Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 1J
Paragaraf
sebelas ditutup dengan pernyataan yang ditautkan dengan Filipi 2:5-13, namun juga, sebagaimana dengan
Matius 7: 21-23, telah diseret untuk menopang pandangan dan pengajarannya: keselamatan adalah hal yang harus
diperjuangkan oleh setiap orang percaya, bukan atau tidak boleh dipandang
sebagai keadaan yang telah dimiliki sekarang hingga kesudahan karena
anugerah-Nya yang setia. Saya telah
menunjukan bagaimana pandangan ini
telah dibangun berdasarkan Lukas
13:23-24, teks Injil yang tidak sama sekali mengkomunikasikan pandangan pendeta
Erastus Sabdono tersebut. Sebagai catatan, porsi terbatas Filipi 2:5-8, yang pada paragraf 10
telah muncul dalam bentuk gagasan
pengajarannya, telah saya tunjukan tidak mendukung sama sekali pandangannya tersebut, pembengkokan tak
terhindarkan telah terjadi, sebagaimana dapat anda baca pada bagian 1G.
Sekarang mari membaca
bagian paragraf sebelas yang saya maksudkan, dan teks epistel Filipi 2:5-13.
Bagian
penutup pada paragraf sebelas:
Oleh sebab itu hendaknya kita
tidak menganggap murah keselamatan dalam Yesus Kristus. Ada harga yang harus dibayar untuk
mengalami dan memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus tersebut,
yaitu meninggalkan pola hidup manusia pada umumnya untuk mengenakan hidup baru
seperti kehidupan yang dikenakan Tuhan Yesus Kristus. Inilah yang disebut
mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Fil 2:5-13).
Filipi
2:5-13
(5)
Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus,(6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,(7) melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia.(8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.(9)
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama
di atas segala nama,(10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada
di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,(11) dan
segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan
Allah, Bapa!(12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih,
kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut
dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula
sekarang waktu aku tidak hadir,(13) karena Allahlah yang
mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
Saya
akan memulai dengan mengulas Filipi 2:5-13, teks epistel yang digunakan oleh
pendeta Erastus Sabdono untuk membasiskan pandangannya pada bagian paragraf
sebelas tersebut.
Epistel
Filipi, Epistel Kepada Jemaat Yang Penuh Dengan
Buah Kebenaran Yang Dikerjakan Oleh
Yesus Kristus
Sebelum
saya menyentuh Filipi2:5-13, saya
akan memberikan tinjauan pengantar penting yang bersumber pada pembuka epistel itu
sendiri. Ini akan menjadi pemandu penting untuk memahami teks epistel Filipi 2:5-13.
Pembuka
yang saya maksud adalah:
Filipi1:9-11
(9)
Dan
inilah doaku,
semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala
macam pengertian,(10) sehingga kamu dapat memilih apa yang
baik, supaya
kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus,(11)
penuh
dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan
memuji Allah.
Dengan
kata lain, rasul Paulus di dalam epistelnya tersebut, sedang
membicarakan bagaimana seharusnya kehidupan orang-orang percaya itu. Saat
saya dan anda membaca “seharusnya,” itu adalah sebagaimana yang dimaksudkan
Paulus. Dalam hal ini, Paulus menggambarkannya sebagai sebuah peristiwa atau
pengalaman yang terjadi DI DALAM PERSATUAN ORANG PERCAYA DENGAN KRISTUS [mengenai persatuan
ini, bacalah bagian1E,
bagian1G,
bagian1H
]. Mari kita lihat HAL TERSEBUT dalam
pernyataannya:
-Dan Inilah doaku:
Memiliki
kasih yang semakin melimpah
dalam pengetahuan (knowledge-KJV/NIV) yang benar, dan dalam segala macam pengertian (discerment)- Filipi 1:8
Hal
ini begitu penting bagi Paulus untuk terjadi pada orang Kristen, dan Paulus
memandang hal ini hanya akan terjadi
jika Allah yang menjadi sumber pengalaman yang seharusnya dialami oleh
orang percaya. Paulus bahkan menuliskan
dalam epistelnya ini “Dan inilah doaku" atau “and this I Pray- KJV" – “dan ini aku doakan.” Sebuah doa yang
dipanjatkan kepada Tuhan dalam imannya, bahwa demikianlah yang menjadi kehendak
Allah, bukan kehendak dirinya. Untuk setiap orang percaya di Filipi agar semakin
melimpah dalam apa yang didoakannya, Paulus menyatakan bahwa Allahlah sumber
pewujudnya.
“Semakin melimpah” atau bertambah terus dan
menjadi terus meningkat,
menunjukan bahwa apa yang didoakan oleh Paulus adalah sebuah pengalaman aktual yang
dialami oleh setiap orang percaya, bahwa orang percaya sejati mengalami penambahan demi
penambahan akan pengetahuan yang benar, dan dalam segala macam pengertian.
Sentralitas
kehidupan jemaat yang demikian ada pada Allah, bukan pada manusia. Bagaimana
Paulus memanjatkannya dalam doa, adalah indikator mutlak untuk menyatakannya.
-sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci
dan tak bercacat menjelang hari Kristus,
Perhatikan,
PERSATUAN ORANG PERCAYA DENGAN KRISTUS
yang disiratkan di dalam doa Paulus, atau dengan kata lain: apa yang seharusnya terjadi pada orang Kristen sejati
bersumber dari Allah sendiri yang
mengerjakan hal itu di dalam diri orang percaya. Allah dalam pandangan
Paulus adalah sumber kehidupan sejati seorang Krsiten.
Seorang
Kristen sejati atau yang berada di dalam persatuan dengan Kristus, dalam
kehidupannya sehari-hari akan nyata. Apa itu? Bahwa orang Kristen tersebut
DAPAT MEMILIH APA YANG BAIK, sehingga suci dan tak bercacat.
Apakah
dengan demikian sumber kesucian itu ada pada perbuatan manusia yang DAPAT
MEMILIH? Jelas tidak! Sebab “SEHINGGA” adalah
akibat dari apa yang dimintakan oleh Paulus untuk Tuhan lakukan sebagai
hal yang memang menjadi kehendak Tuhan
itu sendiri.
Fakta
bahwa manusia dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat
menjelang hari Kristus, dengan demikian, harus dipandang sebagai kehidupan atau
aktivitas hidup orang percaya yang otentik, sebuah aktifitas kerja yang aktual.
Ini adalah kehidupan orang percaya yang aktif, kehidupan yang menghasilkan
tindakan atau perbuatan yang
mengotentikan kesucian dan ketakbercacatan yang ada di dalam dirinya sendiri,
yaitu Sang Kristus. Ini sekaligus menegaskan bahwa penyucian orang Kristen dalam kehidupannya yang otentik
memang merupakan sebuah perjuangan, namun kehidupan perjuangannya itu adalah
bersumber dari Allah.
- penuh dengan
buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji
Allah. – ayat
11
Tujuan
definitif seorang percaya yang harus dicapainya [sebagaimana doa Paulus tadi],
pada hakikatnya DIKERJAKAN OLEH
YESUS KRISTUS. Doa Paulus tadi (ayat 8) adalah sebuah indikator absolut bahwa
hanya Allah saja sumber jawaban atas doa dan dengan demikian Allah saja yang
membuat atau menjadikan atau mengerjakan apa-apa yang menjadi doa Paulus
tersebut.
Dan
pada saat yang sama oleh sebab
tunggal itu, seorang yang memang sejatinya memiliki persekutuan dengan
Kristus, pada kehidupannya memiliki buah kebenaran yang
otentik. Dia hidup didalamnya, imannya secara alamiah membuahkan praktik
sejati dalam kehidupannya sebagai seorang beriman [sama dengan memiliki
kebersatuan dengan Kristus], atau tidak ada satu kedustaan dalam beriman yang
dapat menghasilkan wujud nyata kebersatuan seorang Kristen dengan Kristus.
Sama seperti penjelasan Yesus, tidak ada pohon anggur yang tidak menghasilkan
buah anggur dan mustahil menghasilkan buah selain anggur![sebagaimana telah
saya ulas pada bagian1J] MENGAPA DEMIKIAN? Sebab Paulus menegaskan apa yang telah saya
tangkap dan jelaskan sebagai pesan pokok
yang tersirat dalam ayat 8, telah
disingkapkan pada ayat 11, bahwa orang
Kristen yang memiliki persatuan dengan
Kristus pasti akan menghasilkan BUAH kebenaran. Buah kebenaran adalah
otentikasi yang berlangsung sebagai buah
alami yang dihasilkan oleh keberimanannya di dalam Kristus [sebagaimana
pohon anggur menghasilkan buah anggur] sebagai manusia percaya yang berdiri di
tanah dunia ini, dunia yang bersahabat dengan gelap. Bahwa orang
percaya itu, jika dia sungguh memiliki kebersatuan sejati atau bukan seorang
Kristen di mulut belaka dan berjiwa hampa, tidak akan membiarkan dirinya namun
secara aktif bergerak melawan kegelapan dunia ini, ada kehidupan sang Terang
yang menuntunya di dalam dunia ini [bandingkan realita ini dengan sabda Yesus:
Yohanes 1:4, 3:19,8:12, 12:46; Matius
5:14; 1Yohanes1:6].
Perhatikan!
Paulus sedang membicarakan PENYEBAB TUNGGAL: Orang percaya itu memiliki Kristus
atau mengalami kebersatuan dengan Kristus oleh kasih Allah, sehingga kehidupanNya
dikuasai oleh terang, terang yang aktif melawan kegelapan [Mat 5:14, Yohanes
8:12].
Penuh
dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh
Yesus Kristus, dengan demikian menegaskan bahwa kehidupan beriman kepada
Kristus pasti memberikan dampak
nyata pada kehidupan orang tersebut.
Hidupnya produktif atau hidup, bukan mati. Produktif untuk dapat memilih apa yang baik sehingga suci dan tak bercacat.
Allah tak hanya bekerja pada saat awal penyelamatan, namun terus bekerja agar
kekudusannya terpatri nyata dalam
kehidupan. Iman Kristen tidak stop pada konsepsi dan keberimanan yang reflektif
di dalam jiwa dan pikiran, tetapi pasti reflektif dalam perilaku hidup atau
terlihat dan terasa oleh sekelilingmu, Yesus berkata:
Matius
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi.
