F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 7

Oleh : Martin Simamora


Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?

Pakistan,Khunjerab Pass at about 4,700 meters altitude connects Pakistan and China.
Bacalah lebih dulu Bagian6

Pemikiran-pemikiran Asaf yang keliru dan menjerumuskannya kedalam kecemburuan terhadap orang-orang berdosa, adalah sebuah situasi yang mirip dengan Israel pada sebuah titik dalam peristiwa Keluaran dari Mesir dan isteri Ayub kepada suaminya. Serupa dengan Asaf yang mengalami kekecewaan hebat  kala pengimanannya terhadap TUHAN  dilimbungkan oleh realita kehidupan yang berlawanan dengan apa yang diharapkan semestinya terjadi. Kekecewaan yang tak tertahankan terhadaap TUHAN yang diimani dapat diandalkan, diharapkan dan dipercayai sebagai penyelamat, pelindung dan pemberkat. Mazmur 73 telah menuturkan sebuah pertanyaan sepanjang zaman: ”mengapa orang benar menderita atau mengalami ketidakadilan?” Sebuah pertanyaan yang akan melahirkan rentetan tanya yang menggugat tak hanya iman Kristen, tetapi bahkan menggugat TUHAN.“Hai…TUHAN yang maha kuasa lagi maha penyayang, dimanakah engkau kala aku berseru sampai kering kerongkongan ini tapi tak jua engkau mengulurkan tangan? Atau “Hai…TUHAN yang maha adil, dimanakah engkau kala ketidakadilan  merajalela, tidurkah engkau? Atau “Hai… TUHAN yang maha kuasa, kurangkah kuasamu sampai-sampai engkau tak berdaya terhadap free will atau kehendak bebas manusia-manusia penjahat, pembunuh dan penipu?


Asaf adalah manusia mengalami kekecewaan terhadap TUHAN yang teramat hebat, kelimbungan imannya sangat berdasar, mari kita soroti beberapa diantaranya dan harapan saya, para pembaca dapat lebih memahami tantangan iman orang percaya yang sejati ditengah-tengah dunia yang fasik ini.


Asaf sendiri adalah  SALAH SATU PEMIMPIN PUJIAN DALAM  PADUAN SUARA DI KEMAH TUHAN, YANG DITUGASKAN OLEH RAJA DAUD. Ya, dia seorang  pemimpin pujian yang pada satu titik tertentu dalam kehidupan berimannya  berpikir bahwa  TUHAN tidak ada, TUHAN tidak dapat berbuat apa-apa. Apakah anda seorang  percaya- jemaat gereja,  aktifis gereja, pemimpin paduan suara, penginjil atau pendeta yang juga  telah terjerumus dalam pandangan atau pemikiran yang demikian?  Atau bahkan sebagai pendeta berangkali telah mengajarkan bahwa TUHAN memang demikian,  kepada jemaat anda?



Seorang Beriman, Pemimpin Kelompok Paduan Suara   & Pelihat

Asaf dalam 1 Tawarikh  6:31-32,  Sejak Peti Perjanjian dipindahkan ke tempat ibadat di Yerusalem, Raja Daud memilih orang-orang yang bertanggung jawab atas nyanyian puji-pujian di Rumah TUHAN. Mereka bertugas secara bergilir di Kemah TUHAN pada masa sebelum Raja Salomo membangun Rumah TUHAN… (39) Asaf adalah pemimpin kelompok penyanyi yang kedua. Garis silsilahnya dari bawah ke atas sampai kepada Lewi ialah: Asaf, Berekhya, Simea, “

Asaf adalah orang  yang menyaksikan  bagaimana  Raja Daud memilih orang-orang yang bertanggung  jawab atas nyanyian pujian-pujian di Rumah TUHAN, bahkan dia termasuk yang DIPILIH dalam hal ini.  Apa yang menjadi  tugas Asaf,  dijelaskan secara lengkap dalam 1 Tawarikh 16 :4-36 :
(4) Juga diangkatnya dari orang Lewi itu beberapa orang sebagai pelayan di hadapan tabut TUHAN untuk memasyhurkan TUHAN, Allah Israel dan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi-Nya.(5) Kepala ialah Asaf dan sebagai orang kedua ialah Zakharia; lalu Yeiel, Semiramot, Yehiel, Matica, Eliab, Benaya, Obed-Edom dan Yeiel yang harus memainkan gambus dan kecapi, sedang Asaf harus memainkan ceracap (6) dan Benaya serta Yahaziel, imam-imam itu, selalu harus meniup nafiri di hadapan tabut perjanjian Allah itu. (7) Kemudian pada hari itu juga, maka Daud untuk pertama kali menyuruh Asaf dan saudara-saudara sepuaknya menyanyikan syukur bagi TUHAN: (8)Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya diantara bangsa-bangsa! (9)Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!(10) Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!(11) Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! (12) Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya,(13) hai anak cucu Israel, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya!(14) Dialah TUHAN, Allah kita, di seluruh bumi berlaku penghukuman-Nya.

