Oleh : Martin Simamora
Tuhan
Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?
Pakistan,Khunjerab Pass at about 4,700 meters altitude connects Pakistan and China. |
Bacalah lebih dulu Bagian6
Pemikiran-pemikiran Asaf yang keliru dan menjerumuskannya kedalam
kecemburuan terhadap orang-orang berdosa,
adalah sebuah situasi yang mirip
dengan Israel pada sebuah titik dalam
peristiwa Keluaran dari Mesir dan isteri Ayub kepada suaminya. Serupa dengan Asaf yang mengalami kekecewaan hebat kala pengimanannya terhadap TUHAN dilimbungkan oleh realita kehidupan yang
berlawanan dengan apa yang diharapkan semestinya terjadi. Kekecewaan yang tak tertahankan terhadaap
TUHAN yang diimani dapat diandalkan, diharapkan dan dipercayai sebagai penyelamat,
pelindung dan pemberkat. Mazmur 73 telah menuturkan sebuah pertanyaan sepanjang
zaman: ”mengapa orang benar menderita atau mengalami ketidakadilan?”
Sebuah pertanyaan yang akan melahirkan rentetan tanya yang menggugat tak hanya
iman Kristen, tetapi bahkan menggugat TUHAN.“Hai…TUHAN yang maha kuasa lagi maha penyayang, dimanakah engkau kala
aku berseru sampai kering kerongkongan ini tapi tak jua engkau mengulurkan
tangan? Atau “Hai…TUHAN yang maha
adil, dimanakah engkau kala ketidakadilan
merajalela, tidurkah engkau? Atau “Hai… TUHAN yang maha kuasa, kurangkah kuasamu sampai-sampai engkau tak
berdaya terhadap free will atau kehendak bebas manusia-manusia penjahat,
pembunuh dan penipu?”
Asaf adalah manusia mengalami kekecewaan terhadap TUHAN yang teramat hebat, kelimbungan imannya sangat berdasar, mari kita soroti beberapa diantaranya dan harapan saya, para pembaca dapat lebih memahami tantangan iman orang percaya yang sejati ditengah-tengah dunia yang fasik ini.
Asaf adalah manusia mengalami kekecewaan terhadap TUHAN yang teramat hebat, kelimbungan imannya sangat berdasar, mari kita soroti beberapa diantaranya dan harapan saya, para pembaca dapat lebih memahami tantangan iman orang percaya yang sejati ditengah-tengah dunia yang fasik ini.
Asaf sendiri adalah
SALAH SATU PEMIMPIN PUJIAN DALAM
PADUAN SUARA DI KEMAH TUHAN, YANG DITUGASKAN OLEH RAJA DAUD. Ya, dia
seorang pemimpin pujian yang pada satu
titik tertentu dalam kehidupan berimannya
berpikir bahwa TUHAN tidak ada,
TUHAN tidak dapat berbuat apa-apa. Apakah anda seorang percaya- jemaat gereja, aktifis gereja, pemimpin paduan suara,
penginjil atau pendeta yang juga telah
terjerumus dalam pandangan atau pemikiran yang demikian? Atau bahkan sebagai pendeta berangkali telah
mengajarkan bahwa TUHAN memang demikian, kepada jemaat anda?
Seorang
Beriman, Pemimpin Kelompok Paduan Suara & Pelihat
Asaf dalam 1 Tawarikh 6:31-32, “Sejak Peti Perjanjian dipindahkan ke tempat ibadat di Yerusalem, Raja Daud memilih orang-orang yang bertanggung jawab atas nyanyian puji-pujian di Rumah TUHAN. Mereka bertugas secara bergilir di Kemah TUHAN pada masa sebelum Raja Salomo membangun Rumah TUHAN… (39) Asaf adalah pemimpin kelompok penyanyi yang kedua. Garis silsilahnya dari bawah ke atas sampai kepada Lewi ialah: Asaf, Berekhya, Simea, “
Asaf adalah orang yang
menyaksikan bagaimana Raja Daud memilih orang-orang yang
bertanggung jawab atas nyanyian
pujian-pujian di Rumah TUHAN, bahkan dia termasuk yang DIPILIH dalam hal ini. Apa
yang menjadi tugas Asaf, dijelaskan secara lengkap dalam 1 Tawarikh 16 :4-36 :
(4) Juga diangkatnya dari orang Lewi
itu beberapa orang sebagai pelayan di hadapan tabut TUHAN untuk memasyhurkan
TUHAN, Allah Israel dan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi-Nya.(5) Kepala
ialah Asaf dan sebagai orang kedua ialah Zakharia; lalu Yeiel, Semiramot,
Yehiel, Matica, Eliab, Benaya, Obed-Edom dan Yeiel yang harus memainkan gambus
dan kecapi, sedang Asaf harus memainkan ceracap (6) dan Benaya serta Yahaziel,
imam-imam itu, selalu harus meniup nafiri di hadapan tabut perjanjian Allah
itu. (7) Kemudian pada hari itu juga, maka Daud
untuk pertama kali menyuruh Asaf
dan saudara-saudara sepuaknya menyanyikan syukur bagi TUHAN: (8)Bersyukurlah kepada TUHAN,
panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya diantara bangsa-bangsa! (9)Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya,
percakapkanlah segala perbuatan-Nya
yang ajaib!(10) Bermegahlah di
dalam nama-Nya yang kudus, biarlah
bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!(11) Carilah TUHAN dan
kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!
