“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 2K
Ketika pendeta Dr.
Erastus Sabdono menyatakan:
Orang
yang tidak mendengar Injil yaitu
mereka yang hidup sebelum zaman anugerah, maupun mereka yang hidup di zaman
anugerah tetapi tidak tersentuh oleh
berita Injil akan dihakimi menurut perbuatannya.
Mengapa hal ini terjadi, sebab Tuhan Yesus mati untuk semua manusia, sejak
zaman Adam sampai manusia terakhir. Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis berkata: Inilah Anak Domba Allah yang mengangkut dosa dunia. Jadi ada
keselamatan di luar orang Kristen, dalam ukuran masuk kehidupan
yang akan datang, tetapi tidak ada keselamatan di luar Kristus. Sebab
Yesus mati untuk semua orang.
sebagaimana pada
paragraf 9 dalam “Keselamatan Di Luar Kristen -2”, maka pertanyaannya, apakah dasar baginya untuk menautkan Yohanes 1:29 dengan “orang-orang yang tak mendengarkan
Injil” sebagai mempunyai keselamatan.
Hal terutama yang dilakukan olehnya,
mengaplikasikan “Anak Domba” yang dikurbankan sebagai untuk semua, mengabaikan
konteks keimamatan yang hanya berlangsung bagi orang-orang beriman atau umat dengan Allah-nya. Berbicara
Yesus adalah Anak Domba, pasti harus dipahami dalam kebenaran-kebenaran
penyelenggaraan kurban-kurban penghapus dosa, hal yang sudah saya jelaskan pada 2 bagian [bagian 2J dan bagian 2K] sebelumnya. Sejak tinjauan
bagian 1, saya sudah menunjukan bahwa penghakiman menurut perbuatan adalah sebuah
kebenaran yang dapat ditemukan dalam kitab suci, namun sama sekali tidak menunjukan adanya jalan keselamatan di luar Kristen
dan di luar Kristus [baca: bagian1B, bagian1D, bagian1G, bagian1i, bagian1J, bagian1L, bagian1M]. Juga, saya sudah tunjukan bahwa Kristus
adalah sentral utama dari semua yang dituliskan oleh para nabi sebagai hal yang diimani dan dinantikan.
Mereka menantikan sang Mesias yang akan membebaskan dan menyelamatkan mereka.
Perimanan semacam ini, pada Perjanjian Lama, juga merupakan hal
yang ditunjukan oleh Perjanjian Baru,
bahkan oleh Kristus sendiri.
Saya juga sudah
menunjukan, pada permulaan-permulaan bagian 2 [misal, bacalah bagian 2B], bahwa baik agama Kristen dan Kristus berbicara satu suara dalam membicarakan keselamatan, tak ada sebuah persimpangan sama sekali.
Para tokoh utama pendiri agama Kristen, sebagaimana telah dicatat dalam Kisah
Para Rasul, dan juga surat-surat para rasul kepada jemaat-jemaat Tuhan juga
teguh menyatakan tak ada keselamatan di luar Kristus dan di luar agama Kristen.
Apakah Tokoh-Tokoh Perjanjian Lama Diperhitungkan Sebagai
Orang Benar dan Mendapatkan Keselamatannya Berdasarkan Perbuatan-Perbuatan
Baiknya?
Mengetahui bagaimana
alkitab menjawabnya akan menjadi dasar terpenting untuk mengetahui, apakah
penghakiman berdasarkan perbuatan adalah mekanisme atau jalan lain untuk
mencapai keselamatan, sementara Yesus masih hadir atau sudah hadir sejak semula
dalam pra eksistensinya?
Mari kita
memperhatikan bagaimana rasul Paulus menjawab pertanyaan ini, dalam cara yang
sangat substantif dan melenyapkan
spekulasi-spekulasi yang bagaimanapun:
Roma
4:1-5 (1) Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur
jasmani kita? (2) Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia
beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.(3) Sebab apakah
dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah
Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."(4)
Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah,
tetapi sebagai haknya.(5) Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun
percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan
menjadi kebenaran.
