Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 1G
Sekarang, saya akan
meninjau penutup pada paragraf 10, yaitu:
“Proses ini tidak akan dialami
oleh mereka yang tidak memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus. Proses ini
hanya terjadi atas mereka yang mengenal, percaya dan mengasihi Tuhan Yesus (Rom
8:28).” Kala “proses ini” adalah “keharusan orang-orang Kristen untuk
berjuang keras melalui pintu yang sesak” berdasarkan Lukas 13:23-24, maka sudah
jelas,sebagaimana yang telah saya paparkan pada bagian 1F dan 1G, Lukas
13:23-24 itu sendiri, bukanlah sebuah perintah terkait bagaimana keselamatan harus terjadi pada
orang percaya. Bahkan saya sudah menunjukan juga, bahwa tuan rumah, sama sekali tidak
memperhitungkan perjuangan keras itu, sebaliknya apakah tuan rumah mengenal
setiap orang itu (Lukas 13:25-27), dan
bukankah tuan rumah, tak peduli seberapa gigihnya mereka berjuang melalui jalan
sesak itu, menyebut mereka pelaku-pelaku kejahatan (Lukas 13:27) karena tuan
rumah tidak mengenali mereka?! Tak dikenali oleh tuan rumah telah mendefinisikan
kemana ujung kehidupan mereka (Lukas 13:28). Sungguh berbeda ketika Yesus juga
menyebutkan satu-satunya JALAN yang harus dituju, namun bukan dengan perjuangan
keras, namun percaya.
Sehingga menyatakan “Proses ini hanya terjadi atas mereka yang
mengenal, percaya dan mengasihi Tuhan Yesus ( dengan
menautkan Rom 8:28),” merupakan
hal yang sangat salah, oleh sebab
dua hal pokok: a.proses
berjuang melalui jalan sesak untuk menuju keselamatan sebagaimana Lukas
13:23-24, sama sekali tidak berujung
ke keselamatan, dan b. bukan saja,
bukan untuk orang percaya, namun, juga
bukan merupakan cara atau metoda
keselamatan bagi yang tak percaya agar selamat, sebab memang tidak menghasilkan keselamatan (sebab Lukas 13:25-28
menunjukan hanya yang dikenal tuan rumah yang selamat, tak ada hubungan sama
sekali dengan seberapa keras dan gigihnya perjuangan itu dilakukan).
Mengatakan hal
semacam ini, bahwa keselamatan tidak ditentukan pada seberapa keras atau gigih perjuangan
manusia itu. sekali lagi, bukan bermakna sebuah kemalasan dalam
memperjuangkan keselamatan. MENGAPA? Sebab, dasar untuk mengatakan BUKAN ITU MAKSUDNYA, ada pada apa yang
Yesus sendiri ungkapkan. Apakah itu? Bahwa jalan menuju keselamatan adalah dirinya sendiri, percaya
kepadanya, dikenal olehnya
dan mengenalnya.Bacalah kembali Tinjauan bagian 1F.
Lukas
13:23-24 Tidak Menyokong Roma 8:28, Tidak Satu Sama Lainnya! Sebuah Versus Yang
Semu.
Ini sebetulnya sebuah poin kontradiksi tertajam,
pada bagaimana pendeta Erastus memandang dan memaparkan bagaimanakah keselamatan
itu? Apakah datang dari Tuhan ataukah beranjak dari apa yang dapat dan
sepatutnya dilakukan (terlepas dari Kristus) oleh semua manusia, sejauh ini, pada bagian 1 ini. Perhatikan Lukas 13:23-24 yang digunakan oleh pendeta Erastus Sabdono,
sudah dibuktikan bukan
penentu keselamatan, bukan sama sekali ditujukan bagi mereka yang sudah
diselamatkan di dalam Kristus, dan bahkan, juga, sama sekali bukan
metoda menuju keselamatan, sebagaimana yang diajarkannya.
Jika saya, pun menggunakan asumsi [yang salah] tersebut, sebagaimana telah dilakukan si pengajar,
bahwa Lukas 13:23 adalah apa yang harus dilakukan oleh siapapun yang ingin
diselamatkan, yaitu berjuang keras melalui jalan yang sesak itu, maka menautkannya dengan Roma 8:28, sangat fatal.
