Oleh: Martin Simamora
Kemerdekaan
Orang Kristen Di Dalam Kristus (10)
Bacalah lebih dulu bagian 9
Pertanyaannya kemudian, apakah,
dengan demikian, Yesus lebih besar daripada nabi Musa? Ini lebih daripada sekedar pertanyaan serius
namun sebuah pertanyaan yang berbahaya, sama bahayanya dengan perkataan Yesus sendiri
pada eranya, yang berbunyi seperti ini:
Yohanes
10:30 “Aku dan Bapa adalah satu”
Pernyataan ini bukan saja kontroversial dipandang ketika
diucapkan oleh seorang manusia, namun seketika itu juga telah menimbulkan
potensi besar sebuah kerusuhan yang dapat mendatangkan penumpahan darah:
Yohanes
10:31 Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus.
Menjawab pertanyaan besar
diatas, walau saya dapat menjawabnya, harus memandang pada bagaimana kitab suci
menjawab pertanyaan di atas. Saya tak bisa tidak, harus memandang pada ini:
Ibrani
3:3 Sebab Ia dipandang layak
mendapat kemuliaan lebih besar
dari pada
Musa, sama seperti ahli bangunan
lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
KJ For this man was
counted worthy of more glory than
Moses, inasmuch as he who hath builded the house hath more honour than the
house.
Aramaic Bible In Plain English For
the glory of This One is much greater
than that of Moses, as much as the honor of the builder of the house is
greater than his building.
Bukan dalam makna kiasan
namun dalam makna yang aktual pada “SIAPAKAH”? Pada siapakah Musa
dibandingkan dengan siapakah Yesus itu. Demikianlah Penulis Ibrani memaparkannya
dalam sebuah perbandingan yang
memperbandingkan kemuliaan tokoh besar nabi Musa terhadap kebesaran Sang Firman
yang menjadi manusia! Ibrani 3:3 secara
gamblang membicarakan superioritas Yesus terhadap Musa, menjelaskan
tindakan-tindakan Yesus yang dikecam oleh para ahli Taurat sebagai melecehkan
hukum Taurat hingga sebagai menghujat. Apa yang dinyatakan Ibrani 3:3
sekaligus menekankan bahwa “superioritas” di sini bukan bermakna sebuah
amoralitas apalagi penghinaan terhadap hukum Taurat- Kitab Musa dan Kitab
nabi-nabi apalagi menghujat Allah. Ini juga yang harus dipahami oleh para
penganut “Grace yang Ekstrim, atau lebih tepatnya, Grace jenis ini telah memelintirkannya sehingga terlepas dari apa yang menjadi maksud Yesus pada aslinya.” Grace ekstrim secara sembrono telah menilai: jika Kristen membicarakan moralitas atau hukum didalam Perjanjian Baru, itu seperti
memakan batu dan bukan memakan roti didalam kemurahan/anugerah Tuhan, atau seperti
memberangus kemerdekaan yang telah Tuhan berikan di dalam Yesus Kristus Sang
Pembebas orang percaya.
Memahami
Superioritas Yesus Terhadap Musa
Perbandingan Musa terhadap
Yesus secara negatif atau memuliakan Yesus sebagai lebih tinggi daripada Musa
bukanlah hal yang mengherankan, jika kita memandang pada Epistel Ibrani itu sendiri. Epistel ini
memang dipenuhi dengan perbandingan-perbandingan yang begitu memuliakan Yesus. Penggambaran
superioritas Yesus semakin unik sebab dimulai dengan mengapa atau apakah tujuan Sang Firman menjadi atau
diutus oleh Bapa ke dunia ini dalam rupa manusia:
Ibrani
2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia
menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada
Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Seperti pernah saya
sampaikan sebelumnya, Ibrani memiliki sebuah kemiripan dalam mengidentifikasi siapakah Yesus sesungguhnya, dengan
injil Yohanes. Melihat Yesus yang tak dapat dilihat atau dikenali
oleh manusia-manusia. Dan saat Injil Yohanes
dan Ibrani menyatakan Yesus yang tak dapat dikenali (eksistensi
kekalnya), pun jangan dinilai sebagai hal yang mengherankan seolah-olah
diadakan atau diciptakan oleh salah satu penulis di dalam Kitab suci, sebab
Yesus sendiri pun menyatakannya, seperti:
Yohanes
8:58 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
KJ Jesus
said unto them, Verily, verily, I say unto you, Before Abraham was, I am.