(12) Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya
dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya,(13) hai anak cucu Israel,
hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya!(14) Dialah TUHAN, Allah kita, di seluruh bumi
berlaku penghukuman-Nya.
(15)Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya,
akan firman yang diperintahkan-Nya
kepada seribu angkatan,(16) yang diikat-Nya dengan
Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak, … (17) Ia tidak
membiarkan siapapun memeras mereka; dihukum-Nya raja-raja oleh
karena mereka: … (23) Bernyanyilah
bagi TUHAN, hai segenap bumi, kabarkanlah
keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari.(24) Ceritakanlah
kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di
antara segala suku bangsa. (25) Sebab
besar TUHAN dan terpuji sangat, dan lebih dahsyat Ia dari pada segala allah.
(26) Sebab segala
allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit…
(34) Bersyukurlah kepada TUHAN,
sebab Ia
baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (35) Dan
katakanlah: "Selamatkanlah kami, ya TUHAN Allah, Penyelamat kami, dan
kumpulkanlah dan lepaskanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami
bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian
kepada-Mu."(36) Terpujilah TUHAN,
Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Maka seluruh
umat mengatakan: "Amin! Pujilah TUHAN!"
Kini, luangkanlah waktu anda untuk membaca teks panjang diatas tersebut, perhatikanlah
Asaf dan perhatikanlah pujiannya terhadap TUHAN. Itu adalah sebuah pujian
teramat agung dan megah. Menurut anda, apakah yang dapat anda pahami ketika
membandingkannya dengan Mazmur 73?
Perlu anda ketahui bahwa Asaf seperti halnya Daud, adalah
seorang pemuji dan pujangga yang tak hanya mahir, namun sebuah talenta istimewa
dari TUHAN, 2 Tawarikh 29: 30 “Lalu raja
Hizkia dan para pemimpin memerintahkan orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk TUHAN dengan kata-kata
Daud dan Asaf, pelihat itu. Maka mereka
menyanyikan puji-pujian dengan sukaria, lalu berlutut dan sujud menyembah.”
Asaf tak hanya orang yang dipilih untuk memimpin pujian dalam
kemah TUHAN, dia juga seorang PELIHAT! Bahkan anak-anak Asaf pun adalah musisi
Tuhan yang luar biasa, ya dapat dikatakan bahwa keluarga Asaf adalah keluarga pelayan/ musisi Tuhan, lihatlah hal ini
dalam 1
Tawarikh 25:1, 2 Tawarikh 20:14, Ezra
2:41. Dengan kata lain, saya dapat katakan atau lihat bahwa Asaf
bukan hanya “hebat” sebagai seorang pelayan Tuhan di rumah Tuhan, sebab dia pun
“hebat” sebagai seorang ayah dalam mewariskan keberimanannya dan keteladanannya sehingga
anak-anaknya pun hidup dalam kehidupan yang dihidupi oleh Asaf, sebuah
kehidupan dalam dan berasal dari TUHAN! Bagaimana dengan anda para ayah? Apakah anda mewariskan
iman dan teladan anda kepada anak-anak anda, yaitu teladan kehidupan
didalam TUHAN?