Iman Kristen bukan konseptual dan apalagi dilutif atau khayal semata. Anda tak bisa berkata saya diselamatkan oleh iman dan kemudian menguncinya sebagai filsafat keselamatan belaka. Keselamatan oleh iman dan semata anugerah, bukan filsafat apalagi konsepsional. Sejak semula Allah bekerja, dan selamanya senantiasa bekerja. Allah yang bekerja menciptakan manusia yang bekerja di dalam keselamatan yang telah diciptakan-Nya. Itulah iman yang hidup, dikatakan hidup karena berdinamika, bergerak, berkembang, memiliki hasrat untuk berprestasi gemilang, memiliki hasrat untuk tidak dikalahkan oleh kekalahan-demi kekalahan, apalagi bercokol di dalam kegelapan. Iman yang filosofis dapat membuat orang yang mengaku beriman dapat berkata dengan penuh senyum bahagia tanpa rasa malu akan kegagalannya: tak masalah, bukankah keselamatanku oleh percayaku kepada Kristus?? Jika ini keyakinanmu, saya katakan: itu adalah keselamatan yang filosofis-semu, bukan keselamatan yang dikerjakan oleh Allah dan bekerja di dalam dirimu, untuk membangkitkan kehidupan ilahi di dalam dirimu sebagai orang yang bekerja di dalam keselamatan itu sendiri.
Apa
yang saya uraikan ini, akan jauh lebih indah dan sempurna di dalam perkataan Paulus
berikut ini, KESAKSIAN SEORANG PAULUS KALA MENJADI TAWANAN PENJARA:
Filipi
1:12-13 (12)Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini [bahwa dia
dipenjarakan] justru
telah menyebabkan kemajuan Injil,(13)
sehingga
telah jelas bagi seluruh istana [pemerintahan
atau penguasa]
dan semua orang lain, bahwa aku
dipenjarakan karena Kristus.(13) Dan
kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena
pemenjaraanku untuk bertambah
berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.
Iman
yang hidup atau hidup orang percaya yang dikuasai Sang Terang, akan
menghasilkan pada dirinya berbagai aktivitas-aktivitas yang sanggup menghasilkan karya-karya iman yang
besar, yang dapat dilihat oleh dunia, dan yang terutama karya-karya yang dilahirkan oleh iman orang-orang percaya, itu
telah menjadi sarana untuk meneguhkan iman, bukan melemahkan iman. Hidup! Tidak
pernah mati.
Bagaimana
mungkin seorang pemimpin perkabaran
Injil hebat, tenar, penuh kuasa sekaliber Paulus dipenjara, namun dikatakan
justru menyebabkan kemajuan Injil?; Bagaimana mungkin pemenjaraan seorang pemimpin perkabaran Injil hebat, tenar, penuh kuasa sekaliber
Paulus dipenjara, namun dikatakan membuat saudara di dalam Tuhan (orang
percaya) memiliki kepercayaan diri UNTUK BERTAMBAH BERANI berkata-kata
tentang firman Allah, DENGAN TIDAK
TAKUT?
Siapakah sumber
kehebatannya?
Apakah
Paulus? Apakah orang-orang percaya perdana itu? Bukan! Dan bukan sama sekali,
sebab Paulus menuliskan:
-dipenjarakan
KARENA KRISTUS
-KARENA
PEMENJARAANKU
dengan
kata lain, Kristus adalah SIAPA yang menjadi sumber kehebatan karya-karya atau
tindakan-tindakan orang-orang beriman tersebut.
Iman
atau beriman kepada Kristus, memang sejak semula bukan filosofis. Anda dilarang
untuk berkata: tak masalah bagiku mabuk-mabukan, atau kusangkali Yesus daripada tewas sia-sia karena setia kepada iman
percayaku, atau anda berkata: tak
masalah saya mati di tempat pelacuran, yang penting saya percaya Kristus, bukankah keselamatan karena iman, tak
membutuhkan kehidupan beriman itu??
Keselamatan memang hanya karena iman kepada Kristus oleh Allah,
namun bukan dalam pengertian yang
filosopis,dan bejat hitam
dimotivasi oleh kegelapan dan kelicikan nurani dan pikiran manusia untuk
berperilaku murahan seperti seorang pelacur iman, apapun kulakukan asal selamat
diri ini dan nyaman diri ini, toh.. keselamatanku bukan karena perbuatanku
tetapi Kristus yang mati bagiku, darahnya yang tercurah bagiku, itu kunci
tunggal keselamatanku.
Anda tak bisa memisahkan iman dan
buah-buahnya, anda tak bisa memisahkan pohon dengan
buah-buahnya. Anda tak bisa memperhatikan pohon dan tanpa merindukan
buah-buahnya. Hanya orang tolol yang menanam anggur tanpa merindukan
buah-buahnya. Bukankah sebuah kealamian bagi tanaman anggur untuk berbuah
anggur?? Apakah anda hendak menyangkalinya??
Bukankah juga,
Yesus Kristus yang ada di dalam dirimu, mengerjakan di dalam dirimu, sehingga
dirimu menghasilkan buah lebat, buah-buah kebenaran (Filipi 1 ayat 11)??
