“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada
Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih
dulu bagian 2J
Paragraf delapan pada
“keselamatan di luar Kristen – bagian 2” akan memperlihatkan konflik atau pergelutan
pemikiran pada pendeta Dr.Erastus Sabdono terkait bagaimana keselamatan itu
sendiri harus terjadi, dan, apakah karya
Kristus pada salib berdampak juga
pada mereka yang tidak mendengar dan tidak percaya kepadanya, mendapatkan
keselamatan?
“Kedua,
tidak ada keselamatan di luar Kristus
sebab
hanya darah Tuhan Yesuslah yang menghapus dosa dunia (Yoh 1:29).
Penebusan
dosa itu bukan hanya berlaku bagi orang Kristen, tetapi juga bagi bangsa
Israel yang menyembelih domba sebagai lambangnya dan semua manusia yang
tidak pernah mendengar Injil (Ibr 9:13,19). Tetapi sejatinya darah
binatang tidak bisa menyucikan, hanya sebagai lambang atau voucher (Ibr 10:4).
Hanya darah Yesus yang menyelamatkan. Itulah sebabnya hanya nama Yesus yang
bisa menyelamatkan.”
Sebelumnya, pendeta
Erastus menegaskan bahwa keselamatan
orang-orang bukan pilihan tidak sama dengan bagaimana keselamatan itu terjadi
pada umat pilihan yang mendengar dan beriman kepada Kristus; juga beliau
menyatakan, bahwa keselamatan melalui Kristus memang absolut, namun tidak dapat diaplikasikan kepada mereka di
luar agama Kristen. Namun, kini, pada paragraph ini,
menggunakan Yohanes 1:29, menggunakannya
untuk menyatakan penghapusan dosa dunia tak memedulikan apakah orang tersebut
memiliki sebuah relasi dan memiliki anugerah atau Sang Kristus itu, tetap
mendapatkan penghapusan dosa? Ini sebuah konflik tak main-main, sebuah
inkonsistensi yang sangat kronis.
Kemudian, apakah Ibrani
9:13,19 menunjukan atau menyatakan bahwa “penebusan dosa” juga berlaku bagi Israel yang
tidak beriman kepada Kristus dan semua manusia yang tak pernah mendengarkan
Injil?
Pertama-tama, saya
akan mengulas Ibrani 9:13,19. Apakah
memang menyokong pengajaran yang sedang diusung oleh pendeta Erastus?
Kebenaran Taurat
Musa Untuk Menunjukan Kepada Kristus Sebagai Kebenaran Sejati, Bukan Menyatakan
Sebuah Kebenaran Lain Terhadap Kebenaran Terutama
Ibrani
9:13,19 Sebab, jika darah domba jantan
dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang
najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,.. (19) Sebab
sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia
mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan
hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,
Pertama, teks firman Epistel Ibrani yang dikutip oleh pendeta
Erastus Sabdono, sama sekali tidak
menunjukan bahwa Israel yang masih
berpengharapan pada kurban-kurban
perlambangan tetap memiliki jalan
keselamatannya tersendiri, sehingga dengan demikian tanpa beriman kepada Kristus, bangsa itu memiliki keselamatannya
tersendiri. Semua perlambangan kurban pengudusan SECARA LAHIRIAH itu telah
usai keberlangsungannya dan efektifitasnya, mana kala, Dia yang diperlambangkan
oleh Musa telah tiba. Ibrani
9, bahkan menyatakannya sendiri:
Ibrani
9:13-14 (13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu
jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga
mereka disucikan secara lahiriah, (14) betapa
lebihnya
darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah
mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat,
akan menyucikan hati nurani kita dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah
yang hidup.
Ayat 14 mengangkat
langsung sebuah keunggulan pada kurban Kristus. Perhatikan bahwa Kristus
diperbandingkan secara langsung dengan hewan-hewan kurban:
“Jika darah domba jantan dan darah lembu
jantan dan percikan abu lembu muda……, betapa lebihnya lagi
darah Kristus.”
Semua hewan kurban
itu beserta darahnya adalah perlambangan pada Kristus, dimana kurban Kristus melakukan hal yang lebih besar
daripada apa yang dapat dilakukan oleh kurban-kurban hewan itu. Yang terpokok adalah:
-Kurban
hewan-hewan, perhatikan bahwa ini membutuhkan lebih dari satu hewan
kurban, hanya dapat menguduskan SECARA LAHIRIAH. Tak kuasa menjangkau
pengudusan JIWA, hal yang hanya dapat dilakukan
oleh kurban Yesus.
