Oleh: Martin Simamora
Ia Lebih Dari Sekedar Gembala Bagi Setiap Orang Yang Beriman Kepadanya Di Dunia
Ini
Salah satu pengajaran
Yesus Sang Mesias terkait dirinya,yang sangat mengikat dalam relasi, adalah
siapakah ia terhadap siapapun yang
adalah para murid-Nya. Jenis siapakah
ia ini, pada relasinya, bukan
sekedar penggambaran kekuatan pada kesetiaannya dan penjagaannya, tetapi ia secara khusus hendak menunjukan
keberkuasaannya atas perjalanan para muridnya dalam mengikut dan mengiringi bukan saja dirinya, tetapi apa-apa saja yang dikehendakinya,
artinya: relasi semacam ini tidak
terbatas kala ia berada di dunia ini namun kala ia meninggalkan dunia ini. Kala ia berkata bahwa dirinya adalah gembala yang baik,
ini bukan sekedar kebaikan karena ia baik atau lemah lembut atau memberikan makanan
yang berkualitas baik, tetapi terkait
penggembalaan semenjak di bumi ini yang
merupakan kehidupan yang dihidupi dan membina dan mengoreksi secara
terus-menerus kehidupan para domba sebagaimana kehendak Bapa hingga
meninggalkan kefanaan ini, menuju ke
tempat yang dikehendaki-Nya.
Dalam pandangan
Yesus, kehidupan para domba bukan sekedar di dalam juridiksi
perlindungan Allah saja, namun juga ada dalam penjagaan Sang
Penguasa di dalam juridiksi Allah tersebut:
●Yohanes
10:1-2 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak
melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan
seorang perampok; tetapi siapa yang masuk
melalui pintu, ia adalah
gembala domba.
Begitulah Yesus dalam
menggambarkan kehidupan orang percaya yang diakuinya sebagai domba-dombanya. Ada beberapa aspek mutlak dalam kehidupan
domba-domba atau orang-orang percaya, yang harus diperhatikan:
Pertama:
hidup dan memiliki kehidupan di dalam sebuah juridksi yang menunjukan sebagai
milik kepunyaan Allah, di bumi. Perhatikan: “siapa yang masuk ke dalam
kandang domba…”
Setiap
orang percaya di dunia ini hidup dalam
juridiksi kepemilikan Allah yang secara metafora digambarkan “dalam
kandang domba.” Juridiksi
yang ditegakkan atau dibangun Allah bagi kehidupan para domba-Nya di dunia,
bukanlah tidak bertuan tetapi ada tuannya dan hanya akan ada satu gembala atas domba-domba itu: “siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Yesus sedang
menyatakan bahwa dirinya adalah satu-satunya gembala yang masuk melalui pintu
juridiksi Allah, atau dengan kata lain, Ialah satu-satunya yang datang dari
sorga untuk masuk ke dalam juridiksi Allah di mana para domba-domba kepunyaan
Bapa disimpan-Nya sebagai kepunyaan-Nya, berdasarkan kehendak Allah.
Kedua:Bapalah
penjaga
juridiksi kediaman para domba-domba-Nya dan IA saja yang berkuasa
untuk membukakan dan mengenali siapakah satu-satunya Sang Gembala yang boleh masuk untuk menggembalakan kepunyaan-Nya:
Yohanes
10:2-3 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
Untuk dia
penjaga
membuka pintu
Ketiga:
hanya
gembala sejati, yaitu yang telah ditetapkan Allah saja untuk masuk ke dalam kawanan domba milik Bapa, yang
memiliki kuasa untuk menggembalakan seluruhnya:
Yohanes
10:3 dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya
masing-masing menurut namanya
Sang
gembala mengenali secara pribadi setiap domba kepunyaan Bapa, sehingga antara
Bapa dan Sang Gembala-Nya sama-sama mengenali dan dengan demikian memiliki
domba-domba tersebut.
Inilah secara otentik
perwujudan dari pernyataannya yang begitu kokoh terkait kepastian keselamatan
dan keamanannya:
Yohanes
10:27-30 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan
Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai
selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Bapa-Ku,
yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun,
dan seorangpun
tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa
adalah
satu."
Perhatikanlah,
bagaimana Yesus, pada kesempatan lain, menggambarkan relasi dirinya dengan Bapa Sang Pemilik domba-domba,
dan Ia Sang Gembala dengan domba-domba kepunyaan Bapa:
Yohanes
6:37-Semua
yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Bahwa ia adalah Sang
Gembala yang masuk ke dalam kandang domba melalui
pintu yang dijaga penjaga, juga disiratkannya dalam pernyataannya semacam
ini:
Yohanes
6:38-39Sebab Aku telah turun dari
sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan
inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang
hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Jadi harus dikatakan
bahwa relasi Yesus sebagai Gembala dengan domba-dombanya bukan sebuah ketemporeran atau kesesaatan
atau terkurung dalam konteks waktu atau kekalaan saat itu.
