“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 2i
Paragraf lima, kita akan membaca
ini:
“Orang percaya dipanggil untuk hidup secara
luar biasa dalam kelakuan tetapi dewasa ini bila berbicara mengenai
keluar-biasaan, biasanya hanya
dikaitkan dengan berkat jasmani atau dengan sesuatu yang abstrak pengertiannya.
Ini sebenarnya bagian dari penyesatan kuasa kegelapan, yaitu menggelapkan
pengertian. Sehingga banyak orang Kristen yang sebenarnya berjalan di dalam
gelap. Berjalan dalam gelap bukan hanya berarti hidup dalam kejahatan moral dan
meninggalkan gereja, tetapi ketika
pengertiannya mengenai kebenaran tidak jelas berarti ia berjalan dalam gelap.
Keadaan ini tidak membawa orang percaya kepada maksud keselamatan yaitu membawa
manusia kepada rancangan-Nya yang semula.”
Saya, secara pribadi justru
merasa sangat asing dengan apa yang dikemukakan oleh pendeta Dr.Erastus
Sabdono, jika paragraf ini adalah pengalaman empirisnya. Pengalaman
empiris saya mengatakan sebaliknya, pengajaran dan praktik pada
orang-orang yang dipanggil untuk hidup secara luar biasa adalah kenyataan hidup
yang memisahkan diri dari perilaku-perilaku jahat, paling minimal, saya bisa
mulai dengan melihat hal itu pada diri ayah saya sendiri. Bagi saya, sejak usia
sedini mungkin, ini bukan omong kosong. Itu benar-benar penjauhan diri dari
cara-cara hidup dunia, sebagai anak-anak, dimulai dengan hal yang sangat
sederhana: tidak berdusta, tekun belajar,
tekun berdoa sebagai bentuk pengutamaan dan pengandalan diri dalam memulai
apapun juga,, patuh dan rajin
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh orang tua sebagai sebuah kehidupan sehari-hari orang yang mengenal dan bersyukur pada Tuhan, atau kehidupan
realistis sebagai anak-anak Tuhan. Apalagi mengaitkannya dengan berkat
jasmani? Sungguh jauh berbeda dengan
pengajaran dari kakak-kakak
sekolah minggu saya, atau saat saya belajar katekisasi yang menekankan
kehidupan sederhana, berdedikasi dan pantang menyerah didalam menghadapi setiap
tantangan sebagai orang beriman di dunia
ini, terang ilahi Kristus, bukan kebenaran dari dunia ini. Pokok dari semua
itu, bagaimana menjadi anak-anak Tuhan
yang berdampak bagi dunia sekitarku, sehingga orang-orang yang belum mengenal
Kristus dan keselamatan-Nya dapat mengenalnya. Boleh dikatakan, saat saya
menginjakan kaki di pulau Jawa untuk berkuliah, barulah saya menemukan hal semacam ini.
Perihal yang diangkat ini, boleh
dibilang sebagai hal yang benar. Dan saya sangat setuju sekali dengan ini: “tetapi ketika pengertiannya mengenai
kebenaran tidak jelas berarti ia berjalan dalam gelap. Keadaan ini tidak
membawa orang percaya kepada maksud keselamatan yaitu membawa manusia kepada
rancangan-Nya yang semula.”
Namun, benarkah, pengajaran pendeta
Erastus sendiri adalah kebenaran yang meluputkan dari kegelapan, sehingga
membawa kepada keselamatan, atau malahan “kebenaran” yang memastikan
orang-orang berada di dalam kegelapan sehingga
menyimpang dari maksud keselamatan itu?
Jawabannya, ada pada paragraf enam:
Dengan
kesempurnaan karakter tersebut orang diperkenan untuk memerintah bersama dengan
Kristus. Mereka dipermuliakan bersama dengan Kristus, sebagai anggota keluarga
Raja atau bangsawan yang memerintah. Sedangkan keselamatan bagi orang yang bukan
umat pilihan hanyalah kesempatan untuk masuk dunia yang akan datang setelah
dihakimi. Mereka tidak dipermuliakan bersama dengan Kristus. Mereka
tidak menjadi pejabat dalam kerajaan Tuhan Yesus Kristus. Mereka hanya
masyarakat atau rakyat.