Yohanes
17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah
Aku pada-Mu sendiri dengan
kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
KJ And
now, O Father, glorify thou me with
thine own self with the glory which I had with thee before the world was.
Apakah
Yesus kehilangan atau mengalami penyurutan kemuliaannya atau keilahiannya yang
kekal itu, kala dia menjadi manusia? Ibrani 3:3 sedang menjawab hal ini dalam
sebuah cara yang unik dan mulia, sebab Yesus sedang dibicarakan sebagai yang disamakan dengan saudara-saudaranya, sehingga ia
dengan demikian dapat diperbandingkan dengan seorang manusia bernama Musa,
seorang nabi Allah! Yesus dalam Ibrani 3:3 sekalipun dikatakan sebagai lebih
mulia daripada Musa, bukan sedang membicarakan kemuliaan yang dimilikinya saat dia bersama-sama dengan
Allah namun saat dia telah berada di dunia ini sehubungan dengan apakah maksud
kedatanganya atau apakah yang akan menjadi karyanya.
Ini secara tatap muka
diperbandingkan terhadap Musa:
Ibrani
3:4 Sebab setiap rumah dibangun oleh
seorang ahli bangunan, tetapi ahli
bangunan segala sesuatu ialah Allah.
KJ For
every house is builded by some man; but he that built all things is God.
Aramaic Bible in Plain English For every house is
built by some man, but he who built all things is God.
Ibrani
3:5 Dan Musa memang setia dalam
segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian
KJ And
Moses verily was faithful in all his house, as a servant, for a testimony of
those things which were to be spoken after;
Aramaic Bible in Plain English And Moses as a
Servant was entrusted with the entire household for the testimony of those
things that were going to be spoken by him,
Ibrani
3:6 tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya;
dan rumah-Nya ialah kita
KJ But
Christ as a son over his own house; whose house are we, if we hold
fast the confidence and the rejoicing of the hope firm unto the end.
Aramaic
Bible in Plain English But The Messiah as
The Son over his house; and we are his house
Yesus
dan Musa diperbandingkan secara langsung, dan kemuliaannya telah dijumpai kala Sang
Firman telah menjadi manusia dan apa yang dapat dilakukannya PADA apa
yang tak dapat dilakukan oleh Musa.
Kita
bisa secara sederhana melihat perbandingan antara Musa dan Yesus, secara
sederhana adalah sebagai berikut
Musa
|
Yesus
|
Ahli Bangunan
|
Ahli Bangunan SEGALA SESUATU
|
SETIA dalam
segenap rumah Allah
|
SETIA sebagai Anak yang mengepalai rumahnya-miliknya- sendiri
|
Sebagai Pelayan
|
Sebagai Anak
|
Pelayan di dalam Rumah
milik Allah (בֵּיתִ֖י beiti – diambil dari Bilangan 12:7 Pulpit Commentary)
|
Kepala didalam rumah
kepunyaan sendiri
|
Musa
sebagai pelayan melayani Rumah atau
Bait Allah untuk kepentingan Umat Israel dihadapan Allah
|
Yesus sebagai Anak adalah kepala atas Rumahnya
sendiri yang adalah orang-orang percaya segala bangsa (Ibrani 2:17)
|
Rumah
kediaman yang dimiliki oleh Yesus adalah kita atau
setiap diri orang percaya, dan digambarkan sebagai rumah tinggal baginya, Yesus
tidak tinggal di dalam bangunan fisik bait Allah, kita adalah keluarganya
sendiri atau saudara-saudaranya sendiri bagi Yesus Kristus. [Dalam hal ini
kita harus berhati-hati untuk tidak mengatakan bahwa orang percaya dan Yesus
Kristus dengan demikian TIDAK ADA BEDANYA, - sebagaimana diajarkan
oleh pengajaran Grace atau kasih karunia yang mengabaikan betapa pentingnya kehidupan orang percaya yang