Mengapa? Karena, penggembalaannya, bahkan kala di bumi sekalipun ada momentum
yang tidak berjangkar pada eksistensinya di bumi tetapi pada kekekalan maksud
Bapa yang dibawanya masuk ke dalam dunia ini. Mari perhatikan momen dimana
penggembalaannya yang mengandung
pemeliharaan dan keamanan para domba tidak memudar sedikitpun kala Yesus Sang
Gembala harus meninggalkan para domba untuk
masuk ke dalam waktu Allah (untuk
meminum cawan yang harus di minum):
Yohanes
17:1 Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata:
"Bapa, telah
tiba saatnya; permuliakanlah
Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan
Engkau.
Pada dasarnya, ini
adalah doa Yesus bagi para murid atau
para dombanya. Doa ini terkait dengan “telah tiba saatnya.” Apakah yang
dimaksudnya dengan “telah tiba saatnya,” itu terkait dengan permuliakanlah Anak-Mu,
supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.”
“Telah tiba saatnya,” terkait dengan eksistensi Yesus di
tengah-tengah para murid-Nya yang
sebentar lagi akan tiba waktunya, Ia tidak
lagi bersama-sama dengan mereka:
Yohanes
17:11-Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia,
dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu,
yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu
sama seperti Kita.
Sebentar lagi akan datang
waktunya bagi Yesus tidak ada lagi di
dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia. Jika saja
penggembalaan atau relasi antara Yesus dengan para murid itu berdasarkan
kehadiran secara fisik maka ini akan menjadi bencana besar terkait
akan munculnya gembala lain yang akan masuk dengan melompati tembok:
Yohanes
10:1 Sesungguhnya siapa yang masuk ke
dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat
tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok
Sementara Yesus akan tidak ada lagi di dunia ini dengan
tidak membawa serta domba-dombanya, apakah dengan demikian para domba
menjadi kehilangan penjagaan Tuhan? Yesus sendiri sudah memberikan sebuah
jaminan kala ia memperkenalkan dirinya adalah gembala yang datang dari Allah,
sekalipun ia tak ada, maka semua domba-Nya aman karena 2 hal mendasar:
Pertama:
mereka hidup dalam kandang domba yang merupakan juridiksi Bapa bagi para dombanya di dunia, yang pintunya
tertutup dan dijagai Bapa, tak akan dibukakan bagi sembarang gembala: “Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam
kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia
adalah seorang pencuri dan seorang perampok. Untuk dia penjaga membuka
pintu”- Yohanes 10:2-3
Kedua:
domba-dombanya,
karena itu, sama sekali tak berada dalam ancaman dunia tanpa penjagaan Bapa,sementara
sang gembala pergi meninggalkan mereka karena “saatnya telah tiba” yang harus
digenapi sang gembala.
Sehingga,itulah
sebabnya, saat Yesus harus meninggalkan dunia ini yang berarti harus
meninggalkan para domba yang bahkan sudah dan sedang dituntunya [Yohanes 10:3],
Ia mendatangi Bapa sebagai penjaga para domba sebelum Ia sendiri datang ke
dalam dunia ini. Perhatikanlah hal ini: “Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah
mereka dalam nama-Mu.” Saat Yesus pergi meninggalkan dunia untuk
sebuah tindakan penggenapan yang harus
dilakukannya berdasarkan waktu yang ditetapkan Bapa, para domba tidak pernah dibiarkan sendiri dan dimintakan untuk berjuang
sendirian menjaga keselamatan dirinya, tetapi
Bapa akan menjaganya sebagaimana Yesus sendiri
telah menjaga mereka:
Yohanes
17:12 Selama Aku
bersama mereka, Aku
memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan
kepada-Ku; Aku telah menjaga
mereka dan tidak ada seorangpun dari
mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk
binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.
Ini adalah
kesempurnaan kerja Sang Gembala atas kehidupan para dombanya yang memiliki
kehidupan mendengarkannya dan mengikutinya, bukan kehidupan domba yang tak mengenal gembala dan mengikuti
kehidupannya:
Yohanes
10:5 Tetapi
seorang asing pasti tidak mereka ikuti,
malah mereka lari dari padanya,
karena suara orang-orang asing tidak mereka
kenal.
