Oleh: Martin Simamora
Apakah Kuasa Kebangkitan Yesus Juga terletak Pada "Kelulusan" & "Kesalehan" Dalam Memenuhi Segenap Kehendak Bapa?
Artikel kali ini akan meninjau sebuah khotbah atau
pengajaran yang telah dipublikasikan di internet dan disajikan kembali di dalam
sebuah grup di fb :
RH Truth 5 April 2015Kebangkitan Tuhan Yesus bukan hanya terletak pada kuasa Allah yang besar. Tapi kuasa kebangkitan Tuhan Yesus terletak pada ketaatan-Nya kepada Bapa, bahwa Dia "lulus" dan didapati "saleh" dalam kehidupan-Nya di bumi, yaitu hidup hanya untuk melakukan kehendak Bapa. Kalau Tuhan Yesus tidak taat, Dia takkan dibangkitkan, demikian pula kita. Sebab nilai kita terletak pada ketaatan kita kepada Bapa.VN RH Truth:http://www.truth-media.com/…/05-APRIL-2015-KEBANGKITAN-TAND…
Perhatikan
pada gagasan pokok pengajaran ini yang
berkata:
Kebangkitan
Yesus bukan hanya terletak pada kuasa Allah yang besar, tetapi juga pada ketaatannya
kepada Bapa, bahwa Dia lulus dan
didapati saleh dalam kehidupannya
di bumi.
(1)Ini, dengan menyatakan secara demikian,
hendak mengatakan bahwa peristiwa kebangkitan Yesus
merupakan bukti atau indikator bahwa dia “lulus” dan
“saleh”
dalam kehidupan-Nya di bumi.
Kuasa Allah bukan faktor satu-satunya,
namun juga harus didapati saleh dan lulus. Dalam hal ini “lulus” dan didapati “saleh”
dalam kehidupannya di bumi
terkait ketat dengan: hanya untuk
melakukan kehendak Bapa. Sehingga Yesus
perlu sekali secara mutlak, harus mencapai sebuah kondisi lulus dan
mencapai kondisi saleh, sebab jika tidak maka dia tak akan bangkit. Yesus oleh pengajaran telah diasumsikan bukan seorang yang berkualifikasi sebagai Juru Selamat atau Sang Penebus hingga dirinya dianggap pantas. Dan itu baru akan diketahui bilamana dia bukan hanya disalib, mati tetapi apakah dia bangkit atau tidak (sebuah ketakpastian meliputi misi Allah menurut si pengajar pada RH Truth!). Kebangkitannya adalah bukti kesalehan dan kelulusan dirinya. Tak sama sekali berbicara SELESAINYA karya Penebusan itu saat dia menyerahkan nyawanya ke dalam tangan Bapa (Lukas 23:46-47)
(2)Tak
sampai di situ saja. Lebih lanjut dikatakan bahwa seperti halnya Kristus pada poin 1 di atas, maka demikian juga kita. Bahwa anda hanya akan mengalami kebangkitan
bilamana “lulus” dan “saleh” tepat
sebagaimana Yesus. Bahwa anda harus mengupayakan kepantasanmu untuk dibangkitkan; bahwa apa yang telah dikerjakan oleh Kristus sama sekali tak diperhitungkan ke dalam keselamatan dirimu! Bacalah 1 Korintus 15:17-28.
Dua
poin atau gagasan pokok yang mendasari
pengajaran yang berseberangan dengan apa yang telah diajarkan di dalam Kitab Suci, semacam ini, beranjak dari pemahaman yang dibangun pengajar berdasarkan Ibrani 5:7-8:
(7)Dalam hidup-Nya sebagai
manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis
dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya
Ia telah didengarkan. (8)Dan
sekalipun Ia
adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang
telah diderita-Nya,
Mari
kita meninjau pengajaran ini, dan mari kita memulainya dengan melihat siapakah
Yesus sesungguhnya untuk mengetahui apakah dia perlu memenuhi syarat kelulusan
dan kesalehan dalam sebuah
pemahaman bahwa dia adalah manusia
belaka?
Siapakah
Yesus Di Dalam Surat Ibrani
Surat
Ibrani merupakan sebuah surat yang secara khusus menggambarkan
keunggulan-keunggulan atau kemuliaan-kemuliaan Kristus sekaligus
keadaan-keadaan Kristus yang terlihat lebih rendah untuk sesaat.
Keunggulan-keunggulan
atau kemuliaan-kemuliaan Kristus:
a.Dia adalah Perantara
Yang Berbicara kepada Manusia pada zaman akhir ini; Dia juga adalah yang
ditetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada, dan Dia adalah
Pencipta:
Ibrani1:1-2
Setelah
pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada
nenek moyang kita dengan perantaraan
nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini
Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai
yang berhak menerima segala yang ada.
Oleh Dia Allah telah menjadikan alam
semesta.
Yesus
adalah perantara pada zaman akhir ini, namun dia bukan perantara semata
manusia, sebab penulis Ibrani menyatakan
bahwa Yesus telah ditetapkan sebagai
yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
Penulis
Ibrani memulai suratnya dengan menyatakan Yesus sebagai manusia yang adalah
perantara bagi Allah untuk berbicara
kepada manusia, namun terus melanjutkannya pada Yesus sebagai yang ilahi :
(1)telah ditetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada, dan (2) dia
adalah Pencipta.
Ini
hal yang sungguh unik dan mulia dalam menggambarkan siapakah manusia Yesus
Kristus itu, bahwa dia bukan manusia belaka didalam kemanusiaannya yang sejati.
