penghakiman berdasarkan perbuatan [harus dibaca bahwa perbuatan di sini
sebagaimana yang dimaksud oleh Taurat] seperti yang dinyatakan rasul Paulus:
Roma 2:14 Apabila bangsa-bangsa lain
yang tidak memiliki hukum Taurat oleh
dorongan diri sendiri melakukan
apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki
hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.
Kita
menemukan:
a.bangsa-bangsa
lain
b.tidak
memiliki taurat
c.namun
mereka memiliki kebenaran senilai Taurat sekalipun bukan pemilik otentik
d.itu
diakui oleh Allah pada keberadaan yang demikian: “oleh diri sendiri melakukan
apa yang dituntut hukum taurat.”
e.sehingga
ada kehadiran hukum taurat yang bekerja, sekalipun mereka tidak menyembah YHWH
itu
f.Bahkan
dengan demikian diperhitungkan sebagai memiliki kesetaraan:”walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka
menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.”
Poin-poin
a-f, segera akan dinilai oleh pengajar “pola lain keselamatan”, sebagai
sedang menyampaikan pesan ketidakeksklusifan kemutlakan dan keistimewaan penghakiman
berdasarkan Taurat [sehingga demikian juga pada keselamatan di dalam Kristus].
Saya dapat segera mengatakan tidak demikian, ketika Paulus menuliskan
2:14, dia sama sekali tidak sedang
melakukan reduksi yang bagaimanapun pada keeksklusifan cara keselamatan itu, namun menunjukan
keglobalan penghakiman Tuhan dan kemutlakan
global pada bagaimana Allah menghakimi dosa
dan para manusianya, juga pada bagaimana solusi keselamatan-Nya. Anda
akan temukan paparan Paulus yang begitu
istimewa panjangnya pada Roma 9-11
yang menujukan bahwa Paulus tidak sedang membicarakan keuniversalan keselamatan, bahwa ada keselamatan,juga, pada cara keselamatan atau keberimanan
di luar atau terlepas dari diri dan karya Yesus Kristus di kayu salib, kala Paulus sedang mengulas Taurat dalam relasinya yang istimewa dengan Israel; Israel yang
gagal. Paulus tidak sedang mengajarkan sebuah pola lain keselamatan, sebuah iman lain tanpa Yesus, sehingga dapat mengatakan, pun orang beragama
lain dapat memiliki keselamatan, sebab Yesus hadir juga kala mereka bermoralitas lebih baik
daripada orang percaya itu sendiri [sekalipun mereka tak berjumpa dengan Yesus dan karya keselamatannya yang harus terjadi oleh sebab kebenaran Taurat tidak menghasilkan satupun keselamatan bagi manusia]. Paulus tidak sedang mereduksi Dia yang
sudah menangkapnya di jalannya menuju Damsyik [Kisah Para Rasul 9:3-8], saya berharap dapat membuat tinjauan khusus Roma
9-11 seusai menuntaskan tinjauan pengajaran ini.