harus bertumbuh dan berakar di dalam Kristus oleh sebab Kristus sendiri telah
menetapkannya (bandingkan dengan Yohanes 15:4, Matius 12:33, 1 Yohanes 2:6)- sebab perlu diperhatikan bahwa kepentingan Sang
Firman menjadi sama seperti saudara-saudaranya agar didalam pelayanan
keimamatannya dia dapat menebus setiap
orang yang telah diserahkan Allah kepadanya. Anda sangat saya anjurkan untuk berkenan membaca
kembali Apakah Kuasa Kebangkitan Yesus Juga terletak Pada "Kelulusan" & "Kesalehan" Dalam Memenuhi Segenap Kehendak Bapa? (2) )
Sehingga
ketika Ibrani 2:17 mengatakan bahwa “dia
disamakan dengan kita,” ini bukan sekedar penyamaan belaka sehingga
anda dapat mengklaim Yesus dan saya tak ada bedanya lagi. Sebaliknya yang
sedang terjadi adalah Yesus dengan demikian sedang MEMBANGUN BAIT ALLAH KEMBALI
(bacalah perkataan Yesus dalam Yohanes
2:19,21) yang tak terpikirkan atau terbayangkan, sebab
ketika anda berada di dalam Bait Allah yang sedang dibangunnya kembali, (setelah Ia melepaskan ikatan yang lama) yang berbeda sama sekali , anda
menjadi “keluarga terhadap Yesus Kristus SANG KEPALA RUMAH ALLAH SEKALIGUS
PEMILIKNYA yaitu SETIAP ORANG PERCAYA.”
Sekaligus menjadikan Yesus adalah IMAM BESAR itu
sendiri didalam Bait Allah baru yang telah dibangunnya sendiri, yaitu setiap orang yang telah
diserahkan Allah kepadanya (Ibrani
2:13). Di sini menjadi hal yang jauh lebih personal dibandingkan dengan
IMAM BESAR dalam era sebelum
keimamatan Yesus Kristus, dimana hubungannya
adalah mewakili umat Allah sementara dalam mewakili umat, dia sendiri membutuhkan
pengudusan dari Allah. Yesus menjadi Imam Besar bagi saudara-saudaranya atau
bagi keluarganya (kesatuan antara Sang
Mesias dengan umat tebusannya, bandingkan dengan perkataan Yesus pada
Yohanes 15:4.7) sendiri, namun dia sebagai
Yang Kudus dalam hal tersebut (mengenai Yesus sebagai Imam Besar Yang
Kudus adanya, JUGA dapat anda baca pada artikel berjudul “ Apakah Kuasa Kebangkitan Yesus Juga terletak Pada "Kelulusan" & "Kesalehan" Dalam Memenuhi Segenap Kehendak Bapa? (2)”). Hal semacam ini bukan hal untuk
diperbandingkan sebagai yang dapat dibandingkan namun untuk memahami mengapa
Yesus didalam dia sebagai manusia pun sungguh amat mulia sekalipun dia harus
mengalami penghinaan dan penolakan yang sangat keji.
Sementara
Musa tidak demikian, dia bukan pemilik rumah
kediaman Allah, dia adalah pelayan (therapon) didalam rumah kediaman Allah. Sehingga
dapat dipahami mengapa Yesus dideklarasikan oleh Penulis Ibrani sebagai lebih
mulia daripada Musa, sebab dia
sendiri sebagai Anak adalah pemilik umat itu sendiri, bahkan Yesus berdiam didalam setiap orang
kepunyaannya (orang percaya
disebut Penulis Ibrani sebagai rumahnya)-dari segala bangsa- Ibrani 2:17.
Musa tidak demikian sebab relasinya
terhadap umat adalah bukan sebagai
pemilik tetapi sebagai pelayan bagi umat Tuhan-umat Israel. Yesus sebagai Anak
tinggal di dalam dan memiliki setiap orang percaya yang telah dikuduskannya
dalam pelayanan keimamatannya (baca kembali Apakah Kuasa Kebangkitan Yesus Juga terletak Pada "Kelulusan" & "Kesalehan" Dalam Memenuhi Segenap Kehendak Bapa? (2) untuk memahaminya).
Musa
hanyalah pelayan Allah di dalam rumah Allah,sementara Yesus adalah Anak yang mengepalai dan memiliki rumah Allah. Ini
secara mendasar adalah sebuah penyingkapan
kedekatan relasi yang dimiliki
oleh Musa dengan Allah, dibandingkan dengan yang dimiliki oleh Yesus sendiri.
