“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh : Martin
Simamora
Matahari Terbit di "Busur Mesa" Taman Nasional Canyonlands - Kredit: National Geographic Traveller |
Bacalah lebih
dulu bagian 2Q
Paragraf 13, untuk
kesekian kali, menunjukan kesetiaan pendeta Dr.Erastus Sabdono pada adanya pola lain
keselamatan. Berupaya membangun
kebedaan pada: bagaimana keselamatan
berlangsung pada era Perjanjian Lama dengan era Perjanjian Baru
Pendakwaan
bagi saudara-saudara (umat Perjanjian Lama)
kita akan terhenti ketika ada sosok yang menebus dosa. Sosok yang menumpahkan
darah sehingga penghakiman bisa dilakukan dan ada orang yang
bisa diselamatkan. Tuhan Yesuslah Anak Domba Allah yang bisa membuka meterai
sehingga sejarah dunia bisa diakhiri pada suatu klimaks yaitu penghakiman.
Penghakiman bagi mereka yang dihakimi dan kemuliaan bagi anak-anak Allah yang
akan dimuliakan bersama dengan Kristus.
Sesuatu yang sama sekali
tidak diajarkan oleh para rasul. Sebagaimana telah saya sajikan
sebelumnya, berpendapat, bahwa keselamatan pada Perjanjian Lama dihasilkan
oleh penghakiman berdasarkan perbuatan-perbuatan [bagian1D, bagian1F, dan bagian1L] sungguh sangat keliru
dan tidak memiliki pijakan apapun juga.
Rasul Petrus bahkan
menyatakan bahwa nabi-nabi Perjanjian Lama oleh Roh Kristus telah menuliskan mengenai
Sang Mesias, sebagai Dia yang dinantikan dan diimani
sebagai Juruselamat dan Penebus mereka:
1Petrus
1: 10-11 (10) Keselamatan itulah yang
diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi,
yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.(11) Dan
mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh
Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi
kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan
tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. [bacalah tinjauan bagian 1Q yang mengulas teks ini]
Ini, sama dengan apa yang dinyatakan oleh
penulis Surat Ibrani:
Ibrani
1:1-2 Setelah pada zaman dahulu Allah
berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir
ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang
telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah
telah menjadikan alam semesta.
Baik pada era
Perjanjian Lama dan era Perjanjian Baru, Allah menyampaikan satu berita
keselamatan yang sama:
Ibrani
1:3 Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan
firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang
tinggi,
Era Perjanjian Lama,
orang-orang Israel diminta untuk beriman kepada kedatangan Yesus
untuk menyucikan dosa, sementara itu, Era
Perjanjian Baru, orang-orang Israel dan yang berasal dari bangsa-bangsa
lain, diminta untuk beriman kepada Yesus yang telah selesai mengadakan penyucian
dosa, beriman bahwa sekarang Ia duduk di sebelah kanan Yang
Mahabesar, di tempat tinggi.
Rasul Petrus, pun
memandang, baik didalam perjanjian Lama dan perjanjian Baru, keselamatan hanya
datang dari Mesias yang dijanjikan dan yang telah datang, yang telah
selesai menyucikan dosa. Daud mengimani bahwa keselamatannya berasal
dari Mesias dan karyanya:
Kisah
Para Rasul 2:29-31 Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang
kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati
dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia
adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan
mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud
sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan
dan telah
berbicara tentang kebangkitan
Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam
dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.
apa yang dilihat Daud
sebagai “Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati” dan “dagingnya tidak
mengalami kebisaan” adalah:
Kisah
Para Rasul 2: 32 Yesus inilah
yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.
Secara lugas, Petrus
menyatakan bahwa pengharapan keselamatan yang dijanjikan Allah melalui Daud
Sang Bapa Bangsa Israel adalah bagi Israel, bahwa sejak era perjanjian lama
mereka telah memiliki keselamatan yang telah dijanjikan kepada mereka sebagai
sebuah penantian dalam kepastian; belum terjadi namun kepastian yang kokoh dan tak bias digagalkan:
ia telah melihat ke depan
dan telah
berbicara tentang kebangkitan
Mesias
Sejak era perjanjian lama, Bapa Bangsa Israel sudah
melihat dan berbicara tentang keselamatan bagi bangsanya adalah melalui dan
oleh kebangkitan Mesias.