Ini terjadi kala Yesus dinyatakan sebagai yang
ditetapkan (ethēken:
ditempatkan, ditetapkan atau dilandaskan) sebagai yang berhak menerima segala yang ada (pantōn= segala atau setiap hal) dan bahwa Dia turut serta di
dalam penciptaan alam semesta.
Keunikan
dan kemuliaan penggambaran manusia Yesus yang sedemikian ini, dapat
dibandingkan dengan bagaimana Rasul
Yohanes menggambarkannya:
Yohanes
1:1-3,4 (1)Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.(2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan
Allah. (3)Segala sesuatu dijadikan
oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada
suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan... (4)
Firman itu telah menjadi
manusia...”
b.Dia adalah cahaya
kemuliaan dan gambar wujud Allah :
Ibrani
1:3a Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah dan gambar wujud
Allah...
Ini
adalah sebuah pernyataan yang menunjukan bahwa Yesus bukan hanya sekedar
manusia, bahwa dia memang bukan berasal dari dunia ini sekalipun
memang dia datang atau masuk kedalam dunia ini melalui kelahiran dari seorang
Dara bernama Maria, melalui sebuah
pembuahan yang kudus- dikerjakan oleh Allah.
Cahaya
kemuliaan Allah
Cahaya
kemuliaan atau apaugasma (=sebuah
cahaya yang memancar dari) menunjukan bahwa Cahaya kemuliaan itu adalah dirinya
sendiri, atau cahaya itu ada pada dirinya sendiri. Ini adalah penggambaran
manusia Yesus Kristus kala dia berada muka bumi ini, sekalipun dia dalam keadaannya sebagai manusia tetap memiliki kemuliaan sejatinya sebagaimana
Ia dahulu bersama-sama dengan Allah. Tak ada sebuah kesurutan atau hilangannya kemuliaan
ilahinya yang bagaimanapun sekalipun dia kini adalah manusia Yesus Kristus.
Berbicara
cahaya kemuliaan, maka saya tak bisa tidak,akan diingatkan akan sebuah
peristiwa mulia dan begitu megah untuk sanggup dibayangkan oleh manusia:
Matius
17:1-9
(1)Enam
hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan
bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka
sendiri saja.(2) Lalu Yesus
berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya
bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.(3) Maka
nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.(4) Kata
Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.
Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu
untuk Musa dan satu untuk Elia."(5) Dan tiba-tiba sedang ia
berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari
dalam awan itu terdengar suara yang berkata:
"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah
Dia." Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka
sangat ketakutan.
[pada
Markus 9:2-3 memberi catatan sedikit berbeda dengan penekanan kemegahan pada “pakaiannya
sangat putih berkilat-kilat”, sementara Lukas 9:29 menekankan kemegahan “pakaiannya
menjadi putih berkilau-kilauan” namun
secara keseluruhan ketiga Injil ini
menggambarkan perubahan pada Yesus pada seluruh tubuhnya mulai dari kepala
hingga seluruh badannya.
Rasul
Petrus kemudian menjadi satu-satunya rasul yang di dalam epistelnya merujuk
pada peristiwa ini:
2
Petrus 1:17-18
(17)
Kami
menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan
kemuliaan dari Allah Bapa, ketika
datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak
yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."(18) Suara itu kami (Petrus, Yakobus dan Yohanes) dengar datang dari sorga,
ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
Dan pada
poin ini, saya kembali dapat memberikan sanggahan bahwa Yesus telah menerima
kemuliaan dan kehormatan dari Bapa bahkan sebelum peristiwa salib itu
berlangsung, bahwa dia sudah dideklarasikan oleh Bapa sendiri sebagai MULIA.
Ini jauh lebih agung daripada SALEH.]
Pada
saat saya teringat dengan teks ini. Teks yang menggambarkan “wajah-Nya bercahaya seperti matahari – elampsen
ōs ēlios”, maka seperti halnya “apaugasma” yang menunjukan bahwa Yesus adalah
Cahaya kemuliaan itu sendiri maka pada Matius 17:2 pun demikian. Seperti halnya
matahari (yang memiliki terang memancar pada dan dari dirinya sendiri, bukan sebuah
refleksi seperti halnya terang pada bulan).
Pada Matius 17 ini juga, tepatnya pada ayat 5, saya sudah dapat menyanggah
interpretasi yang coba dibangun dari Ibrani 5:7-8 oleh si pengajar di dalam RH Truth, bahwa Yesus harus lulus dan
terbukti saleh agar dapat dibangkitkan. Sebab dalam ayat 5, Bapa sendiri menyatakan
kepada-Nyalah Aku berkenan, dengan sebuah penegasan “dengarkanlah dia.” Yesus sejatinya adalah LEBIH BESAR DARIPADA SALEH, bahkan INI dalam
keadaannya sebagai manusia Yesus,
sebab Matius 17:2 dan Matius
17:5-deklarasi Bapa terhadap kemuliaan Yesus- telah menunjukan hal yang lebih agung daripada soal kesalehan di muka
bumi ini, namun menunjukan kemuliaan dan keilahian yang tetap dimiliki oleh Yesus sekalipun dia
memang sungguh-sungguh manusia.
Saya
hendak memberikan tambahan penting terkait cahaya kemuliaan yang menunjuk pada
terang yang memancar dari diri Yesus sendiri. Ini adalah perkataan atau
pernyataan-pernyataan Yesus sendiri:
Yohanes
8:12 Maka Yesus berkata pula kepada
orang banyak, kata-Nya: "Akulah
terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam
kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Yohanes
9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah
terang dunia."
