Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu Bagian 2
Kalau Tuhan Yesus tidak taat, Dia
takkan dibangkitkan, demikian pula kita.Konklusi atau penyimpulan
semacam ini dengan demikian sangat bengkok untuk dikatakan sebagai berdasarkan
firman Tuhan. Pertama, kita telah melihat bahwa kebangkitan Yesus bukan berdasarkan pada sukses atau tidaknya ia dalam
ketaatannya kepada Bapa, selama di muka bumi,
sebagai sebuah hal yang harus diraih untuk memiliki kualifikasi yang harus dicapai di dunia ini! Sehingga,
mendasarkan hal tersebut untuk diberlakukan pada orang percaya sungguh fatal,
seolah tak ada keterkaitan antara karya Yesus Kristus terhadap orang percaya,
khususnya terkait kebangkitan (kehidupan kekal bersama Bapa) orang percaya.
Kembali, sekali lagi, saya mengajak anda untuk memahami kelayakan Yesus untuk
menebus dan dibangkitkan tidak sama
sekali ditentukan pada upaya dirinya menjadi dipantaskan seolah sebelumnya tak
memiliki kepantasan pada dirinya sendiri:
Ibrani7:26-27
Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda,
yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada
tingkat-tingkat sorga, yang tidak
seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan
korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab
hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri
sebagai
korban.
Bagaimana Penulis Ibrani
menggambarkan kebangkitan Kristus?
Ibrani
1:3-4 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah
Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar,
di tempat yang tinggi, jauh lebih
tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang
dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Bandingkan dengan
Ibrani 10: 12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena
dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
Markus
14:62 Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu
akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa
Cara penulis Ibrani
menggambarkan kebangkitan Kristus sama
sekali tak mempertanyakan kesalehan Kristus atau meragukannya sebagai sosok
yang akan bisa saja berpeluang gagal memahami, tunduk terhadap atau memenuhi kehendak Bapa.
Penulis Ibrani menggambarkan kebangkitan Yesus sebagai tak terpisahkan dengan
karya PENYUCIAN DOSA dan KENAIKAN-NYA: “Duduk
Di Sebelah Kanan Yang Mahabesar.” Perhatikan juga, Penulis Ibrani menyatakan
bahwa Yesus adalah cahaya kemuliaan
Allah dan gambar wujud Allah,
kedua hal ini telah saya jelaskan pada bagian pertama dari serial ini. Sekarang, bagaimana dengan kebangkitan orang
percaya?
Kebangkitan/Kehidupan
Kekal Orang Percaya Di Dalam Gengaman Karya Penyucian Dosa Oleh & Kebangkitan Yesus Kristus
Karena kebangkitan Yesus bukan ditentukan oleh apakah dia
berhasil mencapai kualifikasi-kualifikasi kepantasan seperti “lulus” dan “saleh,”
maka harus dikatakan bahwa sebetulnya kematiannya tidak dapat diperlakukan
sebagai sebuah status “yang tak diketahui apakah Ia lulus atau tidak sampai dia bangkit,” baru
kemudian setelah bangkit maka menjadi penuh dengan kepastian; seolah dia sendiri perlu sekali untuk membuktikan bahwa
dirinya memang saleh-kudus dan lulus.
Pandangan yang demikian ini,
adalah sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan apa yang dimaksud dengan
Ibrani 5:7-8, tak dapat sama sekali dimaknai Yesus belum mencapai kesalehan
sehingga perlu mengejar keselahannya. Jelas
penulis Ibrani ketika menuliskan “karena
kesalehan-Nya Ia telah didengarkan” sangat terkait dengan SIAPAKAH DIA
sekalipun dalam rupa manusia: “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah,”
begitulah adanya kesalehan yang dimiliki oleh Yesus, sehingga dia sekalipun manusia seperti kita, namun
tidak berdosa :
Ibrani
4:15 ) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat
turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Ketakberdosaannya ini
menggambarkan sebuah kesucian yang mahamulia, sehingga Ia bahkan digambarkan sebagai Yang tak memerlukan pengudusan bagi dirinya
sendiri, selayaknya para imam-imam besar lainnya! Sebuah ketakberdosaan
yang bukan sekedar tanpa dosa namun oleh karena ketakberdosaannya mulia maka Ia pantas di hadapan Bapa.