Perhatikan pada bagian paragraf yang saya beri penekanan
dengan huruf tebal dan miring. Pendeta Dr.Erastus Sabdono, pada dasarnya,
menyatakan: ada keselamatan bagi orang yang bukan umat pilihan atau orang-orang
yang tidak beriman kepada Kristus. Apakah benar, Kristus menyatakan
demikian? Ada keselamatan diluar keberimanan pada Kristus? Bahwa kematian
Kristus di kayu salib yang menumpahkan darahnya yang suci itu tak bernilai
sebuah kemutlakan?
1Petrus
1:18-19 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang
sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal,
yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang
tak bernoda dan tak bercacat.
Ibrani
9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus
bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan
membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat
kelepasan yang kekal.
Yesus suci dan kudus,
bahkan pada darahnya sendiri! Ia tak memerlukan darah hewan apapun juga untuk
menguduskannya, darahnya sendiri telah menguduskanya atau dirinya sendiri telah
menguduskannya sendiri. Kristus berkuasa oleh Roh Kekal untuk mempersembahkan
darahnya sendiri di hadapan Allah. Adakah manusia yang dapat menguduskan
dirinya sendiri dalam cara demikian di hadapan Allah? Jika Anak Allah dituntut
demikian untuk mendatangkan kekudusan bagi manusia, adakah manusia yang dapat
luput dari konsekuensi tanpa kekudusan di hadapan Allah? Apakah tujuan Bapa dan
berkuasakah darah Yesus untuk melakukan kehendak Bapa?
Ibrani
9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang
kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai
persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang
hidup.
Kristus bukanlah kurban yang diserahkan oleh orang lain atau
imam besar lain, Ia adalah imam besar yang mempersembahkan sendiri dirinya
sebagai kurban yang tak bercacat dan menyucikan hati nurani sehingga manusia
dapat beribadah kepada Allah yang hidup, dapat mendekat kepada Allah yang kudus
karena mengalami pengudusan oleh darah Kristus yang tak bercela itu.
Karya semacam ini
diarahkan kepada dunia, bukan semata pada bangsa Yahudi
atau bagi penerima atau pendengar Injil. Karya ini berdiri di hadapan segenap
manusia di bola dunia ini.
Kristus Bagi Dunia Global Dengan Segala Berkat Keselamatan
Dan Kebinasaan Akibat Penolakan Manusia Atas Diri-Nya
Siapapun tidak boleh
menggunakan bagian-bagian ini untuk membuka peluang adanya jalan keselamatan lain selain melalui Kristus, JUGA tidak boleh menggunakan
bagian-bagian ini sebagai sebuah kesempitan atau kekhususan keabsolutan Kristus,
hanya kepada penerima kebenaran Tuhan:
Ibrani
9:15 Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya
mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab
Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama
perjanjian yang pertama.
Ibrani
9:19-20 Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh
umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air,
dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat, sambil
berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi
kamu."
Mengapa teks-teks
firman semacam ini sekalipun menunjukan sebuah kekhususan namun bukan
kesempitan dan keterbatasan keabsolutan Kristus? Mari kita lanjutkan pembacaan
Ibrani 9:
Ibrani
9:23 Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga
haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh
persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.
Ibrani
9:24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan
manusia yang hanya merupakan gambaran saja
dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk
menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
Hal khusus, seperti
perjanjian antara sebuah bangsa spesifik yaitu Israel beserta dengan segala penentuan
pengudusan dengan cara:
Ibrani
9:22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan
tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Merupakan gambaran
dari apa yang diselenggarakan oleh sorga terhadap dunia; apa yang
diselenggarakan oleh karya keselamatan Kristus di kayu salib, sekalipun terjadi
di bumi Palestina, bukan sebuah lokalitas otentiknya. Dikatakan: “Kristus
bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia,” ini
menunjukan Yesus bukan kekhasan yang lekat dengan Judaisme atau taurat. Yesus
bukan melakukan prosesi-prosesi yang bersumber pada apa yang dikenal sebagai
tradisi taurat Judaisme. Bukan. Ia bukan masuk ke dalam ketentuan-ketentuan
Musa sebagai sebuah kesempitan kekhususannya, namun gambaran dari apa yang
harus terjadi di sorga; bahwa Yesus,sebenarnya,masuk menghadap hadirat Allah
untuk kepentingan kita. Satu
titik budaya dan keyakinan-jika kita ingin menyebutnya sebagai agama Judaisme-
di mana Yesus berada atau masuk di dalam lingkungan itu dan berkarya untuk menebus manusia, tidak sama sekali mendefinisikan Yesus beserta segenap sabdanya sebagai kebenaran yang datang
atau lahir dari peradaban Israel di dalam ke-Israel-annya dan di dalam kesejarahan manusianya.