Ayat
9-10 (9) Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham
iman diperhitungkan sebagai kebenaran.(10) Dalam keadaan manakah hal itu
diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi
sebelumnya.
Ayat
16 (16) Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih
karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan
Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga
bagi mereka yang hidup dari iman
Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --
Poin
krusial ini, pada dasarnya sudah saya jelaskan pada tinjauan bagian1M, sehingga pada kesempatan ini tidak akan saya ulangi penjelasannya.Saya
hanya akan kembali memberikan penekanan-penekanan pokok berdasarkan Alkitab, untuk menjawab
kemunculan kembali pertanyaan ini, oleh pendeta Erastus, sebagaimana ada
dijumpai pada “keselamatan di luar
Kristen-2.”
Apakah Kristus Belum Ada dan Tak
Menjadi Sentral Keselamatan Dalam Perjanjian Lama Sebagaimana Dalam Perjanjian
Baru?
Apa yang harus
diperhitungkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk menentang hal ini adalah
pernyataan kebenaran ini oleh para rasul dan Yesus Kristus sendiri:
1Petrus
1:10-12 (10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang
kasih karunia
yang diuntukkan bagimu.(11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang
bagaimana yang dimaksudkan oleh
Roh Kristus,
yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi
kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa
Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.(12)
Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa
mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala
sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh
Roh Kudus, yang diutus
dari sorga, menyampaikan berita Injil
kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Roh
Kristus di dalam diri nabi-nabi Perjanjian Lama?
Ini hal yang sukar untuk diterima. Bagaimana mungkin Roh Kristus dan nabi-nabi
Perjanjian Lama? Benarkah Kristus sudah ada pada era sebelum kelahirannya?
Yesus pernah berkata seperti ini:
Yohanes
8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku
telah ada."
Apa yang
dituliskan atau dinyatakan oleh rasul
Petrus sangat selaras dengan pernyataan Kristus sendiri. Apa yang saya sajikan berikut ini, merupakan
bagian yang juga telah lebih dahulu sudah saya tuliskan dalam renungan “mymorning dew” Yesus Menurut Diri-Nya
Sendiri [11], yang dapat
anda baca melalui tautan yang akan saya sajikan
seusai artikel ini. Mari perhatikan apa yang Yesus katakan:
Yohanes
5:39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci,
sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi
walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
Kitab-kitab suci
memberikan kesaksian tentang Yesus? Buku-buku
suci apakah yang sedang dimaksudkan oleh Yesus? Beginilah selanjutnya Yesus
berkata mengenai dirinya sendiri:
Yohanes
5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga
kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
Kitab-kitab Musa atau
Perjanjian Lama menuliskan tentang Yesus? Bagaimana bisa penulis perjanjian
lama dapat menulis mengenai hal yang jauh kedepan pada seorang tokoh yang
bahkan belum mewujud?
Rasul Petrus, tadi,
telah memberikan jawabannya: Oleh Roh Kristus yang ada di dalam diri
mereka. Jawaban ini memberi 2 fundamental kebenaran bahwa
Kristus hadir di dalam Perjanjian Lama bukan
sebagai interpretasi manusia tetapi sebagai penyingkapan oleh Allah atas apa
yang sedang dilangsungkan Allah sejak Allah menggunakan para nabinya untuk
menyatakannya. Pertama: para nabi dalam perjanjian lama menulis mengenai Yesus
dalam terang kebenaran yang datang dari Roh Kudus yang berdiam di dalam diri mereka, bukan manusia
atau semata hikmat atau pengharapan jiwa dan spiritual manusia yang mencari
Allah; Kedua: dengan demikian kebenaran Yesus yang sudah ada sejak perjanjian lama, dengan
demikian bukanlah kebenaran yang bersifat ‘agama kuno’ orang Yahudi yang ditakar sebagai yang
memiliki keyakinan serupa terhadap Mesias yang dinantikan untuk terwujud.
