Oleh: Martin Simamora
YEDIJA:
“Dikasihi
Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam Kebinasaan, Bukan
Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-6)”
Bacalah lebih
dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-5)”
Relasi Yesus terhadap hukum Taurat sebagai dirinya
yang menggenapi sehingga tidak ada
satu bentuk ke-antara-an antara dirinya dengan hukum Taurat, tak hanya:
Matius
5:17 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya.
yang menunjukan
apakah tujuan kedatangan Yesus itu, bahwa Ia dan firman yang telah dituliskan
oleh para nabi itu, sama sekali tak terpisahkan, tetapi juga, oleh pernyataannya itu, maka kitab-kitab suci
itu sendiri sama sekali tak akan berarti atau belaka pepesan
kosong,jika tanpa penggenapan yang terletak hanya pada dirinya:
Matius
13:17 Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar
ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin
mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
Bahkan
bahwa dirinya adalah satu-satunya penggenap
hukum Taurat, kitab para nabi dan Mazmur, merupakan kebenaran yang
diberitakan kepada banyak orang, sebagai sebuah sentral dan struktur utama
tunggal dalam kebenaran yang harus diberitakan kepada manusia. Dalam hal itu,
Yesus menekankan kebenaran ini adalah soal hidup
atau mati, seorang bahkan dinyatakan murtad atau tidak, berdasarkan penerimaan
dan kesetiaan pada kebenaran
Yesus adalah penggenap tunggal
hukum Taurat dan kitab para nabi:
Matius
13:18-23 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada
setiap orang yang mendengar firman
tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan
merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di
pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang
berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya
dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang
penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang
ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran
dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Yang
ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti,
dan karena
itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat,
ada yang tiga puluh kali lipat."
Yesus
adalah firman tentang kerajaan sorga. Nabi Yohanes Pembaptis menyatakan
kebenaran ini berdasarkan ketetapan nabi Yesaya atas dirinya dan atas siapakah Yesus:
Matius
3:1-Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan
memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!
Sesungguhnya
dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang
yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah
jalan bagi-Nya."
Yesus adalah
penggenap segala kebenaran dalam kitab suci, dalam sebuah cara yang menunjukan
bahwa tanpa kedatangan kerajaan Allah sebagai satu-satunya yang menggenapi
kehendak Allah, maka semua itu adalah omong kosong. Para nabi perjanjian lama
dengan demikian hanyalah sebuah mulut penuh dusta kala menyampaikan kebenaran
dan tanpa penggenapan:
Ulangan
18:20-22 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi
nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang
berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. Jika sekiranya kamu berkata
dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan
TUHAN? apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak
terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN;
dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar
kepadanya."
Jadi
harus dipahami bahwa pernyataan Yesus dalam Matius 5 bahwa dirinya datang untuk
menggenapi bukan untuk meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi, tak lepas
dari Ulangan 18:20-22. Inilah dasar utama ketunggalan kebenaran dan jalan
keselamatan itu, telah dipancangkan Allah
di dunia ini melalui nabi-Nya.
Kita
harus tahu dan mengerti bahwa peringatan pada Ulangan 18:20-22 tepat mengenai
janji kedatangan Sang Mesias itu sendiri, seperti apakah dia itu:
Ulangan
18:17-19 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka
dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku
dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan
kepadanya. Orang
yang tidak mendengarkan
segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut
pertanggungjawaban.
Matius
13:18-23, dengan demikian, pada dasarnya sedang menggambarkan realitas “orang yang tidak mendengarkan segala
firman-Ku yang diucapkan nabi itu demi nama-Ku, daripadanya akan kutuntut
pertanggungjawaban.” Betapa krusialnya kebenaran itu sehingga si jahat
sangat berkepentingan untuk menjegal keberbuahan kebenaran Yesus adalah Sang Pengenap Hukum
Taurat pada diri manusia. Yesus adalah Penggenap, memang benar-benar telah mendatangkan
sebuah oposisi pada maksud Yesus dan pada orang yang sedang mendengarkan
kebenaran itu atau menerima penaburan benih kebenaran itu. Para
pendengar,dengan demikian, memerlukan penjagaan dari Sang Gembala untuk
menghadapi ancaman si jahat yang berjuang untuk menjegalnya. Pada momen yang
dapat berbuah 30x, 60x dan 100x harus diperhatikan sebagai Allah yang melahirkan kuasa perlindungan atas
setiap anak-anaknya yang berbuah begitu lebat sebagaimana maksud si pemilik
benih kebenaran itu.