Ini hanya menunjukan ketidakkonsistenan
dalam memandang dan mengajarkan bagaimana keselamatan tersebut terjadi.
Menggunakan asumsi salah, maka keselamatan adalah keadaan dan keberadaan yang
harus diperjuangkan secara keras atau gigih atau segenap daya untuk
mengalaminya. Apakah Roma 8:28 menyatakan hal yang sama?
Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka
yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah
Teks
Roma ini, sekalipun mencakup adanya manusia-manusia namun statusnya pasif, terhadap apa yang direncanakan Allah dan dilakukan Allah. Allah adalah subyek
yang dipredikatkan sebagai yang bekerja. ALLAH BEKERJA!
Dalam hal apakah Allah bekerja?
a.dalam
segala sesuatu
b.untuk
mendatangkan kebaikan
Untuk siapakah Allah bekerja?
[hanya]
bagi mereka yang mengasihi
Siapakah mereka sesungguhnya, yang mengasihi-Nya itu?
mereka
adalah [hanya] yang
terpanggil, itu mengapa mereka dapat mengasihi
Berdasarkan apakah ke-terpanggil-an mereka itu?
[hanya]
Berdasarkan atau sesuai dengan rencana Allah
Allah yang bekerja
bagi manusia-manusia, Allah yang memiliki rencana atas manusia-manusia. Dia bekerja berdasarkan perencanaannya
sendiri- sejak semula, dan dalam perencanaannya, dia berkuasa untuk
mewujudkan dan mengerjakannya segala maksudnya dalam segala hal secara pasti.
Ini,
sangat bertolak belakang dengan
Lukas 13:23-24 yang berbicara bagaimana
manusia-manusia harus berjuang keras untuk melalui jalan yang sesak itu,
jalan yang bukan diri Yesus sendiri, karena memang bukan berbicara mengenai keselamatan menurut
kebenaran di dalam diri Yesus Kristus.
Sekarang
perhatikan hal berikut ini: kerap dikatakan
bahwa dengan menyatakan demikian, dikatakan
atau dinilai sebagai Kristen tanpa perjuangan atau Kristen instan atau Kristen
gampangan atau dangkal. Memandang
keselamatan sebagai proses yang “semudah atau sesederhana” itu, begitu
menempatkan keselamatan itu pada kedaulatan dan kerja Allah atas diri manusia. Pandangan seperti ini, bukan saja salah
tetapi menyesatkan. Mengapa?
(1).Keselamatan,
sebagaimana yang Yesus katakan, hanya mereka yang beriman kepadanya maka akan diselamat,
bukanlah perihal yang dapat dikatakan mudah apalagi gampangan dan dangkal, sebab
Yesus sendiri berkata bahwa keberimanan
seseorang kepada dirinya hanya terjadi jika Bapa menganugerahkannya. Cobalah
untuk membaca kembali, tinjauan saya pada bagian1E.
(2)Yesus
sendiri berkata:
beriman kepadanya memiliki hidup
yang kekal:
Yohanes
6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
Bandingkan
dengan
Yohanes
6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa
makan dari padanya, ia tidak akan
mati.
Yohanes
6:51 Akulah roti hidup yang telah
turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan
hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang
akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Yesus
sedang membicarakan sebuah kehidupan yang dikaikannya dengan beriman kepadanya saja, bukan yang berasal dari dunia ini. Ini
adalah kehidupan yang bersumber dari Yesus dan kehidupan selama-lamanya, sebab
Yesus sendiri adalah selama-lamanya.
Adalah mustahil bagi siapapun untuk
memiliki kehidupan kekal dengan upaya sendiri dan dengan mengabaikan Yesus Kristus, jika demikian faktanya. Kehidupan
kekal itu sendiri atau kehidupan bersama
Bapa itu sendiri ada pada diri Yesus:
Yohanes
14:10 Tidak
percayakah engkau, bahwa Aku
di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?
Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah
yang melakukan pekerjaan-Nya.