Sehingga tidaklah
mengherankan bahwa kita akan mendapatkan
Mazmur-Mazmur yang disebut Mazmur Asaf : Mazmur 50, Mazmur 73-88. Kalau
kita membuka Mazmur-Mazmur tersebut dalam Alkitab LAI, selalu akan dimulai dengan “Mazmur Asaf.” Bahkan Asaf
pada Mazmur 83, kalau kita membacanya cermat, kita akan melihat bagaiman Asaf
begitu menaruh pengharapan yang luar biasa hebat terhadap TUHAN untuk menegakan
Kebenaran, Keadilan, Kasih. Mari kita sejenak melihat Asaf dalm Mazmur 83:1-18 :
(1) Mazmur Asaf: suatu nyanyian.
(83-2) Ya Allah, janganlah Engkau bungkam, janganlah
berdiam diri dan janganlah berpangku tangan, ya Allah! (2) Sebab
sesungguhnya musuh-musuh-Mu
ribut, orang-orang yang
membenci Engkau meninggikan kepala.(3) Mereka mengadakan permufakatan licik melawan umat-Mu, dan mereka berunding untuk melawan orang-orang
yang Kaulindungi. (4) Kata mereka: "Marilah
kita lenyapkan mereka sebagai bangsa, sehingga nama Israel tidak diingat lagi!"(5)
Sungguh, mereka telah berunding dengan satu hati, mereka telah mengadakan perjanjian melawan Engkau (6) Penghuni
kemah-kemah Edom dan orang Ismael, Moab dan orang Hagar,(7) Gebal dan Amon dan
Amalek, Filistea beserta penduduk Tirus,(8) juga Asyur telah bergabung dengan
mereka, menjadi kaki tangan bani Lot. Sela(9) Perlakukanlah mereka seperti
Midian, seperti Sisera, seperti Yabin dekat sungai Kison,(10) yang sudah
dipunahkan di En-Dor, menjadi pupuk bagi tanah….
Lanjutkanlah pembacaan Mazmur 83 ini pada Alkitab anda hingga usai, ayat 18. Asaf
MELIHAT sebuah KEJAHATAN, bahkan KONSPIRASI KEJAHATAN dan berseru kepada TUHAN
untuk melakukan sesuatu, JANGAN BUNGKAM, AGAR KEJAHATAN ITU TIDAK TERWUJUD.
Asaf bahkan mengingatkan TUHAN agar
memperlakukan mereka seperti Midian, seperti Sisera, seperti Yabin dekat sungai
Kison. Ya, yang sudah TUHAN punahkan, menjadi pupuk bagi tanah.
Tetapi nampaknya di mata Asaf, TUHAN itu bungkam, berdiam,
BAHKAN BERPANGKU TANGAN. Sebab nyatanya, sekalipun para musuh ribut, membenci
TUHAN dengan pongahnya,bahkan mengadakan kesepakatan-kesepakatan LICIK untuk
melawan orang benar-umat TUHAN, untuk
melenyapkan umat TUHAN, tidak ada
terlihat TUHAN bereaksi atau bertindak! Tidakkah ini
adalah situasi yang mirip dengan apa yang dialami Ayub ketika isterinya pun
sudah tidak dapat melihat TUHAN ada untuk mencegah dan menghentikan
penderitaan, kemalangan dan kejahatan yang telah menyapu habis kehidupan keluarga mereka!
Asaf jelas seorang yang dipilih untuk melayani di kemah
TUHAN, sebab TUHAN memang telah membentuknya untuk tujuan itu, dia
diperlengkapi TUHAN dengan keahlian yang istimewa, dan dia paham bahwa memang
demikianlah dia adanya, dia juga tahu bahwa TUHAN adalah pemberi semuanya itu
dan dia tahu untuk apa semua itu. TETAPI tak terelakan dalam sebuah titik
perjalanan hidupnya, dia, sebagai PELIHAT, tidak
melihat TUHAN, dia berpikir betapa enaknya kehidupan orang-orang fasik/jahat
itu, dia sempat MELIHAT Tuhan berpangku tangan, berdiam, tidak berbuat apa atas
permufakatan kejahatan. Bahkan sebagai
Pelihat, dia tidak MELIHAT apa sebenarnya
yang sedang menjadi ketetapan TUHAN di Sorga atas apa yang semua harus
dia lihat dan alami, ya… seperti pada
peristiwa Ayub?