-Kurban
Kristus yang dapat atau sanggup menguduskan jiwa manusia, telah memampukan dan melayakan setiap orang
beriman kepada Yesus untuk dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Perihal
ini, menunjukan bahwa kurban Kristus ini
telah membawa orang-orang beriman kepada sebuah kehidupan peribadatan yang jauh
berbeda dan tak akan dialami pada ketentuan Musa. Setiap orang percaya
dapat datang langsung tanpa memerlukan pengudusan lahiriah, berdasarkan taurat,
melalui hewan-hewan kurban, dan tanpa memerlukan pengantaraan imam besar di dunia ini.
Dua poin mendasar ini
harus menjadi hal yang tak boleh goyah dan gugur didalam memahami apapun yang
dituliskan di dalam Surat Ibrani.
Kedua, teks Ibrani 9:13-14 tidak sama sekali menunjukan bahwa
orang-orang Israel yang hanya memegang kebenaran yang bersifat perlambangan tetap memiliki
keselamatan, sementara apa yang dilambangkan sudah datang menggenapinya.
Tak sama sekali menunjukan bahwa orang-orang Israel yang demikian, tanpa Kristus dengan demikian tetap
memiliki keselamatan. Bahkan Ibrani 9 sendiri menyatakan fakta sebaliknya:
Ibrani
9:9-10 Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu
dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka
yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, karena semuanya itu, di
samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah
peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu
pembaharuan.
Itu adalah kiasan.
Apakah yang dimaksud dengan “itu adalah kiasan” :
Ibrani
9:1-7 (1)Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan
untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. (2) Sebab
ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ
terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang
kudus.(3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah
lagi yang disebut tempat yang maha kudus.(4) Di situ
terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang
seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan
buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh
batu yang bertuliskan perjanjian,(5) dan di atasnya kedua
kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita
bicarakan sekarang secara terperinci.(6) Demikianlah caranya
tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah
yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka,(7) tetapi
ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus
dengan darah yang ia persembahkan
karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh
umatnya dengan tidak sadar.
Teks-teks firman di
atas merupakan kebenaran Taurat Musa yang datang dari Allah, namun keberlakuannya memiliki batas waktu.
Kapankah keberakhiran ketentuan kurban-kurban pengudusan dosa beserta
penatalaksanaan keimamatan tersebut berakhir? Ibrani 9 menyatakan: sampai tibanya waktu pembaharuan.
Apakah yang dimaksud
dengan “sampai tibanya waktu pembaharuan” atau apa yang baru dibandingkan
dengan yang terdahulu itu? Ibrani 9 meletakan sebuah dasar yang sangat krusial
pada apa yang tidak dapat diberikan oleh ketentuan kurban-kurban pengudusan
beserta keimamatan lama:
Ibrani
9:8 Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka,
selama
kemah yang pertama itu masih ada.
Pembaruan itu terkait
dibukanya jalan ke tempat yang kudus, dan itu hanya dapat terjadi jikalau
kemah yang pertama sudah tidak ada lagi. Apa yang dikiaskan, yaitu
segala hewan-hewan kurban pengudusan
beserta tata laksana keimamatannya, harus ditiadakan agar jalan ke tempat kudus
itu terbuka.
Bagaimana
hal itu bisa terjadi? Perhatikan, bagaimana Ibrani 9
menjelaskan penanggulangan problem ini?
Ibrani
9:11-12 Tetapi Kristus telah datang
sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang
baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah
yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia,
--artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus
bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya
sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Perhatikan:
ada dua hal yang sangat
asing pada siapa yang
mempersembahkan kurban dan kurban apa
yang dipersembahkan, bila dipandang dalam ketentuan Musa:
-Yesus
adalah Imam Besar
-Yesus adalah kurban itu sendiri
Bagaimana
mungkin Yesus adalah Imam Besar dan Kurban itu sendiri?
Keasingan
yang sama, akan ditemukan pada tempat dimana Imam Besar menyelenggarakan
persembahan kurbannya:
-dalam kemah yang bukan buatan tangan manusia,
bukan ciptaan manusia tempatnya, tempat
yang kudus, BUKAN tempat yang dikuduskan!
Keasingan berikutnya
yang tak kalah menggemparkan, adalah ketentuan
berapa kali persembahan kurban penghapus dosa itu harus dilakukan:
-Satu
kali atau “1X” untuk selama-lamanya. Selama-lamanya bukan setiap tahun
-Tak memerlukan pengudusan bagi dirinya
sendiri, sebab bahkan dirinya sendiri adalah kudus sehingga Ia tak perlu mempersembahkan darah kurban, pertama-tama, untuk
menguduskan dirinya sendiri.