Bagaimana bisa, pendeta
Dr.Erastus Sabdono mengajarkan bahwa era Perjanjian Lama, penghakiman menjadi
dasar keselamatan, sambil ia menarik garis keberpisahan karya Kristus bagi
keselamatan dengan era Perjanjian Lama, sementara Bapa Bangsa Israel adalah
penerima janji itu, pertama-tama, bagi dirinya dan bangsanya sendiri yang
menantikan penggenapannya. Tak sama sekali, Daud membicarakan adanya penghakiman
akan memiliki peran dalam memberikan keselamatan bagi mereka:
Mazmur
32:1-2 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang
diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah
manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang
tidak berjiwa penipu!
Roma
4:6-8 (6) Seperti juga Daud menyebut
berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya:(7)
Berbahagialah
orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi
dosa-dosanya;(8)berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak
diperhitungkan Tuhan kepadanya."
Berita Injil Mesias
yang menebus manusia dari dosa merupakan injil yang pertama-tama diterima
bangsa Yahudi, juga dinyatakan oleh rasul Paulus:
Galatia
3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu
memberitakan Injil kepada Abraham:
"Olehmu segala bangsa akan diberkati."
NIV
Scripture foresaw that God
would justify the Gentiles by faith, and announced the gospel in advance to Abraham: "All
nations will be blessed through you."
KJ
And the scripture, foreseeing
that God
would justify the heathen through faith, preached before the gospel unto Abraham, saying, In
thee shall all nations be blessed.
Perhatikan bagaimana nabi Yesaya
menubuatkan kebenaran melalui iman bukan
oleh Taurat bagi Israel:
Roma
9:27-30 Dan Yesaya berseru tentang Israel: "Sekalipun jumlah anak Israel seperti
pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. Sebab apa yang telah
difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera." Dan
seperti yang dikatakan Yesaya sebelumnya: "Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita keturunan,
kita sudah
menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora." Jika demikian,
apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang
tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman.
Israel memiliki janji
ini, kebenaran karena Iman. Bahkan telah mengalami kasih karunia Allah saat
sama sekali tak pantas diselamatkan; kasih karunia itu terjadi karena Allah
meninggalkan pada Israel KETURUNAN. Tanpa KETURUNAN ini, maka anak Israel sudah menjadi seperti Sodom dan
sama seperti Gomora.
Dan, ini sama sekali
tidak ada percampuran dengan kebenaran karena melakukan Taurat, sebab semua
Israel telah dinilai tak pernah memiliki kebenaran. Mengapa? Apakah karena
kurang sempurna? Bukan! Karena mereka melakukan Taurat sebagai kewajiban yang harus dikejar: Beginilah Epistel Roma
menjelaskannya:
Roma
9:31-32 Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan
kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. Mengapa tidak? Karena Israel
mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada
batu sandungan,
Bapa telah
menetapkan bahwa tak akan pernah ada keselamatan yang
lahir dari perbuatan baik atau melakukan Taurat, pertama-tama, bagi Israel:
Roma
9:33 seperti ada tertulis: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu
sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya
kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
Yesaya
28:16 sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan
sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar
yang teguh: Siapa yang percaya,
tidak akan gelisah!
Hanya orang yang
percaya kepada batu penjuru itu saja yang diselamatkan. Sehingga memang semakin
jelas bahwa keselamatan Israel bukan dikarenakan ke-Israel-annya, disebut sebagai
bangsa pilihan bukan dikarenakan ke-Israel-annya, tetapi, hanya jika percaya kepada
Sang Batu Penjuru itu:
Roma
9:6-8 Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal
dari Israel adalah orang Israel, dan juga tidak semua yang terhitung keturunan
Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan
disebut keturunanmu." Artinya: bukan anak-anak menurut
daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut
keturunan yang benar.
Apa dan siapa yang
menjadi sumber keberhasilan Israel dalam mencapai keselamatan atau
kebenarannya? Upaya mereka untuk memenuhi tuntutan Taurat? Tidak! Tetapi FIRMAN
ALLAH. Allah menunjukan bahwa ke-Israel-an mereka bukanlah dasar pokok
keselamatan mereka, tetapi percaya kepada FIRMAN ALLAH. Apakah isi firman
Allah yang dimaksud?
Roma
9:15-16 Sebab Ia berfirman kepada
Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan
kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan
dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi
hal itu tidak tergantung pada kehendak
orang atau usaha orang, tetapi
kepada kemurahan hati Allah.
Baik umat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
hanya dapat mengalami pembenaran dan keselamatan hanya oleh kasih karunia Allah
di dalam Kristus:
Roma
9:22-27 Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah
menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah
disiapkan untuk kebinasaan-- justru untuk menyatakan kekayaan
kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya
untuk kemuliaan, yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain, seperti
yang difirmankan-Nya juga dalam
kitab nabi Hosea: "Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan
kekasih: kekasih." Dan di tempat, di
mana akan dikatakan kepada mereka: "Kamu ini bukanlah umat-Ku," di
sana akan dikatakan kepada mereka: "Anak-anak Allah yang hidup."
