Oleh : Martin Simamora
Tuhan
Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?
"Street Crime" - Cartoon Work |
Bacalah lebih dulu bagian
7
Bagaimanapun juga, harus diakui sangat sukar
untuk memahami TUHAN yang perilakunya sedemikian kompleks dan kerap tidak
terjangkau oleh pemahaman kita,
atau celakanya, hal ini dapat membuat persepsi manusia terhadap TUHAN menjadi sangat
buruk. Tentu saja, jika hal ini
diajarkan atau dikhotbahkan dalam
pemahaman dan persepsi manusia maka kerunyaman yang dihasilkan bukan sebuah pemaparan siapakah TUHAN. Dapat ditebak akan bermuara pada
sekeptisme atau sinisme kala menyentuh perihal semacam ini dalam Alkitab.
Sejatinya, apa yang telah disampaikan sejauh ini, sukar
untuk dielakkan, memang
benar dinyatakan oleh Alkitab sendiri; bukan hanya
dalam Perjanjian Lama tetapi kelak pada bagian-bagian berikutnya kita akan
menemukan juga dalam Perjanjian Baru. Jelas saja, sebab Dia adalah TUHAN yang sama
baik dahulu, sekarang, dan akan datang- selama-lamanya ;baik didalam Perjanjian
Lama ataupun dalam Perjanjian Baru.
Pada derajat yang paling minimal, kalau anda mengatakan bahwa
TUHAN BUKAN
TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT
JAHAT, tetapi berdaulat penuh dan
itu termasuk ketika Dia memutuskan untuk berdiam diri ( Mazmur
50:1), maka reaksi kita setidaknya sama
dengan Asaf, yaitu tidak dapat
menerimanya dengan hati yang nyaman :“Bangunlah, ya Allah, lakukanlah perjuangan-Mu! (Mazmur 50:22).” Ini adalah sebuah teriak
seru yang tidak main-main, tetapi baik saya, anda dan siapapun tidak bisa menjatuhkan
vonis bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT, menuding
TUHAN tidak berdaya kala berhadapan dengan kejahatan dan manusia-manusia jahat.
Tetapi ada yang sangat menggelitik dalam perihal ini. Mengapa
hal yang terpikirkan pada orang-orang Kristen/pendeta/ pemberita Injil itu
pertama-tama menuding TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA BERBUAT JAHAT dan
tidak terpikirkan sedikitpun bahwa TUHAN sedang menunjukan kesabaran-Nya yang
luar biasa kepada manusia-manusia jahat sekalipun? Bukankah Mazmur 103:8
berkata “TUHAN
adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia?”
Lagian murka TUHAN adalah hal yang dahsyat, mengerikan: “Dahsyat Engkau! Siapakah yang tahan berdiri di hadapan-Mu
pada saat Engkau murka? (Mazmur 76:7)” Demikian Asaf bermazmur. Apakah
TUHAN memilih untuk berdiam diri ataukah TUHAN seketika itu
menumpahkan murkanya terhadap kejahatan dan para penjahat, dalam hal ini tidak
ada manusia yang dapat mempengaruhi
bagaimana TUHAN seharusnya
bersikap. Dan apapun yang TUHAN telah tetapkan untuk dilakukan atau tidak
dilakukan, itu pasti terkait pikiran, kehendak dan kekuasaan-Nya untuk melaksanakan
atau mewujudkan apa yang telah ditetapkan untuk boleh terjadi ; dan dapat
dipastikan tidak akan terpahami atau terselami oleh manusia :
- Roma 11:33-34 “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
- Mazmur 139:17 “Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!
- Yesaya 55:8-9 “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
- Ayub 11:7 “Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa?”
- Ayub 37:23-24 “Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar kekuasaan dan keadilan-Nya; walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya. Itulah sebabnya Ia ditakuti orang; setiap orang yang menganggap dirinya mempunyai hikmat, tidak dihiraukan-Nya."
- Mazmur 36:6 “Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat. Manusia dan hewan Kauselamatkan, ya TUHAN.”
- Mazmur 92:6-8 “Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu. Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya.”
- Mazmur 139:2,4-6 “Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh… Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.”