Ibrani
7:26-27 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang
terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada
tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap
hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah
untuk dosa umatnya.
Perhatikan bahwa Ia dalam
kemanusiaannya dapat MERASAKAN KELEMAHAN-KELEMAHAN KITA, Ia tidak digambarkan
sebagai yang tak dapat merasakannya, kemanusiaannya
tak imun terhadap kelemahan kemanusiaan sejatinya. Namun sekalipun demikian, Ia
tidak berbuat dosa.
Inilah yang membuat dia
menjadi terpisahkan dari manusia-manusia lainnya, sekalipun dia memang manusia sejati:
Ibrani
10: 5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak
Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.
Dalam hal ini, Yesus
dihadirkan di dunia ini untuk menggenapkan tuntutan Hukum Taurat terkait hewan-hewan korban/kurban penghapus dosa,
namun dalam sebuah kualifikasi sempurna/ saleh/kudus, mulia dan kekal. Sehingga
kita dapat memahami apakah maksud Yesus ketika berkata:
Matius
5:17-18 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan
ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Yesus sempurna dan kudus,
sehingga ketika dia berkata: datang untuk menggenapi maka itu
merupakan sebuah kesempurnaan atau kesalehan yang tak ada tandingannya. Dia bahkan berkata SELAMA BELUM LENYAP LANGIT DAN BUMI INI. Siapakah
dia yang dapat berkata bahwa dia datang untuk menggenapi apa yang tak boleh
lenyap, sebelum langit dan bumi ini lenyap,
seperti hendak menegaskan bahwa hukum
Taurat adalah monumen hukum ilahi yang
ditegakan Allah di bumi ini untuk hanya dapat digenapi oleh Dia yang datang
dari Allah itu sendiri. Dia melampaui Musa atau lebih unggul daripada Musa
bukan karena semata dia menjadi penggenap namun penggenapannya itu harus
menjadi sebuah demonstrasi yang berlangsung hingga kesudahan segala sesuatu, sehingga memang
dapat dipahami bahwa hukum Taurat tidak boleh satu iota atau satu titikpun ditiadakan,
sebab dalam hal sedemikianlah menjadi nyata kesempurnaan
Kristus dinyatakan. Setiap hal yang
gagal dipenuhi manusia, maka setiap hal
itu yang telah dipenuhi Kristus. Setiap hal yang gagal dipenuhi Musa, setiap hal itu juga dapat
secara sempurna dipenuhi oleh Kristus:
Ibrani
3:3 Ibrani 3:3 Sebab Ia dipandang
layak
mendapat kemuliaan lebih besar
dari pada
Musa, sama seperti ahli bangunan
lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
Dan itu termasuk pada apa yang selama ini dikejar
oleh manusia, yaitu: untuk
mendapatkan hidup kekal dengan memenuhi tuntutan hukum Taurat, pun
hanya Yesus yang dapat menggenapinya.
Sebagaimana dinyatakan oleh Yesus dalam percakapannya dengan seorang yang menakar dirinya telah secara sempurna memenuhinya.
Anda dapat membaca perihal ini dalam Kemerdekaan Orang Kristen Di Dalam Kristus(4).
Yesus
bahkan dalam percakapan dengan orang yang sukses memenuhi
tuntutan perintah-perintah Allah dalam
hukum Taurat tersebut, membangun atau
menyingkapkan kondisi definitif kemustahilan manusia untuk pada dirinya sendiri dapat berjuang untuk
memenuhi dan sekaligus dapat menggapai kehidupan kekal. Begini Yesus
berkata:
Lukas
18 25 Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada
seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Jika semustahil itu,
bagaimana mungkin ada manusia yang dapat
masuk, bahkan setelah berjuang semaksimal dan sesempurnanya- Lukas 18:21
(perhatikan orang tersebut sempurna, namun tetap cacat di mata Yesus: Lukas
18:22).