Yohanes
12:35-36 Kata Yesus kepada mereka:
"Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya
kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak
tahu ke mana ia pergi. Percayalah
kepada terang itu, selama
terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang."
Sesudah berkata demikian, Yesus pergi bersembunyi dari antara mereka.
Bandingkan
dengan:
Markus
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi.
Yohanes
12:46 Aku telah datang ke dalam dunia
sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan
tinggal di dalam kegelapan.
Sekarang
kita memahami mengapa Penulis Ibrani menuliskan bahwa manusia Yesus Kristus
adalah cahaya kemuliaan Allah. Hal yang sama juga berlaku bagi mengapa Rasul Yohanes menuliskan juga perihal ini
dalam:
Yohanes
1:4-5 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu
bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Gambar wujud
Allah
Atau
charaktēr yang
merujuk pada diri Yesus itu sendiri adalah representasi yang jitu atau tak ada
kemungkinan keliru atau salah sekecil apapun juga bahwa dia adalah Gambar wujud Allah yang tak kelihatan.
Ini bukan seperti Yesus adalah sebuah
sketsa di atas kertas untuk menggambarkan seseorang; sebuah sketsa bukan
merupakan sebuah gambaran serupa atau identik. Malahan Gambar wujud Allah dalam
Ibrani 1:3 memang tidak boleh dipahami secara demikian sebab sebelumnya dia
telah dikatakan atau dinyatakan sebagai
Cahaya Kemuliaan yang apaugasma atau bahwa dia sendiri itu adalah cahaya
itu sendiri-ya...tepat pada dirinya sendiri. Sehingga Gambar wujud Allah adalah dia memang secara sempurna
menunjukan Allah itu sendiri tanpa sebuah kekurangan yang bagaimanapun.
Harus
juga dipahami bahwa ketika Yesus dikatakan sebagai Gambar Wujud Allah maka
pastilah Yesus tidak bisa semata manusia. Tak ada manusia yang semata manusia
dapat menjadi gambar wujud Allah. Bahkan sebagai sketsa dari wujud Allah saja
tidak bisa sama sekali. Menyatakan manusia Yesus Kristus adalah Gambar wujud
Allah sungguh hal yang melampaui kemanusiaan
belaka! Bahkan untuk dikatakan sebagai ungkapan yang bersifat metafora
pun adalah kejanggalan, sebab manusia
tak mungkin menjadi gambar WUJUD Allah di dalam kiasan yang bagaimanapun!
Terkait
hal ini, kita harus memperhatikan perkataan-perkataan Yesus yang tidak
gampang untuk dimengerti:
Yohanes
3:13 Tidak ada seorangpun yang telah
naik ke sorga, selain dari pada
Dia yang telah turun dari sorga,
yaitu Anak Manusia.
Yohanes
3:31 Siapa yang datang dari atas adalah
di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan
berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa
yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.
Bandingkan
dengan Yohanes 6:42:
Kata
mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal?
Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
Yohanes
6:52 Dan bagaimanakah, jikalau kamu
melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Yohanes
14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi
kami." Kata Yesus kepadanya:
"Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak
mengenal Aku? Barangsiapa
telah melihat Aku,
ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Yesus
menurut Yesus sendiri adalah GAMBAR
WUJUD ALLAH yang ditanyakan oleh Filipus. Yesus merujuk pada dirinya adalah “charakter”
bahwa dia sebagai pribadi itu sendiri
secara sempurna menggambarkan
Bapa yang di sorga.
Seberapa
sempurnakah sehingga dikatakan bahwa Yesus
sebagai Gambar wujud Allah adalah memang sungguh sempurna, bahwa dia bukan semata sketsa yang
kalah mulia terhadap siapa yang
digambarkannya? Ketika penulis menyatakan Yesus adalah Gambar Wujud Allah
adalah hal yang sukar untuk dapat
ditangkap oleh manusia kala memandang manusia Yesus. Namun beginilah Yesus
menggambarkannya:
Yohanes
14:10 -11(10) Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa
di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari
diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan
pekerjaan-Nya.(11) Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku
Yohanes
5:19- (19) Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari
diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat
Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang
dikerjakan Anak. (20) Sebab
Bapa
mengasihi Anak dan Ia menunjukkan
kepada-Nya segala sesuatu yang
dikerjakan-Nya sendiri, bahkan
Ia
akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari
pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.
Yohanes
12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan
dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa
yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
Sesempurna
Apakah Yesus adalah Gambar Wujud Allah yang sedang dimaksudkan oleh Penulis Ibrani? Jawab: “Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku” demikianlah kata Yesus!
Dan
begitulah Yesus sebagai Gambar Wujud Allah kala berjalan di bumi ini,
bahwa dia senantiasa memiliki relasi tak terpisahkan dengan Bapa: bahwa Bapa
didalam dirinya dan dirinya didalam Bapa! Sempurna sebagai bahasa tak akan
sanggup menggambarkan hal ini!
Pada
poin ini juga, saya hendak mengatakan bahwa Yesus dengan demikian tak memiliki
ruang yang bagaimanapun untuk dipertanyakan kesalehannya, sebab faktanya Bapa
didalam dia dan dia didalam Bapa! SALEH terlampau sederhana untuk menggambarkan Yesus, bahkan!