Epistel Ibrani
menekankan realita ini, realita yang menunjukan Yesus mengatasi pendefinsian
semacam itu!
Ibrani
9:23 Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi
benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik
dari pada itu
Darah Kristus
yang mahal, Imam Besar Yesus Kristus beserta keimamatan-Nya dengan
demikian adalah benda-benda atau sarana-sarana sorgawi untuk pengudusan manusia,
bukan benda-benda yang bernilai ketentuan taurat apalagi judaisme. Bahkan bagaimana Kristus harus menjadi kurban domba, bagaimana ia disembelih dan
bagaimana darahnya dikucurkan, pun merupakan ketetapan dari Bapa. Hal yang tak
dikenali oleh dunia ini. Sebab dunia hanya mengenal perlambangannya saja di
dalam Musa. Apa yang sangat mulia dengan demikian tersembunyi didalam ketentuan-ketentuan Musa tersebut.
Ibrani 9 dengan
demikian sedang menyingkapkan apakah sebenarnya Yesus Kristus selain siapakah
sebenarnya Kristus, dengan memberikan penekanan pada:
Segala
perlambangan
sorga yang ada di dunia
ini harus ditahirkan secara demikian: artinya apapun lambang-lambang yang
ditemukan berdasarkan Taurat tidak berakar di bumi ini tetapi
di sorga. Sehingga ini mengatasi budaya dan tradisi sebuah
entitas atau bangsa, dan tentunya dunia itu sendiri [berbicara sorga, pasti
mengatasi apapun yang ada di dunia ini]
Surat Ibrani bahkan
membuktikan bahwa Yesus dengan segenap karyanya di dalam ke-Israelan-Nya dan di
bumi Palestina, bukan sama sekali bernilai dan berakar rumput pada budaya, tradisi dan keyakinan dunia.
Keberadaan Yesus bahkan, oleh surat Ibrani dikatakan sebelum keberadaan itu
sendiri ada pada segenap alam semesta:
Ibrani
9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan.
Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman
akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
Yesus dan karyanya
dibenamkan kedalam permulaan dan akhir
dunia ini. Dan jika Yesus dan karyanya dibenamkan kedalam dunia
sejak permulaannya maka jelas keberadaan Yesus tidak dapat dikurung pada Israel
dan kesempitan-kesempitan lainnya, sebab Kristus dengan demikian adalah bagi
dunia dengan segala karyanya. Dengan demikian dunia memiliki berkat dan
kematian di dalam menerima atau menolak diri-Nya.
Untuk siapakah Yesus
berkarya; untuk siapakah Yesus menyelenggarakan karya penebusan manusia?
Ibrani
9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk
menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya
sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada
mereka, yang menantikan Dia.
Ia berkarya untuk
atau bagi lebih dari sekedar bangsanya sendiri atau umat-Nya sendiri,
Israel; melampaui suku-suku tertentu
atau pada populasi-populasi tertentu. Ia melintasi batasan-batasan suku bangsa
tertentu; Ia bagi setiap orang di segala bangsa YANG MENANTIKAN DIA. Ia bagi
setiap orang di segala bangsa yang telah ditentukan bagi-Nya. Mereka, dalam hal ini, termasuk yang sangat
jauh dari sejarah kehadiran Yesus, sangat jauh dari mengenal ketentuan Taurat, sangat jauh dari perikatan janji yang
diselenggarakan Allah melalui Musa, sangat jauh dari pengenalan akan Allah yang
telah dialami oleh Israel sejak pembebasannya dari Mesir, namun Yesus juga menanggung dosa banyak orang!