Ketika Yesus menjawab pada
Lukas 18:25, maka itu jelas bukan masalah (gagal
memenuhi tuntutan Hukum Taurat) spesifik sebatas hanya pada orang kaya saja, walau pada
kasus itu memang Yesus menunjukan sebab
spesifik mengapa orang kaya tersebut gagal memenuhi tuntutan Yesus. Setiap orang memiliki
kelemahan-kelemahannya tersendiri, dan kelemahan-kelemahan semacam itu tak
boleh ada sama sekali mendikte kemanusiaan manusia sehingga dapat sempurna
memenuhi tuntutan hukum Taurat. Inilah problem manusia jika dia pada dirinya sendiri
mengupayakan keselamatan atau kehidupan kekal itu. Yesus menyatakan
sebuah kemustahilan, dan itu membuat kepanikan dan keputusasaan menerkam para
murid:
Lukas
18:26 Dan mereka yang mendengar itu berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Sebagai
pembanding:
NIV Those
who heard this asked, "Who then can be saved?"
KJ And
they that heard it said, Who then can be saved?
Aramaic
Bible in Plain English Those who heard were saying to him, “And who can have
life?”
Yesus
memberikan sebuah jawaban yang menjelaskan mengapa dia mengklaim dirinya
sebagai SANG PENGGENAP HUKUM TAURAT:
Lukas
18:27 Kata Yesus: "Apa yang tidak
mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."
Apa
yang tak mungkin dilakukan oleh manusia? Seberapa tragisnyakah keadaan manusia
itu sehingga dikatakan tak mungkin bagi manusia? Apakah Yesus sedang
menggambarkan bahwa manusia sama sekali tak berjuang untuk itu? Tidak, Yesus
mengakui bahwa manusia dapat berjuang bahkan penuh dedikasi, seperti kepatuhan
legalistik ini:
Lukas
18:21 Kata orang itu: "Semuanya itu telah kuturuti sejak masa
mudaku."
Bandingkan
dengan:
Lukas
18:11-12 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah,
aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain,
bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti
pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh
dari segala penghasilanku.
NAMUN,
jika anda berpikir bahwa dengan membangun karakter baik, membangun moralitas
baik dan pada diri sendiri adalah membangun kekudusan dirimu pada dirimu sendiri, maka itu tidak memberi nilai pembenaran
bagimu, tepat seperti dikatakan oleh Yesus sendiri:
Lukas
18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang
dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri,
ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan."
Orang kaya memiliki
masalah pada belenggu kekayaannya dan
orang baik dan benar pada dirinya sendiri memiliki masalah keangkuhan pada
dirinya. HAL YANG DILIHAT TUHAN namun tidak dilihat oleh
manusia. SETIAP MANUSIA MEMILIKI KELEMAHAN-KELEMAHANNYA TERSENDIRI YANG MEMATIKAN untuk pada dirinya sendiri mengupayakan kepemilikan kehidupan kekal.
Inilah
sebabnya MUSTAHIL Bagi manusia! Dalam
hal ini, Yesus tidak sama sekali sedang berbicara bahwa dengan demikian manusia tidak perlu untuk berbuat baik, sebab
sebaliknya itulah kehendaknya - dia sangat peduli apakah anda banyak berbuat baik atau
tidak, NAMUN SEBAGAI
anak-anak-Nya, BUKAN SEBAGAI seorang
yang sedang mengejar diri untuk memiliki
kehidupan kekal atau memiliki dan mempertahankan keselamatan atau untuk dapat
masuk ke sorga.
Manusia
MUSTAHIL untuk memenuhi setiap iota tuntutan pada hukum Taurat. Yesus dapat!
Mengapa Yesus mengatakan bahwa dia datang untuk menggenapi dan bukan untuk
melenyapkan saja apa yang tak dapat dipenuhi oleh manusia? Sebab setiap iota
hukum Taurat yang kudus itulah yang menjadi dasar kudus bagi Yesus untuk
melakukan hal yang mustahil untuk dilakukan
oleh manusia. Setiap ioata hukum Taurat akan menjadi dasar kokoh untuk
menunjukan ketakberdayaan manusia.