Paulus,
baru saja menunjukan sebuah keotentikan orang beriman, jauh dari yang anda
bayangkan bahwa: yang terpenting posisi
saya berada di dalam Kristus, jadi
kalau saya berdosa, saya berada di dalam Kristus, sehingga baik-baik saja
dan tak ada yang perlu dikuatirkan. Ini bukan sikap jiwa yang dilahirkan Kristus,
mengetahui kebenaran anugerah dan
memanipulasinya. Ini pengajaran menjijikan untuk disebut berdasarkan injil.
Jika ada pendeta mengajarkan kasih karunia secara manipulatif dengan menekankan
ketakapa-apaanya dalam berdosa dan menyunatkan fakta orisinal Allah yang bekerja
di dalam diri orang percaya dan apa
dampaknya dalam praktik-praktik imannya, maka ini pun sungguh menyesatkan. Seharusnya setiap orang
percaya berkata sebagaimana Paulus dapat berkata:
Filipi
1:20-22
(20)
)
Sebab yang
sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala
hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala,
demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.(21) Karena
bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.(22) Karena
Tetapi jika
aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana
yang harus kupilih, aku tidak tahu.
Perhatikan
baik-baik bagian dari teks epistel luar biasa ini, sebuah keotentikan iman yang
hidup tersurat sangat kuat menyentuh daging dan jiwamu, dan dia berbicara dalam
realitas yang pasti kita alami: hidup dan mati. Jika anda ingin mengetahui
keotentikan kehidupan beriman yang genuine
- yang otentik, maka beriman dan praktik kehidupan beriman merupakan sebuah satu kesatuan yang utuh
bagaikan pohon dan buahnya, anda tak perlu mengontradiksikannya, apalagi takut
terjebak seolah-olah dengan demikian saya sedang mengupayakan keselamatan dengan
upaya dirimu, apalagi takut kalau-kalau saya hidup dalam taurat kembali.
Baiklah, perhatikan ini:
Yang Sangat Kurindu dan
Kuharapkan
Yang sangat kurindu dan
kuharapkan. Apakah hasrat orang beriman itu? Atau,
apakah kecintaan kalbu seorang percaya
itu untuk dapat dilakukannnya dan dialaminya? Paulus berkata: “dalam segala hal tidak akan beroleh malu”
tetapi “Kristus DENGAN NYATA
dimuliakan di dalam tubuhku.” Paulus sedang menunjukan iman yang
hidup atau sejati, atau kebersatuan dirimu dengan Kristus yang sejati itu
seperti apakah? Adakah dia membicarakan hal yang memalukan? TIDAK! Tetapi SECARA NYATA, Kristus itu DIMULIAKAN di
dalam tubuhku. Iman atau beriman BUKAN OMONG KOSONG, Keselamatan HANYA OLEH
ANUGERAH DI DALAM KRISTUS, pun BUKAN OMONG KOSONG. Tidak ada hal filosofis di sini, manakala Paulus berkata: SECARA NYATA. Apa yang
dimaksudnya dengan SECARA NYATA? Apakah dia sedang berfilosofi lagi? TIDAK!
Telak itu tertunjukan kala dia berkata dimuliakan DI DALAM TUBUHKU. Secara nyata, maksudnya
aktual, otentik, bukan lagi klaim belaka, atau bukan pengakuan belaka, atau
kosepsi delutif atau khayal, atau antara
perkataan dan perbuatan terbentang sebuah jurang lebar dan dalam! KRISTUS
DIMULIAKAN DI DALAM TUBUH: didalam kehidupanmu, didalam praktik imanmu, didalam
keseharianmu, dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Pada kasus Paulus, dia dalam tantangan imannya sebagai seorang rasul yang
sedang ditawan di dalam penjara (Efesus 1:17). Jadi, sungguh menyesatkan, jika
pendeta berkata, tak masalah mati kala
mabuk, mati kala di tempat pelacuran,
mati kala merampok. Mati berlabel Kristen tanpa pernah mengalami pertobatan dan menghasilkan buah- buah dari “pohon”
pertobatannya sebagai seorang beriman kepada Kristus, jika demikian: itu
semua omong kosong. Itu semua hal memalukan! Sementara Paulus menyaksikan dari
dalam penjara: “dalam segala hal tidak akan beroleh malu.” Paulus memiliki
deklarasi tertinggi dalam keberimanannya: SECARA NYATA KRITUS DIMULIAKAN DI
DALAM TUBUHKU. Bukan di dalam omongan, bukan di dalam klaim-klaim belaka. Itu
harus merupakan kehidupan otentik.
Keselamatan
hanya oleh anugerah beriman di dalam Kristus, dengan demikian tidak akan
menghasilkan kehidupan beriman yang dangkal, murahan, dan tanpa buah-buahnya.
Saya juga ingin mengatakan, bahwa inilah anugerah sejati itu, memberikan hidup dan mengubahkan keadaan dirimu, dan
menciptakan sebuah kehidupan beriman, kehidupan yang aktif, seperti kata
Paulus:
Filipi
1:22 Tetapi
jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi
buah
Bagaimanakah memahami “
BERARTI AKU BEKERJA MEMBERI BUAH?” Apakah itu bermakna usaha manusia untuk
berbuah pada dirinya sendiri? Jelas bukan bermakna berbuah pada dirinya
sendiri, tetapi bermakna bahwa orang percaya itu bekerja menghasilkan buah oleh karena Kristus yang ada di dalam dirinya, membuat dirinya
atau memampukan dirinya untuk hidup sebagaimana seharusnya seorang di dalam
Kristus! Perhatikan kembali pernyataan
Paulus ini:
Filipi
1:11 penuh
dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus
Filipi
2:5-13, pun demikian! Sungguh salah
besar dan fatal, ketika pendeta Erastus Sabdono berdasarkan teks
tersebut mengajarkan: “Ada harga
yang harus dibayar untuk mengalami dan memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus
tersebut. “ Teks 2:5-13, seperti halnya pada bagian pembuka
Efesus yang sudah saya ulaskan, tidak sama sekali sedang mengkomunikasikan apa
yang sedang diajarkannya.