Namun,
memang 2:14 ini dapat disalahgunakan untuk mendukung
keberadaan pola lain keselamatan, hal yang sama sekali tidak dimaksudkan
Paulus di dalam suratnya tersebut, seolah Paulus sedang menyatakan tidak ada eksklusivitas pada iman
Kristen, sehingga membuka peluang keberadaan Yesus atau kebenaran karena
perbuatan baik pada agama lain, terlepas dari Kristus- sebagaimana bangsa lain
dihakimi berdasarkan Taurat tanpa mereka beriman kepada YHWH itu sendiri. Seaktualnya juga, ini
bukan soal agama mana yang memiliki eksklusivitas kebenaran atau superioritas
kebenaran, tetapi pada
realitas segenap
manusia: tidak ada yang baik
selain Allah saja [Markus 10:18; realitas ini dikatakan oleh Yesus, sehingga pada apa yang dikatakan Yesus ini, jangan pernah sekalipun ada satu manusia pun yang berkata bahwa omongan Yesus ini adalah omong kosong, dengan berkata bahwa manusia harus berjuang keras untuk mendapatkan keselamatannya. Yesus bukan sedang menakdirkan dalam sebuah cara yang mematikan sebuah semangat didalam dirimu atau diri saya. Hanya jika memang dalam pandangan Allah, saya dan anda mampu menjadi orang baik maka Yesus tak akan berkata demikian. Cara Yesus menebus setiap anak-anak-Nya melalui sebuah kematian Anak-Nya adalah realita yang tak ada satu manusia dapat melakukannya. Tak ada satupun yang baik, itu sepanjang peradaban manusia semenjak Yesus meletakan standardnya : HANYA ALLAH; bacalah kembali tinjauan bagian 1L]. Sehingga saya harus tegaskan, Alkitab
saat membicarakan ini, tidak sedang
membicarakan superioritas agama tertentu terhadap agama-agama lain. Tidak
sedang mengajarkan sebuah kompetisi kebenaran-kebenaran di sini,
sebab tidak ada poli
kebenaran pada Alkitab. Ini juga, dengan demikian, bukan sebuah kecongkakan
iman atau arogansi doktrinal pada Alkitab, dan pada iman Kristen. Sebaliknya, sebagaimana Paulus menundukan dirinya kepada
kebenaran di dalam dan oleh Kristus, dia
sedang menuturkan keberadaan segenap manusia
yang berada dibawah penghakiman Allah
[2:5]. Tak ada satu
predisposisi yang bagaimanapun menyiratkan ada satu saja manusia yang tak dibawah predisposisi senantiasa [yang
sebetulnya adalah penghakiman mutlak bahkan sebelum penghakiman terakhir] yang
berkata: semua manusia
pada dasarnya dibawah penghakiman Tuhan.
Semua manusia pasti akan dihakimi, semua manusia sudah bersalah sehingga semua pasti sudah berada dibawah penghakiman Allah, menantikan pewujudannya
itu absolut! Semua harus masuk ke ruang pengadilan untuk dihakimi. Semua adalah
terdakwa. Hanya karena anda sejak dini adalah terdakwa dan sudah menanti semua manusia, sebuah pengadilan agung yang
baru akan dilaksanakan jauh ke depan di hari Penghakiman, maka itu juga bermakna, segenap barang
bukti sudah memadai dan sudah tersedia saat ini! Maka anda PASTI masuk pada pengadilan itu sebagai seorang terdakwa.
Dan ini adalah pengadilan Allah yang maha suci.
Dan
begitulah Roma 2:14 seaktualnya
mengatakan kepada saya dan anda. Itulah yang sebenarnya. Bangsa-bangsa lain
pun demikian. Jika pada bangsa Israel demikian, maka demikian juga dengan bangsa
lain;
jika pada bangsa taurat, dihakimi, maka
lebih lagi bangsa non taurat. Tanpa Yesus.
Dalam
pengadilan Allah, Israel dapat diperiksa berdasarkan taurat, ada dasar
legalitas ilahi untuk memeriksa Israel sebagai penjahat. Lalu bagaimana dengan bangsa
non taurat, apakah dasar legalitas ilahi untuk memeriksanya sebagai penjahat? Apakah
dasar hukum sehingga Allah memiliki juridiksi untuk menghakimi mereka yang non
Yahudi,juga, sebagai penjahat sebagaimana dilakukan-Nya pada Israel? Apakah
diperlukan sebuah kitab yang lain atau kebenaran yang lain?
Tidak,
kitab hukum yang sama dan kebenaran yang sama. Sebuah ketunggalan kebenaran
Allah dalam menghakimi pada segenap manusia didemonstrasikan oleh Paulus.
Demonstrasi yang menunjukan bagaimana kitab perundangan-undangan itu dapat
hadir dan menjadi dasar pengadilan, pada 2:14. Tidak menyembah YHWH namun juga dihakimi sama
seperti penyembah YHWH? Namun sebelum saya dan anda meneruskannya, apakah ini adalah pertanyaan yang tepat kala
yang menjadi hakim adalah Allah pencipta segenap bumi dan lagit dan seluruh
alam semesta? Apakah Dia dapat diisolasikan oleh karena Taurat hanya bagi
Israel? Jawabnya: Tidak.