Domba-domba itu bukan asal domba atau sekedar sembarang domba yang cuma mengekor
atau mengimitasi kehidupan domba-domba lain dalam sebuah kumpulan, namun tak memiliki kepengikutan
berdasarkan pengenalan dan kepengikutan berdasarkan kesetiaan dan dedikasi yang
total, semacam ini: “seorang asing tidak
mereka ikuti, malah mereka lari dari padangat karena gembala itu tidak mereka
kenal.” Seorang percaya palsu atau sekedar beragama Kristen
atau sekedar
baca Alkitab namun bukan sama
sekali milik Bapa, pasti tidak akan memiliki kuasa untuk mengikut
Yesus, sebab ia tak memiliki pengenalan dalam pengikutan yang dibangun oleh
Sang Gembala:
Yohanes
10:4 Jika semua dombanya telah
dibawanya ke luar, ia berjalan
di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena
mereka mengenal
suaranya.
Hidup yang
mengenali suaranya dan melakukan apa yang dikehendaki suara
sang gembala, itulah
kehidupan domba sejati. Ini realitas yang solid sebagaimana
disajikan oleh Yesus.
Sebagaimana Yesus
Sang Gembala telah menjaga, kini Yesus datang kepada Bapa untuk menyerahkan
penjagaan atas para domba dalam ia
meninggalkan mereka:
Yohanes
17:13 Tetapi sekarang, Aku datang
kepada-Mu dan Aku mengatakan
semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah
sukacita-Ku di dalam diri mereka.
Yohanes
17:15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi
supaya Engkau melindungi mereka
dari
pada yang jahat.
Relasi diri Yesus
Sang Gembala dengan para domba kepunyaan Bapa tak terputuskan sedikitpun,
sebab Bapa pemilik para domba berkuasa untuk menjagai mereka dengan
melindungi mereka dari pada yang jahat.
Sebagaimana relasi
antara Yesus dengan orang-orang percaya ini tidak berjangkar pada belaka
eksistensi Yesus di bumi, maka memang kuasa penggembalaan Yesus terhadap semua
orang yang telah diserahkan Bapa kepadanya adalah kekal dan tidak
dikurung oleh ketemporerannya dalam tubuh manusia dan kehadirannya di
bumi. Bahkan ia pun mendoakan bukan saja bagi para domba-dombanya
saat
ini, tetapi untuk para domba-dombanya
yang
mendatang, hasil pemberitaan para muridnya saat itu, sementara jelas
ia tidak lagi berada di dunia ini untuk
dapat menggembalakan para murid secara langsung sebagaimana yang telah
dilakukannya. Pada ke-11 murid, ia berdoa terkait dirinya yang akan meninggalkan
mereka untuk masuk ke dalam kesengsaraan dan kematian yang telah ditetapkan
Bapa, dan bagi para domba yang akan datang,
terkait dirinya yang telah meninggalkan dunia dalam dirinya telah naik ke
sorga. Perhatikan bagian doa Yesus berikut ini yang mendoakan penggembalaan dan
pemeliharaan kehidupan para dombanya yang baru akan di masa mendatang, tetap
berlangsung:
Yohanes
17:20 Dan
bukan untuk
mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang
percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
Terkait orang-orang, yang percaya kepada Yesus, oleh pemberitaan
mereka [Lukas 24:45-48;Kisah Para Rasul 1:8,11], beginilah doa
Yesus kepada Bapa bagi mereka semua di sepanjang zaman:
Yohanes
17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa,
di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Sekalipun Yesus, saat
ini, tidak lagi dapat saya dan anda jumpai, namun semua yang adalah domba-domba
Yesus telah secara sempurna berada di dalam penggembalaan Bapa dan Anak dalam
sebuah relasi: “mereka
juga di dalam kita.” Mengapa ini bisa terjadi? Itu semua dikarenakan
agar
maksud Bapa tercapai: “supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus
Aku.” Dengan kata lain, penggembalaan Bapa dan Anak atas setiap
orang percaya di dunia ini, juga bertujuan agar dunia mengenal Yesus adalah
satu-satunya keselamatan yang datang dari Allah.
Keesaan jalan
keselamatan, itulah yang sedang diberitakan Allah melalui para domba-domba yang
digembalakan oleh Bapa dan Anak. Mengapa jalan keselamatan itu esa atau
tunggal? Karena memang hanya Yesus saja yang merupakan pintu menuju ke
kadang domba atau keselamatan yang dari Allah dimana para domba itu berdiam,
hidup dan diperintah oleh Bapa untuk hidup dalam pengikutan dan pengenalan akan
apakah kehendak Sang Gembala untuk dilakukannya:
Yohanes
10:7 Maka
kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu
ke domba-domba itu.
Amin
Segala
Pujian Hanya Bagi Tuhan
No comments:
Post a Comment