“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebuh dulu bagian 2L
Paragraf ini
secara umum sudah saya sanggah dan jawab, baik pada bagian 1 dan bagian
2 sebelumnya, sehingga pada paragraf 10
ini, fokus ditujukan pada bagian yang
saya berikan penekanan dengan huruf tebal dan miring:
Itulah
sebabnya dalam Alkitab berulang-ulang ditulis bahwa semua orang akan dihakimi
menurut perbuatannya, bukan menurut imannya. Orang beriman pasti selamat, tidak
ada lagi penghakiman atasnya, tetapi orang yang menolak Injil secara
terang-terangan dan sengaja memiliki reaksi menentang Injil walau sudah
mendengar Injil, pasti binasa, sebaik apapun orang itu. Mereka yang menolak
Kristus sudah dibawah hukuman (Yoh 3:16-18). Dalam kenyataan hidup ini ada
pula orang-orang yang tidak menolak tetapi juga tidak menerima. Untuk
mereka Tuhan Yesus berkata: “Siapa yang tidak melawan kamu, ia ada di pihak
kamu (Luk 9:50). Mereka akan
dihakimi menurut perbuatannya.”
Apakah Yesus memang sedang
membicarakan keberadaan orang-orang tidak menerima [atau
tidak beriman pada Yesus] sekaligus tidak menolak, kala ia menjawab Yohanes pada Lukas 9:50? Pendeta
Erastus Sabdono, berupaya membangun pembedaan derajat atau jalan keselamatan lain, bagi golongan
manusia ini, dengan kelompok lainnya, yaitu mereka yang menolak Injil secara terang-terangan
dan sengaja memiliki reaksi menentang Injil, walau sudah mendengar. Kelompok
yang belakangan dinyatakannya pasti binasa, sementara kelompok yang pertama akan dihakimi menurut perbuatan, artinya masih memiliki peluang untuk
tidak binasa. Pendeta Erastus menggunakan Lukas 9:50 sebagai landasan
pandangannya ini, yaitu ada keselamatan cara lain, selain harus beriman kepada Yesus Kristus.
Tetapi,
pertanyaan yang sangat mendasar: apakah
Lukas 9:50 sedang membicarakan orang-orang yang tidak
menolak dan tidak menerima kebenaran keselamatan hanya di dalam Kristus?
Apakah konteks ayat tersebut mendukung pengajaran pendeta Erastus?
Orang-Orang Beriman Di Nun Jauh Sana, Hasil Penginjilan Mereka Yang Tak Bersama Yesus
Mari kita membaca
Lukas 9:49-50
Yohanes
berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami
cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita."
Yesus
berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan
kamu, ia ada di pihak kamu."
NIV
"Master," said John, "we saw someone driving out demons in your
name and we tried to stop him, because he is not one of us." "Do
not stop him," Jesus said, "for whoever is not against you is for
you."
KJV
And John answered and said, Master, we saw one casting out devils in thy name;
and we forbad him, because he followeth not with us. And Jesus
said unto him, Forbid him not: for he that is not against us is for
us.
Para pembaca Alkitab,
pada umumnya memandang ringan atau sepele kasus yang dicatat begitu ringkas
ini. Kecenderungan umum yang bisa segera muncul di benak pembaca, adalah: orang
yang diceritakan oleh Yohanes sebagai
orang yang tidak beriman
kepada Yesus, sebab Yohanes mengatakan
bahwa ia bukan pengikut kita atau bukan salah satu dari kita
atau tidak mengikuti kita.
Namun, ada dua hal yang harus dipertimbangkan sangat
signifikan di sini:
a. kami melihat
seseorang mengusir keluar setan-setan demi namamu
b. dia yang
tidak melawan kamu.
Mengusir
Keluar Setan Demi Namamu
Siapapun
pembaca Alkitab yang setia, pasti mengetahui bahwa mengusir setan keluar bukan sekedar mengusir keluar setan dengan mengucapkan namanya
begitu saja, bagaikan mantera, atau
sebuah tindakan atau aksi yang berfondasikan pada semacam prosesi
beserta serangkaian kata-kata yang harus diucapkan berdasarkan tatanan
dan reaksi-reaksi pada yang dilayani.
