Oleh: Prof. Edwin Yamauchi
"kingship in the ancient near east" - bible oddissey |
Yehezkel Kaufmann,
seorang pakar Alkitab Israel, membuat pernyataan berikut ini dalam bukunya The
Religion Of Israel (1960), hal.318:
Imamat
25:39-43, pada sisi lain, pada keseluruhannya menuturkan perbudakan Israel,
karena orang-orang Israel adalah “budak-budak YHWH,” yang memiliki ketuhanan
yang menyingkirkan penundukan diri pada
para tuan manusia. Konsepsi setinggi dan seketat semacam ini, tak dapat
ditemukan sandingannya dimanapun juga dalam dunia purba, akan tetapi, hal itu,
dibatasi dalam aplikasinya pada
orang-orang Israel dan tidak mencakup pada orang-orang asing.
Kaufman secara sangat
kuat menekankan keunikan pengalaman
anak-anak Israel yang sayangnya terlampau menekankan kasusnya ini dan secara
penuh mengabaikan bukti dari budaya-budaya purba lain dari Timur Dekat.
Faktanya, jika
seseorang memandang fakta tersebut, maka orang itu akan mengalami kesukaran
yang sangat hebat untuk menemukan budaya di Timur Dekat yang tidak memiliki motif
“budak Alah.” Kita dapat mengambil sejumlah contoh-contoh yang mewakili hal
tersebut.
Nama-Nama
Budak Allah
I.Orang
Mesir
Banyak
dari contoh-contoh ini terjadi sebagai nama-nama yang bersifat theoporos atau
nama-nama pribadi itu mengusung sebuah dewa sebagai sebuah elemen. Dalam
Kerajaan Lama (2700-2200 Sebelum Masehi/Kristus), kita memiliki Hm-Ntr “Budak-dari-Allah”
“Budak –dari-Re,” Hm-Htr “Budak-dari-Hathor. Kemudian kita memiliki Hm-Ptah “Budak-dari-Ptah.”[1].
II.Orang
Babilonia
Dalam
Babilonia tua (1800-1600 Sebelum Masehi) kita memiliki tokoh sangat terkenal
yang bersejarag, seorang raja dari Larsa (1771-1759) yang dijuluki Warad-Sin
yang artinya “Budak-dari-(dewa) Sin,” serta juga Ab-di Ili “Budak-dari-Allah,”
dan Ab-du Ish-ta-ra “Budak –dari-Isthar.” Di Nuzi (1500-1400 Sebelum Kristus)
kita memiliki hal yang serupa dengan Warad Isthar, dan nama-nama lain termasuk Warad Kubi, “Budak –dari-Kubi”
(seorang setan jahat yang menyebabkan keguguran janin/kandungan) Dalam era
Kassite (1650-1175 Sebelum Masehi) kita memiliki Abdu-Nergal, “Budak-dari-Nergal.”[2]
Banyak dari nama-nama ini, juga muncul dalam surat-surat orang Akkadia yang
ditemukan di Amarna, Mesir (pada abad ke 14 Sebelum Kristus), misal Abdi-Hebad,
“Budak-dari-Heba” (sebuah ketuhanan
orang Hurria).
III.Orang-Orang
Ugarit
Di
Ras Shamra (1500-1200 Sebelum Kristus), kita memiliki nama-nama ‘bdil, “Budak-dari-[semacam]Allah,”
dan ‘bdb’l, “Budak-dari-Baal.” Juga ada muncul ‘bd lbit, “Budak-dari-Labi’t” (
Dewi Singa Betina). Dewi Singa Betina mungkin juga Atirat, Attart, atau Anat.