Asaf jelas seorang yang sangat mengenal TUHAN. Mengenal
SIAPAKAH TUHAN, DIA ADALAH TUHAN YANG TIDAK MEMBIARKAN ATAU DIAM TERHADAP
KEJAHATAN. Asaf mengenal KEMULIAAN TUHAN dalam sebuah penggambaran yang
mustahil dilukiskan oleh pujangga-pujangga manapun yang tidak mengalami
pengenalan TUHAN oleh TUHAN. Ini begitu gamblang dalam Mazmur 50:
(1) Mazmur Asaf. Yang Mahakuasa, TUHAN Allah,
berfirman dan memanggil bumi, dari
terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya.(2) Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil
bersinar.(3) Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya
api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat… (7)
Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman, hai Israel, Aku hendak bersaksi
terhadap kamu: Akulah
Allah, Allahmu! (8) Bukan
karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku?... (15) Berserulah
kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan
memuliakan Aku." Sela (16) Tetapi kepada orang fasik Allah berfirman: "Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan
mulutmu, … (21) Itulah yang engkau
lakukan, tetapi Aku berdiam
diri; engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan engkau. Aku akan menghukum engkau dan membawa
perkara ini ke hadapanmu. (22) Perhatikanlah
ini, hai kamu yang melupakan Allah; supaya jangan Aku menerkam, dan tidak ada yang melepaskan. (23) Siapa yang mempersembahkan syukur
sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang
dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya."
Asaf mengenal TUHAN lebih daripada pendeta atau teolog manapun, yang terlintas dalam benak saya. Asaf pada Mazmur 50, sangat paham bahwa TUHAN
memang dapat memilih untuk mendiamkan saja “Aku berdiam diri.” TUHAN TIDAK MENGANGGAP SAMA SEKALI PARA MUSUH
UMATNYA, ya TUHAN TIDAK ANGGAP ORANG-ORANG FASIK. Tetapi wujud dari “Aku
berdiam diri,” sangat pasti akan membuat orang benar, umat TUHAN, bahkan Asaf
sendiri TIDAK AKAN TAHAN untuk melihat
hal itu terlampau lama sampai TUHAN pada akhirnya bertindak.
»Saya
percaya kepada TUHAN yang diimani Asaf? YA..saya percaya. Anda percaya kepada
TUHAN yang diimani Asaf? YA… bisa jadi
anda percaya. Anda seorang pendeta yang percaya kepada TUHAN yang diimani Asaf? YA… bisa jadi anda
percaya. Tetapi saya dapat pastikan anda pasti memiliki orientasi dalam keberimanan
anda BUKAN PADA SAAT TUHAN BERDIAM DIRI, bukan pada saat TUHAN yang melepaskan
Israel DALAM SITIUSI GENTING BERKEPANJANGAN dalam peristiwa Keluaran dari
Mesir, apalagi dalam peristiwa Ayub dimana Sorga menetapkan penderitaan bagi
Ayub dengan memberi kuasa kepada Iblis sehingga melalui peristiwa itu maksud TUHAN terwujud
bahwa: “kesetiaan , kesalehan, dan takutnya Ayub akan Tuhan bukan karena semata
TUHAN selama ini memberkatinya dengan SANGAT LUAR BIASA sehingga menjadi orang
TERKAYA!
»Saya
percaya bahwa TUHAN maha kuasa dan berdaulat total? YA..saya sangat percaya.
Anda sebagai pendeta percaya bahwa TUHAN maha kuasa dan berdaulat total? YA…sangat
mungkin anda percaya. TETAPI kala TUHAN BERDIAM DIRI, apakah anda masih
percaya? Kala TUHAN justru menetapkan sebuah peristiwa buruk
untuk menunjukan kemuliaan-Nya sebagaimana Dia menetapkan
sebuah peristiwa baik untuk menunjukan kemuliaan-Nya dengan CARA
memberkati kehidupan saya dan anda begitu hebat dalam kesehatan, dalam
pemenuhan sandang, dalam pemenuhan pangan bahkan berangkali anda seorang yang
diberkati TUHAN sehingga ada boleh
menjadi pengusaha besar untuk menunjukan kemuliaan dan kedaulatan dan
kemahakuasaan-Nya.