“Bernubuat tentang kasih
karunia untuk memberikan kesaksian tentang segala penderitaan yang akan
menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul setelah itu, oleh Roh kudus di dalam mereka,”
dengan demikian menunjukan rancangan dan pelaksanan
kasih karunia itu bermula di dalam kekekalan, bukan di dalam ruang dan waktu. Nubuat kasih karunia, dengan
demikian, sekalipun berlangsung di dalam sejarah Yahudi purba, bukan sama sekali sebuah perimanan dan
penantian mesianik yang kultural spiritualis Yahudi. Posisi ini penting
ditegaskan, sebagaimana rasul Petrus,
sebab inilah kerasionalan bagi Yesus untuk kemudian menyatakan dirinya dalam bingkai global atau dunia [misalkan
saja, salah satunya tema global semacam ini : akulah terang dunia
dalam Yohanes 8:12, Yohanes 9:5, Yohanes 12:46], sekalipun, aktualnya, dia hanya masuk ke dalam sejarah yang berlangsung di dalam bangsa
dan budaya Yahudi. Nubuat mesianik dalam Perjanjian
Lama dengan demikian tidak dapat disebut
sebagai spiritualisme Yahudi dan sebuah spiritualisme purba pada seorang
manusia bernama Yesus Kristus.
Bernubuat mengenai
kasih karunia oleh Roh Kudus. Maka
memang kunci untuk memahaminya harus dating dari Allah sendiri:
Lukas
24:44-47 (44) Ia berkata kepada mereka:"Inilah perkataan-Ku, yang
telah Kukatakan kepadamu ketika Aku
masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada
tertulis tentang Aku dalam kitab
Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab
Mazmur."(45) Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga
mereka mengerti Kitab Suci.(46) Kata-Nya kepada mereka:
"Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara
orang mati pada hari yang ketiga,(47) dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang
pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai
dari Yerusalem.
Kitab-kitab itu, walaupun
milik orang-orang Israel, namun hanya Kristus yang dapat membukanya;
kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur sekalipun dikenal sebagai kitab
Yahudi, namun sama sekali bukan milik spiritualisme Yahudi. Oleh sebab
2 hal: (a) Roh Kudus yang ada di dalam diri para nabi, Dialah yang memberikan nubuat dan kesaksian
mengenai Kristus; (b) Kristus
atau dia yang dinubuatkan oleh Roh Kudus melalui para nabi Allah, saja yang
dapat membukanya sehingga dapat dibaca sebagaimana maksud Roh Kudus itu kala
menuntun setiap nabi menuliskannya.
Kristus
dengan demikian telah dikandung di dalam Perjanjian Lama oleh
Roh Kudus, bukan dikandung oleh
kehendak-kehendak atau
spiritualisme-spiritualisme manusia; ini hal yang senilai kalau kita memandang
bagaimana Kristus dikandung didalam perawan Maria:
Lukas
1:30,35 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang
Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa
leluhur-Nya,… (35) Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun
atasmu dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus, Anak Allah.
Kristus
dengan demikian telah dikandung didalam
perawan Maria oleh
Roh Kudus dan dalam pernaungan kuasa Allah
Yang Mahatinggi. Sehingga seperti halnya pra eksistensi Kristus
dalam nubuat dan kesaksian para nabi
yang menantikan kelahirannya, bukan merupakan produk manusia, budaya dan bangsa
Israel kuno beserta spiritualitasnya, maka
pun demikian dengan Kristus yang pengandungannya sekalipun didalam kandungan
seorang manusia perempuan yang
mendapatkan kasih karunia begitu besar, tak membuat Yesus berasal dari
kemanusiaan yang tunduk atau dalam perbudakan kepada keberdosaan atau hawa nafsu
manusia, lalu semata menjadi sebuah
kehadiran milik sejarah dan sebuah budaya tertentu, sehingga dapat mengalami
kekunoan, keusangan dan ketaksepadanan dalam mengejar berbagai dinamika
perkembangan budaya, sosial, tantangan spiritual dan peradaban dunia ini.