Dia senantiasa kudus. (Anda dapat membaca “Kemerdekaan Orang Kristen Di Dalam Kristus 9”
yang akan menunjukan bahwa Yesus lebih dari sekedar Saleh, bahkan KUDUS atau
SANG KUDUS bukan dalam kata-kata atau
pengakuan belaka namun dalam sebuah tindakan pengudusan atau penahiran yang
dapat disaksikan dan dibuktikan
dihadapan para imam)
C.Dia adalah
Penyuci Dosa:
Ibrani
1:3b Dan setelah Ia selesai mengadakan
penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di
tempat yang tinggi,
Manusia
Yesus Kristus mengadakan penyucian dosa.
Dosa siapakah, dosanyakah? Ini adalah fakta yang luar biasa!
Bahkan
siapapun perlu mengetahui bahwa Yesus
sendiri jauh sebelum dia melaksanakan atau menggenapi kehendak Bapanya untuk taat hingga mati,
dia sendiri telah mengampuni dosa-dosa manusia dan meniadakan hukuman-hukuman
yang harus ditimpakan:
Lukas
7:48-49 Lalu Ia berkata kepada
perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." (49) Dan mereka,
yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat
mengampuni dosa?"
Markus
2:2- (2) Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,(3) ada
orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat
orang.(4) Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena
orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka
mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.(5) Ketika
Yesus melihat iman mereka, berkatalah
Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai
anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"(6) Tetapi
di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya (7)
Mengapa orang ini berkata
begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah sendiri?(8) Tetapi Yesus segera
mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata
kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?... (10) Tetapi
supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni
dosa"
Tepat! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri! Dan Yesus berkata bahwa Dia didalam Bapa dan Bapa di dalam Dia. Penulis Ibrani menyatakan bahwa manusia Yesus Kristus adalah GAMBAR WUJUD ALLAH.
Adalah
hal yang teramat sukar untuk menerima Yesus sebagai GAMBAR WUJUD ALLAH. Dan
ketika Yesus BERKUASA MENGAMPUNI DOSA
maka isu KESALEHAN sebagai hal yang harus dicapai oleh Yesus menjadi hal yang
sangat tak beralasan dan sebuah hal yang mengada-ngada sebab secara frontal
melawan DEKLARASI YESUS sendiri: Anak Manusia BERKUASA MENGAMPUNI dosa.” Hanya
Allah dan Yang Kudus yang dapat
mengampuni dosa. SALEH bahkan tak memadai untuk berkuasa mengampuni sebab dia
haruslah GAMBAR WUJUD ALLAH itu sendiri dan dia haruslah CAHAYA KEMULIAAN ALLAH itu sendiri.
Ya...dirinya sendiri!
Dan
dia memang mengadakan penyucian dosa sebagai YANG KUDUS:
Ibrani
5:1-4 Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan
bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan
korban karena dosa. Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan
orang-orang yang sesat, karena ia
sendiri penuh dengan kelemahan, yang mengharuskannya untuk
mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi
dirinya sendiri. Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi
dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah
terjadi dengan Harun.
Semua
imam manusia penuh dengan kelemahan dan semua imam memiliki batasan waktunya!
Tidak demikian bagi Yesus yang adalah IMAM SELAMA-LAMANYA- KEKAL:
Ibrani
5:6 sebagaimana
firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya,
menurut peraturan Melkisedek."
Yesus adalah IMAM diatas
segala Imam terhebat yang pernah ada:
Ibrani
5:14- Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku
Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang
imam-imam. Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam
lain menurut cara Melkisedek, yang menjadi imam bukan berdasarkan
peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa. Sebab
tentang Dia diberi kesaksian: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya,
menurut peraturan Melkisedek." Memang suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan,
kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak berguna, --sebab
hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan--tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada
Allah. Dan sama seperti hal ini tidak terjadi tanpa sumpah--memang
mereka telah menjadi imam tanpa sumpah, tetapi Ia dengan sumpah, diucapkan oleh
Dia yang berfirman kepada-Nya: "Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan
menyesal: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya" -- demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat.
Perhatikan, bahwa Dia, Yesus adalah Imam yang MENDEKATKAN KITA KEPADA ALLAH. Hanya Yang Kudus berkuasa untuk melakukan itu dan hanya jika dia adalah Cahaya kemuliaan Allah dan Gambar Wujud Allah, dapat membuat hal itu terjadi!
Perhatikan, bahwa Dia, Yesus adalah Imam yang MENDEKATKAN KITA KEPADA ALLAH. Hanya Yang Kudus berkuasa untuk melakukan itu dan hanya jika dia adalah Cahaya kemuliaan Allah dan Gambar Wujud Allah, dapat membuat hal itu terjadi!
Yesus adalah Imam Besar
TANPA NODA, TANPA SALAH (KUDUS), TERPISAH DARI ORANG-ORANG BERDOSA LEBIH TINGGI
DARI PADA TINGKAT-TINGKAT SORGA, SALEH YANG MERUPAKAN KEPEMILIKAN ABADI SEJAK
KEKEKALAN!
Ibrani
7:25-26 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang
yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi
Pengantara mereka. Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu
yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan
lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga.
Dengan demikian Yesus Adalah Imam Besar Pengudus Umat! Dan dia memang KUDUS adanya bahkan tidak perlu baginya untuk menguduskan dirinya:
Dengan demikian Yesus Adalah Imam Besar Pengudus Umat! Dan dia memang KUDUS adanya bahkan tidak perlu baginya untuk menguduskan dirinya:
Yesus Imam Besar Yang Tak
Perlu Menguduskan Dirinya Sendiri terlebih dahulu dalam PELAYANAN keimamatannya atas kita sebagai Imam
YANG MENGUDUSKAN ANDA DAN SAYA, DAN dia hanya melakukannya SATU KALI SAJA UNTUK
SELAMA-LAMANYA.