Dalam hal ini, masih
sanggupkah anda beriman teguh kokoh dan tak limbung? Kalau saya sendiri, saya
berdoa agar TUHAN memberikan saya
kekuatan-Nya untuk tetap hidup dalam keberimanan yang teguh sekalipun “aku
berjalan dalam lembah kekelaman,” sehingga dalam hal itu aku tidak takut, tetap teguh beriman, sebab dalam hal itupun, aku
tahu bahwa “TUHAN besertaku,” dan dalam hal semencekam itupun aku masih mendapatkan penghiburan-Nya “gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah
yang menghibur aku.” Ya, saya berdoa agar aku masih melihat gada-Nya dan
tongkat-Nya, aku membutuhkan TUHAN untuk memampukanku melihat DIA dalam kekelaman
yang meliputiku (saya mengadopsi ini dari Mazmur Daud yang begitu indah dalam
Mazmur 23, terutama ayat 14).
Asaf adalah pemimpin kelompok penyanyi dalam kemah TUHAN, dia
adalah PELIHAT, dia adalah orang yang
memiliki kehidupan hebat bersama TUHAN, tapi tak dapat disangkali bahwa
dia, seperti halnya kita semua pun pasti menghadapi realita hidup yang pasti
tidak selalu menyenangkan.
Kita tidak bisa mengendalikan
dunia dan alam semesta agar berlaku seperti harapan kita, pun kita tidak bisa mengendalikan
TUHAN apalagi memerintah TUHAN untuk melakukan apa yang kita harapkan. Sebab
TUHAN adalah dahsyat, sebab TUHAN adalah TUHAN sebagaimana Asaf sendiri telah menggambarkannya bagi kita dalam Mazmur
50. Kepada TUHAN kita dapat berdoa, meminta, dan memohon, dan tentu saja TUHAN
mendengar dan menjawab-Nya, tapi saya dan anda tidak dapat mendikte, hanya dapat menerima
Jawaban-Nya dalam Cara-Nya, tidak hanya untuk menjawab anda dan saya tetapi
untuk menunjukan SIAPAKAH DIA kepada anda dan kepada yang tidak mengenal Dia. Dia adalah Tuhan yang baik, sangat baik, sungguh
sangat baik, itu adalah fakta. Dunia ini
penuh dengan ketidakpastian, ketidakbecusan, ketidaknyamanan disamping
tentu saja penuh dengan kesempatan, kesenangan, kebahagiaan bagi siapapun yang bekerja keras untuk kehidupan yang lebih baik, itupun fakta. Tapi
tentulah jika ketidakpastian menyandingi kesenangan di dunia, ketidakpastian menyandingi
kebahagiaan di dunia maka adalah juga fakta bahwa kebahagiaan anda di dunia dapat pupus lenyap
dibawa angin. Kesenangan anda di dunia ini dapat meranggas dimusim kemarau yang berkepanjangan.
Anda dan saya, sebagai orang percaya-beriman kepada TUHAN, hidup dalam dunia yang seperti ini. Tetapi ingatlah, Dia tetap TUHAN yang sama, yang berdaulat dan berkuasa di dunia ini sebagaimana di Sorga!
Itulah dunia, dan fakta semacam ini sama sekali tidak menunjukan sebuah reduksi atas kebesaran dan kesempurnaan TUHAN. Tidak juga anda dapat berkata “TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT, SEBAB MANUSIA JAHAT ITU MEMILIKI FREE WILL.” Seolah Free Will adalah sebuah prakondisi bagi kedaulatan TUHAN. Lihatlah Asaf dalam Mazmur 50 berkata “(21) Itulah yang engkau lakukan, tetapi Aku berdiam diri; engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan engkau. Aku akan menghukum engkau dan membawa perkara ini ke hadapanmu. (22) Perhatikanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah; supaya jangan Aku menerkam, dan tidak ada yang melepaskan.”
Asaf adalah orang benar, orang beriman yang MELIHAT KEAGUNGAN
DAN KEMULIAAN TUHAN dan juga REALITA
PAHIT DAN MENGECEWAKAN. Sebuah kenyataan
hidup yang harus dihadapi sambil tetap bergumul dengan percayanya bahwa TUHAN adalah TUHAN yang maha kuasa dan
berdaulat penuh. Mazmur 74:
(1)“Nyanyian pengajaran Asaf. Mengapa,
ya Allah, Kaubuang
kami untuk seterusnya? Mengapa menyala murka-Mu terhadap kambing domba
gembalaan-Mu?(2) Ingatlah akan umat-Mu yang telah Kauperoleh pada zaman
purbakala, yang Kautebus menjadi bangsa milik-Mu sendiri!
Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau diami.(3) Ringankanlah langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus;
segala-galanya telah dimusnahkan musuh di tempat kudus.”