Ini
dapat dibukti oleh Paulus sendiri:
Roma
2:6–12 “(6) Ia akan membalas setiap
orang menurut perbuatannya, (7) yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan
tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,(8)
tetapi
murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat
kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.(9) Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang
berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi
dan juga orang Yunani,(10) tetapi kemuliaan, kehormatan
dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama
orang Yahudi, dan juga orang Yunani.(11) Sebab Allah tidak
memandang bulu.(12) Sebab semua orang
yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua
orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.
Penghakiman
adalah global terhadap semua manusia. Apakah
Yahudi, atau bangsa –bangsa lain. Dan Allah tak memerlukan kitab hukum
baru selain Taurat itu sendiri, dia menuliskannya pada hati segenap manusia.
Perhatikan SEGENAP manusia:
Roma
2:15-16 (15)Sebab dengan itu mereka
menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada
tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan
pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. (16) Hal
itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai
dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus
Yesus.
Kita
menemukan hal yang semakin menarik: menemukan Kristus sebagai hakim
bagi bangsa-bangsa non Taurat, bukan penyembah YHWH.
Secara
fundamental kita akan menemukan 2 hal yang mencengangkan:
a.
Taurat dituliskan oleh Allah pada hati bangsa-bangsa lain, yang bukan penyembah
YHWH, sehingga menjadi kitab yang memeriksa perbuatan mereka di pengadilan
Allah, layaknya pada umat Taurat yang
dikasihi-Nya
b.
Yesus Kristus menjadi hakim bagi umat Taurat dan non umat Taurat [ ini sama
sekali tidak berbicara bagaimana penghakiman orang beriman pada Kristus akan
berlangsung, sebab dasarnya adalah Taurat baik pada bangsa Yahudi dan
bangsa-bangsa lain (Roma 2:12)]
Dua
ini sangat esensial untuk diperhatikan sebab jika melenceng dari maksud Paulus
maka akan tersesat dalam menyampaikan
kebenaran.
Kebenaran
apa?
Bahwa:
Yesus
adalah hakim yang menghakimi segala bangsa, tak peduli apakah percaya kepadanya
atau tidak kepadanya [ Matius 13:49, 25:32; 1 Sam 2:10; Yeh 34:17, Yeh 34:20; 2
Kor 5:10)
BUKAN
bahwa
dengan demikian sebagaimana kebenaran
Taurat dapat hadir pada bangsa-bangsa lain, tanpa perlu menyembah Yahweh, maka
harus dikatakan, Yesus dapat hadir pada setiap orang tanpa perlu menyembah dan
beriman kepada Yesus, asalkan orang tersebut melakukan apa yang
diperintahkan atau dikehendaki oleh
Yesus Kristus [bagaimana mungkin mengidentifikasi diri pada apa yang diperintahkan atau dikehendaki oleh Yesus tanpa beriman?? Bagaimana mungkin tanpa beriman kepada Yesus dapat melakukan kehendak dan perintahnya seperti pada Yohanes 14:21,23; Yohanes 15:10; Yohanes 16:27?!].
MENGAPA?
(1)Sebab
Roma 2:14 yang berbunyi: “Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak
memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut
hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi
hukum Taurat bagi diri mereka sendiri,” sedang berbicara mengenai Allah adalah hakim bagi
segenap ras manusia, tak peduli apakah percaya pada janji keselamatan yang dimiliki Israel atau tidak. Ayat ini tidak
dapat sama sekali direinterpretasikan bahwa jika demikian, begitulah cara kerja keselamatan itu. Yesus yang sudah hadir ke dunia bagi semua manusia
dapat dipandang hadir pada orang-orang tak percaya manakala memiliki kualitas
moral baik dan mulia, tak diperlukan menjadi percaya dan beriman kepada
Kristus.
(2)Kehadiran
Roma 2:15-16 yang menghadirkan Yesus pada penghakiman atas umat Taurat dan umat
non Taurat dengan satu kitab: Taurat, tidak bisa dimaknai bahwa dengan demikian
Yesus dapat hadir juga pada siapapun
tanpa perlu beriman pada Kristus. 2:15-16 pada dasarnya menunjukan Yesus
adalah hakim segenap bangsa, dan mengapa dia juga menjadi hakim dengan kitab
Taurat? Maka anda harus menghargai perkataan Yesus bahwa dia adalah Sang
Penggenap Taurat dan Sang Sempurna Pelaksana Taurat [Matius 5:17], sebagaimana
telah saya paparkan juga pada tinjuan
bagian 1A.