Kristus dengan
demikian tak dapat dikatakan sebagai ketinggalan zaman dalam segala perkataan
atau sabda atau kebenarannya. Sebagaimana para nabi bersabda atau
bernubuat bukan oleh kemanusiaan dan
kehendak kemanusiaannya; pun demikian Kristus
dalam bersabda dan bertindak bukan oleh kemanusiaanya tetapi dalam dan bersumber pada kehendak Allah Pencipta Langit
dan Bumi yang mustahil kuno dan usang dalam berurusan dengan dunia beserta
segala zamannya. Perhatikan posisi nubuat mengenai Kristus dan
kelahiran Kristus dari nubuat-nubuat itu, memang bukan sama sekali urusan dunia,
bukan urusan yang sama sekali bisa dikontekskan pada budaya dan zaman tepat
pada segala kebenaran sabda-sabdanya:
Yohanes
5:19 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa
mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga
yang dikerjakan Anak.
Yohanes
5:20 Ia
menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri,
bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar
lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu
Yohanes
5:21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan
menghidupkannya, demikian juga Anak
Yohanes
5:22 Bapa
tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya
kepada Anak,
Yohanes
5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian
juga diberikan-Nya Anak
Perhatikan pada semua
yang dikatakan oleh Yesus, maka anda tak akan menjumpai dunia, ia berbicara
sebagai yang bukan dari dunia ini. Ia bahkan tidak memandang pada kitab-kitab yang menubuatkan kelahiran
dirinya sebagai sumber pengajaran. Kitab-kitab itu bukan tuan kebenaran
dirinya, Bapalah tuan kebenaran dirinya, tak memerlukan kebenaran yang ada pada
kitab-kitab itu. Kitab-kitab itu semuanya menuliskan dirinya sebagai
sentral keselamatan manusia dan itu dipelajari dan dirindukan atau diimani
untuk segera terwujud:
Ibrani
1:1-2 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara
berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada
zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya,
yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia
Allah telah menjadikan alam semesta.
Yesus adalah nabi
yang tidak memerlukan kitab-kitab sebelumnya dan bahkan tak memerlukan
kitab-kitab apapun. Ketika rasul Yohanes menuliskan
Dia yang menjelma menjadi manusia dengan
juga hakikat ketuhanan yang penuh atau
yang tak membaur atau bercampur dengan kemanusiawiannya, maka, memang
Ia tak memerlukan pengajaran dari luar dirinya. Dirinya bahkan
adalah sumber pengajaran atau sumber sabda yang bekerja dalam cara yang lebih
sempurna daripada nabi-nabi. Nabi-nabi perjanjian lama dapat menuliskan
hal yang begitu mulia dan megah mengenai Yesus Sang Kristus atau Mesias yang
akan datang dan membebaskan manusia dari dosa, bahwa Yesus adalah Ia yang pada mulanya
bersama-sama dengan Allah dan telah berada bersama-sama dengan manusia karena Roh Kudus yang memberikan hikmat keselamatan dari Allah. Sementara itu, Yesus tak memerlukan pertolongan Roh Kudus sebagaimana yang dibutuhkan oleh para nabi
tadi, sebab Bapa ada beserta Yesus dalam
sebuah cara “sama seperti Bapa [ Yohanes 5:19-37].”
Sehingga, Roh Kudus
memang sudah berkarya sejak Perjanjian Lama, dan karya-Nya adalah memberitakan Kristus
yang akan datang, bahkan, kini Roh Kudus pun memberitakan Kristus yang sudah ada
di sorga dan akan datang lagi. Ada sebuah kesamaan karya Roh Kudus
dalam Perjanjian Lama, sebagaimana telah dinyatakan rasul Petrus, dengan
karya-Nya dalam Perjanjian Baru: sama
–sama memberitakan Yesus yang dinantikan kedatangannya [tentu kita
menantikan kedatangannya yang kedua kali sebagai raja dan hakim]:
Yohanes
15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari
Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
Jika pada perjanjian
lama, Roh Kudus berdiam dalam para nabi untuk memberitakan Kristus yang masih
dikandung dalam nubuat dan dinantikan kedatanganya, maka pada zaman sekarang
ini, Roh Kudus berdiam dalam diri orang
percaya untuk menyaksikan Yesus Kristus yang sedang dinantikan kembali
kedatangannya kepada dunia:
Yohanes
15:27 Tetapi kamu juga harus bersaksi,
karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."