Rasul
Petrus setelah genapnya janji Yesus akan kedatangan Roh Kudus di Yerusalem,
berkhotbah begini:
KPR3:18-Tetapi
dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah
difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa
Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah,
supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu
kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai
Kristus. Kristus
itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang
difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya
yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan
membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti
aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan
akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi
dari umat kita. Dan semua nabi yang pernah
berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang
zaman ini. Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam
perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika
Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi
akan diberkati.
Yesus
Datang Untuk Menggenapi Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi Bukan Untuk Menyatakan
ada Lebih Dari Satu Jalan, Sebab
Keselamatan Jiwa Manusia Hanya Ada Di Dalam
Kuasa Kematian dan Kuasa Kebangkitan Pada Dirinya
Sehingga harus
dikatakan bahwa penggenapan atas kitab suci sebagaimana yang dinyatakan Sang
Kristus telah menempatkan dirinya sebagai satu-satunya kebenaran, bukan Ia
adalah pelengkap pada kebenaran yang terdahulu. Dalam perjanjian lama, ia telah
ditetapkan, bahkan melalui mulut Musa, bahwa IA saja yang harus didengarkan dan
jika tidak tak akan mendapatkan hidup:
Aku akan menaruh firman-Ku dalam
mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan
kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan
diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari
padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban
Dalam Kitab-Kitab
Musa, Sang Mesias itu kala datang akan menjadi satu-satunya kebenaran karena
setiap ucapannya adalah standard kebenaran dan siapapun yang tidak
menerimanya akan menghadapi tuntutan
dari Allah untuk mempertanggungjawabkan penolakan terhadap diri dan perkataan
nabi, yang perkataannya memiliki kuasa untuk melakukan penghakiman yang melampaui
apa yang diatur dalam Taurat [sebab
taurat tidak memiliki bagian kegenapan dirinya sendiri]. Sekarang
perhatikan Yesus kala menjelaskan nubuat yang diucapkan oleh Musa itu:
Yohanes
5:39-40Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku
untuk memperoleh hidup itu.
Yohanes
5:46Sebab jikalau kamu percaya kepada
Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
Ia
nabi yang berbeda, karena nabi ini bukan sekedar menyampaikan apa yang telah
Tuhan sampaikan, namun nabi ini
menyampaikan perkataan yang bersumber dari dirinya sendiri, bukan
berdasarkan semata pada apa yang telah dituliskan sejak zaman dulu, untuk menunjukan, pertama-tama, memang dirinyalah
Sang Penggenap hukum Taurat itu. Sehingga inilah yang didengarkan oleh orang-orang
Yahudi dari mulut nabi ini bahwa Ia berkuasa untuk menetapkan
kebenaran-kebenaran yang telah diterima oleh orang-orang Yahudi berdasarkan
penetapannya sendiri:
Matius
5:18 Karena Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya
terjadi.
Ia satu-satunya yang tahu, apa yang pada hukum
Taurat yang “belum semuanya terjadi.” Di sini, Yesus bukan sekedar mengklaim
otoritas kebenaran tunggal atas Kitab Musa, tetapi Ia satu-satunya YANG
MAHATAHU atas apa yang belum semuanya terjadi, bahkan dalam durasi sepanjang
langit dan bumi ini eksis.
Matius
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat
sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia
akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa
yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan
menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Ia, bahkan, berkuasa
pada dirinya dan perkataannya untuk menetapkan standard kebenaran pengajaran
dalam hukum Taurat bagi para guru kitab suci itu. Ia menjadi hakim atas para guru yang menentukan posisi yang paling rendah dan posisi yang
tinggi dalam kerajaan Sorga.