(3)Pada
dasarnya tak satupun Israel yang keluar dari persidangan Allah sebagai
yang terbukti tak bersalah:
Roma
2:17-24 (17) Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar
kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah,(18) dan tahu akan
kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang
baik dan mana yang tidak,(19) dan yakin, bahwa engkau adalah
penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan,(20) pendidik
orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat
engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran.(21) Jadi,
bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu
sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau
sendiri mencuri?(22) Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa
engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau
sendiri merampok rumah berhala?(23) Engkau bermegah atas
hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat
itu?(24) Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah
nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain."
[bacalah
bagian 1A dan bagian 1B dan bagian 1D]
Israel bukan saja gagal
memenuhi tuntutan Taurat [apalagi sebagaimana yang dikehendaki Yesus dalam
memenuhi Taurat sesempurna Bapa [Bagian
1A dan 1”O”], tetapi dikatakan:
-Menghina
Allah dengan cara melanggar Taurat [ini
sangat keras dan menguadratkan akibat
melanggar itu. Melanggar bukan saja mendatangkan penghukuman pada melanggar
itu, saja namun mendatankan penghukuman karena akibat tindakan melanggar, juga
diperhitungkan sebagai menghina Allah. Ini seperti pasal berlapis yang sedang didakwakan
pada terdakwa]
-Pelanggaran
Taurat, bukan hanya menghina Allah dan melanggar pada ketentuan-ketentuan Taurat itu sendiri, namun satu lagi dakwaan
kejahatan baru dimunculkan: penyebab bangsa lain menghujat nama Allah. Ini
pasal berlapis yang mematikan. Sebab
menghina Allah yang maha kudus sangat sukar untuk diselami, masih adakah
satu bentuk penghukuman yang tak mendatangkan hukuman kematian kekal atau
kebinasaan dalam kekekalan? Dan pada taraf yang lebih ringan, apakah
penghakiman seumur hidup tanpa api neraka sudah memadai untuk menjadi hukuman
setimpal bagi Israel yang menyebabkan nama Allah dihina bangsa-bangsa lain.
Bangsa-bangsa lain dinilai sebagai menghina
Allah, sudah sangat berdasar untuk menjatuhkan sebuah hukuman yang
berbobot neraka dalam kekekalan.
Jika demikian, apakah
ada satu saja terdakwa yang dapat divonis bebas berdasarkan Taurat baik secara
otentik ataupun secara dorongan dalam diri sekalipun tak beriman kepada YHWH
yang dapat menyelamatkan mereka? Jelas tidak!
Roma
3:10 seperti ada tertulis: "Tidak
ada yang benar, seorangpun tidak.
Mengapa?
Bacalah 3:11-18
Diadili
berdasarkan Taurat, baik otentik [pada orang Yahudi] ataupun oleh dorongan
dalam hati [ bangsa non Yahudi], tidak akan menghasilkan satupun orang yang
dinyatakan benar oleh Yesus Kristus:
Roma
3:20 Sebab tidak
seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena
melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang
mengenal dosa.
Yesus
Tidak Dapat Hadir Karena Perbuatan Baik, Dia Hadir Didalammu, Didalam Engkau Dianugerahkan-Nya Untuk Beriman
Kepada-Nya
Satu
yang tersisa, harus dijawab tegas, setelah saya menyatakan
Roma 2:14 tidak dapat diaplikasikan pada Yesus: Yesus dapat hadir tanpa perlu
beriman kepadanya, sebagaimana manusia
non Taurat “memiliki” Taurat tanpa
beriman; keselamatan dapat terjadi pada yang tak beriman pada Yesus asalkan
perbuatannya bernilai baik dan mulia. APAKAH BENAR pernyataan saya ini?
Apakah Paulus ada menjelaskannya?
Ada
sebuah kombinasi taurat dan kehadiran Yesus, sedang diajarkan oleh pendeta
Erastus ketika berbicara pola lain. Sudah kita ketahui
bahwa tidak ada kebenaran pada yang melakukan Taurat! Yang masih harus dicari
pada Paulus, adakah ia mengajarkan sebagaimana pendeta Erastus Sabdono, yakini?