- Mazmur 145:3 “Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.”
- Yesaya 40:28 “Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.”
- Roma 2:4 “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”
- Kolose 2:3 “sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.”
Manusia, siapapun juga dia, ketika
berhadapan dengan TUHAN pasti mustahil untuk memahami Dia dalam seluruh
keberadaan-Nya dengan mengandalkan pengertian dan kekuatannya sendiri. Ya…,
sebagaimana terlihat dalam tindakan TUHAN pada peristiwa keluaran Israel dari
Mesir, pada peristiwa yang dialami Ayub, pada perisrtiwa yang dialami Asaf.
Bagaimana sukarnya memahami TUHAN
di sorga memberi kuasa kepada Iblis untuk menimpakan
penderitaan dan kemalangan bertubi-tubi
dalam batasan-batasan yang bahkan TUHAN sendiri tentukan,pada peristiwa
Ayub? Bagaimana mungkin dalam pandangan Asaf orang-orang fasik yang begitu
nyata jauh lebih baik keadaannya daripada orang benar di mata Asaf, ternyata
di tempat TUHAN malahan TUHAN sedang menempatkan mereka di tempat-tempat
yang licin. Manakah yang merupakan fakta? Apakah yang anda lihat atau apa yang
sedang TUHAN kerjakan namun tidak
terlihat dalam pandangan mata manusia anda sebagai TUHAN sedang berbuat
sesuatu?
Ini masalah terbesar bagi manusia, tak terkecuali bagi orang Kristen bahkan orang Kristen yang berkhotbah diatas mimbar. Dan tidak aneh kalau tercetus sebuah gagasan yang berbunyi : “TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT.” Lantas apa yang dapat dilakukan manusia kemudian? Tidak dapat tidak, hanya dengan menerima dan tunduk kepada Dia sebagaimana Dia adanya, dan itu hanya dapat terjadi jika TUHAN telah menjadi Gembala atas dirimu dalam hidupmu.
Ini masalah terbesar bagi manusia, tak terkecuali bagi orang Kristen bahkan orang Kristen yang berkhotbah diatas mimbar. Dan tidak aneh kalau tercetus sebuah gagasan yang berbunyi : “TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT.” Lantas apa yang dapat dilakukan manusia kemudian? Tidak dapat tidak, hanya dengan menerima dan tunduk kepada Dia sebagaimana Dia adanya, dan itu hanya dapat terjadi jika TUHAN telah menjadi Gembala atas dirimu dalam hidupmu.
Tak dapat dipungkiri, ketika anda menjadi orang percaya,
menjadi seorang Kristen maka anda memiliki pengharapan yang istimewa kepada
TUHAN. Berangkali anda berharap TUHAN itu senantiasa pemenuh, penjawab,
pelindung, pemberkat, pembela, penyelamat, penolong, penghibur, penjaga,
pengasih, penyayang, dan penerang hidup anda dalam cara-cara atau
perwujudan-perwujudan yang sesuai dengan apa yang anda pikirkan dan harapkan
terjadi untuk dilakukan oleh seorang TUHAN. Tidak salah dengan pengharapan itu,
dan tidak keliru sama sekali. Tetapi berkesimpulan bahwa TUHAN tidaklah sehebat
SIAPA DIA manakala tidak selaras dengan
apa yang anda pikirkan dan harapkan terjadi, adalah sebuah kesalahan fatal yang
tak terampuni.
Apakah kalau anda jatuh sakit berat, lantas anda berkata bahwa
TUHAN tidak lagi mengasihimu dan penyembuhmu? Apakah kalau kejahatan, koruptor
merajalela dan perang berkecamuk dimana-mana, lantas anda berkata bahwa TUHAN
tidak lagi berkuasa untuk mencegah dan menciptakan perdamaian? Apakah kalau
sebuah negara di Afrika mengalami kelaparan yang berkepanjangan sehingga
menewaskan banyak orang bahkan anak-anak, lantas anda mengatakan bahwa TUHAN
sedang tidur, tidak ada atau mati? Apakah kalau sebuah bencana alam
hebat menghancurkan sebuah daerah dan menimbulkan korban jiwa yang
besar, lantas anda mengatakan bahwa
TUHAN kejam, tidak berdaya menguasai alam, tidak berdaya meluputkan
manusia?