»Pernahkah
anda bertanya-tanya hebat, entah tanya itu merupakan rahasia dalam hatimu atau
sesuatu yang anda ungkapkan blak-blakan, bahwa tak seharusnya kita sebagai umat
atau orang KEPUNYAAN TUHAN mengalami
kejahatan, sakit-penyakit, malapetaka, kecelakaan, kesedihan dan
kedukaan, peristiwa orang-orang jahat merangsek dalam kehidupan dan kepunyaan orang
percaya? Tidakkah itu seharusnya terjadi pada orang-orang fasik, orang-orang
jahat, orang-orang tak percaya? Ya… orang-orang jahat merangsek masuk kedalam
kepunyaan orang-orang percaya, menghanguskan berkat-berkat pemberian TUHAN?
Sebagai manusia, pasti dan manusiawi menjadi kecewa dan marah seperti halnya
yang dialami isteri Ayub, tetapi SEHARUSNYALAH tidak boleh menjadi sebuah kebenaran SEHINGGA
KITA MARAH DAN MENGUTUKI TUHAN!
»Bukankah jika demikian situasinya bakal menjadi tidak
menguntungkan, bakan menjadi tidak membuat TUHAN dimuliakan? Ya..inipun ada dalam ungkapan Asaf :
(22) Bangunlah, ya Allah, lakukanlah perjuangan-Mu! Ingatlah akan cela kepada-Mu
dari pihak orang bebal sepanjang hari.(23) Janganlah
lupa suara lawan-Mu, deru orang-orang yang bangkit melawan Engkau, yang
terus-menerus makin keras.
»Asaf
MELIHAT dalam pandangannya, kalau TUHAN terus menerus diam atau malahan TIDUR,
wah… PASTI pihak orang bebal/orang fasik/orang jahat AKAN MENCELA TUHAN.
Tetapi yang lebih memprihatinkan jika justru dari pihak orang benar yang
justru melontarkan celaan TUHAN TIDAK
DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT
JAHAT. Ya… ini sebuah peristiwa yang mirip dengan Ayub, ketika isterinya
berkata “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan
matilah!" (Ayub 2:9).
Tentu saja dalam hal ini, kita belum memeriksa lebih jauh lagi pada realita kehidupan
yang dilihat Asaf pada kehidupan Daud
dan Salomo. Ya, ketika dia melihat hal-hal yang mengecewakan pada orang-orang
yang diurapi TUHAN sebagai pemimpin umat TUHAN.
Pada ahir bagian ini, kita
telah melihat hal-hal yang sangat
nyata dan sungguh dekat atau akrab
dengan kehidupan dan kenyataan kehidupan beriman kita. Satu hal yang pasti
adalah:
”kehidupan beriman
bukanlah kehidupan yang dibangun diatas dasar fakta atau pengalaman
menyenangkan atau membahagiakan, apalagi
kata-kata menyenangkan dan teks-teks belaka, tetapi diatas dasar
pengenalan akan dan kehidupan total dalam TUHAN yang tidak hanya kita terima
dari TUHAN tetapi juga harus memahami bahwa karena kehidupan semacam itu adalah
hal yang kita terima dari TUHAN,
maka sejatinya hidup yang
kita hidupi (termasuk seluruh upaya,pikiran dan gerak hidup) sebagai orang
percaya bukan dalam kepemilikan pribadi saya dan anda,
tetapi menjadi milik TUHAN secara total.
Siap atau tidak siap,
baik anda dan saya, telah menjadi bagian dalam rencana besar TUHAN di dunia ini
untuk menunjukan SIAPAKAH DIA, KEMULIAANNYA, KEBESARANNYA, KASIHNYA, tidak
hanya dalam cara-cara yang kita pahami dan menyenangkan tetapi dalam cara-cara
TUHAN yang teramat megah pada peristiwa-peristiwa yang tak dikehendaki, dimana
sangat bisa melibatkan orang-orang berdosa, orang-orang fasik, orang-orang
jahat. Ya… peristiwa-peristiwa yang bertentangan dengan pengharapan anda dan
saya dari TUHAN yang Kasih”
Pelajarilah, renungkanlah dan belajarlah memandang TUHAN sebagaimana DIA menginginkan engkau memandang-Nya. Tuhan Yesus sumber kekuatan dan pertolongan dan penghiburan bagi kita yang percaya dan berharap kepada-Nya.
Bersambung
ke Bagian 8
No comments:
Post a Comment