Yohanes
14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau
setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Yohanes
14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Teramat
penting untuk diketahui para muridnya, bahwa Yesus di dalam Bapa dan Bapa
di dalam Yesus! Para murid tidak perlu mencari cara yang bagaimanapun untuk
dapat melihat atau menuju Bapa, tak perlu mencari jalan lain untuk dapat
berjumpa dengan Bapa, sebab memang tidak ada yang lain. Coba perhatikan dialog
menakjubkan ini:
Yohanes
14:8 Kata Filipus kepada-Nya:
"Tuhan, tunjukkanlah Bapa
itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."
Barangkali,
ini pun
terjadi pada banyak orang Kristen. Orang-orang Kristen yang tak puas
dengan firmanYesus mengenai dirinya, bahwa dirinya di dalam Bapa dan Bapa ada
di dalam dirinya. Bahwa hanya melalui Yesus saja orang sampai kepada Bapa. Ini
sebuah jalan yang asing dibandingkan dengan Lukas 13:23-24, jalan yang
sebetulnya juga adalah jalan yang benar dalam
menunjuk pada ketakberdayaan manusia untuk dapat memenuhi tuntutan
finalnya, bahwa tuntutan final atau lebih tepat “tunggal” adalah hanya yang dikenali atau diketahui oleh
Bapa saja yang bisa masuk (Lukas 13:25). Orang
tak dikenali Bapa, BUKAN karena dia TIDAK sangat serius mengerjakan keselamatannya,
Bapa tak mengenali seseorang BUKAN karena dia TIDAK bersikap serius terhadap mengerjakan
keselamatan dan mengiringi Tuhan. Orang dikenali oleh Bapa, karena memang Bapa
mengenalinya!
Orang-orang
Kristen yang menilai perkataan Yesus ini, sebagai tidak bisa atau tidak boleh
dipahami secara literal begitu saja atau sedangkal itu. Sebab kalau begitu
adanya, maka kekristenan itu gampangan atau dangkal sekali keberimanan yang demikian.
Ini, pandangan yang seperti itu, adalah
pandangan orang-orang Kristen yang tidak memahami betapa mahalnya apa yang baru saja
dikatakan Yesus itu. Perhatikan ini:
Lukas
10:21-22 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata:
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi
orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua
telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain
Bapa, dan siapakah Bapa selain
Anak dan
orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan
hal itu."
Jika
seseorang dapat percaya SIAPAKAH Yesus
itu sesungguhnya, maka itu dapat terjadi hanya jika ANAK berkenan! Percaya
kepada Yesus adalah hal mahal yang tak dapat dibeli oleh manusia dengan apapun
juga, dan untuk dikenali oleh Allah sangat bergantung pada apakah anda percaya
kepada Yesus??! Ini adalah kebenaran yang diucapkan oleh Yesus dalam keadaan bergembira di dalam Roh Kudus! Sebuah catatan yang penting mengenai kebenaran Kristus, terkait siapakah yang bisa percaya, jika bukan Dia yang menghendakinya!
Sekarang,
perhatikan ini, pada Yohanes 14:8, Yesus baru saja menjelaskan Yohanes 14:6-7 mengenai
dirinya adalah JALAN menuju Bapa! Bahwa Bapa ada di dalam dirinya!
Filipus,
sangat mungkin seperti kebanyakan orang Kristen walau sangat mungkin memiliki
dasar yang berbeda untuk mempertanyakan atau meragukan perkataan Yesus, apakah
sungguhan demikian?
Yesus
menegaskan, kemudian, bahwa apa yang baru saja difirmankannya adalah sungguhan adanya:
Yohanes
14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah
sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata:
Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Sekarang
Yesus begitu vulgar, begitu gamblang
dan begitu menghentakan! Melihat Aku adalah Melihat Bapa? Bagaimana bisa Yesus
adalah Allah yang tak dapat dilihat
(Yohanes 1:18, Yohanes 6:46,Keluaran
33:20)?
Perkataan
Yesus: melihat aku berarti telah melihat Bapa, adalah
perkataan yang sungguh tidak main-main dan tidak permainan dalam hal ini, sebab kematian adalah
kepastian:
Keluaran
33:20 Lagi firman-Nya: "Engkau
tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat
hidup."
Hanya
ada satu orang yang hampir saja dapat melihat Allah secara otentik, itu pun
terjadi dalam KASIH KARUNIA:
Keluaran
33:18-19 Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu
kepadaku." Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap
kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan
memberi kasih
karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa
yang Kukasihani."