Sekarang, saya
akan mengutipkan penjelasan saya terkait
teks ini, dari bagian1G , untuk mengulas Filipi 2:5-13, sebab secara substansi saya sudah
menjelaskannya . Namun demikian, saya akan
memberikan ulasan atau penjelasan tambahan. Berikut ini adalah apa yang sudah saya paparkan pada bagian 1G:
MEMILIKI PIKIRAN DAN
PERASAAN KRISTUS. Ini adalah pernyataan yang berakar pada pernyataan rasul
Paulus yang menyiratkan KESATUAN antara
orang percaya dengan SANG PENYELAMAT. Bagaimana yang diselamatkan berada didalam
kesatuan dengan Sang Kristus, yang sebetulnya bukan sebatas berbicara kesatuan
perasaan dan pikiran belaka, namun sebuah totalitas. Totalitas yang menunjukan
betapa kokohnya Yesus memiliki diri setiap orang yang percaya. Mari kita
melihat pernyataan Paulus tersebut:
Filipi
2:5-8 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Pertanyaan
TERDASAR, apakah yang dimaksud Paulus dengan “pikiran dan perasaan Kristus
Yesus?” Jelas yang dimaksudnya adalah:
(1)“perilaku Yesus dalam memandang dirinya”
dan
(2)“karya Yesus terhadap keselamatan
manusia.”
Pikiran
dan perasaan yang dimaksudkan disini bukanlah dunia gagasan atau abstrak namun
DUNIA PERBUATAN KRISTUS KEPADA MANUSIA demi KESELAMATAN MANUSIA YANG PERCAYA
KEPADANYA! [Bagaimana seorang manusia DAPAT menjadi percaya kepada Kristus,
bacalah bagian 1E]
Dikatakan
oleh Paulus, pikiran dan perasaan Kristus adalah:
-Walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang
harus dipertahankan
-Telah
mengosongkan dirinya sendiri. Pengosongan diri ini adalah tindakannya MENGAMBIL
rupa seorang hamba
-Pengosongan
diri adalah tindakannya DALAM KEADAAN SEBAGAI
MANUSIA: merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di Kayu salib.
Allah mustahil mati! Hanya jika dia memilih untuk
mengambil rupa seorang manusia maka dia dapat mengalami apa yang hanya dialami
oleh manusia, yaitu kematian. Sebab Allah tidak dapat mengalami kematian. Ini
adalah tindakan pengosongan diri yang dimaksud: tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah sebagai yang harus dipertahankan. Yesus DEMI KARYA KESELAMATANNYA
terlaksana sempurna, tidak mempertahankan apa yang memang adalah jati dirinya.
Inilah pikiran dan perasaan Yesus. Melulu bagaimana Allah menyelamatkan manusia
dengan cara membalutkan kemuliaannya dengan tubuh jasmani manusia yang dapat
mengalami kematian!
Paulus
sedang mendorong setiap orang percaya untuk berperilaku dalam kehidupan
sehari-harinya sebagaimana Yesus Kristus, yang merendahkan dirinya
sedemikian rendahnya sehingga kemuliaannya tak lagi terlihat. Hal yang tak dapat
ditiru oleh manusia pada substansi tindakan Yesus, namun dinasihatkan oleh
Paulus untuk dilakukan sebagai sebuah gaya hidup orang percaya, oleh sebab
Yesus adalah JURUSELAMAT setiap orang percaya. Ini adalah kehidupan dalam Kristus, bukan
soal bagaimana agar dapat menjadi umat pilihan atau agar dapat diselamatkan.
Jika
Yesus tidak menganggap apa yang memang merupakan miliknya sebagai bukan
miliknya, lalu
bagaimana aplikasi SEHATI DAN SEPIKIRAN bagi setiap orang yang telah memiliki
keselamatan? Perhatikan bagaimana Paulus memberikan nasihatnya:
Filipi
2:12-13 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,
bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu
aku tidak hadir, (13) karena
Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
Paulus
menasihatkan kepada setiap orang percaya agar tetap MENGERJAKAN KESELAMATAN
(sekalipun itu telah dimiliki), namun
BUKAN sebagai sebuah PROSES untuk memiliki keselamatan namun SEBAGAI ORANG YANG
TELAH BERADA DIDALAM ALLAH! Perhatikan hal yang
menganulir sentralitas
manusia, sekali lagi, “tetaplah kerjakan keselamatanmu,.... KARENA Allahlah
yang mengerjakan DI DALAM
KAMU baik KEMAUAN dan PEKERJAAN menurut KERELAANNYA.