Orang-orang selain Israel di segenap bola dunia yang menantikan Dia, yang
mengimani Dia. Ini adalah
kesejarahan Yesus yang mengatasi sejarah. Kematiannya pada salib di bukit
Golgota Yerusalem, memang merupakan peristiwa sejarah, namun penebusan itu
sendiri bukanlah sejarah sehingga memiliki keterbatasan jangkauan pada peradaban dan keterbatasan
efektifitas pada kemanjuran karya
penebusannya, oleh sebab jauhnya jarak penyelenggaraan itu dari generasi
terkini:
Ibrani
9:25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya
sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat
kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
Mengapa
demikian? Sebab pada faktanya, Yesus masuk ke dalam sorga untuk
menghadap Allah, demi kepentingan manusia [Ibrani 9:24], ketika peristiwa bersejarah bagi manusia itu berlangsung. Peristiwa itu
bersejarah, namun penebusan itu sendiri bukan sejarah karena berlangsung di
dalam sorga, di tempat kekekalan. Sehingga nilai penebusan
itu pada akhirnya bernilai kekal oleh
sebab dua hal:
-
Sang Mesias itu sendiri bernilai kekal sebab Ia adalah kekal dan berasal dari
kekekalan [Ibrani 1:2-3]
-Penyelenggaraan penebusannya sendiri berlangsung di sorga.
Ingat, apa yang
terjadi pada Kristus di bumi adalah perlambangan apa yang sebenarnya sedang berlangsung
di sorga! Yesus sedang melakukan pengudusan pada siapa yang hendak diampuninya dan dikuduskannya!
Ibrani
9:22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah,
dan tanpa
penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Kristus
sendiri adalah perwujudan dari apa yang selama ini telah dilambangkan melalui
tindakan Musa:
Ibrani
9:19 Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada
seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air,
dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh
umat, sambil berkata: "Inilah darah perjanjian yang
ditetapkan Allah bagi kamu."
Apa yang dilakukan
oleh Kristus adalah penggenapan dari apa yang telah dilambangkan oleh Musa dan
di dalam cara yang lebih sempurna, karena: a.Yesus sendiri berasal dari sorga,
bukan dari dunia ini, dan b.Yesus, tidak seperti Musa yang melakukannya di bumi
dengan perlambangan, Ia melakukan pengudusan umatnya di Sorga dengan peralatan
sebenarnya dan ditempat yang sebenarnya, di sorga dan dengan sarana-sarana sorgawi.
Namun sesungguhnya, keunggulan Yesus
yang tak tertandingi sehingga dalam hal ini Musa tidak berada didalam
kualifikasi untuk diperbandingkan dengan Kristus:
Ibrani
3:3 Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa,
sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
-Pengudusan
Yesus dilakukan satu kali saja, namun
memiliki jangkauan kerja persembahan
kurban yang merengkuh setiap generasi
orang percaya di segala zaman ke
depannya.
-Pengudusan Yesus di sorga dilakukan satu kali saja,
namun memiliki efektifitas pengampunan hingga pada orang percaya terakhir
di segala zaman [ Ibrani 9:26,28]
Kalau Surat Ibrani
secara khusus menekankan Yesus dengan segenap karya pengampunan dosa memiliki jangkauan hingga generasi-generasi
mendatang di sepanjang sejarah bumi dan efektifitas kuasa pengampunan hingga
generasi-generasi mendatang di sepanjang sejarah penebusan manusia oleh Allah, dengan kata lain, Kristus
tidak perlu mengulangi kematian dan kebangkitannya, maka, perihal ini lebih dari sekedar
sinyal untuk tidak bermain-main pada apa yang sedang terjadi dengan dunia ini.
Dunia ini hanya memiliki dua realita
ketika mengabaikan keluasan keabsolutan keselamatan pada Kristus: a.Mengapa Yesus tak sekedar universal dalam
berkat keselamatan dan penghukuman kekal, namun juga kekekalan karyanya di
Golgota bagi segenap bumi, b. Mengapa
Yesus dan karyanya tidak diperlakukan sebagai sebuah sejarah bumi
di dalam Surat Ibrani, sebaliknya Yesus
dan karya penyelamatannya disingkapkan sebagai berlangsung di Sorga. Sebuah
penyingkapan oleh Surat Ibrani pada kemutlakan Kristus dan karya-Nya bagi dunia; bahwa dunia
memiliki konsekuensi begitu fatal dalam
mengabaikannya.