Ibrani
7:27 yang tidak seperti imam-imam
besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya
sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali
untuk selama-lamanya, ketika
Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
Pada poin ini saja, saya sudah dapat berkata bahwa tak ada dasar bagi pengajaran yang mengajarkan bahwa kita harus menggapai kesalehan atau kekudusan yang ILAHI, sebab Yesus berkuasa untuk menguduskan setiap orang yang percaya kepadanya. Ini tak berkata bahwa anda TAK PERLU lagi mengupayakan lahirnya kehidupan kudus didalam dirimu atau memperhatikan bagaimana agar kehidupanmu menjadi bijaksana di dunia ini dalam pengudusan yang telah dilakukan Yesus bagimu. Kehidupan semacam ini lahir sebagai akibat /buah dari KEHIDUPAN YANG TELAH DIKUDUSKAN.
Juga pada poin ini saya dapat menegaskan, Yesus memang KUDUS dalam sebuah kemuliaan Ilahi! Dia bahkan tak perlu lebih dahulu menguduskan dirinya agar pantas menjadi Pengudus umat, sebab dia adalah SANG KUDUS!
Menguji
Pengajaran
Sekarang,
jika RH Truth memang benar menyatakan bahwa Yesus JUGA harus lulus ujian dan
mencapai kesalehan tertentu yang definitif agar dia mengalami kebangkitan, maka
RH Truth telah melakukan kesalahan fatal
dalam menggambarkan siapakah Yesus baik pada apa yang dimaksud oleh
Penulis Ibrani dan apalagi Yesus. Yesus lebih daripada Saleh sebab
bahkan dia BERKUASA MENGAMPUNI DOSA, sebagaimana deklarasi Yesus. Dengan kata
lain Yesus tak memiliki dosa sama sekali atau dia adalah YANG KUDUS!
Yesus
pada dirinya sendiri tak perlu menjadi dipertanyakan kualifikasi SIAPAKAH DIA,
sebab Yesus adalah Gambar Wujud Allah atau seperti kata Yesus: Dia di dalam Bapa dan Bapa di dalam dirinya!
Sehingga
“karena kesalehan-Nya
Ia telah didengarkan” tak
boleh sama sekali diindikasikan bahwa Yesus sedang mengejar atau mengupayakan
kesalahen sebagai hal-hal yang BELUM DIMILIKI ATAU DICAPAINYA, bukan sama sekali demikian! sebab Penulis Ibrani sejak semula sudah
menggambarkan Yesus adalah Gambar Wujud Allah dan Cahaya Kemuliaan Allah yang berbicara pada
tatar kemuliaan sorgawi pada manusia diri manusia Yesus Kristus! Ini menjadi catatan penting
untuk melakukan interpretasi yang benar atas maksud frasa ini.
Hal
penting berikutnya, apakah memang benar bahwa Ibrani 5:7-8 sedang membicarakan
sebuah potensi sekecil apapun akan kemungkinan Yesus gagal atau tak lulus
didalam mematuhi apa yang menjadi kehendak Bapa atasnya? Bahwa dia manusia yang fana dan dikuasai kelemahan-kelemahan dan dia harus berperang mengatasi kelemahan-kelemahan itu sehingga belenggu-belenggu kelemahan-kelemahan itu putus? Perhatikan hal ini:
Yohanes
1:4-5 Dalam Dia ada
hidup dan hidup itu adalah terang
manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak
menguasainya.
Sebelumnya
penting untuk anda perhatikan bahwa dalam Ibrani 5:7-8 bukan sama sekali sedang
membicarakan Yesus sebagai manusia belaka yang ditaklukan oleh kelemahan atau dosa sehingga dia memiliki potensi besar
untuk gagal seperti halnya kita. Dalam Ibrani 5:7-8, Yesus digambarkan sebagai sepenuhnya
Manusia Allah atau GAMBAR WUJUD ALLAH yang sedang disorot di dalam sebuah nilai-nilai kemanusiaan
sejatinya:
(7)Dalam hidup-Nya sebagai
manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis
dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya
Ia telah didengarkan. (8)Dan
sekalipun Ia
adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang
telah diderita-Nya,
Anda
akan berjumpa dengan SEBAGAI manusia dan SEKALIPUN Anak. Mengapa penulis Ibrani
menuliskan Yesus SEBAGAI manusia dan SEKALIPUN Anak?
Karena sejak mula Penulis Ibrani sudah menyingkapan MANUSIA YESUS adalah GAMBAR WUJUD ALLAH.
Mengapa
penulis Ibrani menuliskan Yesus
SEKALIPUN Ia adalah Anak? Ini hendak menunjukan bahwa penderitaan yang dialami oleh Yesus memang
benar-benar berat dan bahwa kemanusiaan Yesus adalah kemanusiaan sejati sehingga penderitaannya
adalah aktual, dan andaikata saja Yesus SEMATA manusia maka mustahil dia dapat
memandang hal ini sebagai BELAJAR! Mengapa BELAJAR? Sebab Allah - Tuhan tidak mungkin
menderita dan mengalami tekanan-tekanan
hebat, namun ketika Sang Logos (Yohanes 1:1) menjadi manusia atau menjadi
GAMBARAN ALLAH maka sebagai manusia seutuhnya dia dapat benar-benar merasakan
kesengsaraan yang diakibatkan dosa dan itu harus ditanggungnya SENDIRIAN!