(15)Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan,(16) yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak, … (17) Ia tidak membiarkan siapapun memeras mereka; dihukum-Nya raja-raja oleh karena mereka: … (23) Bernyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari.(24) Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. (25) Sebab besar TUHAN dan terpuji sangat, dan lebih dahsyat Ia dari pada segala allah. (26) Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit… (34) Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (35) Dan katakanlah: "Selamatkanlah kami, ya TUHAN Allah, Penyelamat kami, dan kumpulkanlah dan lepaskanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian kepada-Mu."(36) Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Maka seluruh umat mengatakan: "Amin! Pujilah TUHAN!"

Kini, luangkanlah waktu anda untuk membaca  teks panjang diatas tersebut, perhatikanlah Asaf dan perhatikanlah pujiannya terhadap TUHAN. Itu adalah sebuah pujian teramat agung dan megah. Menurut anda, apakah yang dapat anda pahami ketika membandingkannya dengan Mazmur 73?

Perlu anda ketahui bahwa Asaf seperti halnya Daud, adalah seorang pemuji dan pujangga yang tak hanya mahir, namun sebuah talenta istimewa dari TUHAN, 2 Tawarikh 29: 30 “Lalu raja Hizkia dan para pemimpin memerintahkan orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk TUHAN dengan kata-kata Daud dan Asaf, pelihat itu. Maka mereka menyanyikan puji-pujian dengan sukaria, lalu berlutut dan sujud menyembah.”

Asaf tak hanya orang yang dipilih untuk memimpin pujian dalam kemah TUHAN, dia juga seorang PELIHAT! Bahkan anak-anak Asaf pun adalah musisi Tuhan yang luar biasa, ya dapat dikatakan bahwa keluarga Asaf adalah keluarga pelayan/ musisi Tuhan, lihatlah hal ini dalam 1 Tawarikh 25:1, 2 Tawarikh 20:14,  Ezra 2:41. Dengan kata lain, saya dapat katakan atau lihat bahwa Asaf bukan hanya “hebat” sebagai seorang pelayan Tuhan di rumah Tuhan, sebab dia pun “hebat” sebagai seorang ayah dalam mewariskan keberimanannya dan keteladanannya sehingga anak-anaknya pun hidup dalam kehidupan yang dihidupi oleh Asaf, sebuah kehidupan dalam dan berasal dari TUHAN! Bagaimana dengan anda para ayah? Apakah anda mewariskan iman dan teladan anda kepada anak-anak anda, yaitu teladan kehidupan didalam  TUHAN?

Sehingga  tidaklah mengherankan bahwa kita akan mendapatkan  Mazmur-Mazmur yang disebut Mazmur Asaf : Mazmur 50, Mazmur 73-88. Kalau kita membuka Mazmur-Mazmur tersebut dalam Alkitab LAI, selalu akan dimulai dengan “Mazmur Asaf.”  Bahkan Asaf pada Mazmur 83, kalau kita membacanya cermat, kita akan melihat bagaiman Asaf begitu menaruh pengharapan yang luar biasa hebat terhadap TUHAN untuk menegakan Kebenaran, Keadilan, Kasih. Mari kita sejenak melihat Asaf dalm Mazmur 83:1-18 :
(1) Mazmur Asaf: suatu nyanyian. (83-2) Ya Allah, janganlah Engkau bungkam, janganlah berdiam diri dan janganlah berpangku tangan, ya Allah! (2) Sebab sesungguhnya musuh-musuh-Mu ribut, orang-orang yang membenci Engkau meninggikan kepala.(3) Mereka mengadakan permufakatan licik melawan umat-Mu, dan mereka berunding untuk melawan orang-orang yang Kaulindungi. (4) Kata mereka: "Marilah kita lenyapkan mereka sebagai bangsa, sehingga nama Israel tidak diingat lagi!"(5) Sungguh, mereka telah berunding dengan satu hati, mereka telah mengadakan perjanjian melawan Engkau (6) Penghuni kemah-kemah Edom dan orang Ismael, Moab dan orang Hagar,(7) Gebal dan Amon dan Amalek, Filistea beserta penduduk Tirus,(8) juga Asyur telah bergabung dengan mereka, menjadi kaki tangan bani Lot. Sela(9) Perlakukanlah mereka seperti Midian, seperti Sisera, seperti Yabin dekat sungai Kison,(10) yang sudah dipunahkan di En-Dor, menjadi pupuk bagi tanah….