Setiap
kali manusia memandang setiap iota hukum taurat maka manusia diperhadapkan pada
ketakberdayaannya untuk memenuhi tuntutan Taurat, untuk dapat memiliki
kehidupan kekal atau bangkit dari kematian, untuk hidup didalam kekekalan bersama
Bapa di dalam kerajaan Anak-Nya.
Setiap
kali manusia memandang pada perintah-perintah larangan Tuhan atau apa yang
dikehendaki Tuhan untuk dilakukan, maka manusia sadar bahwa sekalipun mereka
bisa sesempurna setidak-tidaknya seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, tetap
merupakan manusia-manusia gagal, oleh sebab:
(1)Pada
larangan: Jangan Membunuh, tuntutan
Bapa jauh melampaui apa yang dapat dibaca mata manusia:
Matius
5:21-22 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang
membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah
terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir!
harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus
diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
(2)
Kesempurnaan Beribadah atau memberikan
persembahan kepada Tuhan:
Matius
5:23-24 Sebab itu, jika engkau
mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan
sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan
saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
(3)Bedamai dengan musuhmu:
Matius
5:25-26 Segeralah berdamai dengan
lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya
lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan
engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau
membayar hutangmu sampai lunas.
(4)Pada
larangan: Jangan Berzinah:
Matius
5:27-30 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang memandang
perempuan serta menginginkannya,
sudah berzinah dengan dia di
dalam hatinya. Maka jika matamu yang
kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu
jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari
pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan
jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu,
karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada
tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
(5)Tentang Perceraian:
Matius
5:31-32 Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi
surat cerai kepadanya. Tetapi Aku
berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali
karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan
perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
(6)Tentang bersumpah (yang juga dimanipulasi
untuk menopengi dusta-dustanya):
Matius
5:33-37 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu,
melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi
Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik
demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi
adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota
Raja Besar; ) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau
tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya,
hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang
lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
(7)Tentang Mata Ganti Mata dan Gigi Ganti Gigi:
Matius
5:38-39 Kamu telah mendengar firman:
Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi
Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah
juga kepadanya pipi kirimu.
(8)Tentang kejahatan Dicanangkan Terhadapmu:
Matius
5:40-42 Dan kepada orang yang hendak
mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan
sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah
kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari
padamu.
[Ini tak
terpisahkan dengan poin 7, dipisahkan untuk menunjukan kedalaman dan
kemuliaan tuntutan hukum Taurat itu
terhadap manusia]
(9)Tentang Mengasihi Sesama dan Membenci
Musuh:
Matius
5:43-47 Kamu telah mendengar firman:
Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah
bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi
anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat
dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang
tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi
salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang
lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
Para
ahli Taurat dan orang Farisi dapat memenuhinya pada apa yang dapat dibaca oleh
mata pada huruf-huruf Taurat, namun tidak pernah mampu memenuhi
kesempurnaan tuntutannya yang mahamulia
dan mahasuci. Orang yang sukses melakukan tuntutan 10 perintah Allah –hukum Taurat, yang sekalipun ia telah dipuji Yesus, namun ada
satu kekurangannya yang mustahil untuk dipenuhinya. Manusia tak pernah dapat menggenapinya!
Yesus
menuntut setiap orang yang menjadi umatnya
agar sempurna. Bagaimana supaya sempurna? Anda harus memenuhi
tuntutan-tuntutan mulai dari poin 1-9
secara sempurna, bahkan sebetulnya satu sama lain memiliki keterkaitan pada waktu anda
berupaya melakukannya, sehingga salah satu gagal maka gagalah secara
keseluruhannya!
Ketika
Yesus dikatakan atau mengatakan dirinya sebagai Dia yang datang untuk menggenapi setiap iota dari hukum Taurat,
maka HANYA DIA MANUSIA YANG DAPAT MELAKUKANNYA SEBAB DIA MEMANG MEMILIKI KAPASITAS ATAU KUASA UNTUK
MELAKUKANNYA, sementara manusia-manusia lain adalah mustahil!