Faktanya,
jika anda ingin membicarakan fakta biblikal, bahkan para muridnya pun tak selalu
sukses melakukan pengusiran setan demi
nama Yesus.
Sekarang, saya mengajak anda untuk memperhatikan dua kasus yang akan menyibakan, apakah
sebenarnya yang terjadi dan berlangsung
pada tindakan pengusiran setan dan hubungan antara Yesus dengan si
pelaku pengusir setan itu sendiri.
Kasus #1
Murid-Murid Yang Gagal Mengusir Setan
Matius 17:14-
(14) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah
seorang
mendapatkan Yesus dan menyembah, (15) katanya: "Tuhan,
kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke
dalam api dan juga sering ke dalam air.(16) Aku sudah membawanya
kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat
menyembuhkannya."(17) Maka kata Yesus:
"Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang
sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku
harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"(18) Dengan
keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun
sembuh seketika itu juga.(19) Kemudian
murid-murid Yesus datang dan ketika
mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa
kami tidak dapat mengusir setan itu?"(20) Ia berkata
kepada mereka: "Karena kamu kurang
percaya. Sebab Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar
biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari
tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil
bagimu.
Tahukah
anda, dari peristiwa yang pasti memalukan [sebab para murid-murid dikatakan
tidak bisa mengusir setan di depan orang
banyak!] yang kemanapun Yesus pergi selalu ikut, Yesus sedang menyibakan
sebuah rahasia tunggal perihal pengusiran Setan, yaitu: IMAN. Seperti apakah
seharusnya iman yang dimiliki untuk
mengusir setan itu? Iman yang sederhana sekali, tetapi eksis secara otentik
didalam diri orang tersebut! Perhatikan pernyataan Yesus ini: “sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi
saja.” Sekiranya atau andaikan saja para murid memiliki iman sederhana
namun otentik bukan abu-abu bukan bimbang tetapi punya wujud yang kongkrit maka itu memiliki kehidupan,
sebagaimana biji sesawi yang kecil namun didalam biji itu memiliki kehidupan
untuk tumbuh dan berbuah. Faktanya, para murid ketika berhadapan dengan orang
yang kerasukan setan, bahkan tak
memiliki iman yang demikian, itu sebabnya Yesus berkata: “karena kamu kurang percaya,”
sedikit saja keraguan maka tak akan ada kuasa yang bekerja dari dalam pelayanan
itu; sedikit saja ada keraguan…., keraguan akan apa atau kepada siapa dalam hal
ini? Tentu pada sumber kuasa yang menjadi dasar
pelayanan semacam ini? Siapakah sumber kuasa yang menjadi landasan
pelayanan semacam ini? Perhatikan hal ini baik-baik:
Bawalah anak itu ke mari!"(18)
Dengan
keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah
setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga
Bawalah
anak itu kemari!;
bawalah dia kepadaku; bawalah dia kepadaku yang menjadi sumber kuasa pelayanan
murid-muridku! Yesus Sang Sumber Kuasa, Yesus Sang Sumber Pembinasa Kuasa
setan.
Dengan
keras Yesus menegor dia, yang menegor adalah sumber
kuasa sehingga apapun yang diperintahkan Yesus harus terjadi, harus tunduk, tak
ada sedikit saja ruang berleha-leha untuk tidak segera berlari meninggalkan,
sebab kuasa Yesus bukanlah kuasa yang dapat sedikit saja dipandang remeh oleh
si setan, bukan kuasa yang sedikit saja
bisa berkompromi dengan kenajisan yang begitu busuk pada si setan! Sehingga tak
dapat dicegah:
Keluarlah
setan itu, apa yang terjadi pada murid-murid,
gagal mengusir, bukan sama sekali menunjukan ada sebuah masalah pada kuasa
Yesus. Jangan pernah berpikir bahwa kuasa Yesus telah susut seiring semakin
moderennya dunia ini dan semakin jauhnya era Yesus dengan era kini. Bukan itu
masalahnya. Apa yang menjadi masalah, bila ini terjadi, pasti pada diri saya
atau anda. Jika saja para murid-murid itu, atau anda memiliki sebuah iman yang
sederhana namun otentik, tolong perhatikan baik-baik, saat Yesus mengatakan “sekiranya
mempunyai iman sebesar biji sesawi saja” haruslah dipahami bahwa Yesus sedang membicarakan relasi atau
hubungan antara Yesus dengan si murid atau pelayanan. Relasi antara murid dengan Yesus, bernama
iman. Bukan sekedar mengagumi, meneladani, meniru atau mereplikasi Yesus tanpa
sebuah keterhubungan yang otentik, yang bertumbuh. Kala Yesus membicarakan
relasi dengan biji sesawi maka itu berbicara pertumbuhan selain kehidupan.
