Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu bagian 1T
Sekarang telah tiba
pada paragraf terakhir bagian 1 ini.
Pendeta Dr.Erastus Sabdono menyatakan atau mengajarkan begini:
Berkenaan dengan tersebut perlu
dijelaskan apakah sorga itu. Sorga adalah dunia yang baru (langit dan bumi yang
baru), dimana kehidupan yang pernah dirancang oleh Tuhan pada penciptaan semula
(Kej 1-2) akan di realisasi. Harus diingat kalau Alkitab menyatakan bahwa apa
yang diciptakan Tuhan semua adalah format yang terbaik (Kej 1:31), maka berarti
tidak ada format yang lebih baik dari pada itu. Sorga bukanlah alam roh, tetapi
alam fisik seperti yang kita kenal sekarang ini. Fasilitas yang digunakan juga
adalah alam semesta yang sama ini. Jadi, dunia yang akan datang adalah
pengulangan dunia yang pernah dirancang Tuhan. Pengulangan dunia baru ini bukan hanya milik orang-orang Kristen
tetapi juga milik orang-orang yang dihakimi menurut perbuatan dan yang
diperkenan masuk ke dalamnya. Tetapi mereka hanya menjadi anggota
masyarakat bukan memerintah bersama Kristus yang adalah Rajanya. Dalam hal ini
perbuatan baik merupakan ukuran keselamatan mereka, tetapi keselamatan mereka
tidak seperti keselamatan yang dimiliki oleh orang percaya.
Paragraf ini tidak
lain tidak bukan adalah penegasan dari apa yang telah dinyatakan pada sejumlah
paragraf terdahulu: Ada Pola Lain
Keselamatan. Hendak mengatakan secara
santun: keselamatan di dalam Yesus tidak
absolut sehingga bukan satu-satunya,
ada sebuah limitasi keberlakuan keselamatan di dalam Yesus, yaitu terbatas
hanya pada yang beriman saja. Tak ada
keberlakuan universal pada konsekuensi akibat penolakan atau ketakpercayaan.
Tak ada keberlakukan global pada konsekuensi mematikan semacam ini: “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak
akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di
bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal
Allah.”[Yohanes 3:18]; Siapa yang
percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya
akan dihukum [Markus 16:16]; Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang
kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup [Yohanes 5:24]. Percaya
kepada Yesus adalah absolut dan tidak memberi satu ruang alternatif yang
bagaimanapun. Percaya atau mati, tidak mempunyai hidup kekal. Ingat, Yesus
mengatakan itu pertama dan terutama. Apakah ada cara lain bagi keselamatan?
Jelas tak ada Pola Lain Keselamatan sehingga dapat dikatakannya: “dunia baru bukan hanya milik orang-orang
Kristen, tetapi juga milik orang-orang yang dihakimi menurut perbuatan.” Tentang
tidak ada sama sekali Pola Lain Keselamatan, sudah saya paparkan pada
tinjauan bagian 1B
dan bagian 1C;
bahkan Alkitab saya dan anda, pun mengatakan bahwa hasil penghakiman menurut
perbuatan, tidak akan pernah menghasilkan hasil berupa keberkenan Tuhan
baginya, sebagaimana telah saya paparkan pada tinjauan bagian 1i,
bagian 1P
. Tidak pernah ada perkenanan berdasarkan perbuatan baik atau tidak ada
perkenanan yang dilahirkan oleh penghakiman berdasarkan perbuatan baik; tiada ruang atau
kamar lain bagi keselamatan, selain hanya di dalam Kristus. Sebagaimana telah
saya paparkan pada tinjauan bagian 1D. Alkitab tidak ada berkata atau menganjurkan gagasan demikian, baik didalam keeksplisitan maupun didalam kesunyiannya.