Yesus memiliki relasi dengan Allah yang
begitu intim, teramat dekat dan satu
adanya (Yohanes 10:30), sehingga
kepercayaan yang diberikan kepada Yesus adalah sebuah kepercayaan yang
melampaui apa yang dapat disebut sebagai kepercayaan oleh dan dalam pemahaman
manusia. Sebab Yesus menjadi pemilik atas umat percaya sebagaimana Allah adalah
pemilik Rumah Allah! Dengan demikian
ketika Ibrani membandingkan Yesus dengan Musa, maka sebetulnya bukan sebuah
upaya membandingkan dua hal yang dapat disandingkan untuk diperbandingkan -
sebagai dua hal yang setara, namun untuk menunjukan semata-mata bahwa
Yesus memang bukan untuk dibandingkan
dengan Musa
di dalam sebuah cara yang demikian. Dan memang demikianlah yang dimaksud oleh
Penulis Ibrani, sehingga dia menuliskan demikian:
Ibrani
3:5 sebagai
pelayan untuk memberi
kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian
Apakah
yang dimaksud oleh Penulis Ibrani dengan “tentang
apa yang diberitakan kemudian?” Maka kita harus memperhatikan apa yang
dituliskan dalam:
Ibrani
1:1-2 Setelah pada zaman dahulu
Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada
kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak
menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
Nabi
Musa (seperti juga semua nabi-nabi lainnya didalam Perjanjian Lama) oleh
Penulis Ibrani telah dikatakan sebagai
PELAYAN yang MEMBERIKAN KESAKSIAN
mengenai Yesus yang menjadi
PENGANTARA yang BUKAN sekedar seperti nabi-nabi pada umumnya, SEBAB Yesus adalah dia yang telah ditetapkan
sebagai yang berhak menerima segala yang ada!
Penulis
Ibrani dalam hal ini bukan sedang menciptakan pengajaran yang sedang
meninggikan Yesus sedemikian rupa sehingga merendahkan Musa, sebab
Yesus sendiri berkata begini:
Lukas
24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam
seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Lukas
24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan
kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi
semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi
dan kitab Mazmur."
Yohanes
5:39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku,
Bandingkan
dengan:
Kisah
Para Rasul 3:18 Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang
telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa
Mesias yang diutus-Nya harus menderita.
Kisah
Para Rasul 3:24 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan
sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini.
Kisah
Para Rasul 13:27-30 Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak
mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi
perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Dan meskipun mereka tidak
menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun
mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. Dan setelah mereka
menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia
dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. Tetapi Allah
membangkitkan Dia dari antara orang mati.
Kisah
Para Rasul 8:32-35 Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti
seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di
depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.
Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan
menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka
kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang
siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang
lain?".Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia
memberitakan Injil Yesus kepadanya. [Nas yang sedang dijadikan dasar bagi
Filipus untuk memberitkan Injil Yesus adalah Yesaya 53]
Kemuliaan
Yesus semacam ini, dalam perbandingan semacam ini, bukanlah hal yang diadakan
oleh manusia siapapun dia, sebab bahkan Yesus sendiri telah menyatakannya
bahkan di dalam cara yang sangat berbahaya, seperti halnya klaim-klaim bahkan
tindakan-tindakan superioritas diri Yesus olehnya sendiri yang jauh melambung
tinggi sehingga bukan saja melampaui apa yang dapat dilakukan oleh Nabi Musa
terhadap umat Allah yang dipimpinya namun dinilai sebagai menghujat Allah.
Perhatikan hal ini:
Lukas
7:48-49 Lalu Ia berkata kepada
perempuan itu: "Dosamu telah
diampuni." Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia,
berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni
dosa?"
Markus
2:5-7 Ketika Yesus melihat iman
mereka, berkatalah Ia kepada orang
lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu
sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat,
mereka berpikir dalam hatinya: Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat
Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah
sendiri?
Lukas
5:20-21 Ketika Yesus melihat iman
mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni."
Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang
yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah sendiri?"
Yohanes
10:33 Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik
maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan
karena Engkau, sekalipun hanya
seorang manusia saja, menyamakan
diri-Mu dengan Allah."