Mengapa cukup biji sesawi, mengapa Yesus
tidak bicara benih-benih pohon-pohon besar yang dapat berumur puluhan tahun
atau ratusan tahun, yang dapat berukuran lingkar besar dan menjulang tinggi?
Sebab kunci pelayanan ini, bukan pada bagaimana kehebatan seseorang beriman
atau bagaimana seseorang begitu mulianya mengimani Yesus. Kunci pelayanan ini
adalah pada siapa anda beriman dan berelasi, siapakah sumber pertumbuhan dan
keberbuahanmu? Yesus Kristus, dialah yang harus besar dan perkasa sementara
anda sendiri begitu terbatas, namun dalam keterbatasanmu, beban terbesar bukan
pada kekohanmu beriman, tetapi Yesus sebagai dasar keberimanan atau relasimu.
Poin
inipun disuarakan oleh Yesus kepada orang banyak, perhatikan ini: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat” Yesus tak ingin
karena kegagalan para murid, orang-orang meragukan kuasa Yesus. Yesus menuntut
mereka beriman kepada Yesus. Yesus tak menginginkan mereka beriman kepada para
murid-murid, mereka harus tahu kebenaran sejatinya. Yesus segera mengusir
ketakpercayaan atau ketakberimanan mereka dengan mengusir sumber ketakberimanan
itu? Apakah sumbernya” Si setan itu sendiri! Sehingga setelah menegor, Ia tanpa
banyak basa-basi penuh ketegasan di hadapan orang banyak, berkata : Bawalah anak itu ke mari!"(18)
Dengan
keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun
sembuh seketika itu juga.”
Berapa
kerap anda melayani dan telah dipecundangi setan? Sehingga gagal dan mendapat
malu dihadapan banyak orang? Lalu pergi begitu saja? Dan orang-orang mulai
mencibiri anda dan mulai berpikir, marilah bawa saja ke orang pintar atau ke
dukun. Saya berkata sebenar-benarnya, sebab kasus ini pernah terjadi dan
ditengah –tengah kebimbangan keluarga tersebut, melalui perwakilan mereka saya
diundang untuk menangani kasus pada malam hari tersebut. Kerap, setan sudah
lebih dahulu menjadi penggoda sebuah keraguan. Ini semata-mata kasih karunia,
bukan hal yang bisa anda bangunkan dari diri anda seperti berkata di depan cermin
dan berkata: YES AKU PASTI BISA atau YES, AKU ANAK TUHAN sehingga IBLIS HARUS KABUR dari hadapanku. Itu takabur, itu
menempatkan anda sebagi Tuhan dan sumber kekuasaan itu. Anda tak akan pernah
memenangkan sebuah pertarungan yang bukan milikmu, pertarungan semacam ini
hanya milik Anak yang berkuasa atas setan dan segenap dunianya! Perhatikan
Yesus yang berkata begini:
kamu dapat berkata kepada gunung
ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan
ada yang mustahil bagimu
ini
hanya bisa terjadi atau berlaku, jika saja anda memiliki relasi yang bernama
iman dan itu adalah iman yang hidup dan bertumbuh dalam dirimu dan kehidupanmu,
itu bukan konsepsi apalagi hanya sebuah
pengakuan yang dilontarkan di udara kosong. Saya pribadi dan sebenarnya keluarga besar
saya, tidaklah asing dengan hal ini. Ompung doli almarhum Gr. Philipus Simamora
adalah seorang zending yang berdasarkan catatannya dan kesaksian orang-orang
tua dahulu atau bahkan anak dari orang tua dahulu, mengisahkan kisah-kisah
pelayanan ompungku saat memberitakan injil dari satu kampun ke kampong lainnya,
dan memang sebagaimana Yesus mengajarkan, maka ompung selalu menekankan percaya
dan senantiasa percaya kepada Yesus dalam segala hidupmu. Kelihatan sederhana tetapi
itu sebuah kehidupan yang akan membawa begitu banyak dampak bagimu kala Yesus
adalah jangkar hidupmu, bukan dirimu lagi.