Apakah bagi anda
mengabaikan sorga pencipta alam semesta tidak mendatangkan kefatalan?
Apakah mengabaikan Kristus sebagai pencipta Alam semesta tak mendatangkan
kefatalan? Bukankah demikian adanya, Surat Ibrani mengintroduksi Yesus yang masuk
ke dalam sejarah dunia? Perhatikan
ini:
Ibrani
1:2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan
Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah
menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah dan gambar
wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian
dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Surat Ibrani,
menghadirkan Yesus dalam cara penuh kemuliaan dan menjelaskan bagaimana Ia
harus untuk sesaat menjadi lebih rendah [Ibrani 2:7,9-10] dari keaktualan diri-Nya, demi kepentingan banyak
orang dari segala bola dunia ini, yaitu demi saudara-saudaranya atau
orang-orang milik Allah:
Ibrani
2:10-13 Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah--yang bagi-Nya dan oleh-Nya
segala sesuatu dijadikan--,yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada
kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada
keselamatan, dengan penderitaan Sebab Ia yang menguduskan
dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia
tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu
kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di
tengah-tengah jemaat," dan lagi: "Aku akan menaruh
kepercayaan kepada-Nya," dan lagi: "Sesungguhnya, inilah
Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku."
Dalam kedudukan siapakah
Yesus, kala penulis Surat Ibrani menuliskan teks di atas ini?
Apakah Yesus sebagai seorang Israel
atau Juruselamat bagi Israel? Tidak! Apa yang menakjubkan, saat Surat Ibrani memulainya dengan apa yang dikenal sebagai ketentuan Perjanjian
Lama:
Ibrani
1:1-2 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara
berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada
zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya,
yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.
maka segera setelah
itu, saja penulis Ibrani tidak membiarkan Yesus Kristus terkurung atau dikurung
didalam sebuah sejarah atau tradisi keyakinan sebuah bangsa, atau, bahkan,
kebanggaan keunggulan sebuah bangsa yang dipilih Allah untuk menerima pewahyuan
keselamatan yang akan datang melalui Mesias.
Si Penulis, dalam hal itu, bahkan
melampaui apa yang diyakini oleh Judaisme dulu dan sekarang, bahwa Kristus
adalah Allah pencipta, sebuah Kristologi
yang bukan hanya menempatkan Kristus sebagai Imam Besar bagi dunia, namun juga
Kristus adalah pencipta semesta alam. Mari perhatikan hal ini:
Ibrani1:2-3
Oleh
Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah
dan gambar
wujud Allah dan menopang segala
yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.
Jika Ia adalah
pencipta alam semesta dan MENOPANG SEGALA YANG ADA, maka adakah satu saja yang sekecil apapun yang tak bertaut dengan
dirinya? Sebagai Pencipta dan Penopang segala yang ada?
Jika Ia adalah
pencipta alam semesta ini dan penopang segala sesuatunya, tidakkah keimamatan pengudusannya
merupakah satu-satunya yang mutlak dan absolut, perkataan-perkataannya?
Apalagi yang lain, yang dapat merupakan keputusan dan ketetapan
kehendak-Nya yang dapat menjadi bayang-bayang
bagi keimamatan penebusan dan pengudusannya yang KEKAL? Tak perlu
diulang-ulang dan tetap memiliki
kekinian hingga kini? Bagaimana bisa dan apakah dasar yang lebih kokoh dan
lebih baik lagi, untuk berkata, ada keselamatan selain daripada yang telah
ditetapkan di dalam Kristus, bagi mereka
yang tak mendengarkannya? Sementara Yesus
tidak ada sama sekali berkata demikian.
Apakah kitab suci ada
mengatakan, bahwa mereka yang tak
percaya kepada Kristus atau bukan
merupakan umat pilihan: Mereka tidak menjadi pejabat dalam kerajaan
Tuhan Yesus Kristus. Mereka hanya masyarakat atau rakyat? Adakah?