Sehingga,
memang kita dapat memiliki semacam dugaan yang berdasar untuk memahami
kegamangan atau kegoyahan pada diri
Filipus untuk dapat menerima sepenuhnya perkataan Yesus,
mempertanyakan/meragukan/mengernyitkan dahi, kala Yesus mengatakan hal yang
sungguh tidak main-main. Bahkan Musa saja, tidak bisa untuk sekedar melihat
Allah. Sekarang Yesus, sedang berkata bahwa melihatnya berarti melihat Bapa, secara tak langsung menyatakan dirinya lebih besar daripada Musa (Ibrani 3:3, juga bacalah artikel ini).
Tentu ini bukan melihat dalam makna
visual inderawi, bahwa kemuliaan otentik Allah nampak oleh matanya, sebab pnegalaman
inderawi yang demikian dialami Filipus, maka hal yang dialami Musa akan terulang kembali .Filipus harus memandang Yesus dari jauh. Kemuliaan ilahi Yesus telah ditahan oleh tubuh dagingnya (Ibrani 10:5).
Sebagaimana
Musa membutuhkan kasih karunia untuk dapat sedikit mengintip kemuliaan Allah
yang otentik, pun Filipus membutuhkan Kasih Karunia agar dapat menerima
perkataan Yesus tersebut! Dan kita melihat bagaimana Yesus memastikan bahwa
melihat Bapa atau menuju Bapa atau Bapa ada di dalam Yesus adalah sungguhan (bandingkan dengan perkataan Yesus : "Telah
sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?), tidak ada
makna figuratif yang bagaimanapun. Satu-satunya agar dapat melihat Bapa pada diri Yesus adalah: IMAN!
Yohanes
14:10 Tidak percayakah
engkau, bahwa Aku di dalam Bapa
dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku
katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang
diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Yohanes
14:11 Percayalah
kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa
dan Bapa di dalam Aku; atau
setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Ketika
Yesus berkata: Melihat Aku berarti MELIHAT BAPA, Yesus hendak mengatakan bahwa
itu adalah aktual pada dirinya! Ketika banyak orang bertanya-tanya bagaimana
dapat menuju Bapa, maka hanya ada satu jalan menunju ke sana, jalan itu adalah
diri Yesus sendiri.
Ini
bukan jalan yang bisa dilalui dengan melangkahkan kakimu, dengan berjuang keras
untuk melaluinya sebab jalan itu begitu disesaki oleh manusia yang mengerumuni
jalan yang sempit itu. Tidak seperti itu.
Cara melalui jalan itu atau cara mencapai Bapa adalah PERCAYA. Kepada siapa?
Kepada Yesus!
Kita
sendiri sudah mempelajari (bacalah bagian1E dan bagian1F ), bahwa untuk percaya pada Yesus pun, bukan sebuah bagian yang
dapat diupayakan dan diperjuangkan oleh manusia, selain Allah sendiri
MENYEBABKAN seseorang untuk menjadi percaya.
Sehingga
sangat keliru dan menyesatkan pada apa yang Yesus katakan sendiri, bahwa
percaya kepada Yesus dan Allah yang bekerja pada manusia untuk mendatangkan
keselamatan adalah segala-galanya dan satu-satunya penentu atas keselamatan
manusia itu sendiri, sebagai sebuah pengajaran yang dangkal, kulit belaka tanpa
kedalaman, yang menjadikan keselamatan
dalam Kristen adalah instan. Ini
bukan soal instan atau tidak, ini soal apa yang Allah kerjakan pada apa yang
memang sama sekali manusia tidak berdaya sebab memang mati.
Anda
tak percaya bahwa anda dan semua manusia adalah mati dalam pandangan Allah?
Perhatikan
perkataan-perkataan Yesus berikut ini:
Yohanes
6:33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup
kepada dunia."