Imam Besar menurut
ketentuan Musa, tak akan pernah mengalami
pengudusan selama-lamanya. Selama-lamanya, para imam besar menurut ketentuan Musa, bahkan
perlu menguduskan dirinya terlebih dahulu, sebelum ia dapat melayani umatnya
sendiri. Berbeda dengan Iman Besar Kristus, pengudusan
pada dirinya dilakukan satu kali saja untuk selama-lamanya sehingga dikatakan Ia
mendapatkan kelepasan yang kekal! Dialah satu-satunya Imam Besar yang mendapatkan kelepasan Kekal
Selama-lamanya. Ini adalah model Imam Besar yang bukan saja jauh lebih
sempurna, tetapi kini umat memiliki seorang Imam Besar yang sungguh-sungguh
suci, sungguh-sungguh kudus menurut hadirat Tuhan!
Pertanyaan
maha pentingnya, mengapa Kristus adalah Imam Besar yang kudus
selama-lamanya? sehingga kekallah
kelepasan dirinya terlepas dari keharusan pengudusan diri sendiri menurut
ketentuan Taurat Musa? Itu karena Yesus sendiri
pada hakikatnya suci, kudus, tak bercela bahkan itu merupakan naturnya,
bahkan
pada darah jasmaninya!
Saat siapapun membaca
ini:
ke
dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba
jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri
Maka seharusnya,
siapapun harus diam dan dunia harus terhenyak memandang siapakah dia yang bahkan pada dirinya sendiri adalah
kudus dan memiliki kuasa pengudusan dari darahnya sendiri! Yesus
adalah sumber pengudusan bagi dirinya sendiri. Tak ada satu hal eksternal apapun, bahkan menurut ketentuan Musa,
sanggup menandingi kuasa pengudusan pada diri Kristus sendiri. Ya.. bagaimana mungkin darah hewan-hewan kurban yang hanya sanggup
menguduskan SECARA LAHIRIAH [Ibrani 9:13] dapat
bekerja pada dia Sang Kudus.
Ini adalah bentuk perendahan yang luar biasa oleh Bapa terhadap Kristus yang
pada hakikatnya sekudus Bapa, untuk diperlakukan sebagai bukan hanya Ia adalah Imam Besar,
tetapi juga kurban sembelihan dimana murka Allah atas dosa dilampiaskan pada
kurban tersebut:
Ibrani
2:7 Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah
Ibrani
2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada
malaikat-malaikat, yaitu Yesus
Dalam sebuah cara yang begitu memilukan untuk dapat
dipahami. Dia yang kudus bahkan pada dirinya sendiri adalah sumber pengudusan
bagi tubuh fananya oleh darahnya yang fana, harus
diperlakukan sebagai kurban yang disembelih untuk menguduskan banyak orang!
Harus mati dalam kehinaan yang menjauhi kemuliaan-nya sebab direndahkan demi
kelepasan para tebusannya? Dapatkah anda membayangkan darah seorang
manusia fana memiliki kuasa pengudusan pada kefanaan itu sendiri dalam cara
pengudusan yang begitu mulia [sebab dilakukan di sorga], sampai-sampai tubuh
fana Yesus tak memerlukan pengudusan menurut taurat Musa, dengan darah
kurban-kurban binatang dan oleh seorang Imam Besar lainnya?
Perendahan Yesus oleh
Bapa, memiliki tujuan yang sangat mulia.
Apa
yang sangat mulia memerlukan Pelaku yang
sangat mulia agar sanggup menggenapi kemuliaan itu. Apa yang ditemukan
pada segenap ketentuan Musa, sebagaimana yang digambarkan secara jitu oleh
Penulis Ibrani pada Ibrani 9:1-7 menunjukan bagaimana perendahan pada Kristus harus terjadi.
Ketika dikatakan bahwa Yesus mengalami perendahan, maka pada aktualnya di dalam kemanusiaannya itu sendiri, Ia sendiri
tetaplah begitu teramat mulia, bahkan di dalam penderitaan mautnya: Ia
disembelih sebagai hewan kurban penghapus dosa, namun itu dilakukannya sendiri
sebab tak ada satu pun Imam Besar di dunia yang pantas menjamah tubuhnya yang
kudus dan cukup kudus untuk mempersembahkan tubuh Anak di hadapan hadirat Allah
yang kudus namun sedang menimpakan murkanya bagi begitu banyak dosa manusia.