Perhatikan
bagaimana KESATUAN
antara Kristus dan setiap orang yang diselematkannya. KESATUAN antara Kristus
dengan setiap orang percaya adalah MUTLAK harus terjadi lebih dahulu, sebelum
seseorang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaannya sebagai orang yang telah
diselamatkan. Ini BUKAN Proses agar selamat, namun bagaimana didalam
keselamatan yang telah dimiliki, seseorang OLEH PEKERJAAN ALLAH melahirkan
kehidupan-kehidupan yang memacarkan
keselamatan yang dikerjakan Allah bagi dirinya.
Sekarang,
tidakkah ini terlihat, sebuah perendahan martabat kemanusiaan yang teramat hina? Bukankah, Paulus tadi meminta kita
untuk SEPIKIRAN DAN SEJIWA DENGAN KRISTUS? Adakah Kristus mempertahankan harga
diri KEILAHIANNYA walau itu adalah hakikatnya? TIDAK! Sebetulnya, nasihat
Paulus ini hanya berlaku secara proporsional, karena sebetulnya pada manusia,
tak ada satupun kebenaran yang dapat dipertahankan seolah memang miliknya.
Secara mutlak memang manusia sangat direndahkan oleh karya Kristus, sebab Kristus sudah memvonis semua manusia mustahil
memiliki kebenaran pada dirinya sendiri. Nasihat Paulus agar manusia mengerjakan
keselamatannya, pun tidak dapat diklaim sebagai lahir dari dirinya, merupakan sebuah nasihat
perendahan diri manusia di hadapan Allah secara otentik oleh sebab tak ada
satupun yang dapat dipertahankan oleh
manusia sekalipun memang manusia itu dapat mengerjakannya, namun di dalam Allah
yang mau bersemayam didalamnya.
Hanya,
Yesus yang ditinggikan Allah dalam
peristiwa keselamatan manusia:
Filipi
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia
Tak
ada tempat bagi pujian terhadap manusia, dalam peristiwa keselamatan sebagai
sebuah prestasi diri yang dapat dipersembahkan!
KESATUAN
manusia dengan Yesus, hanya akan membuat Yesus bersinar kemilau dan
membuat manusia itu makin memburam pada dirinya sendiri. Dan manusia harus
mau tunduk dalam penyelematan Allah yang menyingkapkan betapa hinanya
anda untuk dapat memiliki peran substantif dalam keselamatanmu! Maukah
anda mengakui keselamatanmu sebagai sebuah pemberian yang tak dapat
anda miliki? Sekalipun itu berarti menghina martabat kemanusiaanmu?
Selanjutnya pada Filipi 2:10-13 kita membaca:
(10)
supaya
dalam nama
Yesus bertekuk lutut segala
yang ada di langit dan yang ada di atas
bumi dan yang ada di bawah bumi,(11) dan segala lidah mengaku:
"Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!(12)Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku
masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (13)
karena
Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya.
Ayat 10 dan 12 tidak akan saya
ulas,
sebab dua ayat ini sebetulnya membungkam pandangan pendeta Erastus sendiri yang
menyatakan ada POLA LAIN DALAM KESELAMATAN (bagian1B). Ayat 10:12 bukan saja berbicara DOMINASI KRISTUS yang ABSOLUT
tetapi KEBERLAKUKANNYA yang mencakup segala aspek kehidupan, dan perhatikan! dua teks itu menuntut sebuah
keberimanan akan KETUHANAN YESUS, tidak ada Tuhan selain Yesus! Segala lidah,
segala bangsa yang tentu saja dengan beragam keyakinannya yang khas atau unik,
tak peduli akan hal itu, mereka harus BERTEKUK LUTUT, bukan karena dipaksa
namun karena siapakah Yesus, bahwa dia adalah Tuhan. Adakah yang tak bersujud
kepada satu-satunya Tuhan yang benar?
Ulasan Pelengkap terkait apa yang
sudah saya jelaskan terkait Filipi 2
pada bagian 1G
Sekarang,
bagaimana memahami:
Filipi
2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja
seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak
hadir,
Ketika
anda membaca “kamu senantiasa taat,” maka itu adalah kehidupan aktual jemaat yang menjadi tujuan surat ini. Tak ada
masalah dalam kehidupan rohani jemaat ini, mereka taat, dikatakan bahkan dalam
kadar yang “senantiasa.” Hanya jika merupakan kehidupan maka dapat terjadi di dalam keadaan yang senantiasa [seperti halnya pohon anggur yang akan
senantiasa berbuah anggur pada musim berbuah baginya], seperti halnya manusia
tak akan lupa untuk bernafas, sebab itu adalah kehidupannya. Darimanakah
daya yang dimiliki oleh jemaat itu sehingga praktik kehidupan berimannya
sedemikian rupa? Ini adalah pertanyaan yang harus dijawab sebagaimana Paulus memang
memaksudkannya.
Sebagaimana
Paulus membuka epistel ini, dia telah menjelaskan bahwa apa yang seharusnya
dimiliki oleh jemaat atau setiap orang yang percaya kepada Kristus, atau yang
memiliki persatuan dengan Kristus, maka adalah kealamian bagi orang percaya
tersebut untuk memiliki ketaatan yang senantiasa dan mengerjakan keselamatan.
Kedua hal itu adalah buah-buah alamiah yang dikerjakan oleh Kristus:
Filipi
1:10-11 (10) sehingga kamu dapat
memilih apa yang baik, supaya kamu
suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, (11) penuh dengan buah
kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk
memuliakan dan memuji Allah.