Ketika pendeta Erastus Sabdono menyatakan: “dunia
baru ini bukan hanya milik orang-orang Kristen tetapi juga milik
orang-orang yang dihakimi menurut perbuatan,” ada sebuah
kefatalan mematikan yang dimunculkannya, yaitu kala dia memandang keabsolutan
kebenaran dan keselamatan sebagaimana
yang diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri, bagaikan sebuah kompetisi satu
kebenaran diantara kebenaran-kebenaran lainnya. Seolah-olah ada sebuah
pertarungan yang sedang dilancarkan oleh
Yesus dan para manusia yang mempercayai atau beriman kepadanya. Ini adalah
sebuah penistaan pada kebasolutan yang
Yesus sendiri tegakan, bukan pada bagaimana orang-orang Kristen yang terlampau
mengagung-agungkannya. Yesus sendirlah yang meletakan dirinya sebagai
satu-satunya dan tidak ada yang lain: “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku[Yoh
14:6]”; Jawab Yesus: "Akulah
kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup
walaupun ia sudah mati,[Yoh 11:25]; Maka
kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah
pintu ke domba-domba itu[Yoh 10:7]; Kata
Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang
kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia
tidak akan haus lagi [Yohanes 6:35]; Maka
Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang
dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup[Yoh 8:12]"; Selama Aku di dalam dunia, Akulah
terang dunia[Yoh 9:5]."; Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada [Yoh 8:58]"; Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan
ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput”[Yoh 10:9]; Akulah gembala yang baik. Gembala
yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya [Yoh 10:11]; Akulah pokok anggur yang benar dan
Bapa-Kulah pengusahanya[Yoh 11:1].
Semua itu, pernyataan
Yesus, betapa dirinya teramat sentral
dalam sebuah keabsolutan terhadap dunia! Perhatikan terhadap dunia, oleh sebab
dia berkata pada semua perkataannya menjangkau hingga kesudahan zaman dunia
kini dan penghakiman globalnya. Bukankah
dia adalah sang hakim itu sendiri?
Yohanes
8:22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah
menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,
Jika
Anak adalah hakim atas siapapun, dengan dasar apakah dia menghakimi? Tentu atas
dasar dirinya sendiri dan segenap perkataannya yang telah mengikat segenap bola
dunia ini.
Terlihat sangat
mengagungkan Yesus, bukankah demikian? Sangat menyentralkan dan mengabsolutkan
diri Yesus. Tetapi memang demikianlah tujuannya, tujuan dari Allah pencipta
langit dan bumi ini:
Yohanes
5:23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati
Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar
perkataan-Ku dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal
dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah
dari dalam maut ke dalam hidup.
Apakah
dasar bagi Yesus untuk bukan sekedar menyatakan janji hidup kekal, namun
memastikannya sebagai realita akan datang? Karena dia berkata: tidak turut
dihukum! Apakah dia seorang Penyelamat
Tunggal dan sekaligus Hakim Tunggal? Ya!
Kita
sudah mendengar semua penghakiman telah diserahkan kepada Anak, Bapa tidak
turut menghakimi [ Yohanes 8:22].
Yesus,
bahkan secara berani berkata mengenai bagaimana kelak dia akan menghakimi:
Yohanes
5:25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa
orang-orang mati akan mendengar suara
Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.
Yesus senantiasa
berkata bahwa dia adalah pemberi hidup, tanpa dia, siapapun pasti mati tanpa
pengharapan!
Yohanes
5:40 namun kamu tidak mau datang
kepada-Ku
untuk memperoleh hidup itu.
Tak percaya kepada Yesus, adalah sebuah hal yang mematikan sebab sidang pengadilan yang akan dilalui adalah sidang pengadilan berdasarkan perbuatan yang mengacu pada taurat, entah itu otentik atau ada di dalam dorongan hati, dengan hasil yang mematikan sebagaimana telah saya paparkan pada tinjauanbagian 1G, bagian 1M, dan bagian 1N. Perhatikanlah teks-teks firman ini:
Yohanes
5:25 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu
Musa, yang kepadanya kamu menaruh
pengharapanmu.
Setiap
orang yang berharap pada perbuatan baik sebagai dasar penghakiman, maka
penghakimannya adalah berdasarkan ketentuan Allah yang disampaikan kepada Musa.