Ini bukan berbicara Yesus adalah manusia
yang sama seperti anda dan saya yang dibelenggu dan ditaklukan oleh dosa-dosa, namun ini berbicara bagaimana ANAK yang
MEMILIKI KUASA MENGAMPUNI DOSA, harus merendahkan dirinya sedemikian rupa untuk
melakukan kehendak Bapa yang ada didalam dirinya. Dia manusia Yesus – Gambar Wujud Allah belajar
menjadi taat. Perhatikan taat disini dikaitkan dengan APA YANG HARUS
DIDERITANYA. Belajar taat, sebab sesungguhnya Yesus memiliki kuasa yang hebat
untuk meloloskan diri dari penderitaan semacam ini! Perhatikan perkataan Yesus
berikut ini:
Matius
26:53 (53)Atau kausangka,
bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya
Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?(54)
Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang
tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa
harus terjadi demikian?"
Yesus
belajar menjadi taat terkait penderitaannya. Dan dia memang sejak semula telah
menundukan dirinya sehingga apa yang tertulis di dalam Kitab Suci TERGENAPI. Seorang
manusia Yesus berkuasa untuk BERSERU
AGAR LEBIH DARI 12 PASUKAN MALAIKAT MEMBANTU DIA yang memang harus datang
sebagai Anak Domba Allah (Yohanes 1:29)
yang tak berdaya.
Sekali
lagi perhatikan hal ini:
Lukas
13:31- (31) Pada
waktu itu datanglah beberapa orang
Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena
Herodes hendak membunuh Engkau."(32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala
itu: Aku mengusir setan dan
menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.(33) Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus
meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di
Yerusalem.
Anda
mempertanyakan kesalehan Yesus dan kemungkinan dia tidak lulus sebab memandangnya SEMATA MANUSIA
dan BUKAN Gambar Wujud Allah? Maka memang anda akan mengalami konflik besar!
Namun lihatlah Yesus ketika menerima tawaran
“baik” dari para Farisi agar pergi
karena Herodes akan membunuhnya, dia menolaknya
sebagai seorang manusia yang berkuasa penuh:
-Pada hari yang ketiga Aku AKAN selesai.Dia bahkan telah mengetahui bagaimana akhir kematiannya: BANGKIT!-Dia memastikan HARUS ke Yerusalem sebab di sanalah dirinya harus mati!
Yesus
berkata sebagai manusia yang berkuasa atas BAGAIMANA dia AKAN mati dan Berkuasa
bahwa Dia akan bangkit.
Sama
sekali tak ada kaitannya dengan Yesus
harus memenuhi kualifikasi Saleh dan lulus. Tak sama sekali, sebab DALAM
KEMAHATAHUANNYA dan DALAM KETUNDUKAN PENUH UNTUK MENGGENAPI APA YANG TELAH
DITETAPKAN BAGINYA DALAM KITAB SUCI dia pergi untuk MENENTUKAN BAGAIMANA
KEMATIANNYA DAN KEBANGKITANNYA HARUS TERJADI.
Sama
dengan hal ini:
Matius
16:21 Sejak
waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya
bahwa Ia harus pergi ke
Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Yesus
bahkan menentukan sejak mulanya, bagaimana
dia akan mati. Mulai dari tempat dimana dia harus mati : YERUSALEM, bukan kota
lain! Selanjutnya Yesus bahkan menggambarkan apa yang harus terjadi dan bahkan
sejak awal dia telah berkata mengenai kebangkitannya bahkan sudah menentukan
bahwa dirinya akan bangkit pada hari ketiga:
1.HARUS
ke Yerusalem
2.Menanggung
banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam, ahli-ahli Taurat
3.DIBUNUH
4.DIBANGKITKAN
pada hari KETIGA
Dia
tahu akan dibunuh dan dia tetap pergi! Dan dia melakukannya sebagai Yesus
yang akan mengalami kebangkitan pada
hari ketiga. Dia telah tahu dan sudah secara terbuka menyampaikan kepada para
muridnya.
Yesus
tetap pergi walau Petrus melarangnya, bahkan Yesus marah dan mengecam Petrus:
Yohanes
16:22-23 Tetapi Petrus menarik Yesus
ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!
Hal itu sekali-kali takkan menimpa
Engkau."(23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus:
"Enyahlah
Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa
yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Adakah
manusia yang sanggup saja untuk sepikiran dengan apa yang baru saja dikatakan
oleh Yesus? TIDAK ADA dan MUSTAHIL! Hanya Yesus! Jika Yesus bukan “Aku di dalam
Bapa dan Bapa di dalam Aku” atau GAMBAR WUJUD ALLAH maka mustahil Yesus dapat penuh kesadaran dan
keinginan penuh dan kokoh untuk pergi ke Yerusalem agar mati disana dan
kemudian mengalami kebangkitan pada hari ketiga. Dia melakukannya dalam sebuah
kemauan yang ilahi dan kesadaran penuh sebagai manusia akan mengalami
penderitaan. Tak heran atau dapat
dipahami Yesus berkata pada Petrus “engkau batu sandungan bagiku” sebab hal ini memang berat untuk dijalankan.
Pada
poin ini saya dapat berkata bahwa interpretasi pengajar dalam RH Truth terhadap Ibrani 5:7-8
dengan demikian menjadi tak berdasar ketika diperiksa pada Yesus, sebab Yesus
sendiri sudah tahu kepastian kebangkitanya yaitu hari ketiga, dia pergi sebagai
seorang yang tahu dirinya akan menderita hebat, dibunuh sehingga mati untuk
kemudian bangkit pada sebuah waktu yang definitif: hari ketiga!