Mari
kita perhatikan penjelasan Paulus:
Roma
3:22 yaitu kebenaran Allah karena
iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada
perbedaan.
Ayat 23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah
Ayat
24 dan oleh kasih
karunia telah dibenarkan
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Tak ada
kehadiran Yesus tanpa beriman kepadanya, dan juga tak
ada keberimanan diluar anugerah Allah pada seorang manusia yang dikehendaki-Nya. Beriman pada
Yesus adalah satu-satunya
simpul yang diciptakan Allah untuk berjumpanya kasih karunia dengan
manusia berdosa, satu-satunya jalan bagi manusia untuk mengalami kasih karunia.
Tak ada kehadiran Yesus dalam representasi perbuatan baik, mutlak dalam
beriman. Yesus adalah pribadi, bukan perbuatan-perbuatan. Dia menghendaki mendengar suaranya dan mengikutnya, bukan berbuat baik di kejauhan dan mengacuhkan siapakah Dia, asing terhadap kasih Allah yang begitu besar pada dunia ini.
Roma
3:22 juga bukan sebuah hal yang lain, seolah Paulus membuat 2 kamar keselamatan
bagi dunia Taurat dan dunia kasih Karunia, dan ekstra satu kamar lagi untuk keselamatan melalui kehadiran
Yesus didalam agama-agama lain atau terlepas
dari atau tanpa keberimanan pada Yesus didalam
karya Salibnya. Perhatikan ini, sebuah kemutlakan beriman dalam Yesus:
Roma
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan
Allah menjadi jalan pendamaian karena
iman, dalam
darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya
untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia
telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu
pada masa kesabaran-Nya.
Yesus,
hanya dia, yang ditentukan Allah. Ini bukan sebuah opsional apapun, seolah ada
pola lain keselamatan, pola yang terlepas dari Yesus, datang dari era sebelum
Yesus atau era Taurat. Ini Teks 3:35
mencakup era lama
– sebab sudah dikatan tidak seorangpun dapat dibenarkan dihadapan Allah
oleh karena melakukan Taurat [3:20]:
“Hal
ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan
dosa-dosa yang telah terjadi dahulu
pada masa kesabaran-Nya.”
Menegaskan
bahwa Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian [sehingga pengadilan Allah yang pasti
menghasilkan pengukuman maut mendapatkan resolusi keselamatan bagi manusia dari Allah]
yang beranjak
dari fakta pada era Taurat,
pada
semua manusia. Dan resolusi dalam darah Yesus, hanya terjadi jika beriman kepada Yesus Kristus. Tiada kehadiran Yesus padamu tanpa beriman. Paulus tidak berbicara kehadiran Yesus pada
orang tak beriman kala kebaikan yang dimintakan Yesus telah dilakukannya,
membuat orang Kristen kala gagal sama
baiknya dengan orang tak beriman akan
dikatakan sebagai tak lebih selamat daripada yang melakukan apa yang Yesus maui
tanpa memiliki Yesus atau tanpa mengalami perjumpaan dengan anugerah
keselamatan[ berbuat baik lebih mulia
daripada orang Kristen adalah hal yang sangat berbeda dengan berjumpa dengan
anugerah keselamatan dari Allah didalam darah Yesus]. Lagian, Yesus
tidak pernah membuat standard kebenaran pada komparasi antara
manusia satu dengan manusia lainnya. Yesus menetapkan standar pada
dirinya yang menjadi sang Penggenap Taurat dan Sang Sempurna pelaksana Taurat [bagian 1A]. Jika tidak demikian,
mustahil Yesus menjadi hakim pada pengadilan terakhir bagi segenap
manusia, siapapun dia!
Dengan
demikian, pandangan keselamatan berdasarkan perbuatan baik yang dinyatakan oleh
pendeta Erastus Sabdono adalah salah sama sekali. Alkitab tidak mengajarkan,
Paulus tidak mengajarkan. Pola lain keselamatan tidak juga sedang diajarkan
oleh Paulus.
Roma
3:28
Karena kami yakin, bahwa manusia
dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum
Taurat.
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada
TUHAN
No comments:
Post a Comment