Dan Yesaya berseru tentang Israel:
"Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan.
Dan, perhatikan,
sisa dari Israel yang diselamatkan itu, bukan karena mereka itu golongan yang
memenuhi tuntutan Taurat. Sebab pada dasarnya umat Israel perjanjian lama yang
diselamatkan itu pada dasarnya dipandang sama oleh Allah sama seperti Sodom dan
Gomora [ Roma 9:29].
Semuanya, umat
Perjanjian Lama dan umat Perjanjian Baru, sebagaimana dikemukakan nabi-nabi
perjanjian lama, hanya akan memiliki
keselamatan karena dipanggil oleh Allah untuk dapat beriman kepada Mesias yang akan menderita dan
bangkit dan Mesias yang telah naik ke sorga. Tak ada selain itu, sama sekali. Inilah kebenaran itu, Umat Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru tak sama sekali mengalami keberpisahan pada keselamatan
semata oleh kasih karuni di dalam Kristus dan karya Kristus. Sehingga paragraf
terakhir pada tinjauan pada keselamatan diluar Kristen bagian kedua,
khususnya bagian: “Oleh
sebab itu sekarang kita harus menjadi saksi agar nama Tuhan Yesus dikenal oleh
semua orang dan mereka menjadi percaya (Yang Terpilih), tetapi kalau mereka tidak bisa percaya (karena banyak faktor; bukan
umat yang terpilih), mereka tidak melawan Injil.” Dimana pada
bagian yang saya beri penekanan
menunjukan adanya kesempatan untuk memasuki kehidupan dunia baru, sama sekali
tak berdasar dan dongeng belaka! Baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak
ada sama sekali menyentuh ini, harus sebuah rekayasa Injil dalam Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru yang luar biasa berani!
Menutup tinjauan bagian kedua ini secara keseluruhan,
saya mengajak pembaca untuk memperhatikan penjelasan Yesus Kristus sendiri:
Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab
kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun
Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian
tentang Aku, namun kamu tidak mau datang
kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Yohanes 5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa,
tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
Yohanes 5:47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa
yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang
Kukatakan?"
Lukas 24:25-26 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang
bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala
sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias
harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
Lukas 24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab
Suci, mulai dari kitab-kitab
Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Lukas 24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku,
yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni
bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur."
Lukas 24:46-47 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian:
Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang
ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan
pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
Tak ada perbedaan,
sebagaimana hendak diajarkan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono, bagaimana
keselamatan berlangsung di dalam Perjanjian Lama dibandingkan dengan Perjanjian
Baru. Bahkan, pada dasarnya merupakan satu kesatuan: bahwa pada
perjanjian lama, manusia Israel mendapatkan keselamatan melalui percaya pada janji keselamatan itu; pada perjanjian
baru, manusia baik Israel dan non Israel mendapatkan keselamatan melalui percaya
pada Yesus Kristus adalah Dia yang
dijanjikan oleh nabi-nabi perjanjian lama itu. Janji itu pasti sehingga
berpegang pada janji adalah jaminan kokoh untuk mendapatkan pewujudan
atau penyataan keselamatan
yang telah dimiliki dalam janji atau FIRMAN ALLAH itu, secara total.
Tinjauan bagian
kedua ini telah usai, dan selanjutnya akan memasuki tinjauan “keselamatan
di luar agama Kristen- bagian 3.”
Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono“Keselamatan Diluar Kristen” (3A):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi
Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
***
The cross
transforms present criteria of
relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross
[oleh seorang teolog yang
namanya tidak saya ingat]
Bacalah juga “mymorning
dew” yang memiliki ulasan terkait dengan apa yang diulas pada bagian ini:
Klik pada bagian tanggal, untuk bisa membacanya
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [27]- a
"Yesus Menurut-Nya Sendiri (27)"-a Yohanes 6:41-43
Posted by Martin Harry Simamora on Monday, September 21, 2015
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [27]-b
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [27]-b" Yohanes 6:41-43
Posted by Martin Harry Simamora on Tuesday, September 22, 2015
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [27]-c
"Yesus Menurut-Nya Sendiri [27]-b" Yohanes 6:41-43
Posted by Martin Harry Simamora on Tuesday, September 22, 2015
-Yesus Menurut-Nya
Sendiri [27]-d
"Yesus Menurut-Nya Sendiri (27)-d " Yohanes 6:41-43
Posted by Martin Harry Simamora on Thursday, September 24, 2015
No comments:
Post a Comment