Ini
bukan soal lulus tidaknya atau saleh tidaknya Yesus, sehingga Yesus menjadi dapat dibangkitkan.
Faktanya: Yesus sudah mengetahui bahwa dirinya memang akan dibangkitkan pada
hari ketiga dan dia pergi dengan sebuah keinginan penuh yang bahkan Iblis pun TAK
dapat berkuasa untuk menerornya melalui
muridnya bernama Petrus.
Dengan
demikian “Kalau Tuhan Yesus tidak taat, Dia takkan dibangkitkan”
menjadi sebuah asumsi belaka- tak berdasar sebab melawan secara frontal kesaksian Yesus sendiri bagaimana dia begitu taatnya tanpa sebuah ruang sekecil apapun untuk dapat diserongkan, sebab sejak semula Yesus memutuskan taat bahkan
sejak mendapatkan saran bagus untuk lolos dari kematian yang sedang
dirancangkan para penguasa negeri setempat!
Taat
pada Ibrani 5:7-8 bukan mengenai Yesus yang berjuang untuk taat namun Yesus
yang merupakan GAMBAR WUJUD ALLAH mau merendahkan dirinya
atau tunduk kepada kehendak Bapa, sebuah kemuliaan didalam penderitaan akan
berlangsung oleh sebab apa yang akan dihasilkan oleh kematian dan kebangkitan
Yesus pada hari yang ketiga. Perhatikan bahwa KEBANGKITAN YESUS ADALAH PASTI
dan tidak ada kaitannya dengan YESUS
TAAT ATAU TIDAK.
Yesus
taat oleh sebab Dia dan Bapa satu, sebagaimana dia telah berkata. Tak ada
pertentangan dan perselisihan antara dirinya dan diri Bapa. Apa yang menjadi
pikiran Bapa maka itulah pikiran Anak;
apa yang menjadi kehendak Bapa atas dirinya, maka itu jugalah yang menjadi
kehendak dirinya sendiri! Dan perhatikan ini:
Matius
26:36- Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang
bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di
sini, sementara Aku pergi ke sana
untuk berdoa." Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak
Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia
merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati
rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." Maka
Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari
pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki,
melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Dalam
doa ini tak ada perselisihan, Yesus menyetujui apa yang menjadi kehendak Bapa
sehingga dia dapat berkata “seperti yang Engkau kehendaki.” SEBAGAI manusia
ini bukan hal ringan, sebaliknya teramat berat sehingga
Yesus dapat merasakan kegentaran mulai menyelimuti dirinya dan merasa sangat
sedih, BAHKAN seperti mau mati rasanya. Yesus berdoa kepada Bapa untuk
memastikan bahwa dirinya berada di titik yang benar dalam sejarah penyelematan
manusia yang harus dilakukan sebagaimana kehendak Bapa, sebagaimana telah jauh
hari dikatakannya kepada para murid.
Dia
berjalan menuju penderitaan dan kematian yang telah dipersiapkan baginya dan
kebangkitannya yang telah lama
menanti dirinya, SEKALIPUN DIA ADALAH YANG KUDUS:
Yesaya
53:9-11 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam
matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan
tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi TUHAN berkehendak
meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan
dirinya sebagai korban
penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Sesudah kesusahan jiwanya ia akan
melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang
benar, akan membenarkan banyak orang oleh
hikmatnya, dan kejahatan mereka dia
pikul.
Dalam
Lukas 22 kita akan menemukan sebuah gambaran yang mencengangkan setelah Yesus
kembali menegaskan bahwa dia akan terus berjalan menuju penderitaan dan
kematian:
Lukas
22:42- 44 Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku;
tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi. Maka seorang
malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan
kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa.
Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Seorang
malaikat menampakan diri bukan untuk
membebaskannya! Tetapi memberikan kepadanya kekuatan untuk menjalani dan
mengarungi penderitaan yang kian dekat dan kian menekan kemanusiaan Yesus yang
sangat sejati. Kemanusiaannya adalah kemanusiaan yang sama seperti kita, hanya
saja DIA KUDUS ADANYA, sebagaimana juga dikemukakan oleh Penulis Ibrani:
Ibrani
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya,
bukanlah imam besar yang tidak dapat
turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan
kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Kemanusiaan
Yesus dan Keilahian Yesus gamblang dipertontonkan, bahwa dia SAMA DENGAN KITA,
NAMUN TIDAK BERBUAT DOSA. Sang Kudus yang menahirkan orang Kusta adalah GAMBAR WUJUD ALLAH YANG TIDAK BERBUAT DOSA!
Yesus
dengan demikian SEBAGAI MANUSIA tetap -lebih tepatnya senantiasa-
KUDUS sebagaimana adanya dia sejak semula, dan TAK DAPAT ditaklukan oleh ketakutan yang memang aktual dirasakannya!
Anda
juga harus tahu bahwa Yesus tetaplah Anak Manusia yang berkuasa kala dia selesai berdoa untuk kemudian MENDATANGI
kematian tersebut sebagai SEORANG YANG PENUH KUASA NAMUN MENYERAHKAN DIRINYA:
Lukas
22:47-50 (47)Waktu Yesus masih
berbicara datanglah serombongan orang, sedang murid-Nya yang bernama
Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas
mendekati Yesus untuk mencium-Nya.(48) Maka kata Yesus kepadanya:
"Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?"(49)
Ketika
mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi,
berkatalah mereka: "Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?"(50)
Dan seorang
dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya.(51)
Tetapi Yesus
berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan
menyembuhkannya.