Sembuh
seketika itu juga. Apa yang membedakan pelayanan ini
dari praktik-praktik eksorsisme berbasis non Kristus adalah: Yesus bukan
sekedar membinasakan kuasa jahat atau gelap pada korban, tetapi juga
menyembuhkan dan memulihkan, sebab dia adalah sumber kehidupan dan pemulihan.
Seketika itu juga, tanpa proses karena ini sebuah mujizat kehidupan baru bagi
korban yang dipulihkan. Yesus bukan
sekedar sumber kuasa tetapi sumber pemulihan dan sumber kehidupan. Apa yang
telah dirusak atau dihancurkan oleh setan, itulah pada keseluruhannya
dipulihkan oleh Yesus. Ini sesuatu yang melampaui kerja keberimanan seseorang
untuk menjangkau hingga pemulihan jiwa, bukan sekedar pengusirian. Seberapa
seringnyakah anda melayani hal ini dan juga melihat sebuah jiwa yang
sungguh-sungguh dibaharui bagi Yesus? Jangan sampai target pelayanan semacam
ini hanya belaka demonstrasi kuasa dan akhirnya hanya mengharumkan namamu saja.
Anda harus memandang pada Yesus agar bukan sekedar korban dilepaskan dari kuasa
Setan tetapi juga dipulihkan bagi Yesus.
Pemulihan
jiwa bagi Yesus yang spektakuler ada dicatat dalam Alkitab, terkait pengusiran
Setan, dapat kita lihat pada kasus orang gila di Gerasa:
Lukas
8:39 "Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah
diperbuat Allah atasmu." Orang itupun pergi mengelilingi seluruh kota
dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya.
Tak
hanya sekedar dilepaskan dari belenggu setan, tetapi menjadi milik Kristus dan
bekerja bagi kemuliaan Kristus. Pelayanan ini berdasarkan iman dan memiliki
gol sebagaimana kehendak Yesus.
Mantan orang gila itu dilarang oleh Yesus untuk mengikutnya, namun jelas
orang percaya. Perhatikan bahwa, orang percaya itu menjadi pemberita injil yang
mengeliling seluruh kota. SELURUH KOTA, itulah kehendak Yesus untuk
dilakukannya. Dan dalam hal itu pasti ada lahir orang-orang baru percaya
sebagaimana dia, sebagai hasil pelaksanaan mandat yang lahir dari kuasa Yesus atas orang itu,
ada otoritas Yesus atas orang itu yang dapat melahirkan orang-orang percaya.
Tentulah
Yesus semakin tenar dan tentulah bersamaan dengan tenarnya orang itu aka nada
orang-orang yang percaya. Mereka tidak mengikut Yesus namun mereka beriman,dan
sangat mungkin mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan ajaib semacam ini.
Kasus #2
70 Murid Pengusir Setan
Lukas 10: 1,
17-20 (1) Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk
tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya
ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.(2) Kata-Nya
kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah
kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk
tuaian itu.(3) Pergilah, sesungguhnya Aku
mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala…… (17)
Kemudian
ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan,
juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."(18)
Lalu
kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat
dari langit. (19) Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa
kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan
kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.(20)
Namun
demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi
bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."
Ada
70 murid-murid lainnya, selain 12 yang utama, dan mereka adalah 70 murid yang
luar biasa. Pengutusan mereka terutama, bukan untuk itu tetapi untuk:
memberitakan kabar baik bahwa kerajaan Allah sudah dekat, dan menyembuhkan
orang sakit (Lukas 10:9). Jadi selain Yesus, ada 70 orang murid yang menggelar pemberitaan injil yang disertai dengan pemberian kuasa untuk menginjak dan menahan. Sebuah kuasa untuk
menaklukan dan sebuah kuasa yang menaungi mereka dalam mereka diutus ketengah-tengah
serigala, sebagai domba!