Dikatakan:
orang percaya Efesus dapat memilih apa yang baik supaya suci dan tak bercacat,
penuh dengan buah kebenaran. Tetapi perhatikan, Paulus menyingkapkan FAKTOR
ATAU PENYEBAB TUNGGAL: Yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.
Sekali
lagi, harus ditegaskan, menyatakan “dikerjakan oleh Yesus Kristus” tidak
bermakna menguburkan apa yang harus terlihat atau NYATA DI DALAM TUBUH orang
percaya itu: apa yang memuliakan Yesus terpatrikan dalam gerak kehidupannya.
Ini adalah KESATUAN yang tak
terpisahkan, iman memiliki kesatuan pada ketaatan di dalam diri orang percaya
seperti halnya pohon menghasilkan buahnya.
Ini tidak
sama sekali mengatakan bahwa orang Kristen harus MEMBAYAR HARGA UNTUK MENGALAMI DAN MEMILIKI
KESELAMATAN DI DALAM KRISTUS TERSEBUT, sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Erastus Sabdono.
Bahkan,
Filipi 2:12 yang berisikan nasehat pujian
- (pujian, sebab dikatakan memang pada dasarnya SENANTIASA TAAT, bukan nasehat
untuk dicapai karena belum dicapai; ini adalah nasehat untuk melanjutkan apa
yang telah menjadi kehidupan jemaat tersebut)-
tidak
boleh dipandang sebagai perintah agar orang percaya mengusahakan
dirinya secara total untuk menjadi taat karena
ini adalah cara untuk memiliki keselamatan di dalam
Kristus, sebagaimana pendeta Erastus mengajarkannya.
Mengapa harus dikatakan demikian? Setidaknya ada 2 poin sangat
prinsip dalam epistel Paulus ini:
1.Paulus mengatakan:
Kristus sudah ada di dalam diri orang percaya ketika nasehat ini disampaikan:
Filipi
2:13
karena
Allahlah
yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan
menurut
kerelaan-Nya.
Mengapa
Paulus mengatakan bahwa jemaat itu “senantiasa taat” dan mengapa
Paulus dapat berkata “tetaplah kerjakan keselamatanmu?” JAWABNYA: Karena Allah
sudah ada di dalam diri setiap orang percaya dan Allah bekerja di dalam setiap
diri orang percaya.
Apakah ini adalah
sebuah “paksaan” teologis terhadap Allah sehingga dikatakan Allah dijadikan
babu keselamatan bagi orang percaya? Tidak! Dan jika ada
yang berkata demikian, sungguh picik dan buta. Perhatikan, terkait perihal ini,
Paulus berkata: MENURUT KERELAANNYA. Itu adalah kehendak Allah, kesukaan Allah,
keinginan Allah dari hatinya dari hasratnya bagi manusia yang diinginkannya!
Mengapa?
Karena Allah ada di dalam diri orang percaya sehingga ketaatan dapat menjadi
sebuah kehidupan alamiah, buah dari Allah yang ada di dalam diri manusia
percaya itu.
Teks
ini, dapat dikatakan teks yang menyajikan dua realita dalam kekerasan atau kekongkritan yang sama,
namun bukan dalam nuansa kompetisi namun
sekaligus juga bukan dalam nuansa korporasi. Nuansanya adalah BERBUAH. Tidak ada nuansa keberadaan
sebuah kapasitas setara pada manusia terhadap Allah dimana menanggapi Allah
adalah sebuah tindakan yang ko eksis bagaikan dua entitas individualis
yang bersepakat untuk bekerjasama. Faktanya: Allah harus berada di dalam diri
manusia; faktanya Allah harus mengerjakan di dalam diri manusia, faktanya:
Allah saja yang memiliki kehendak atau hasrat atau kapasitas untuk mewujudkan
apa yang diinginkannya, itu sebabnya Paulus menuliskan: Menurut kerelaan-Nya. Tak
ada disinggung kerelaan manusia atau
orang percaya, tak disinggung diri manusia dalam hal hasrat atau keinginan atau
will untuk bertindak secara sukarela.
Allahlah sumber pengerjaan pada diri manusia untuk senantiasa taat dan
mengerjakan keselamatan.
Manusia
yang memiliki Allah yang bekerja dalam awal dan perjalanan keselamatan semacam
ini, pasti akan menciptakan juga manusia-manusia yang bekerja dalam kehidupan
baru yang dihasilkan Allah, oleh karena
faktor tunggal: Sang Penyelamat yang sudah ada didalam dirinya. Dengan demikian, inilah dasar tunggal dan
termulia untuk berkata: keselamatan dari
Allah bagi orang yang dikasihinya tak akan pernah hilang, sebaliknya akan
dibawa serta bersama dengan kematiannya yang indah bersama Kristus di dalamnya.
Itu sebabnya Paulus berkata: “Karena
bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan- Fil
1:21” Pernyataan yang lahir sebagai kealamian seseorang yang memiliki Kristus.