Berangkali
ada yang bertanya mengapa Yesus begitu
saja memvonis bahwa terkait memperoleh hidup kekal dengan memenuhi tuntutan
hukum Taurat adalah mustahil,
sehingga hanya Allah saja yang dapat
melakukannya. Apakah Yesus sungguh-sungguh tahu bahwa manusia-manusia
itu memang penuh dengan kelemahan-kelemahan daging yang tak kuasa baginya untuk
dapat ditaklukannya sendiri? Benarkah Yesus dapat mengetahui kemanusiaan para
manusia yang berdosa itu? Dalam hal ini
Epistel Ibrani memberikan sebuah penjelasan yang lugas namun luar biasa:
Ibrani
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah
dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Ibrani
2:17-18 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan [omoiōthēnai : dibuat
serupa atau diserupakan] dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi
Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk
mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab
oleh karena Ia sendiri telah
menderita karena pencobaan, maka
Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Kemanusiaan
Yesus tak ada bedanya dengan kemanusiaan saya dan anda, sebagaimana
kelemahan-kelemahanmu bekerja di dalam dirimu, demikian juga pada Yesus, namun kelemahan-kelemahan
yang melekat pada diri Yesus tidak menghasilkan dosa atau kelemahan-kelemahan
itu tidak menaklukan kemanusiaan Yesus sekalipun memang tubuh itu lemah;
sekalipun Yesus harus mengalami penderitaan dalam pergumulannya sebagai manusia
namun dia tak takluk. Bandingkan dengan:
Matius
26:40-45 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka
sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup
berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh
ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Lalu
Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau
cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!" Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang
tidur, sebab mata mereka sudah berat. Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi
dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. Sesudah itu
Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah
sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia
diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.
Yesus
tahu sekali apa itu kelemahan daging
saya dan anda , sehingga dia dapat berkata : “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang
penurut, tetapi daging
lemah.”
Perhatikan!
Bahkan Yesus pun turut merasakan kelemahan yang menggelayutinya sebagai Anak Manusia (Yohanes 1:14, Matius 9:6,
Markus 8:31, Lukas 9:22, Markus 14:62)sekalipun dia adalah Anak Allah (Matius 16:16, Matius 26:63-64, Yohanes 11:27.) Yesus
bahkan memang sungguh-sungguh dapat
turut merasakan kedukaan yang mendalam:
Yohanes
11:33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang
datang bersama-sama dia, maka masygullah
hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata...
Seperti
halnya juga dapat merasakan apa yang
disebut “sangat takut dan gentar”, “hati yang sangat sedih” dan “mau mati
rasanya” :
Markus
14:32-36 Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama
Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara
Aku berdoa." Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, lalu
kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku
sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini
dan berjaga-jagalah."
Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya
mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. Kata-Nya: "Ya Abba,
ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi
janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."
Tetapi
tak ada keputusasaan apalagi kebimbangan atau meragukan maksud Allah atas
dirinya, sebab sekalipun demikian bahwa kelemahan-kelemahan manusia
membelitinya pun tak berkuasa mendikte kemanusiaannya sehingga memberontak
terhadap kehendak Allah, sebab Ia masih berkata:
(1)Berjaga-jagalah
kepada para muridnya- maksudnya berdoa
(2)Merebahkan
diri dan berdoa
(3)Meminta
kehendak Bapa yang jadi bukan
kehendaknya, sekalipun dia tahu tak ada yang mustahil bagi Bapa!
Ini
adalah doa dan sikap hatinya dalam keadaannya yang sangat terpuruk di dalam kemanusiaanya, sebab saat itu Ia sangat
takut dan gentar, sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Dia tidak menjadi
mati dan takluk kepada semua hal itu! Apakah anda sanggup berdoa agar apa yang
tak menyenangkan bagimu boleh tetap berlangsung demikian, jika itu adalah apa
yang dikehendaki Bapa?? – TEPAT PADA POSISI YESUS YANG DEMIKIAN? Seolah Ia
dapat tergantikan? Tidak ada manusia yang dapat! Yesus dapat melakukannya
secara sempurna didalam kesegenapan dirinya “tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki,
melainkan apa yang Engkau kehendaki."