Dan
untuk perkataan Yesus semacam ini,
kesinisan tersinis segera merebak:
Yohanes
6:41-42 Maka bersungut-sungutlah
orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang
telah turun dari sorga." Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak
Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana
Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
Apakah problem pada
mereka? Mengapa mereka tidak dapat menerima perkataan
Yesus? Apakah menurut anda? Apakah mungkin karena intelektualitas mereka tidak
dapat menyentuh intelektualitas anak Yusuf ini? Atau, apakah mereka tidak memiliki kemampuan berontologi terhadap
presuposisi Yesus tersebut? Bagi anda
sendiri, apakah perkataan Yesus itu sendiri adalah sebuah presuposisi, atau
KEBENARAN?
Kalau
anda mengatakan bahwa itu adalah KEBENARAN, maka tidak bagi orang-orang Yahudi,
itu adalah presuposisi yang masih perlu pembuktian dan pengujian dan perlu
diselediki bagaimana interpretasi yang tepat berdasarkan
kebenaran-kebenaran menurut diri mereka.
Maka,
jika demikian skenarionya, PERCAYA atau BERIMAN adalah masalah atau halangan terbesar dan terkeras bagi mereka,
untuk dimiliki pada diri sendiri dan pada kemandirian berupaya.
Lalu,
apakah solusinya, atau adakah solusinya? Jika ada, apakah ada pada sisi manusia,
atau perlukah manusia melakukan sesuatu agar dapat beriman pada Yesus dan juga
perkataannya sehingga perkataanya akan bergerak dari sebuah presuposisi belaka,
menuju kebenaran ilahi. Bahwa presuposisi itu sendiri adalah kebenaran ilahi!
Jawabannya
ada pada Yesus sendiri:
Yohanes
6:43-44 Jawab Yesus kepada
mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
Tidak ada seorangpun yang dapat datang
kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik
oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
Orang-orang
yang tak percaya pada bagaimana keselamatan itu melulu bersentral pada Allah
yang bekerja untuk menciptakan keselamatan pada manusia, akan memandang remeh
kebenaran semacam ini. Pada orang-orang Yahudi kala itu: bersungut-sungut.
Mereka tidak percaya, tidak tunduk pada kebenaran yang disampaikan Yesus, tidak
mau mengikuti atau mematuhi apa yang telah disampaikan kepada Yesus. Mereka
tidak dapat mendatangi Yesus sebagai
yang menerima segenap Yesus.
Karena
Apakah? Karena mereka tidak termasuk orang yang ditarik oleh Bapa. Ditarik oleh
Bapa sehingga datang atau menerima segenap Yesus, bersumber dari Allah yang
bekerja untuk mewujudkannya.
Dan yang mengejutkan,
Yesus
secara terbuka menyibakan penyebabnya, mengapa mereka tidak dapat menerima
Yesus dengan segenap perkataannya! Dapatkan anda membayangkan Yesus sedang
mengadakan penginjilan atau pemberitaan kabar baik yaitu dirinya sendiri, dan
kemudian membuka sebuah rahasia mengapa pendengarnya tak percaya pada perkataannya? Tentu anda
semua, ini atau semacam ini adalah sebuah kegilaan dan kesesatan! Bukankah itu
sudah terlintas dalam benak anda? Tengoklah
pada Yesus!
Kunci
atau jalan tunggal bagi seseorang untuk berbalik dari jalannya yang jahat dan
mendatangi Allah, atau seseorang keluar dari kegelapan dan datang kepada terang
dunia (Yohanes 8:12; 12:36), ada di tangan Bapa sendiri! Perhatikan penjelasan
Yesus berikut ini:
Yohanes
6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab
itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada
seorangpun dapat datang
kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya
kepadanya."
Bandingkan dengan
Yohanes 10:9:
Akulah pintu;
barangsiapa masuk melalui Aku,
ia akan
selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Untuk dapat mendatangi Yesus dan
memperoleh keselamatan, sangat membutuhkan kasih karunia, dan itu hanya datang
dari Bapa!
Yesus
memang jalan keselamatan bagi semua orang, JIKA PERCAYA. Dan untuk dapat datang
kepada Yesus dan menjadi percaya, sangat ditentukan oleh Allah sendiri!
Yesus
sedang memberitakan injil atau kabar baik, yaitu
dirinya sendiri, keselamatan hanya pada dirinya sendiri dan tidak pada yang
lain, dan pada saat yang sama menyibakan
kebenaran, bagaimana sebuah keselamatan dapat berlangsung. Bahwa hanya
jika Bapa menghendaki seseorang diselamatkan, maka diselamatkan dalam sebuah
kepastian hingga pada akhir zaman (Yohanes 6:37-39)!