Sang
Logos yang sudah hadir di dunia ini sebagai Anak,
hadir dan sudah ada tidak hanya didalam huruf-huruf pada kitab-kitab Perjanjian Lama tetapi
secara aktual [ Yesus berkata: aku ada sebelum Abraham ada-
Yohanes 8:58];kalimat-kalimat tertulis
atau diucapkan oleh para nabi Allah, kini
telah hadir untuk memenuhi setiap nubuat dan menyabdakan, oleh dirinya sendiri,
kebenaran-kebenaran dalam nubuat-nubuat
nabi itu, namun, kini dalam cara menggenapinya dalam cara yang luar biasa – membuktikan dirinya adalah dia yang
diberitakan oleh Roh Kudus melalui para nabi perjanjian lama! Dia
yang telah dituliskan di dalam kitab-kitab perjanjian lama, telah
menggenapkan dan mengisahkan sendiri bagaimana dia telah berkarya dalam
keselamatan bagi manusia bahkan sejak mulanya:
Lukas
4:17-21 Kepada-Nya diberikan kitab nabi
Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: Roh
Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat
Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali
kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju
kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini
sewaktu kamu mendengarnya."
Para nabi sudah usai dalam tugasnya untuk
memberitakan Yesus, kini Ia sudah hadir untuk memenuhi segenap perihal dalam
Perjanjian Lama, namun juga, kini
setiap orang percaya, sebagaimana nabi-nabi perjanjian lama, berkewajiban
memberitakan kebenaran yang sama bahkan dalam tantangan yang serupa: memberitakan sesuatu yang sedang dinantikan
untuk datang[kembali], tidak pernah melihatnya namun merindukan untuk
melihatnya dan berjumpa dengannya [bandingkanlah dengan Kisah Para Rasul 11:30-34]
Sehingga
sangat keliru untuk menyatakan bahwa berita Injil atau berita kasih karunia
tidak ada atau absen dalam Perjanjian
Lama,
adalah keliru sama sekali. Bukankah sebelum
Yesus datang disebut sebagai masa
kesabaran Allah? Bukankah itu kasih karunia?
Roma
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan
Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya
untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu
pada masa kesabaran-Nya.
Roma
3:26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini,
supaya nyata, bahwa Ia benar
dan juga
membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Kasih karunia sudah
diberitakan dan eksis dalam era Perjanjian Lama, pertama-tama dinyatakan oleh
Kristus sendiri, dengan menyatakan bahwa semua kitab Perjanjian Lama menuliskan
tentang dirinya. Rasul Petrus menunjukan bahwa Roh Kudus yang berdiam di dalam
diri para nabi Allah, Dialah yang menyatakan karya Kristus dalam
menyelamatkan manusia melalui dirinya saja. Sejak Perjanjian Lama, keselamatan
memang hanya di dalam diri Yesus Kristus dan dalam Perjanjian Lama, penantian
itu genap, dan keselamatan melalui karyanya menjadi genap.
Rasul Paulus mengangkat hal yang sangat penting: bahwa era sebelum Yesus atau penantian kedatangan Mesias
beserta karya keselamatanya adalah era kesabaran Allah. Ia tak serta merta
melenyapkan sama sekali manusia yang jelas-jelas berhakikat manusia yang
terbelenggu dosa. Perjanjian Baru pun adalah era kesabaran Allah sebab selama
masa penantian kedatangannya yang kedua kali selalu ada peluang bagi manusia
untuk bertobat atau berbalik dari jalannya yang jahat dan memeluk pada pengharapan
yang sedang dinantikan, pengharapan yang ada di dalam Kristus.