Sebuah keoptimisan iman didalam segala keoptimisan dan segala kepesimisan
dunia. Bukankah kematian lebih kental sebagai kepesimisan dalam hidup ini,
namun lihatlah Paulus melontarkan keoptimisan: mati adalah keuntungan. Saya menduga, setidaknya 99,99 persen
pembaca akan memiliki sebuah kesenjangan yang begitu jauh untuk memeluk erat: mati adalah keuntungan. Nilai hidup dan nilai kematian seorang
Kristen terletak pada siapakah yang ada di dalam dirinya, siapakah yang
menuntun perjalanan hidupnya hingga kesudahannya, dan tentu saja,dari siapakah
kehidupannya berasal!
2.Paulus sejak semula dalam
epistelnya, sudah menyatakan, keselamatan jemaatnya adalah
hal yang sudah dimiliki, bukan sedang berupaya untuk memiliki keselamatan
tersebut. Perhatikan bagaimana Paulus menyapa jemaat yang menjadi alamat surat
atau epistelnya ini:
Filipi 1:1
Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua
orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan
diaken.
Dikatakan:
jemaat di Filipi adalah orang-orang kudus,sudah berada di dalam Kristus. Bukan
yang sedang berupaya untuk memiliki kekudusan bagi dirinya sendiri, tetapi
sebagai pengudusan oleh Kristus. Inilah dasar bagi Paulus dalam surat ini untuk
memberi perintah agar mengerjakan keselamatan. Sebuah perintah yang lahir
karena Paulus sadar bahwa Kristus yang sanggup mengerjakan semua itu sudah ada
di dalam setiap diri jemaat Filipi.
Filipi 1:5
Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari
hari pertama sampai sekarang ini.
Bahkan,
jemaat ini sejak semula sudah disingkapkan oleh Paulus memiliki buah-buah iman
yang sangat teruji dalam medan hidup yang keras. Dikatakan, jemaat ini MEMILIKI
PERSEKUTUAN DALAM BERITA INJIL. Persekutuan yang seperti apakah? Apakah yang
setengah hati; apakah yang berdasarkan “mood” atau kalau ingin?” TIDAK!
Dikatakan, persekutuan itu mulai dari
hari pertama sampai sekarang ini. SEKARANG INI, apa yang terjadi di
kala itu? SEKARANG INI pada kala itu:
PAULUS DIPENJARA ( Filipi 1:13). Apa kemudian para jemaat undur dari PERSEKUTUAN
BERITA INJIL? TIDAK, karena pada saat Paulus di dalam penjara, dia berkata:
a.pemberitaan
Injil mengalami kemajuan:“Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu,
bahwa apa yang terjadi atasku ini justru
telah menyebabkan kemajuan Injil”- Fil 1:12
b.Orang-orang
percaya Filipi yang dikatakan Paulus
berada dalam persekutuan pemberitaan Injil, dikatakannya: semakin percaya diri
dan semakin berani dalam pemberitaan
Injil karena pemenjaraan dirinya- Filipi 1:14
Orang-orang
percaya Filipi adalah jemaat yang berbuah lebat, itu jelas dipujikan oleh
Paulus, justru pada saat-saat yang paling mencekam dan memprihatinkan, karena
rasul mereka sedang dipenjara!
Filipi 1:27
Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan
dengan Injil Kristus, supaya, apabila
aku datang aku melihat, dan apabila
aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan
sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,
Seorang
pemimpin yang luar biasa, mengenal baik jemaatnya, dan membuktikan dirinya berdoa secara total [Filipi 1:3-4] bagi jemaat gembalaanya,
dan doanya menghasilkan buah-buah yang
luar biasa pada kehidupan jemaatnya: berbuah
hebat [Filipi 1:11]bagi
pemberitaan Injil [Filipi 1:11], oleh
sebab Kristus yang bekerja di dalam mereka.
Tak
hanya, itu Paulus, sekalipun di dalam penjara memiliki kepercayaan diri dan optimisme, tentu
didasarkan pada apa yang disebutnya “buah kebenaran yang dikerjakan Yesus
Kristus.” Paulus sekalipun di dalam penjara, dan tak melihat, tak dapat merawat dan menggembalakan
domba-dombanya, tahu pasti bahwa Kristus yang bersemayam di dalam diri setiap domba gembalaannya, adalah dasar keamanan yang sangat aman dan sangat kokoh menaungi setiap domba gembalaannya. Bahkan semakin hebat kala dirinya berada di
dalam penjara. Perhatikan bagaimana dia mengatakan: “apabila aku datang aku melihat,
dan apabila aku tidak datang aku mendengar,” yang menunjukan tak ada keraguan dan kegelisahan akan bagaimana keadaan dan masa depan domba-domba gembalaannya; tak ada kegelisahan akan perjalanan iman dan kehidupan beriman mereka kala dirinya tak dapat menyertai. Kalau anda ada didalam
posisi Paulus, dapatkah anda berkata demikian? Ingat! Ini bukan “positive thinking!” Sebab Paulus telah
mengungkapkan akar keyakinan dan pikirannya: Kristus di dalam mereka
mengerjakan buah kebenaran yang memuliakan Allah.
Beberapa
ayat ini, telah membungkam pengajaran pendeta Erastus Sabdono. Jemaat atau
orang-orang beriman di Filipi, bukan sedang berjuang untuk memiliki
keselamatan. Sebaliknya mereka berbuah lebat didalam keselamatan yang telah
mereka miliki. Paulus menyebut mereka: orang-orang Kudus di dalam Kristus!
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
No comments:
Post a Comment