Lanjutkanlah pembacaan Mazmur 83 ini  pada Alkitab anda hingga usai, ayat 18. Asaf MELIHAT sebuah KEJAHATAN, bahkan KONSPIRASI KEJAHATAN dan berseru kepada TUHAN untuk melakukan sesuatu, JANGAN BUNGKAM, AGAR KEJAHATAN ITU TIDAK TERWUJUD. Asaf bahkan  mengingatkan TUHAN agar memperlakukan mereka seperti Midian, seperti Sisera, seperti Yabin dekat sungai Kison. Ya, yang sudah TUHAN punahkan, menjadi pupuk bagi tanah.

Tetapi nampaknya di mata Asaf, TUHAN itu bungkam, berdiam, BAHKAN BERPANGKU TANGAN. Sebab nyatanya, sekalipun para musuh ribut, membenci TUHAN dengan pongahnya,bahkan mengadakan kesepakatan-kesepakatan LICIK untuk melawan  orang benar-umat TUHAN, untuk melenyapkan umat TUHAN,  tidak ada terlihat TUHAN bereaksi atau bertindak!  Tidakkah ini adalah situasi yang mirip dengan apa yang dialami Ayub ketika isterinya pun sudah tidak dapat melihat TUHAN ada untuk mencegah dan menghentikan penderitaan, kemalangan dan kejahatan yang telah menyapu  habis kehidupan keluarga mereka!

Asaf  jelas seorang yang dipilih untuk melayani di kemah TUHAN, sebab TUHAN memang telah membentuknya untuk tujuan itu, dia diperlengkapi TUHAN dengan keahlian yang istimewa, dan dia paham bahwa memang demikianlah dia adanya, dia juga tahu bahwa TUHAN adalah pemberi semuanya itu dan dia tahu untuk apa semua itu. TETAPI tak terelakan dalam sebuah titik perjalanan hidupnya, dia, sebagai PELIHAT,  tidak melihat TUHAN, dia berpikir betapa enaknya kehidupan orang-orang fasik/jahat itu, dia sempat MELIHAT Tuhan berpangku tangan, berdiam, tidak berbuat apa atas permufakatan kejahatan.  Bahkan sebagai Pelihat, dia tidak MELIHAT apa sebenarnya  yang sedang menjadi ketetapan TUHAN di Sorga atas apa yang semua harus dia lihat dan alami, ya… seperti  pada peristiwa Ayub?


Asaf jelas seorang yang sangat mengenal TUHAN. Mengenal SIAPAKAH TUHAN, DIA ADALAH TUHAN YANG TIDAK MEMBIARKAN ATAU DIAM TERHADAP KEJAHATAN. Asaf mengenal KEMULIAAN TUHAN dalam sebuah penggambaran yang mustahil dilukiskan oleh pujangga-pujangga manapun yang tidak mengalami pengenalan TUHAN oleh TUHAN. Ini begitu gamblang dalam Mazmur 50:

(1) Mazmur Asaf. Yang Mahakuasa, TUHAN Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya.(2) Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.(3) Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat… (7) Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu! (8) Bukan karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku?... (15) Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Sela (16) Tetapi kepada orang fasik Allah berfirman: "Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, … (21) Itulah yang engkau lakukan, tetapi Aku berdiam diri; engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan engkau. Aku akan menghukum engkau dan membawa perkara ini ke hadapanmu. (22) Perhatikanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah; supaya jangan Aku menerkam, dan tidak ada yang melepaskan. (23) Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya."