Apakah kalau anda melihat seorang tukang becak bekerja dari pagi
hingga malam namun tetap tinggal dan tidur di becaknya, lantas anda mengatakan
TUHAN kejam? Apakah kalau anda melihat seorang
pialang saham berhasil mendapatkan untung dalam waktu satu-dua jam yang
nilainnya berangkali dapat setara dengan gaji 3 tahun
seorang manajer, lantas anda katakan TUHAN tidak adil? Apakah kalau anda melihat
seorang yang divonis kanker kemudian
sembuh setelah berdoa sekian waktu dan
seorang penderita lain yang tidak sembuh, lantas anda katakan juga TUHAN tidak adil?
Apakah anda dapat memilih untuk dilahirkan
dalam sebuah keluarga tertentu? Apakah saya dapat memilih untuk TIDAK
DILAHIRKAN dalam keluarga seorang tukang becak? Apakah saya dapat memilih untuk
TIDAK DILAHIRKAN dalam salah satu
keluarga suku pedalaman di Papua? Hal semacam ini pada faktanya melahirkan apa yang
dikatakan sebagai ketidakadilan sosial dan ekonomi. Setidaknya akan dikatakan
oleh ilmu pengetahuan manusia: keluarga tukang becak adalah kelompok masyarakat
miskin bahkan sangat miskin; sementara keluarga pialang saham tadi adalah
kelompok masyarakat kaya bahkan bisa saja menjadi sangat kaya.
keluarga suku pedalaman di Papua tadi bukan saja miskin dalam pandangan masyarakat modern tetapi bisa jadi sangat terbelakang dalam peradaban dan pendidikan dalam kacamata masyarakat moderen. Ya… ini semua adalah realita nyata sehari-hari dan aktual, bukankah demikian? Apakah kita akan menyimpulkan TUHAN tidak adil? TUHAN tidak mahakuasa? Tuhan tidak maha kasih? Sebab membiarkan keberadaan yang demikian?
keluarga suku pedalaman di Papua tadi bukan saja miskin dalam pandangan masyarakat modern tetapi bisa jadi sangat terbelakang dalam peradaban dan pendidikan dalam kacamata masyarakat moderen. Ya… ini semua adalah realita nyata sehari-hari dan aktual, bukankah demikian? Apakah kita akan menyimpulkan TUHAN tidak adil? TUHAN tidak mahakuasa? Tuhan tidak maha kasih? Sebab membiarkan keberadaan yang demikian?
Manusia-manusia memang harus bekerja keras-tidak bisa berleha-leha
untuk mencapai kesejahteraan hidupnya yang maksimal, tetapi juga pasti tidak
semua manusia dalam kerja kerasnya akan mencapai hasil maksimal yang sama, bahkan pada tatar minimal dapat mencukupi
kebutuhan sehari-hari sekedar sandang dan pangan bisa jadi merupakan hal yang harus disyukuri dengan amat sangat. Jika semua manusia yang bekerja keras dalam
rangka mencapai kesejahteraan hidupnya, memiliki kepastian dapat mencukupi kebutuhan minimalnya maka tidak akan ada
masalah kemiskinan, kesenjangan sosial atau bahkan pengangguran dan
masalah-masalah sosial dan kependudukan lainnya. Bahkan…anda tidak mungkin
menyuruh seorang tukang becak untuk sekonyong-konyong mencari pekerjaan yang
lebih baik, misal menjadi pengemudi taksi, sebab untuk menjadi supir taksi sekalipun dia harus
memenuhi kriteria minimal :memiliki SIM A dan menguasai jalan-jalan kota tertentu, dan tentu saja berangkali
serangkaian etiket berbahasa dan bersantun yang dapat diandalkan. Dan kita akan
menemukan kompleksitas yang luas dan dalam semacam ini di semua aspek kehidupan
lainnya.