Tak hanya itu, Ia
juga telah menghakimi, bahwa tak ada didapatinya satu saja dari para guru kitab
suci atau guru Taurat yang layak untuk mendapatkan tempat paling rendah dalam
Kerajaan Sorga, apalagi para jemaah. Perhatikan penghakiman Yesus ini:
Matius
5:20Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari
pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Segera setelah Yesus
menyatakan dirinya adalah Sang Penggenap, maka Ia segera melakukan penghakiman
besar: bahwa tak ada satupun didapatinya
manusia-manusia itu dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga bahkan untuk
posisi paling rendah berdasarkan ketaatan yang sangat suci tanpa boleh ada
sekali saja kebercelaan dalam implementasinya terhadap hukum Taurat. Beginilah
kegagalan semua manusia untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga berdasarkan
ketaatan melakukan hukum Taurat berdasarkan perkataan atau sabdanya semacam
ini:
Matius
5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan
membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu:
Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata
kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang
berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Hal seperti inilah
yang dimaksud dengan: “Orang
yang tidak mendengarkan
segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut
pertanggungjawaban.” Wujud penuntutan
pertanggungjawaban itu berujung pada penghakiman kekal dalam dunia kematian
selama-lamanya. Sebuah keadaan yang begitu mustahil untuk sekedar memiliki
peluang untuk hidup dalam dunia (bumi dan langit baru) yang akan datang setelah
penghakiman akhir selesai dilangsungkan. Penolakan terhadap kebenarannya akan
mendatangkan kehidupan dalam balutan maut, sebagaimana Yesus sendiri
menyatakannya:
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar
perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai
hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam
hidup.
Dalam Matius 5:19-47,
begitu jelas bahwa penggenapan oleh Yesus Kristus, sama sekali tak menempatkan hukum
Taurat sebagai kebenaran yang berjalan terpisah, seolah tetap sebagai kebenaran
yang hidup dan berkenan dihadapan Bapa. Tidak demikian, sama sekali.
Yesus Sang Penggenap hukum
Taurat bahkan menempatkan dirinya adalah Bait Allah sejati, dimana hukum Taurat dibacakan dihadapan jemaat:
Yohanes
2:18-21 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku
dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan
tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Jawab
Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan
mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi
kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan
Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang
dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
Tempat
bersemayamnya kekudusan Tuhan, kebenaran atau hukum Tuhan, dan kehadiran
kemuliaan-Nya, kini berada pada diri Yesus!? Yesus memang sedang melakukan hal
yang begitu penting di sini: menempatkan dirinya sebagai satu-satunya
sumber kebenaran dan keselamatan, bukan lagi pada bangunan Bait Allah dimana
berita kebenaran dan berita keselamatan yang dijanjikan Allah selama ini
diberitakan sebagai sebuah penantian suci.
Bait Allah memang
benar-benar dirinya, sebab Ia bahkan terhadap para ahli Taurat dan orang-orang
Farisi menyatakan dirinya adalah Sang Hakim atas kebenaran sebab Ia sendiri
adalah “tempat” dimana Tuhan bersemayam sepenuhnya dalam dirinya:
Lukas
6:6-9Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di
situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat,
supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi
Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya
itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu
dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka:
"Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat,
berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"
Pada
episode ini, Yesus telah menunjukan di hadapan rumah ibadat dan para ahli
Taurat beserta orang-orang Farisi, bahwa Ia adalah sumber kehidupan yang menyelamatkan nyawa orang. Dalam hal ini
merupakan bukti terabsolut dan tak dapat digugat bahwa tindakannya yang dinilai
melawan kebenaran itu adalah sebuah keniscayaan dalam penghakiman para ahli
taurat, sebaliknya nyata sebuah
tindakan yang berkenan pada Allah. Sang Penggenap, ketika berkata Ia adalah
penggenap, memang berkuasa melakukannya karena ia berkuasa untuk itu:” "Aku
bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik
atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"
Yesus Sang Mesias
telah datang ke dalam dunia ini tak sama sekali, kemudian, untuk menghadirkan
dualistis atau keduaan kebenaran dari Allah. Pada kasus ini berikut ini, Yesus
menempatkan dirinya mengatasi apa yang
merupakan sumber kebenaran atau kebenaran Allah sendiri:
Matius
12:1-8 Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena
lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu,
berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu
berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi
jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud,
ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia
masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak
boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh
imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari
Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak
bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah.