Pada
momen paling tragis bagi para murid-muridnya, bahkan ironi sebab Yesus melarang
para murid menyerang dengan pedang (para murid sudah siap untuk berperang!),
Yesus bahkan masih menunjukan kemuliaannya sebagai Yang Berkuasa dan Yang
Kudus:
(1)Menjamah
dan menyembuhkan telinga hamba Imam besar yang PUTUS telinganya oleh tebasan
pedang salah satu muridnya!
(2)Yesus
menyambut kematian dengan menunjukan
kasihnya yang terbesar kepada musuh yang
yang akan menangkapnya dan kemudian akan membunuhnya!
(3)Kasihnya
adalah kasih yang berkuasa untuk menyembuhkan telinga yang putus!
Yesus
hingga pada momen penangkapan ini adalah seorang yang berkuasa untuk mengasihi
lawannya dan menyembuhkan lawannya dan sekaligus mengajarkan para muridnya
betapa sukarnya mereka untuk dapat memenuhi kehendak Bapa yang satu ini,
satu-satunya yang hanya dapat dilakukan oleh dirinya. Yesus pada titik ini
telah memisahkan dirinya dari semua
murid-muridnya sebab HANYA DIA YANG DAPAT DAN MEMILIKI KUASA UNTUK
MENJALANINYA. Yesus telah ditangkap sebagai seorang yang PENUH KUASA! Sekali
lagi bandingkan:
Matius
26:52-53 Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam
sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau
kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera
mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?
Ruang
spekulasi yang bagaimanapun terkait bahwa diri
Yesus dapat gagal atau tak lulus SEBAB DIA SEPERTI KEBANYAKAN MANUSIA YANG
DAPAT GAGAL ATAU BERDOSA ATAU MELANGGAR PERINTAH ATAU KEHENDAK ALLAH SEPERTI
KITA, dengan demikian telah tertutup oleh sebab satu hal : Bapa di dalam dia dan
dia di dalam Bapa atau oleh Penulis Ibrani dikatakan sebagai GAMBAR WUJUD
ALLAH! Ibrani 5:7-8 bukan berbicara hal semacam ini- Yesus yang manusia fana belaka seperti kita, namun berbicara bagaimana
SEKALIPUN ANAK dia SEBAGAI MANUSIA belajar tunduk. Anda harus memperhatikan
penggunaan kata belajar atau emathen adalah sebuah bentuk perendahan diri yang
luar biasa Yang Kudus untuk mengalami derita, Dia yang pada mulanya tak pernah
mengalami derita harus belajar menderita dan belajar taat didalam tubuh dagingnya! Perhatikan
Ibrani 10:5:
Karena
itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak
Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah
menyediakan tubuh (soma)
bagiku--.
KJV Wherefore when he cometh into the world, he saith, Sacrifice and offering thou wouldest not, but a body hast thou prepared me:NIV Therefore, when Christ came into the world, he said: "Sacrifice and offering you did not desire, but a body you prepared for me;Aramaic Bible in Plain English Because of this, when he entered the universe, he said, “Sacrifices and offerings you did not want, but you have clothed me with a body
Siapakah
Yesus? Dia adalah GAMBAR WUJUD ALLAH yang benar-benar dapat merasakan kelemahan
manusia dan rasa sakit yang mematikan, keputusasaan. Namun Dia juga adalah
manusia yang berkuasa penuh atas dirinya sendiri dan tak ada yang dapat
mendikte dirinya. Dia bahkan tetap
berkuasa penuh di saat terakhir di Getsemani bersama para murid dengan
mendemonstrasikan kuasa bahkan dihadapan kuasa kegelapan yang berupaya
menyergapnya! Bandingkan dengan:
Lukas
22: 53 Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait
Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah
kuasa kegelapan itu."
Kecuali
dia adalah Gambar Wujud Allah, maka mustahil ini dapat terjadi. Ketika berbicara
ketaatan pada Yesus itu pada sisi SEBAGAI MANUSIA sekalipun ANAK. Ini bukan
sama sekali berbicara bahwa Yesus dapat berselisih pendapat dengan Bapa,
faktanya tidak, sebab sejak semula dia telah mengarahkan diri ke Yerusalem dan
menolak mentah-mentah informasi penting dari orang-orang Farisi. Dia bahkan
menyerahkan diri sebagai YANG PENUH KUASA!
Terakhir,
demikian
pula kita, saya untuk saat ini hanya akan memberikan sanggahan
sederhana sekali. Apakah kita harus lulus ujian dan saleh memenuhi kehendak
Bapa agar kelak dibangkitkan? Mari tanpa berspekulasi kita akan menemukan jawabnya
tepat pada Ibrani 5, tepatnya ayat 9:
Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya
Dia
adalah pokok keselamatan bagi semua yang taat kepadanya, DIA ADALAH JURU
SELAMATMU kalau anda percaya dan taat kepadanya. Dia penjamin keselamatan dan
kebangkitanmu! Dia sumber atau pokok keselematanmu, dan sumber keselamatanmu bukan
pada upaya-upayamu, anda hanya perlu
taat kepada keselamatanmu, anda tak perlu memperjuangkan apa yang telah
dikerjakan Yesus bagimu sehingga oleh Ibrani, Yesus disebut POKOK KESELAMATAN
ABADI BAGI MANUSIA YANG TAAT.
Saya
akan mengakhiri tinjauan ini di sini,
dan saya akan lebih memperjelas bagian terakhir pada bagian kedua mendatang.
Selamat
membaca dan merenungkannya.
Yohanes
14:23
Jawab
Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku
akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan
dia.
AMIN
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi TUHAN
No comments:
Post a Comment