Mereka
tak kuasa untuk melihat siapakah Yesus, dan itu problem terbesar dan problem
mematikan untuk dapat menerima Yesus bahkan sebagai nabi yang dihormati! Mereka
tak kuasa untuk melihat dan memahami kedatangannya ke dunia ini sebagai yang
telah ditetapkan Allah untuk sebuah tujuan yang pasti! Jika anda juga gagal
melihat ini maka anda akan begitu kelirunya memandang Yesus atau berlawanan
langsung pada Yesus Kristus, bahkan jangan-jangan anda akan menuding Yesus
sebagai seorang Yahudi yang kurang ajar
sebab berkata dan bertindak seolah-olah
dia adalah Allah sendiri. Seperti kata Penulis Ibrani, Yesus bukan semata
manusia belaka, dia lebih besar dan mulia daripada nabi-nabi sebab Yesus adalah:
Ibrani
1:2 Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang
ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
Ibrani
1:3 cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala
yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.
Penulis
Ibrani seperti halnya Yohanes Pembaptis dalam catatan Injil Yohanes 1:29, juga
menyatakan Yesus adalah SANG PENGHAPUS DOSA:
Ibrani
1: 3 Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian
dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Mengapa
Yesus melakukan perbuatan dan mengatakan pernyataan-pernyataan yang dapat
dinilai sebagai menghujat Allah? Sebab:
Ibrani
1:4 jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang
dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Ibrani
1:5 Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan:
"Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan
"Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?"
Ibrani
1:6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata:
"Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Penulis
Ibrani tidak sedang mengilahkan atau meng-Allah-kan Yesus! Tidak sama sekali,
Jika hal ini adalah sebuah permasalahan, maka itu telah terjadi tepat pada
Yesus sendiri atau Yesus sendiri telah menghadapinya dalam sebuah situasi yang
sengit akibat penolakan yang sangat keras dan penuh kebencian terhadap Yesus
sendiri!
Jika Yesus tak
lebih besar daripada Musa, maka mustahil dia adalah SANG PEMBEBAS
itu, sebab jika tidak, maka Yesus
sendiri membutuhkan pembebasan atau pengudusan seperti nabi-nabi lainnya dan
imam-imam lainnya:
Ibrani
7:24-27 Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih
kepada orang lain. Karena itu Ia
sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia
hidup senantiasa untuk menjadi
Pengantara mereka. Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan:
yaitu yang saleh,
tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa
dan lebih
tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain,
yang setiap hari harus
mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri
dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya
satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri
sebagai korban.
Yesus
dikatakan sebagai SANG PEMBEBAS oleh sebab sebuah fakta bahwa dia adalah
manusia yang merdeka penuh didalam kemerdekaan yang ilahi sebab sekalipun dia manusia namun terpisah
dari orang-orang berdosa. SEKALIPUN SAMA DENGAN KITA NAMUN TAK BERDOSA:
Ibrani
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat
turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa.
Sama
dengan kita namun bukan berarti kita adalah Yesus. Oleh sebab hal tunggal: kita
sama dengannya oleh sebab maksudnya untuk menjadi penebus kita yang memang
sungguh-sungguh merasakan dan memahami apa dan bagaimana kehidupan manusia yang
dibeliti oleh kelemahan-kelemahan. Dia turut merasakan namun tak dibeliti, dia
turut merasakan bagaimana dosa merangsek dan mengobrak-abrik hidupmu dan betapa
dalam setiap perjuanganmu melawanya maka engkau tetaplah dalam posisi yang
membutuhkan pertolongan untuk menang dan tak bisa pada dirimu sendiri. Yesus
adalah Sang Pembebas dan anda adalah yang dibebaskan untuk kemudian menjadi
bait Allah kepunyaannya, Itulah posisi anda sebagai orang percaya!
Yesus
Sang Kristus atau Mesias, demikianlah adanya. Mengapa tindakan dan perbuatannya dapat
dinilai sebagai menghujat Allah? Sebab dia
telah bertindak dan berkata SEBAGAI ANAK yang MENGEPALAI BAIT ALLAH.
Dia BUKAN sebagai PELAYAN didalam Bait
Allah. Tanpa anda dan siapapun memahami ini maka Yesus sebagai SANG
PEMBEBAS akan dinilai sebagai penghujat Allah.
Selamat
membaca dan merenungkan.
AMIN
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi TUHAN
No comments:
Post a Comment