Jadi, bagaimana
manusia-manusia Perjanjian Lama dapat diselamatkan? Melalui iman kepada Kristus
yang dinubuatkan, bukan pada perbuatan –perbuatan baik:
Roma
3:27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa?
Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan
berdasarkan iman!
Roma
3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia
dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Dan, sekali lagi, ini
bukan kebenaran yang datang dari bangsa dan budaya tertentu sehingga menjadi
spiritualisme sebuah bangsa dan budaya ketuhanan; juga tidak dapat dikatakan
sama sekali sebagai sebuah spiritualitas kuno dan tak dapat menjadi dasar untuk
diberlakukan secara absolut mengatasi pada setiap ras, setiap kepercayaan dan setiap kebenaran, atau
dengan kata lain, tidak pernah akan dapat untuk dinyatakan sangat janggal bahwa semua harus tunduk pada seorang Yesus Kristus
yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Yahudi!? Sebagaimana rasul Petrus, juga Paulus
dan tentu saja Yesus Kristus sendiri, menegaskan bahwa dirinya dan kasih karunianya dari Roh
Kudus dan Ia sendiri berinteraksi dengan Bapa bukan dengan kitab-kitab Yahudi. Sementara para nabi Yahudi itu
sendiri tak pernah menuliskan apapun sebagai seorang Yahudi dan menunjukan sebagai kebenaran hanya
bagi Yahudi, sebaliknya OLEH ROH KUDUS! Perhatikan pernyataan rasul Paulus:
Roma
3:29 Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah
Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia
juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!
Sehingga kebenaran
yang dari-Nya berlaku mutlak bagi semua bangsa, itu sebabnya Yesus berkata:
Markus
13:10 Tetapi Injil harus diberitakan
dahulu kepada semua bangsa.
Kisah
Para Rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan
Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Lukas
24:46-47 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus
menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi:
dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan
kepada segala bangsa, mulai dari
Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu
apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai
kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."
Kebenaran bahwa
keselamatan hanya melalui kasih karunia, adalah kebenaran bagi semua manusia
tak peduli apakah sukunya dan apakah yang sudah diimaninya, semua itu harus tunduk dan pasti terlucuti oleh kebenaran Sang Kristus, sebagaimana telah didemonstrasikan pada Pentakosta, yang merupakan
penggenapan apa yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama:
Kisah
Para Rasul 2:1-11
Ketika
tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba
turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi
seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah
seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka
penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam
bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari
segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah
orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul
itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang
dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu
orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka
berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri
asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia,
Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang
berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi
maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita
mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang
perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."
Harus mendengarkan
berita injil ini. Bagaimana Abraham diselamatkan?
Roma
4
Ayat
9-10 (9) Adakah ucapan bahagia ini hanya
berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab telah
kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran.(10) Dalam keadaan
manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat?
Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya.
Ayat
16 (16) Karena itulah kebenaran
berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham,
bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab
Abraham adalah bapa kita semua, --
Kebenaran iman adalah
berdasarkan iman. Keberimanannya kepada janji akan kasih karunia itu bahkan,
bagi semua keturunan Abraham akan mendapatkan kebenaran berdasarkan iman. Ini
adalah sebuah kesinambungan bagaimana keselamatan berlangsung: beriman kepada sang Mesias, sang kasih
karunia. Dan bagaimana kebenaran berlangsung pada Abraham atau bagaimana dia
mengalami pembenaran menjadi pola
tunggal bagaimana orang menerima
Roh yang menyatakan segala hal mengenai Kristus:
Galatia
3:5-6 Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia
yang menganugerahkan Roh kepada kamu
dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat
demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? Secara itu jugalah
Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran.
Siapakah KETURUNAN
Abraham itu:
Galatia
3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan
"kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang,
tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus.