Jika
memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan
dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
Karena
Anak Manusia
adalah Tuhan atas hari Sabat."
Yesus ketika menjadi
penggenap hukum Taurat dan kitab para
nabi, maka ia:
-melebihi
Bait Allah
-Tuhan
atas hari Sabat
Tentu
saja ini bukan kebenaran yang menyenangkan bagi manusia, kala ada Anak Manusia
yang menyatakan dirinya adalah Tuhan atas hari Sabat dan melebihi Bait Allah,
sebab dengan demikian ia secara tak langsung menyatakan dalam kemanusiaanya
ia pun sepenuhnya Allah! Ia melebihi Bait Allah? Ia adalah Tuhan atas
hari Sabat? Bukankah dengan demikian Ia Tuhan yang tak perlu tunduk pada hari
Sabat dan Bait Allah?
Matius
12:14 Lalu keluarlah orang-orang Farisi
itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia.
Maka memang yang
lahir lebih dari sekedar ia ditetapkan menjadi sumber perbantahan, tetapi
menimbulkan kebencian yang berujung rencana pembunuhan atasnya!
Ketika Yesus adalah
Sang Penggenap Kitab-Kitab Suci, maka Ia juga adalah hakim yang menghakimi
setiap penolakan, menggenapi apa yang telah dinyatakan oleh nabi-nabi
perjanjian lama:
Matius
12:15-Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. (12-15b)
Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia
dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya
genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: Lihatlah,
itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan
menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada
bangsa-bangsa.
Di dalam kemanusiaan
Yesus yang sejati itu, berdiam Allah
dalam kepenuhan yang total tanpa penyusutan: “Aku akan menaruh roh-Ku
ke atas-Nya,” dengan otoritas akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Penggenapaan Yesus atas
kitab-kitab Suci dalam dimensi Ia
melebih Bait Allah dan adalah Tuhan atas hari Sabat telah menjadi fondasi kokoh
bahwa Ia dapat menjadi hukum atas segala bangsa. Tak ada kebenaran-kebenaran
atau jalan-jalan lain di luar Kristus dan juga iman Kristen berdasarkan kebenaran
Kristus.
Berdasarkan
penggenapan yang demikianlah, Ia memang benar-benar berkuasa untuk
menyelamatkan banyak orang dari segala bangsa berdasarkan keberimanan kepada
dirinya bahwa Ia adalah Juruselamat yang berkuasa menggenapkan segala rencana
dan kehendak Allah, yang telah dinyatakan oleh para nabi sejak zaman dahulu.
Perhatikan pernyataan nabi Yesaya berikut ini:
Matius
12:20 Buluh yang patah
terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan
dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan
hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."
Penggenapan oleh
Yesus, termasuk kehendak Allah bahwa hanya didalam dirinya saja keselamatan itu
datang mengatasi ketakberdayaan manusia dan meredakan murka Allah dalam
kematiannya sehingga pendamaian dengan Allah pada manusia-manusia itu, lahir
dari dalam diri Yesus Kristus. Perhatikan bagaimana Yesus menyatakannya
berdasarkan kehendak Allah dalam catatan para nabi perjanjian lama:
Matius
12:38 Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada
Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi
jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut
suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi
Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian
juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.
Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini
dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar
pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!
Penggenapannya pada
hukum Taurat dan kitab para nabi,dengan demikian, menunjukan bahwa kegenapan
kehendak Allah akan keselamatan manusia itu berdasarkan dirinya dan
sabdanya yang melakukan pekerjaan Allah untuk menyelamatkan manusia dalam kematian
dan kebangkitannya. Siapa yang mendengarkan perkataannya akan
memiliki kehidupan Allah, yang tidak mendengarkannya akan mengalami kebinasaan
sebagai upah atas penolakan manusia terhadap diri Yesus sebagai pokok kebenaran
hidup dari Allah.
Bersambung ke bagian 6.H
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance
do not transform the cross
[dari
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment