Oleh : Dr. Douglas F Kelly
Poinnya adalah ini :untuk berdiri bersama Injil Kristus dalam masa-masa yang sukar (apakah dalam penganiayaan atau hal-hal sukar lainnya)telah dijaminkan kemenangan......
Credit : telegraph.co.uk-London 2012 |
Keseluruhan epistel atau surat kepada orang-orang Ibrani berupaya memberikan semangat kepada orang-orang percaya yang sudah letih dan mengalami penderitaan untuk tetap memandang pada Kristus supaya tidak kehilangan semangat dan meninggalkan pertarungan yang baik. Providensia atau pemeliharaan yang baik dari Tuhan telah menetapkan bahwa kita semua harus melalui banyak ujian-ujian—beberapa diantaranya sangat menyakitkan. Kitab Ibrani mengatakan bahwa hanya jika kita mau bertahan hingga kesudahan, kita akan membuatnya berhasil, tidak peduli betapa luar biasanya wakil kesulitan duniawi itu menekan kita dalam cengkraman besinya.
Itu adalah problem orang-orang percaya Ibrani yang secara khusus menjadi ulasan pokok surat ini. Surat ini telah dituliskan sebelum kejatuhan Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Beberapa jemaat gereja secara keras telah digoda untuk menanggalkan imannya, karena Judaisme kala itu masih memiliki kuasa untuk menganiaya mereka dalam ragam cara. Pastinya terlihat sebuah hal yang mudah untuk menyelinap kembali kedalam ritual-ritual agama yang impresif di bait Allah yang masih berdiri, dan karena itu mereka melakukannya untuk menghindari sikap-sikap kasar terhadap ritual-ritual tersebut karena mengikut Yesus. Lebih jauh lagi, pasti sangat menggoda untuk bergabung kembali kedalam sebuah sistem agama, pada saat itu, cenderung menekankan partisipasi dan keselarasan eksternal/lahiriah, bukannya menjalani jalan salib yang tidak gampang , yang mensyaratkan penyaliban manusia batiniah, kebanggaan hidup diri sendiri. Apakah hal ini sebuah ongkos yang sungguh-sungguh pantas? Pertanyaannya berangkali bagi kita semua, khususnya ketika kita sedang melalui masa-masa sukar dalam kehidupan kita.