Dan
sama seperti pada kasus #1 tadi, sumber
penghalang bagi setiap orang untuk beriman, yaitu Iblis tak terelakan akan
mengalami konfrontasi dengan siapa? Diri mereka ataukah Yesus? Dengan Yesus!
Sebab 70 orang tersebut pergi sebagai utusan-utusan Yesus yang diberi kuasa dan
otoritas untuk menaklukan musuh utama iman yaitu Setan dam diberi kuasa dan otoritas untuk
menahan musuh sehingga mereka tak dibahayakan dalam pelayanan seperti ini. Ada
3 dasar yang menunjukan bahwa Yesuslah yang menjadi penghadang dan pembinasa kekuatan musuh itu dan
bukan 70 murid:
-Yesus
telah melihat iblis jatuh seperti kilat dari langit, para murid tidak tahu
perihal ini
-Yesus
memberi kepada mereka kuasa untuk menaklukan dan menahan
-Yesus
menyatakan tidak ada yang membahayakan kamu
-Yesus
menyatakan: nama mereka ada terdaftar di sorga
Semua
itu terjadi oleh sebab Yesus mengutus mereka, ini menunjukan adanya sebuah
hubungan atau relasi yang disebut iman, bahwa para murid beriman kepada Yesus. Yesus memberikan kuasa kepada mereka, ini
menunjukan juga sebuah relasi yang amat intim dan sebuah relasi yang mengubah
kehidupan mereka menjadi murid-murid dimana kuasa Yesus berdiam dan menyertai
mereka sehingga mereka bisa menaklukan sekaligus aman. Yesus berkata bahwa nama
mereka ada terdaftar di sorga, ini menujukan sebuah relasi yang sangat kokoh
dan sangat aman, bahwa keselamatan mereka tidak dapat dihancurkan oleh apapun
di dunia ini, bahkan saat mereka menghadapi pelayanan yang penuh bahaya dan
tantangan.
Baik
pada kasus 1 dan kasus 2, kita melihat bahwa pengusiran setan adalah sebuah
tindakan yang bersumber pada Yesus, manakala nama Yesus disebutkan maka itu
berarti bergeraknya kuasa Yesus keluar dari dirinya untuk menaklukan dan
melindungi si pelaku. Tak pernah dalam Alkitab tindakan atau pelayanan ini tanpa memerlukan sebuah
keberimanan. Kita sudah melihat bagaimana. Bahkan 12 murid tadi gagal mengusir
setan dalam sebuah cara yang memalukan [karena disingkapkan di hadapan orang
banyak], Yesus bahkan memberikan prinsip teramat fundamental yang menjadi dasar
atau hukum pelayanan kuasa jenis ini, dimana nama Yesus dilibatkan:
sekiranya
kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi
saja-Matius 17:20
Iman
atau berelasi dengan Yesus, adalah kucinya. Tanpa ini maka ini bukan saja hal
yang memalukan karena gagal, tetapi juga amat membahayakan karena ini adalah
sebuah pelayanan yang melibatkan kuasa dari Allah untuk menaklukan kuasa iblis.
Sangat mustahil berdasarkan kuasa manusia dapat menghasilkan sebuah penaklukan
iblis yang otentik dan aktual, bukan sebuah muslihat. Yesus memberikan pengutusannya dan otorisasi
beserta kuasa-Nya kepada 70 murid-murid, adalah bukti yang begitu sempurna
untuk menunjukan pelayanan ini melibatkan kuasa dirinya. Bahkan berlangsung
dari kejauhan, sementara 70 murid-murid
itu pergi TANPA Yesus secara fisik, mujizat itu terjadi. Bandingkan ini dengan:
Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang
sesat, berapa
lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?- Matius 17:16
Pada kasus pertama tadi. Ini menunjukan hal yang luar biasa pada 70 murid tadi, mereka menggenapi apa yang Yesus katakan, bahwa ada saatnya bagi mereka yang beriman kepadanya dapat melakukan pelayanan ini tanpa kehadirannya, tanpa perlu Yesus menyertai mereka, asal saja beriman sekalipun sebesar biji sesawi saja. Memang, dengan Yesus pasti mulai dari keyakinan diri dan iman pasti lebih kokoh, ketimbang ditinggal atau diutus pergi sendirian.