Yang belakangan itu adalah semacam dewi perang yang dikenal memiliki kekejaman,
yang diselebrasinya, dalam mitos-mitos orang Ugarit, dalam cara-cara sebagai
berikut:
-Dewi
itu menumpukan kepala-kepala di punggungnya
-Dewi
itu mengikatkan tangan-tangan pada
dadanya
-Lutut-lutut
dibenamkannya dalam darah para prajurit
-Paha-paha
dibenamkannya dalam darah-darah yang mengucur dari para tentara yang tewas
-Banyak
yang diperangi dan ditantangnya
-Peperangan
dan tatapan-tatapan
Anat menjejalinya hatinya dengan tawa
Hatinya
dipenuhi dengan sukacita [3]
IV.Orang
Misenia Yunani
Sebuah
contoh yang bukan merupakan nama Tuhan
tetapi sebuah perujukan pada semacam itu, datang dari tablet-tablet Linear B
(1450-1100 Sebelum Kristus) yang berasal dari Knossos di Krete dan Pylos di
Yunani: te-o-jo do-e-ro, dengan kata lain: theoio doelos. “budak Allah.”
Michael Ventris yang telah mengkonversi isi tablet kedalam bahasa normal
sebagai bahasa orang Misenia Yunani pada
1952, berkata:
Tetapi
sejauh ini, jumlah budak-budak yang dapat dinamai di Pylos adalah “budak-budak
dewa (atau dewi).” Dua penjelasan dari frasa ini, yang memungkinkan: baik kita
dapat menduga bahwa sejumlah budak telah menjadi benda kepunyaan sebuah
ketuhanan ketimbang seorang manusia, atau, bahwa gelar itu sebenarnya
menyingkapkan sejumlah status yang sangat berbeda dari budak-budak yang biasa
[4]
V.Orang
Phoenisia
Sebuah
contoh yang jauh lebih menarik dijumpai pada 3 tulisan yang ditera pada kepada
tombak dan anak panah dari El-Khadr di Palestina. Inskripsi-inskripsi itu
ditulis dalam skrip Phoenisian, serupa dengan inskripsi dari Tire dan Biblos
dan belakangan dengan inskripsi Mesha. Cross dan Milik menanggalkan
inskripsi-inskripsi tersebut pada abad ke 12 dan 11 Sebelum Masehi[5]. Mazar
akan menanggalkan semua itu lebih belakangan dan menempatkan mereka dalam era
Daud.
Inskripsi
pada semua 3 kepala anak panah terbaca: hs ‘bdlb’t “panah Budak-dari Dewi Singa Betina.” Mazar percaya
bahwa kepala anak-anak panah ini milik
para tentara bayaran yang memiliki patron ketuhanan
semacam Dewi Perang Singa Betina. Karena mereka ditemukan di dalam sebuah gua
dalam kawasan di mana Daud dalam
pelarian menghindari Saul, tentara bayaran itu bisa jadi mereka yang berperang bagi Daud atau Saul.
VI.
Perjanjian Lama
Di
dalam Perjanjian Lama sendiri, kita tak hanya menemukan gelar-gelar semacam ‘ebed
Yhwh—sebuah nama yang dirujukan begitu istimewa pada Musa, tetapi juga
nama-nama yang mengandung elemen Tuhan
semacam: “abdi’el, “Budak dari El,” dan ‘Abadyahu, yang adalah Obaja,
salah satu dari Nabi-Nabi Kecil [6]. Salah satu dari 3 anak muda yang mengalami
tungku api yang amat mengerikan dalam Kitab Daniel adalah Abed-nego,”Budak
Nego.” Rancangan terakhir ini pada seorang Ibrani saleh dengan nama semacam ini
mungkin merujukan etimologi yang literal tak terlampau memiliki makna penuh. Tepat seperti pada masa sekarang, sejumlah orang dinamai Adolph dapat saja berpikir dirinya sebagai “Serigala
Mulia,” atau Christopher sebagai “pembawa Kristus,” atau Margaret sebagai “Mutiara.”
Tak ada makna tertentu apapun, poinya, adalah, ketika nama-nama ini pertama
kali dilekatkan pada orang, telah secara pasti menyadari makna-maknanya.