Apa yang diimani Abraham bahkan sebelum ketentuan Sunat itu ada, adalah Kristus yang telah dinubuatkan dan
diimani oleh Abraham. Ia percaya akan janji itu bagi dirinya sekalipun
tak melihat dan belum mengalami, namun janji
Allah itu sudah diterimanya sebagai kebenaran yang tak perlu
diragukan.Itulah kasih karunia dalam Perjanjian Lama.
Kristus pun hadir di
dalam Musa:
1Kor10:1-4
dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu
berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan
kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik
ke sorga." Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam
awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama. dan mereka semua minum minuman rohani yang
sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu
karang itu ialah Kristus.
Semua umat Musa
mengikut Yesus yang masih dikandung di dalam segenap firman Allah kepada Musa. Inilah
dasar mengapa, tadi, Kristus berkata: jika engkau percaya kepada Musa, maka seharusnya percaya kepada Musa sebab
Musa menulis mengenai Yesus (Yohanes 5:46), dalam hal ini Yesus hendak
menyatakan bahwa dirinyalah yang
diberitakan oleh Musa dan percaya kepadanya adalah sebuah kebenaran Absolut
bahkan sejak era Perjanjian Lama.
Jika Yesus menyatakan bahwa dirinya telah ada sejak
Perjanjian Lama dan kasih karunia
beriman kepada Yesus yang masih dikandung dalam nubuat-nubuat adalah dasar
keselamatan, maka, apalagi dasar bagi
pendeta Dr.Erastus Sabdono untuk berkata sebaliknya? Tak ada, dan tetap saja masih
berani secara frontal menista sabda Sang
Kristus itu? Ini tak main-main dan penting sekali untuk diperhatikan secara
saksama bagaimana seseorang itu memberitakan injil, apakah selaras dengan
Kristus atau melawannya. Dalam semua hal, inilah dasar untuk menerima atau menolak
; mengecam atau memuji sebuah kebenaran.
Galatia
1:6-10 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh
kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada
orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil
Kristus. Tetapi sekalipun kami atau
seorang malaikat dari sorga yang
memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami
beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau
ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang
telah kamu terima, terkutuklah dia.
Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan
Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau
mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Jika Kristus begitu
keras menyatakan kebenaran ini dan demikian juga dengan para rasul-Nya. Apalagi
dasar kita untuk menganggap ringan pengajaran injil yang sangat berbeda dengan
apa yang telah diajarkan oleh Yesus dan para rasul. Jika seorang malaikat dari sorga sekalipun terkutuk, karena
memberitakan injil yang lain, apalagi seorang manusia.
Lukas 24:25-27 (25) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai
kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala
sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! (26) Bukankah Mesias harus menderita
semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"(27) Lalu Ia
menjelaskan kepada mereka apa
yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai
dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Bersambung ke
“Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2M):“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross
transforms present criteria of relevance:
present criteria of relevance do not transform
the cross
[oleh seorang teolog yang namanya
tidak saya ingat]
Bacaan yang dianjurkan untuk memperkaya studi
terkait perihal ini:
“First
Corinthians: A Biblical Theology and Hermeneutic for Today, sebuah makalah
kuliah khusus, oleh Prof.Anthony C.Thiselton, Ph.D, D.D., D.D
Bacaan Pustaka yang bernilai:
The
Two Horizons: New Testament Hermeneutics and Philosopical Description with
Special Reference to Heiddeger, Bultmann, Gadamer, and Wittgenstein, oleh
Anthony C. Thiselton, William B. Eerdmans
Publishing Company
Lampiran: Klik pada bagian "tanggal" untuk membacanya
-Yesus Menurut
Diri-Nya Sendiri [10]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [10]" Yohanes 5:31-34
Posted by Martin Harry Simamora on Wednesday, September 2, 2015
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [11]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [11]" Yohanes 5:32,37
Posted by Martin Harry Simamora on Thursday, September 3, 2015
-Yesus Menurut-Nya Sendiri [12]
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [12]"Yohanes 5:38
Posted by Martin Harry Simamora on Saturday, September 5, 2015
No comments:
Post a Comment