Asaf mengenal TUHAN lebih daripada  pendeta atau teolog manapun,  yang terlintas dalam benak saya. Asaf pada Mazmur 50, sangat paham bahwa TUHAN memang  dapat memilih  untuk mendiamkan saja “Aku berdiam diri.” TUHAN  TIDAK MENGANGGAP SAMA SEKALI PARA MUSUH UMATNYA, ya TUHAN TIDAK ANGGAP ORANG-ORANG FASIK. Tetapi wujud dari “Aku berdiam diri,” sangat pasti akan membuat orang benar, umat TUHAN, bahkan Asaf sendiri TIDAK AKAN TAHAN untuk  melihat hal itu terlampau lama sampai TUHAN pada akhirnya bertindak.

»Saya percaya kepada TUHAN yang diimani Asaf? YA..saya percaya. Anda percaya kepada TUHAN yang diimani Asaf? YA… bisa  jadi anda percaya. Anda seorang pendeta yang percaya kepada TUHAN yang diimani Asaf? YA… bisa jadi anda percaya. Tetapi saya dapat pastikan anda pasti memiliki orientasi dalam keberimanan anda BUKAN PADA SAAT TUHAN BERDIAM DIRI, bukan pada saat TUHAN yang melepaskan Israel DALAM SITIUSI GENTING BERKEPANJANGAN dalam peristiwa Keluaran dari Mesir, apalagi dalam peristiwa Ayub dimana Sorga menetapkan penderitaan bagi Ayub dengan memberi kuasa kepada Iblis sehingga  melalui peristiwa itu maksud TUHAN terwujud bahwa: “kesetiaan , kesalehan, dan takutnya Ayub akan Tuhan bukan karena semata TUHAN selama ini memberkatinya dengan SANGAT LUAR BIASA sehingga menjadi orang TERKAYA!

»Saya percaya bahwa TUHAN maha kuasa dan berdaulat total? YA..saya sangat percaya. Anda sebagai pendeta percaya bahwa TUHAN maha kuasa dan berdaulat total? YA…sangat mungkin anda percaya. TETAPI kala TUHAN BERDIAM DIRI, apakah anda masih percaya? Kala TUHAN justru menetapkan sebuah peristiwa buruk untuk menunjukan  kemuliaan-Nya sebagaimana Dia  menetapkan sebuah peristiwa baik untuk menunjukan kemuliaan-Nya dengan CARA memberkati kehidupan saya dan anda begitu hebat dalam kesehatan, dalam pemenuhan sandang, dalam pemenuhan pangan bahkan berangkali anda seorang yang diberkati TUHAN  sehingga ada boleh menjadi pengusaha besar untuk menunjukan kemuliaan dan kedaulatan dan kemahakuasaan-Nya.

Dalam hal ini, masih sanggupkah anda beriman teguh kokoh dan tak limbung? Kalau saya sendiri, saya berdoa agar TUHAN memberikan saya   kekuatan-Nya untuk tetap hidup dalam keberimanan yang teguh sekalipun “aku berjalan dalam lembah kekelaman,” sehingga dalam hal itu aku tidak takut, tetap teguh beriman, sebab dalam hal itupun, aku tahu bahwa “TUHAN besertaku,”  dan dalam hal semencekam itupun  aku masih mendapatkan penghiburan-Nya “gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” Ya, saya berdoa agar aku masih melihat gada-Nya dan tongkat-Nya, aku membutuhkan TUHAN untuk memampukanku melihat DIA dalam kekelaman yang meliputiku (saya mengadopsi ini dari Mazmur Daud yang begitu indah dalam Mazmur 23, terutama ayat 14).


Asaf adalah pemimpin kelompok penyanyi dalam kemah TUHAN, dia adalah PELIHAT, dia adalah orang yang  memiliki kehidupan hebat bersama TUHAN, tapi tak dapat disangkali bahwa dia, seperti halnya kita semua pun pasti menghadapi realita hidup yang pasti tidak selalu menyenangkan.