Jadi, satu-satunya alasan mengapa tak
ada imam besar yang layak mempersembahkan diri Yesus, sehingga Ia sendirilah
yang layak, karena: a. imam-imam
besar menurut ketentuan Musa adalah perlambang dari apa yang jauh lebih besar
didalam apa yang dikerjakannya; b.Pengudusan
oleh hewan-hewan kurban bagi imam-imam menurut ketentuan Musa hanya sanggup
menguduskan secara lahiriah, dan yang lebih fatal lagi, para imam yang demikian
itu tidak memiliki kekudusan pada dirinya sendiri secara konstan dan ilahi,
sehingga bukan saja tak mati kala masuk
berjumpa dengan hadirat Allah yang begitu kudus, namun tetap hidup kala
murka Allah ditumpahkan pada kurban itu dengan melahapnya dengan api murka
Tuhan yang membinasakan dosa [ bandingkan dengan Imamat 7:1-8]! Hanya
Yesus satu-satunya Imam Besar dan sekaligus kurban yang dipersembahkan bagi
banyak manusia dalam kategori dipersembahkan oleh Imam Besar yang memiliki sumber pengudusan
pada dirinya sendiri atau tak memerlukan pengudusan, dan kuasa pengudusan
darahnya adalah abadi sebagai darah itu berasal dari Dia yang memiliki sumber
pengudusan pada dirinya sendiri.
Mendapatkan
kelepasan kekal, karena
Ia mengakhiri atau menyudahi apa yang sebelumnya tak dapat dilakukan:
memberikan jalan masuk ke tempat kudus
bagi siapapun yang dikuduskan, sebagai
akibat pengurbanannya SATU KALI, selanjutnya, ia tak berhutang apapun pada
ketentuan taurat Musa dalam hal ini.
Karya Yesus yang
demikian, menyudahi atau mengakhiri apa
yang menjadi kebenaran di dalam taurat
Musa. Semua perlambangan itu sudah usai sebab apa dan siapa yang
diperlambangkan oleh Musa sudah datang dan sudah dilakukan secara sempurna.
Dalam hal ini, kita
pun menjadi mengerti dengan Kesalahen Yesus pada Ibrani 5:7
Dalam
hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan
permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup
menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya
Ia telah didengarkan.
Bahwa kesalehan
di sini adalah sebuah kesalahen yang sangat berbeda. Ini adalah jenis kesalehan Dia yang dari dirinya
mengalir sumber pengudusan bagi dirinya dan
bagi setiap manusia yang percaya kepadanya. Bahkan darahnya
bukan saja menguduskannya tetapi berkuasa menguduskan banyak manusia yang beriman kepadanya.
Yesus sebagai manusia,
ini memang harus terjadi sebagai
kehendak Bapa. Ini memang merupakan perendahan yang tak main-main untuk satu tujuan: agar
Ia bisa menyelenggarakan tugas pelayanan keimamatan besar yang agung dan mulia itu sehingga jalan
menuju tempat kudus itu terbuka,SELAMA-LAMANYA! Oleh sebab itu dilakukannya satu kali untuk
selama-lamanya. Pengudusan oleh imam besar satu ini, bahkan bukan dengan darah hewan yang berasal dari
hewan ciptaan, tetapi berasal dari darah sorgawi dan diselenggarakan di tempat
kekal, sorga, Yesus Imam Besar yang menyelenggarakannya di tempat Allah dalam
sebuah hadirat kekudusan yang tak
terbendungkan, berdiri di dalam api kemuliaan Tuhan yang otentik, api kemuliaan
yang sangat berbeda dengan apa yang pernah dijumpai Musa [Keluaran 3:2], bukan
di bumi, tetapi di sorga. Hanya yang benar-benar kudus pada dirinya
sendiri sebagaimana Allah yang dapat melakukan itu di sorga dan tetap hidup
sehingga penyelenggaraan keimamatan
besar Kristus selesai sempurna di tempat yang sempurna. Sementara Musa, untuk sekedar berjumpa
dengan Allah saja, maka Allah harus menyurutkan sedikit kemuliaan-Nya dengan
cara menudunginya dengan Tangan-Nya dan berjalan jauh dari Musa [Keluaran
33:18-23], sementara Kristus berada tepat di jantung keberadaan Allah
[Ibrani 9:24] :
Ibrani
2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang
singkat dibuat sedikit lebih
rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena
penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya
oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.
Sebagai kurban itu
sendiri, Ia harus mengalami maut sebagaimana kurban-kurban hewan itu yang dikurbankan oleh imam besar demi
pengudusan umat yang diwakilinya, maka dalam hal ini, Yesus pun
demikian, pengurbanannya yang satu kali untuk selama-lamanya itu hanya
berlaku bagi manusia-manusia yang diwakilinya dalam relasi antara umat
terhadap Tuhan penebusnya di hadapan Allah, dalam Ia juga sebagai Imam Besar yang
menghadap Allah, menurut ketentuan Musa.