Tanpa sebuah konflik atau persengketaan antara dirinya dengan Bapa!
Demikian
jugalah, Yesus sangat mengetahui apa-apa saja yang menjadi kelemahan-kelemahan
manusia untuk memenuhi tuntutan hukum Taurat. Ketika dia menyatakan hal yang
saya sebut sebagai 9 poin, itu menunjukan bahwa dia memahami sejauh apa
kemampuan manusia untuk melakukannya, dan dia tahu tak ada manusia yang
sanggup. Jika ada satu saja yang sanggup, maka mustahil Yesus pada sebuah
kesempatan berkata “Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum”, sebuah
jawaban Yesus yang menimbulkan pertanyaan tanda kemencekaman jiwa “"Jika
demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?- Markus 10:26." Sebuah situasi
yang menurut Yesus hanya dapat diatasi oleh Allah “"Bagi manusia hal itu
tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah
mungkin bagi Allah- Markus 10:27."
Ketika
Yesus menutup Matius 5 dengan “Karena
itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna
– Matius 5:48," maka Yesus sedang menuntut pelaksanaan hukum Taurat secara
sempurna, MINIMAL pada 9 poin ( dipoinkan oleh penulis untuk kemudahan) yang
dikemukakannya sendiri.
Perhatikan,
ketika Yesus menyingkapkan kegagalan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat
dalam memenuhi tuntutan Taurat yang sempurna, Yesus pada saat yang sama menegaskan bahwa siapapun harus
melakukan hal itu secara sempurna seperti Bapa yang sempurna adanya. Dalam hal
inilah ibadah orang-orang Yahudi akan lebih baik daripada para orang Farisi dan
ahli Taurat yang secara legalistik memang sempurna dalam memenuhinya. Jika
Yesus berkata kepada para muridnya bahwa MUSTAHIL ada orang yang dapat masuk ke
dalam kerajaan sorga atau memiliki kehidupan kekal atau bangkit dari kematian
untuk hidup bersama-sama dengan Bapa melalui pemenuhan tuntutan hukum, maka
tidak boleh diartikan maka setiap orang
percaya dengan demikian harus memandang hukum Taurat seperti perihal larangan
berzinah, larangan membunuh, harus mengampuni dosa orang, dan harus melakukan perintah-perintah Yesus
merupakan hal-hal yang dinilai di luar anugerah atau seperti mengupayakan keselamatan
seolah keselamatan dapat diupayakan untuk dimiliki dan dipertahankan dengan
kuat kuasa kemanusiaanmu!
Anda
harus dapat membedakan tuntutan Yesus kepada mereka yang telah menjadi
anak-anak Allah,memiliki kehidupan kekal, dengan mereka yang mengejar penggenapan hukum agar memiliki hidup kekal
dan berpikir dengan demikian menjadi dipantaskan atau “layak bersertifikat”
anak-anak Tuhan! Kebenaran-kebenaran moral dalam hukum Taurat tak lenyap bahkan
bagi orang yang telah ditebusnya dari belenggu hukum Taurat, namun semua
digenapi di dalam Kristus yang hidup bagimu. Saya tak akan membahas perihal ini pada saat ini, namun saya
berketetapan hati akan membahas ini pada lain kesempatan, namun untuk saat ini,
agar anda dapat memahaminya, bacalah terlebih dahulu: Yohanes 15:1-17! Renungkanlah.
Jika
Mustahil Bagi Manusia Untuk Dapat Memiliki Kehidupan Kekal Oleh Upayanya
Sendiri, Lalu Apa?
Yesus
telah berkata bahwa MUSTAHIL bagi manusia untuk dapat memiliki kehidupan kekal
berdasarkan perjuanganmu untuk memenuhi tuntutan hukum Taurat itu. Yesus tak
berhenti pada kemustahilan itu, Ia menyingkapkan bagaimana kemustahilan itu
ditanggulangi!
Lukas
18:27 Lukas 18:27 Kata Yesus: "Apa yang tidak
mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."
Bandingkan dengan:
Matius 19:26 Yesus memandang
mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah
segala sesuatu mungkin."