Itulah kompleksitas kehidupan yang kerap kita konfrontasikan dengan TUHAN, terutama bagaimana seharusnya Dia. Demikian juga dengan kejahatan kini, semakin canggih dalam modus operandinya,
ya..bahkan korban tidak menyadari atau tidak mengetahui bahwa dia sedang
menjadi target dan korban kejahatan. Sebab kini
banyak pelaku kriminal berpenampilan rapi, sopan, berpendidikan tinggi
bahkan, dan cerdas. Belum lagi berbicara kejahatan dan kekerasan di jalanan.
Apakah ini merupakan bukti otentik bahwa TUHAN TIDAK DAPAT
MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT? Bagaimana dengan hal ini :
Mazmur 92:6-8 “Betapa besarnya
pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Orang
bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu. Apabila
orang-orang fasik bertunas
seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang
yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya.”
Mazmur ini mengatakan: ya… orang-orang fasik bertunas, pelaku-pelaku kejahatan berkembang,
supaya dipunahkan!
Dalam realita, dapat dipastikan akan menjadi kesukaran bagi
manusia untuk melihat kemahakuasaan TUHAN dalam kenyataan dunia orang-orang
fasik bertunas, para pelaku kejahatan berkembang, untuk kemudian dimusnahkan?
Mengapa harus dibiarkan dahulu MENGHEBAT
dan kemudian dipunahkan? Tidakkah ini hal yang persis pada kejadian yang
dialami orang-orang Israel dalam peristiwa Keluaran dari Mesir atau Asaf
yang nayris tergelincir melihat hal ini?
2 Petrus 2:6-10
“dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan
dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian,
tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang
yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak
mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, -- sebab
orang benar ini tinggal di
tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan
mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa-- maka
nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh
dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada
hari penghakiman, terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena
ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah.
Kalau anda merasa kehidupan anda
seperti dikepung oleh kejahatan atau kefasikan, orang-orang fasik bertunas,
pelaku kejahatan berkembang, maka ketahuilah TIDAK ADA YANG SALAH PADA TUHAN
terkait realita ini, seolah-olah dia menjadi terbatas kala berhadap-hadapan
dengan dunia orang fasik! Realita tersebut sedikitpun tidak memecundangi TUHAN
sehingga Dia seperti TUHAN yang tinggal batu nisan saja.
Faktanya :
>>Tuhan pernah memusnahkan 2 kota kuno berserta penduduknya yang sangat
jahat, dan hanya menyisakan keluarga Lot, bahkan menjadi peringatan bagi mereka
yang hidup fasik di era kini bahkan mendatang
>>Memang benar, hidup dikelilingi oleh cara hidup orang yang tak mengenal hukum
dan yang hanya mengikuti hawa nafsu, apalagi setiap hari, pastilah hal yang
amat menyiksa bagi orang benar/orang percaya. Ya..dapat membuat saya dan anda
frustrasi.
>> Tetapi fakta orang-orang jahat merajalela dan orang benar terkepung
tidak sama sekali menunjukan TUHAN TIDAK DAPAT BERBUAT APA, atau TUHAN TIDAK
TAHU BAGAIMANA MENYELAMATKAN ORANG BENAR, sebab TUHAN TAHU menyelematkan
orang-orang saleh dari pencobaan. Ya…dalam hal anda melihat orang-orang jahat
merajalela dan bertunas, camkanlah bahwa TUHAN TAHU MENYELAMATKAN ORANG-ORANG
SALEHNYA!
>> Perhatikan ini, khsususnya bagi orang-orang Kristen, hamba Tuhan,
aktifis gereja atau bahkan pendeta yang penuh percaya diri mengajarkan bahwa
TUHAN TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA terhadap ORANG-ORANG JAHAT karena mereka
memiliki free will atau kehendak bebas, bahwa faktanya TUHAN TAHU MENYIMPAN ORANG-ORANG JAHAT UNTUK DISIKSA.
Kapan? NANTI… pada hari penghakiman! Maka harusnya anda tidak perlu terpana dan
berprasangka demikian buruk sampai-sampai mengatakan TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH
MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT!