Roma
8:28 adalah Allah yang bekerja, dan kita baru saja melihat bagaimana Allah
mengerjakan keselamatan itu terhadap semua manusia yang mati (sebab tak berdaya
pada dirinya sendiri untuk mendapatkan keselamatan, bahkan untuk “sekedar”
percaya).
Anda
tidak bisa mengatakan, bahwa untuk percaya kepada Yesus adalah “mudah” atau
mengatakan, keselamatan berdasarkan percaya saja maka selamat, adalah dangkal. Atau,
mengatakan jika demikian, ini adalah kekristenan yang tak berjuang serius untuk
menggapai keselamatannya sendiri. Sebab faktanya, untuk “sekedar” percaya saja,
manusia harus bergantung kepada belas kasih Bapa!
Fakta
ilahi ini, mustahil melahirkan kekristenan yang busuk dan dangkal, sebagaimana diyakini oleh cukup banyak orang Kristen termasuk para pendetanya, sebab faktor satu ini, yang Yesus sendiri katakan “dan
kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu (Yohanes 14:20),“adalah kunci vitalitas bagi seorang Kristen untuk dapat hidup dalam kebenaran dan dalam dinamika kehendak Bapa atas dirinya. Sang Kudus diam di dalam dirimu untuk
menguduskanmu sebagai orang percaya, sebab sama seperti anda tak berdaya untuk
beriman maka sejatinya anda tak berdaya untuk hidup di dalam kekudusan sebelum
anda memiliki sang Kudus Pengudus di dalam dirimu!
Menarik
untuk meneruskan Roma 8:28 yang dikutip
secara sangat salah oleh pendeta Erastus Sabdono, untuk menyokong
pengajarannya, pada ayat 29-30:
Sebab
semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya
dari semula untuk menjadi serupa
dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia,
Anak-Nya itu, menjadi yang
sulung di antara banyak saudara. Dan mereka
yang ditentukan-Nya dari semula,
mereka itu juga
dipanggil-Nya.
Dan
mereka yang dipanggil-Nya, mereka
itu juga
dibenarkan-Nya.
Dan
mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga
dimuliakan-Nya.
HANYA
Allah yang bekerja bagi keselamatan manusia, dari semula! Dia yang menentukan,
dia yang menjadikan serupa. Dia yang memanggil, dia yang membenarkan, dan dia
juga yang memuliakan.
Mengapa?
Sebab manusia tidak dapat menentukan dirinya sejak semula, sebab manusia baru ada
setelah permulaan berlangsung. Sebab manusia tidak dapat menyerupakan dirinya dengan gambaran Anak-Nya, sebab
siapakah yang begitu mengenal Anak-Nya selain Sang Bapa?! Sebab manusia tidak dapat menentukan dirinya untuk
dipanggil oleh Allah! Sebab manusia tidak
dapat membenarkan dirinya di hadapan Allah (Ayub 25:4, Ayub 4:17-18, Maz
143:2, Roma 3:23) karena manusia tidak
pernah memiliki kebenaran tanpa memiliki Anak sang Kebenaran (Yohanes 1:17;14:6).
Sebab manusia tidak dapat memuliakan
dirinya sendiri, karena hanya Anak yang memiliki kemuliaan di sorga
bersama-sama dengan Sang Bapa (Yohanes 17:5,24)!
Ketidak-dapatan
manusia itu, bukan karena manusia itu tidak berjuang atau kurang berjuang
keras, atau dikatakan tidak serius mengiringi Tuhan! Diperhadapkan dengan apa
yang dikatakan oleh Yesus, maka adalah omong kosong untuk mengatakan bahwa
seorang harus memperjuangkan ke-anakan-nya atau memperjuangkan dirinya agar
layak diangkat menjadi anak-anak Allah. Faktanya, tak ada hal yang dapat
dilakukan pada sisi manusia untuk itu,
sebab untuk percaya saja kepada ANAK ALLAH, manusia sangat bergantung pada
Allah yang bekerja bagi keselamatan seseorang, sejak semula!
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada
TUHAN
No comments:
Post a Comment