Dan tentu dalam Musa tidak ada kehidupan; dalam mengupayakan perbuatan baik
sebagai dasar pembenaranmu dihadapan Allah, tak akan dijumpai sebuah kehidupan.
Yesus secara absolut telah berkata: “namun kamu tidak mau datang kepada-Ku
untuk memperoleh hidup itu” [Yoh 5:40]
Memperoleh
hidup hanya akan didapatkan dari datang dan beriman kepada Yesus Kristus. Tidak
ada yang lain, bahkan Yesus sudah menegaskan dalam nilai dan realita kekekalan
di dalam dunia temporal ini bahwa hanya dirinyalah pemberi hidup, bukan Musa
dan beserta hukum yang diberikan Allah kepadanya. Saya telah menunjukan pada
bagian-bagian terdahulu, apakah maksud Taurat itu diberikan, apa yang hendak
ditunjukan oleh Taurat itu.
Sekali lagi saya
katakan, adalah sebuah kesalahan yang teramat fatal memiliki gagasan kompetitif
didalam beriman, apalagi dalam memandang dan dalam mengapresiasi Yesus dan
segenap pengajarannya yang bersentral pada dirinya saja secara absolut. Jika
demikian yang dilakukan, maka itu adalah sebuah reduksi yang sangat lancang
kepada Dia Sang Logos yang menjadi
manusia untuk menyatakan sabda-Nya yaitu dirinya dan perkataannya. Perihal ini,
sudah saya kemukakan pada tinjauan bagian1P, dan saya akan mengutipkan sedikit saja, apa yang telah saya nyatakan
terhadap pandangan pendeta Erastus ini:
Tak
ada satupun yang baik, itu sepanjang peradaban manusia semenjak Yesus meletakan
standardnya : HANYA ALLAH; bacalah kembali tinjauan bagian 1L]. Sehingga saya
harus tegaskan, Alkitab saat membicarakan ini, tidak sedang membicarakan superioritas agama tertentu terhadap
agama-agama lain. Tidak sedang mengajarkan sebuah kompetisi
kebenaran-kebenaran di sini, sebab tidak ada poli kebenaran pada
Alkitab. Ini juga, dengan demikian, bukan sebuah kecongkakan iman
atau arogansi doktrinal pada Alkitab, dan pada iman Kristen. Sebaliknya, sebagaimana Paulus menundukan dirinya kepada
kebenaran di dalam dan oleh Kristus, dia
sedang menuturkan keberadaan segenap manusia
yang berada dibawah penghakiman Allah
[2:5]. Tak ada satu predisposisi yang bagaimanapun menyiratkan ada satu saja manusia yang tak
dibawah predisposisi senantiasa [yang sebetulnya adalah penghakiman
mutlak bahkan sebelum penghakiman terakhir] yang berkata: semua manusia pada dasarnya dibawah penghakiman
Tuhan. Semua manusia pasti
akan dihakimi, semua manusia sudah bersalah sehingga semua pasti sudah
berada dibawah penghakiman Allah, menantikan pewujudannya itu absolut! Semua harus
masuk ke ruang pengadilan untuk dihakimi.