Dia, TUHAN adalah TUHAN itu satu fakta yang TIDAK dapat digugat
oleh manusia manapun, sehebat apapun, sepintar apapun. Melawan fakta ini
membuat orang tersebut seketika menjadi bodoh! (bandingkan dengan Mazmur
92:6-8, Mazmur 139:17 , Yesaya 40:28 , Mazmur 139:2,4-6 , Ayub 37:23-24 ).
Bahkan sekalipun saya sudah menyajikan ayat-ayat diatas, jika
pemikiran anda tetap saja angkuh terhadapTUHAN, maka jiwa dan pikiran anda
akan tersiksa dan tertekan dengan pemikiran : untuk apa TUHAN menyimpan orang jahat, dan baru dibinasakan pada hari
penghakiman?” Tidakkah ini merugikan nama baik TUHAN? Ya…persis seperti
pemikiran Asaf sehingga dia meminta TUHAN untuk BANGUN dan melakukan
PERJUANGANNYA ( Mazmur
50:22).
Atau “untuk manfaat apa
bagi seorang benar dibiarkan berlama-lama dikepung dunia orang fasik, tidakkah
itu menyiksanya, tidakkah itu merugikan “nama baik apalagi keakbaran TUHAN?”
Tahukah apa yang menjadi masalah terbesar manusia kala berhadapan dengan
ayat-ayat semacam ini atau kenyataan hidup yang super berlawanan dengan
harapan-harapan “ilahimu” itu?
PERMASALAHAN UTAMA ANDA : TIDAK MUNGKIN ANDA MEMAHAMI RANCANGAN TUHAN ATAS
SEMESTA DAN SETIAP CIPTAANNYA MULAI DARI YANG PALING REMEH
HINGGA YANG PALING BERNILAI DALAM PANDANGAN MATA MANUSIA :
Yesaya 55:8-9 “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.Mazmur 139:17 “Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!Roma 11:33-34 “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
Jika demikian adanya, apakah lantas TUHAN menjadi monster
dalam kehidupan anda? Tidak perlu sama sekali sebab maksud TUHAN atas kehidupan orang-orang
percaya atau umatnya adalah sebuah kepastian yaitu keselamatan untuk memiliki
kehidupan kekal bersama Bapa!
Oh…lihatlah bagaimana Daud begitu indah dan begitu memuja-Nya
semulia bahasa yang dapat dipahami dan dilontarkan dari mulut seorang manusia :
Mazmur 23: 1-3 “Mazmur Daud. TUHAN adalah
gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput
hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun
aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Tetapi perhatikan juga REALITA TAK MENYENANGKAN yang dia hadapi, itu tidak
berbeda dengan realita yang anda dan saya hadapi dalam kenyataan hidup sebagai
orang beriman :
Mazmur 23: 4-5
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan
lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
>>Bagaimana mungkin Daud bermazmur :“TUHAN adalah gembalaku… Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau… Ia membimbing aku ke air yang tenang… Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya,” SEKONYONG-KONYONG berbicara “berjalan dalam lembah kekelaman… di hadapan lawanku?”>>Bagaimana mungkin TUHAN yang adalah gembalanya, yang membaringkannya di padang berumput hijau, yang membimbingnya ke air yang tenang, yang menuntunya ke jalan yang benar, kemudian Daud dapat berada dalam lembah kekelaman? Dapat berada dihadapan lawannya?
TETAPI apa yang mungkin berbeda antara saya-anda dan Daud
kala berada DALAM LEMBAH KEKELAMAN, kala
berada DIHADAPAN LAWAN? Jelas Daud DAPAT MELIHAT TUHAN dalam kekelaman
bahkan melihat gada dan tongkat TUHAN! Jelas Daud DAPAT MELIHAT TUHAN
menyediakan hidangan baginya sekalipun dia berhadapan dengan lawannya. Ya…Tuhan
tidak meluputkan Daud dari dalam lembah kekelaman, TUHAN membiarkan sebuah
situasi mencekam “bercengkrama mesra” dalam perjalanan hidup Daud. Ya…Tuhan
tidak melenyapkan lawan Daud begitu saja…tetap ada, namun TUHAN memberikan
hidangan dihadapan lawannya. Apakah saya dan anda dapat melihat TUHAN dalam
KEKEKALAMAN? Apakah saya dan anda dapat melihat TUHAN menyediakan hidangan
walau lawan ada dihadapanmu?