Pun demikian dengan paragraf 7
Penghakiman
terhadap mereka yang tidak mendengar Injil dan yang tidak menerima Kristus itu
tidak berdasarkan iman tetapi perbuatan. Itulah sebabnya di luar agama Kristen
ada keselamatan, tetapi bukan keselamatan seperti yang dimiliki umat pilihan. Nama
mereka bisa tertulis dalam kitab kehidupan tetapi bukan kitab kehidupan Anak
Domba (Wah 20:12-15). Sebab yang tertulis dalam kitab kehidupan Anak
Domba hanyalah mereka yang menjadi umat pilihan Allah dan yang menang artinya
mengikuti jejak Tuhan Yesus (Wah 13:8 ; 21:27).
Saya sudah jelaskan
perihal ini pada pada bagian1R , bagian1S, bahwa kitab kehidupan dan kitab kehidupan Anak domba berbicara hal yang
sama. Setiap pembaca Wahyu 20:12-15 harus memperhitungkan ini:
Wahyu
13:8 Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap
orang yang namanya tidak tertulis
sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah
disembelih.
Wahyu
17:8 Adapun binatang yang telah kaulihat
itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju
kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab
kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila
mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul
lagi.
Kitab
kehidupan tanpa Anak Domba, tetap berkaitan dengan Yesus dan para pengikutnya:
Wahyu
17:6 Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah
saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.
Wahyu
17:14 Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak
Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan
Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang,
yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."
Siapakah
mereka yang berperang melawan Anak
Domba? Adalah mereka yang tak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia
dijadikan. Mengapa mereka melawan Kristus?
Wahyu
17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana
wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan
bahasa
Mereka
yang melawan Yesus adalah bangsa-bangsa
dan rakyat banyak dari segala bahasa; mereka yang sejak semula tidak
tercatat di dalam Kitab Kehidupan.
Apa
yang hendak saya katakan, kapanpun anda
bertemu dengan Kitab Kehidupan atau Kitab Kehidupan Anak Domba, pasti berbicara
mengenai Yesus dan para pengikutnya; di luar Kitab kehidupan adalah segenap
bangsa dari segala bahasa dan suku yang pasti menyembah binatang dan memburu orang-orang percaya.
Sehingga, sangat tak
berdasar bagi pendeta Dr.Erastus Sabdono untuk membuat pembedaan antara Kitab
Kehidupan dengan Kitab Kehidupan Anak Domba, untuk mendukung pengajaran bahwa ada keselamatan bagi mereka yang tidak mendengar Injil atau tidak beriman kepada Kristus, sementara, kedua istilah dalam
Wahyu itu membicarakan kisah yang sama terkait Anak Domba dan para pengikut
Anak Domba.
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(2K):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar
Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
Bacalah
juga lampiran-lampiran di bawah ini, dengan cara MENG-KLIK pada tanggalnya:
- Yesus adalah dasar
kokoh dan satu-satunya bagi kehidupan:
"Yesus Adalah Dasar Kokoh Satu Satunya bagi Kehidupan " Mat 7:24
Posted by Martin Harry Simamora on Saturday, August 22, 2015
- Yesus Menurut-Nya
sendiri [1]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri" - Yohanes 5:19
Posted by Martin Harry Simamora on Sunday, August 23, 2015
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [2]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [2]" Yohanes 5:20
Posted by Martin Harry Simamora on Monday, August 24, 2015
-Yesus Menurut-Nya
sendiri [3]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri" [3] Yohanes 5:24
Posted by Martin Harry Simamora on Tuesday, August 25, 2015
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [4]
"Yesus Meurut-Nya Sendiri [4]" Yohanes 5:25
Posted by Martin Harry Simamora on Wednesday, August 26, 2015
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [5]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [5]" Yoh 5:26
Posted by Martin Harry Simamora on Thursday, August 27, 2015
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [6]
"Yesus Menurut Diri-Nya Sendiri [6]" Yohanes 5:27
Posted by Martin Harry Simamora on Friday, August 28, 2015
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [7]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [7] Yohnes 5:28
Posted by Martin Harry Simamora on Sunday, August 30, 2015
-Yesus Menurut-Nya
sendiri [8]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [8]" Yohanes 5:29
Posted by Martin Harry Simamora on Monday, August 31, 2015
No comments:
Post a Comment