V.Aramaik
Pada
papirus Elephantine dari abad ke lima Sebelum Masehi, yang telah ditemukan dekat Aswan di Mesir,
kita mendapatkan nama ‘bd ngo, “Budak-dari-Nego,” sebagaimana di dalam Daniel,
dan ‘bd ‘ly “Budak-dari-Allahku.” Lebih lanjut Papirus 5 dari Koleksi Museum Brooklyn memberikan kita
sebuah catatan yang sangat menarik pada tindakan pelepasan para budak oleh para
tuannya. Pada papirus itu terbaca:
...Meshullam,
anak Zakkur, Orang Yahudi dari Yeb benteng degel dari Arpahu kepada wanita
Tamut namanya, tangannya[pria] memperbudak, atas tangan yang memiliki sebuah
tanda, pada tangan kanan,..... saya telah membuat keputusan baginya dalam
hidupku. Saya telah membiarkan pergi dan
melepaskan dia pada saat kematianku, dan aku telah membebaskan Yehoyishma
namanya, anak perempuannya, yang dirimu telah diserahkan bagiku. Anak laki-laki
dari diriku atau anak perempuan, atau
saudara laki-laki dari diriku atau saudari, dekat atau jauh (satu
kekerabatan).... tidak akan memiliki kuasa atasnya dan Yehoyishma......engkau telah
dibebaskan sebelumnya(?) Matahari, sebagaimana Yehoyishma, mereka anak-anak
perempuan, dan pria lain tidak akan
memiliki kuasa atasmu dan atau Yehoyishma, anak perempuanmu, namun engkau telah dibebaskan kepada dewa,[8]
Frasa
terakhir bermakna bahwa budak itu dan anak perempuannya telah dibebaskan
perbudakannya kepada pemeliharaan Dewa
Matahari.
Bersambung ke Bagian 2
Diterjemahkan oleh : Martin Simamora, dari: "Slaves Of God"
Catatan Kaki:
[l]
Herman Ranke, Die Agyptischen Personennamen (1935).
[2]
Herman Ranke, Early Babylonian Personal Names (1905); Albert Clay Personal
Names
from Cuneiform Inscriptions of the Cassite Period; Ignace Geib, Pierre
Purves,
and Allan MacRae, Nuzi Personal Names (1943).
[3] Cyrus Gordon, U
garitic Literature (1949), pp. 17-18. Kret in lines 152-53 is called 'bd-el,
i.e. "the Slave of El."
[4] Michael Ventris
and John Chadwick, Documents in Mycenaean Greek (1956) p.124. Lewis R. ~,amell
in Gre!;ce and Babylon (I911), p. 193, felt that the common phrase slave of God
on Greek Christian tombs was borrowed from Semitic sources as such a term of
"subservient Hattery" was unworthy ·of the Hellenic temperament.
[5] J. T. Milik and
Frank Cross, Jr., "Inscribed Javelin Heads from the Period of the Judges,"
Bulletin of the American Schools of Oriental Research no. 134 (April 1954). ' ,
[6] Cf. also the
names: Abdi, i.e. 'bd-Y "Slave-of-Yah or Yahweh" II Chron. 29:12· Abdiel
I Chron. 5:15; Abdon I Chron. 8:23; Obed Ruth 4:17; Obed-edom Ii Sam. 6: 10;
Ebed Judges 9:26; and Ebed-melech Jeremiah 38:7.
[7] E. Sachau,
Aramaische Papyrus und Ostraka (1911). Cf. the late Syrian name of a metropolitan
of Nisibis, Ebed-yeshu "The-Slave-of-Jesus." Aubrey Vine, The
Nestorian Churches (1937), p. 186.
[8] Emil Kraeling,
Brooklyn Museum Aramaic Papyri (1953), p. 181.
No comments:
Post a Comment