Pelayanan
70 murid tadi memperlihatkan hal ini secara sempurna, pada tak perlu mereka
bersama dengan 12 murid dan tak perlu bersama dengan Yesus, namun kuasa Yesus
menyertai mereka sekalipun mereka di
kejauhan sana, asalkan beriman padanya.
Namun,
bagaimana dengan kasus Lukas 5:49-50. Memang dapat dipastikan bahwa seseorang itu bukan bagian dari 70
murid yang lain. Namun, harus juga diperhitungkan bahwa ia adalah seorang
beriman di nun jauh disana. Faktor ini mutlak harus ada sebab, Yesus telah
memberikan fondasinya: harus beriman padanya dalam sebuah relasi yang hidup dan
bertumbuh: “iman seperti biji sesawi.”
Jika
ini adalah faktor absolut agar setiap pengusiran dalam nama Yesus bekerja
sebagaimana seharusnya, tidak gagal
seperti 12 murid tadi, pertanyaan lanjutannya, bagaimana mungkin ada orang
beriman namun tidak mengikut Yesus dan mengiringi mereka?
Jawabannya
ada lebih dari satu, yang pasti jatuh pada salah satunya, saya katakan pasti, sebab Yesus sendiri memastikan bahwa
pelayanan semacam ini hanya berlangsung dalam beriman kepadanya dan melibatkan
kuasa dirinya! Perhatikan poin-poin berikut ini:
a. kemungkinan ia adalah orang percaya hasil penginjilan masif dan penuh kuasa oleh 70 murid Kristus.
b.Kemungkinan
ia adalah orang percaya hasil penginjilan orang gila Gerasa
c.Kemungkinan
ia adalah orang percaya hasil penginjilan perempuan Samaria- Yohanes
4:24-26, 28-30. Perhatikan Yesus mengajar orang-orang Samaria itu (ayat 34-38)
dan bahkan pada ayat 38 Yesus mengutus mereka : “Aku mengutus
kamu untuk menuai apa yang tidak kamu
usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."
Perhatikan, Yesus mengutus mereka dengn kuasa untuk menuai apa yang tidak
mereka usahakan
Pada
poin a,b, dan c ini saja sudah dapat menghasilkan orang-orang beriman yang sama
sekali tidak terkenal, tidak pernah berjumpa dengan Yesus, tidak pernah
berinteraksi dengan 12 murid apalagi Yesus. Sebab dalam hal ini mereka adalah
para penginjil dengan otoritas dan kuasa sebagai akibat pengutusan. Dalam hal
ini, sebagaimana pada 70 murid, pastilah pengutusan ini menghasilkan
karya-karya besar yang memuliakan Yesus sebab mujizat dan pengusiran setan
pasti terjadi.
Dan
saya harus menambahkan sebagai yang terakhir:
d.
kemungkinan ia adalah orang yang dihasilkan dari penginjilan
Yesus yang begitu intensif dan ekstensif: dari desa ke desa dan dari kota ke
kota : “Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa
ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya
bersama-sama dengan Dia,… Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu
orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, ”-Lukas
8:1,4
Sehingga
adalah sangat wajar akan dijumpai orang yang beriman kepada Yesus, namun tidak
bersama-sama dengan Yesus dan tidak pernah sama sekali berinteraksi dengan 12
muridnya. Namun hasil penginjilan oleh kelompok-kelompok penginjil awam yang
diutus oleh Yesus untuk pergi memberitakan kabar baik.
Ini
adalah hal yang paling rasional, untuk menjelaskan bagaimana bisa seseorang tak bersama Yesus
dan para murid namun harus dikatakan beriman, sebab Yesus mensyaratkan beriman
kepadanya adalah mutlak dalam seseorang melakukan pengusiran setan.