Ini Kebenaran Kekal Sebab Datang Dari Sang Logos
Yang Masuk Ke Dunia Ini Menjadi Manusia (Yohanes 1:1,14; Koloses 1:15-17),
Bukan Paradigma Lama Yang Telah Usang, Sehingga Perlu Diganti Dengan Paradigma
Baru
Sentralitas diri Yesus dan kebasolutan beriman kepadanya saja sebagai
sumber kehidupan kekal adalah kebenaran dari sorga. Anda tak bisa katakan itu paradigma
usang, apalagi salah, produk manusia-manusia purba yang hidup di dalam era dan
tantangan yang jauh berbeda, bahwa dengan demikian kebenaran yang mulia itu memang
mulia pada mulanya namun seiring perjalanan zaman maka kebenaran itu sudah
mulai pupus kemuliaannya. Dahulu untuk beriman bukan perkara mudah, nyawa
taruhannya, sekarang gampang karena kehidupan lebih beradab dan beretika. Walau
perlu diingat bahwa kebiadaban dan keprimitifan jiwa manusia tetap
berpijar hebat dikawasan Timur Tengah
dimana karena orang tak mau menanggalkan imannya, nyawa dapat melayang dalam
satu tebasan senjata tajam atau lesatan
peluru-peluru menghujam tubuh. Namun, itu bukan kebenaran tertingginya, sebab
percaya atau dapat beriman kepadanya, menurut Yesus bukan bersumber pada
kapasitas manusia untuk mendengar dan kemudian percaya, namun semata tindakan
kasih karunia Allah untuk menentukan keselamatan terjadi pada seseorang didalam
berimannya dia kepada Yesus. Hanya pada Yesus. Terkait hal ini, saya akan
sajikan potret renungan pagi “mymorning
dew” bertema: Sentralitas Dan Absolutitas Diri Yesus Kristus dalam Iman & Pemberitaan Injil," yang saya sudah sajikan lebih
dahulu di akun facebook saya:
|
|
|
Pada bagian 1R, bagian 1S dan bagian 1T, saya sudah tunjukan bahwa Yesus sendiri sudah menentukan, siapa-siapa
yang berhak masuk ke dalam dunia baru. Sekali lagi, ini bukan kebenaran
kompetitif seolah-olah ini adalah arogansi doktrinal dan kebenaran. Bukan! Jika
anda percaya bahwa Yesus adalah Allah
Sang Logos yang pada mulanya di sorga [ bacalah: “Hubungan Yesus Dengan Allah”], maka anda tahu bahwa perkataan dan kebenarannya
adalah kebenaran semesta alam! Anda harus memandangnya didalam penundukan,
bukan bagaikan seorang yang memiliki wahyu lebih tinggi dari Sang Kristus itu
sendiri. Jika dia berkata hanya didalam dia saja ada kehidupan kekal, dan di
luar dirinya ada kebinasaan belaka:
Yohanes 8:23-24 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari
atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak
percaya, bahwa Akulah Dia,
kamu akan
mati dalam dosamu."
Apakah ini paradigma kuno atau tua atau lama atau usang? Anda mau
berkata bahwa Yesus adalah Sang Kebenaran yang usang dan lama, sehingga
anda melakukan modifikasi pada
firmannya?
Apa yang disebut sebagai pola
lain keselamatan, adalah sebuah penentangan frontal kepada Yesus sendiri.
Apakah Yesus adalah kebenaran usang
karena telah berusia lebih dari 2000 tahun lalu? Apakah Yesus hanya
sebuah kebenaran untuk konteksnya belaka dan tak memiliki ketuhanan yang global
pada dirinya dan kekuasaan global sebagai Tuhan atas segenap alam semesta dan
memberlakukan semua kehendaknya dan semua kebenaran tanpa pengecualian? Bahwa
Dia saja kebenaran dan keselamatan itu keberadaannya, bukan sebagai kebenaran
yang dapat dikompetisikan. Apakah Tuhan dapat dikompetisikan? Adakah
keselamatan lain di bawah kolong langit ini selain pada Yesus Kristus saja?
Jika itu ditanyakan pada Yesus, jelas jawabnya adalah tidak! Apa yang diajarkan oleh
pendeta Erastus Sabdono, dengan demikian adalah sebuah kesalahan fatal yang
mematikan bagi para pendengarnya. Menjauhkan dari kebenaran diri Yesus dan
perkataan Yesus sendiri, bagi Yesus, hanya dirinyalah sumber keselamatan yang
datang dari Allah. Tak ada keselamatan lain selain dirinya yang dikenali Allah,
dalam cara yang bagaimanapun.
Ulasan bagian 1 sudah usai. Saya, selanjutnya, akan segera menyajikan
ulasan bagian 2 yang akan menyorot “Keselamatan Di Luar Kristen 02.”
Bersambung ke Bagian 2A
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada
TUHAN
No comments:
Post a Comment