Mengapa
Daud dapat mengatakan demikian? Jawabnya:
Sebab TUHAN adalah GEMBALANYA! TUHAN memegang kendali atas keberadaan diri Daud
secara total. TUHAN bukan seperti
gembala manusia yang bisa panik,
tidak berdaya dalam menghadapi bahaya,apalagi
kehebatannya ditentukan oleh semata
“level kesuksesan menyenangkan domba-domba
pengikutnya.”
Ya..DIA bukan gembala yang menjadi pelayan pemenuh kemauan manusia agar Dia mendapatkan sanjungan dan pujian! Dia adalah Tuhan yang “menggembalakan” umatnya sebagai milik kepunyaan-Nya agar domba-domba gembalaannya mengenali Siapa Dia! Ya…ada sebuah tujuan yang tak terbayangkan bagi manusia yaitu MENGENAL TUHAN SEBAGAIMANA DIA ADA. Maka melalui Daud kita melihat TUHAN yang begitu kasih dan memberikan berkat-berkat yang luar biasa, tetapi juga melalui Daud kita melihat TUHAN yang begitu berkuasa dan begitu mengendalikan alam semesta ini sampai-sampai tidak masalah anak yang dikasihi-Nya atau umat-Nya untuk waktu yang Dia tetapkan berada dalam lembah kekelaman, membiarkan lawannya tetap ada; dan dalam keadaan demikian kekuasaan-Nya tidak tereduksikan sedikitpun..ya dalam lembah kekelaman, TUHAN ada bahkan dengan Gada dan Tongkat ; dalam hal Daud berhadapan dengan lawan, TUHAN menyediakan hidangan baginya.
Ya..DIA bukan gembala yang menjadi pelayan pemenuh kemauan manusia agar Dia mendapatkan sanjungan dan pujian! Dia adalah Tuhan yang “menggembalakan” umatnya sebagai milik kepunyaan-Nya agar domba-domba gembalaannya mengenali Siapa Dia! Ya…ada sebuah tujuan yang tak terbayangkan bagi manusia yaitu MENGENAL TUHAN SEBAGAIMANA DIA ADA. Maka melalui Daud kita melihat TUHAN yang begitu kasih dan memberikan berkat-berkat yang luar biasa, tetapi juga melalui Daud kita melihat TUHAN yang begitu berkuasa dan begitu mengendalikan alam semesta ini sampai-sampai tidak masalah anak yang dikasihi-Nya atau umat-Nya untuk waktu yang Dia tetapkan berada dalam lembah kekelaman, membiarkan lawannya tetap ada; dan dalam keadaan demikian kekuasaan-Nya tidak tereduksikan sedikitpun..ya dalam lembah kekelaman, TUHAN ada bahkan dengan Gada dan Tongkat ; dalam hal Daud berhadapan dengan lawan, TUHAN menyediakan hidangan baginya.
Dia
adalah TUHAN yang memiliki maksud dan
tujuan agar Daud mengenal diri-Nya sehingga Daud mengenal siapa Dia bahkan
merindu untuk menetap di rumah TUHAN sepanjang masa (Mazmur 23:6).
Tidakkah ini mirip dengan apa yang hendak atau ingin TUHAN tunjukan baik kepada Israel dan kepada Firaun
beserta bala tentaranya agar keduanya mengenal SIAPA DIA dan melihat KEMULIAAN
TUHAN, sebagaimana telah saya ulas sebelumnya?
Ini adalah akhir dari bagian ini. Bagian ini lebih merupakan jembatan untuk menghantarkan para pembaca terhormat untuk masuk kedalam bagian terpenting, yaitu tentang perjalanan hidup orang percaya dalam pimpinan Sang Gembala. Luangkanlah waktu untuk membaca dan merenungkan teks-teks Alkitab yang saya sajikan, sehingga anda dapat menemukan mutiara-mutiara Tuhan yang akan membukakan pikiran dan hati anda untuk dapat mengenal Dia dan melihat kemuliaan-Nya.
Bersambung
ke Bagian 9
No comments:
Post a Comment