Dia yang tidak melawan kamu
Jadi
bagaimana memahami, yang tidak melawan kamu? Perlu diperhatikan bahwa konteks
dasarnya adalah relasi antara para murid dengan orang itu, bukan dengan Yesus,
pertama-tama, Lihat ini:
Jangan
kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu
Selama mereka tidak membahayakan kamu, maka mereka bukan lawanmu, bahkan Yesus mengelompokan orang itu sebagai satu kawanan
dengan para murid dengan berkata: ia ada di pihak kamu.
Dari
mana Yesus dapat berkata bahwa orang tersebut ada dipihak para murid dan itu
berarti bukan yang asing bagi Yesus, padahal orang itu di nun jauh sana, Yesus tidak dapat melihatnya! Bagaimana Yesus mengetahui bahwa pengusiran setan oleh seseorang itu adalah berasal dari dirinya, bukan dari setan, sehingga Yesus dapat menyimpulkan bahwa orang tersebut walau tak bersama-sama dengan 12 murid, tetap berada di pihak mereka?
Tentu
anda harus mengingat kembali peristiwa ini:
“Aku
melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit”
Sementara
Yesus tidak berada bersama mereka, namun Yesus melihat. Faktor ini mutlak harus
diperhitungkan dalam memahami apakah makna seseorang yang tidak bersama dengan
mereka, tidak mengikut mereka secara jasmani namun memiliki kuasa. Kita tahu
bahwa 70 murid itu pun tak senantiasa bersama dengan Yesus, tepatnya, Injil tak
memberikan catatan berlimpah bagaimana karakter kepengikutan mereka itu. Kita
tahu ada banyak penginjil-penginjil penuh kuasa sebagai akibat pengutusan
Yesus, termasuk mantan orang gila yang
diutus Yesus untuk pergi meninggalkan dirinya.
Semua
faktor-faktor ini akan membentuk sebuah kebenaran yang menakjubkan, bahwa Yesus
ketika berkata “Ia ada dipihak kamu” menunjukan kesebangunan relasi antara
murid-murid dengan seseorang itu, dengan
diri Yesus: memiliki keberimanan pada Yesus, namun tidak bersama-sama dengan
Yesus SECARA JASMANIAH dalam BERPERGIAN SENANTIASA BERSAMA DENGAN YESUS. Ini
juga menjelaskan apa makna tidak melawanmu.
Pengusiran
setan DEMI NAMA YESUS, mustahil belaka mantra dalam praktik oleh orang-orang
tak beriman:
Kisah
Para Rasul 19:13-18
Juga
beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba
menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat
dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang
diberitakan oleh Paulus." Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang
anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab:
"Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?" Dan orang yang
dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi
mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah
orang itu dengan telanjang dan luka-luka. Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk
Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua
dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus. Banyak di
antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum,
bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuata seperti itu.
Lihatlah!
Tanpa memiliki Kristus sebagai sumber kuasa dan sumber perlindungan dalam
sebuah relasi keberimanan, sebagaimana Paulus, maka mustahil setan mau tunduk
pada perintah seorang pengusir setan.
Mengapa?
Sebab Yesus sudah mengatakan, kunci pelayanan ini adalah: jika saja anda
memiliki iman sebesar biji sesawi!
Sehingga,
dapat dinyatakan secara definitive bahwa pengajaran pendeta Erastus Sabdono
yang mengatakan kasus Lukas 9:50 adalah orang
tak beriman namun tak melawan atau menjadi musuh, ini adalah
sebuah teologi yang mustahil, sebab Yesus mensyaratkan keberimanan sebagai
sebuah kemutlakan, bahwa hanya orang-orang beriman yang memiliki sumber kuasa.
Tanpa
ini, maka nama Yesus adalah sebuah mantra ditangan orang tak beriman namun
bersahabat. Apakah pendeta Dr.Erastus Sabdono sedang mengajarkan bahwa nama
Yesus dalam eksorsis dapat diperlakukan sebagai mantra, tanpa perlu beriman??
Bersambung ke
“Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2N):“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
[oleh
seorang teolog yang namanya tidak saya
ingat]
No comments:
Post a Comment