Bagaimanakah
kemustahilan bagi manusia itu teratasi, bahkan yang penuh dedikasi dan memenuhi
setiap hal yang diminta Yesus (Lukas 18:20-21) sejak muda (Lukas 18:21) pun
gagal (Lukas 18:22)! Dan memang tidak pernah ada manusia yang dapat
melakukannya sesempurna tuntutan Yesus yang bagaimanapun. Andaikan saja ada
sebuah kemungkinan sekecil apapun pada diri manusia maka, mustahil bagi Yesus
untuk berkata “lebih mudah seekor unta
masuk melalui lobang jarum” Lukas 18:25.
Dan
secara pasti, tak perlu bagi Yesus untuk menyatakan hal yang begitu mencekam
bagi manusia “"Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi
Allah."
Mengusahakan apa yang mustahil akan berakhir pada
kemustahilan. Ini bukan soal manusia tidak berjuang keras, sebab faktanya apa
yang kita saksikan adalah Yesus bercakap-cakap dengan seorang yang berjuang
keras sejak mudanya!
Apa
yang Allah
lakukan?
Menariknya,
untuk menjawab apa yang harus dilakukan
oleh Allah terkait Lukas 18:27, segera dapat ditemukan dalam:
Lukas
18:31-33 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka:
"Sekarang
kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak
Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan
membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit."
Yesus
kepada murid-muridnya yang panik dengan
kemustahilan bagi siapapun yang dapat selamat, kembali harus mendengarkan pernyataan Yesus yang sama
sukarnya untuk dipahami, bahkan sama mencekamnya:
Lukas
18:34 Akan tetapi mereka sama sekali
tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan
mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan.
Kesukaran yang sukar sekali,
oleh sebab
(1)Ia
HARUS pergi ke Yerusalem untuk mengalami hal-hal petaka
(2)Ia
mengaitkan KEHARUSANNYA pergi ke Yerusalem dan hal-hal petaka yang akan
menimpa dirinya sebagai “segala sesuatu yang
ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi.”
Mari
bandingkan dengan SALAH SATU NABI:
Yesaya
53:1-12 Siapakah yang percaya kepada
berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN
dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas
dari tanah kering. Ia tidak tampan
dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak,
sehingga kita menginginkannya. Ia
dihina dan dihindari
orang, seorang yang penuh
kesengsaraan dan yang biasa
menderita kesakitan; ia sangat
dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun
dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita
mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan
kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi
kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN
telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri
ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke
pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan
dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya?
Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena
tulah. Orang menempatkan kuburnya
di antara orang-orang fasik, dan dalam
matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan
tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi
TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan
dirinya sebagai korban penebus salah,
ia akan melihat keturunannya,
umurnya akan lanjut, dan kehendak
TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan
melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan
banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan
kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang
kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya
ke dalam maut dan karena ia
terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang
dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Dan
memang tak mudah untuk memahami penderitaan dan pembunuhan Yesus sebagai hal
yang berkaitan dengan Lukas 18:27, bahwa inilah cara Allah mengatasi
kemustahilan bagi manusia. Yesaya 52 akan sangat membantu kita untuk memahami
bagaimana KEMUSTAHILAN PADA MANUSIA UNTUK DAPAT MEMILIKI KEHIDUPAN KEKAL dapat
ditanggulangi oleh Allah, sebagaimana ujar Yesus dan sebagaimana Yesus
mengharuskan dirinya untuk menggenapi apa yang telah dituliskan oleh para nabi
Perjanjian Lama. Bahwa Allah BERKENDAK
MEREMUKAN DIA.
Saya
menghentikan sesaat pada poin ini, agar
anda dapat membaca dan merenungkanya. Sehingga diharapkan akan memahami hal paling krusial terkait
MENGAPA MUSTAHIL dan MENGAPA HARUS ALLAH yang melakukannya bagi manusia?
Sampai
berjumpa pada bagian keempat di dalam
kemurahan dan kasih setia Bapa.
AMIN
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi TUHAN
No comments:
Post a Comment