Jadi,
keberlakukan ketentuan kurban-kurban darah
hewan pengudusan dosa berdasarkan ketentuan Musa, sudah diakhiri oleh Kristus sendiri:
Ibrani
9:15 Karena itu Ia adalah Pengantara
dari suatu perjanjian yang baru
Ia adalah Imam Besar
bagi orang-orang percaya atau umat Tuhan berdasarkan
sebuah perjanjian baru yang difondasikan pada kurban dirinya yang satu kali
untuk selama-lamanya, yang diselengarakan oleh dirinya sendiri Imam Besar di
sorga di dalam kekudusan Allah sempurna! Ia imam besar yang tidak lagi mengakui apa yang melambangkan
dirinya sendiri; Ia adalah kurban agung itu, satu kali dan untuk
selama-lamanya. Menyatakan Ia adalah Imam Besar yang masuk ke tempat kudus dan
mempersembahkan dirinya sendiri di dalam pengudusan dirinya sendiri untuk satu kali dan selama-lamanya, dengan
demikian me-nol-kan atau meng-hampa-kan apapun juga ketentuan kurban-kurban
hewan untuk pengudusan. Sudah tidak berlaku. Dan perhatikan perkataan
Yesus mengenai hal ini:
Yohanes
5:46-47 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga
kepada-Ku, sebab ia telah
menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang
ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Yohanes
8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu;
sebab jikalau kamu tidak percaya,
bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."
Yohanes
8:28 Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia,
barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari
diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan
Bapa kepada-Ku.
Itu sebabnya, Yesus adalah keutamaan dan keabsolutan
kebenaran bagi semua manusia, jika ingin selamat. Apapun yang dilakukan
oleh orang-orang Yahudi dengan segala ketentuan Musa-nya, sama sekali tidak memiliki kebenaran, sebab
perlambangan-perlambangan itu sudah berhenti masa kerjanya kala apa dan siapa
yang dilambangkan telah hadir dan telah melakukan apa yang dilambangkan di
dalam nilai kemuliaan dan kekekalan, terlepas sama sekali dengan kefanaan dan
keterbatasan. Itu juga, dasar mengapa
tak percaya kepada Dia adalah dosa. Selama orang-orang Israel itu tak
percaya kepada Yesus, walau rajin melakukan segala ketentuan Musa terkait
hewan-hewan kurban maka itu sama sekali hampa. Melakukannya sama dengan menista
karya keselamatan Yesus sebagai Imam
Besar Kekal dengan kurban penghapus dosa kekal, yang secara sempurna menggenapi
perlambangan ketentuan-ketentuan Taurat.
Hal yang sama juga demikan,kala memandang Yohanes 1:29:
Pada
keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata:
"Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Pun tidak boleh diperlakukan bahwa pengampunan
dosa atau penghapusan dosa adalah global TANPA perlu ada pengimanan atau sebuah
relasi khusus antara Pengampun dan yang diampuni. Perhatikan satu terminologi
yang begitu khusus: anak domba. Mengapa Yesus disebutkan
sebagai hewan yang identik dengan kurban penghapus dosa yang dikenal dalam
ketentuan Taurat? Ini hendak menunjukan relasi seperti apakah yang terjadi
dengan penghapusan dosa dunia. Bahwa ini tidak sama sekali mencakup semua dalam
arti mereka yang tidak mendengar dan tidak percaya kepada Injil Kristus. Sebab
Imam besar hanya mewakili manusia-manusia yang percaya dan dalam perikatan
janji dengan Allah.
Bahwa menghapus dosa dunia, tidak sama sekali bagi
semua manusia yang bahkan tak beriman kepada Yesus, pun dikemukakan
oleh Yohanes Pembaptis sendiri:
Yohanes
3:36 Barangsiapa
percaya kepada Anak, ia beroleh
hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak,
ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."
Sehingga sangat tidak
berdasar bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk menggunakan Yohanes 1:29
menjadi sebuah dasar lainya, untuk
menyatakan ada keselamatan bagi mereka
yang tak percaya kepada Kristus. Relasi khusus harus ada antara Sang Imam Besar
dengan manusia-manusia itu, harus merupakan umat kepunyaan Allah yang
menantikan-Nya atau menerima-Nya terlebih dahulu. Yohanes Pembaptis, yang
dikutip oleh pendeta Erastus, bahkan menyanggah keras pengajarannya.
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(2L):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar
Kristen”
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
No comments:
Post a Comment