Kita tidak bisa mengendalikan dunia dan alam semesta agar berlaku seperti harapan kita, pun kita tidak bisa mengendalikan TUHAN apalagi memerintah TUHAN untuk melakukan apa yang kita harapkan. Sebab TUHAN adalah dahsyat, sebab TUHAN adalah TUHAN sebagaimana Asaf sendiri  telah menggambarkannya bagi kita dalam Mazmur 50. Kepada TUHAN kita dapat berdoa, meminta, dan memohon, dan tentu saja TUHAN mendengar dan menjawab-Nya, tapi saya dan anda tidak dapat mendikte, hanya dapat menerima Jawaban-Nya dalam Cara-Nya, tidak hanya untuk menjawab anda dan saya tetapi untuk menunjukan SIAPAKAH DIA kepada anda dan kepada yang tidak mengenal Dia.  Dia  adalah Tuhan yang baik, sangat baik, sungguh sangat baik, itu adalah fakta. Dunia ini  penuh dengan ketidakpastian, ketidakbecusan, ketidaknyamanan disamping tentu saja penuh dengan kesempatan, kesenangan, kebahagiaan bagi siapapun yang bekerja keras untuk kehidupan yang lebih baik, itupun fakta. Tapi tentulah jika ketidakpastian menyandingi kesenangan di dunia, ketidakpastian menyandingi kebahagiaan di dunia maka adalah juga fakta bahwa kebahagiaan anda di dunia dapat pupus lenyap dibawa angin. Kesenangan anda di dunia ini dapat meranggas dimusim kemarau yang berkepanjangan. Anda dan saya, sebagai orang percaya-beriman kepada TUHAN, hidup dalam dunia yang seperti ini. Tetapi ingatlah, Dia tetap TUHAN yang sama, yang berdaulat dan berkuasa  di dunia ini sebagaimana di Sorga!



Itulah dunia, dan fakta semacam ini sama sekali tidak menunjukan sebuah reduksi atas kebesaran  dan kesempurnaan TUHAN. Tidak juga anda dapat berkata “TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT, SEBAB MANUSIA JAHAT ITU MEMILIKI FREE WILL.” Seolah Free Will adalah sebuah prakondisi bagi kedaulatan TUHAN. Lihatlah Asaf dalam Mazmur 50 berkata “(21) Itulah yang engkau lakukan, tetapi Aku berdiam diri; engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan engkau. Aku akan menghukum engkau dan membawa perkara ini ke hadapanmu. (22) Perhatikanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah; supaya jangan Aku menerkam, dan tidak ada yang melepaskan.”
Asaf adalah orang benar, orang beriman yang MELIHAT KEAGUNGAN DAN KEMULIAAN  TUHAN dan juga REALITA PAHIT DAN MENGECEWAKAN. Sebuah kenyataan   hidup yang harus dihadapi sambil tetap bergumul dengan percayanya  bahwa TUHAN adalah TUHAN yang maha kuasa dan berdaulat penuh. Mazmur 74:
(1)“Nyanyian pengajaran Asaf. Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya? Mengapa menyala murka-Mu terhadap kambing domba gembalaan-Mu?(2) Ingatlah akan umat-Mu yang telah Kauperoleh pada zaman purbakala, yang Kautebus menjadi bangsa milik-Mu sendiri! Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau diami.(3) Ringankanlah langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus; segala-galanya telah dimusnahkan musuh di tempat kudus.”

»Pernahkah anda bertanya-tanya hebat, entah tanya itu merupakan rahasia dalam hatimu atau sesuatu yang anda ungkapkan blak-blakan, bahwa tak seharusnya kita sebagai umat atau orang KEPUNYAAN TUHAN mengalami  kejahatan, sakit-penyakit, malapetaka, kecelakaan, kesedihan dan kedukaan, peristiwa orang-orang jahat merangsek dalam kehidupan dan kepunyaan orang percaya? Tidakkah itu seharusnya terjadi pada orang-orang fasik, orang-orang jahat, orang-orang tak percaya? Ya… orang-orang jahat merangsek masuk kedalam kepunyaan orang-orang percaya, menghanguskan berkat-berkat pemberian TUHAN? Sebagai manusia,  pasti dan manusiawi menjadi kecewa dan marah seperti halnya yang dialami isteri Ayub, tetapi SEHARUSNYALAH  tidak boleh menjadi sebuah kebenaran SEHINGGA KITA MARAH DAN MENGUTUKI TUHAN!

»Bukankah jika demikian situasinya bakal menjadi tidak menguntungkan, bakan menjadi tidak membuat TUHAN  dimuliakan? Ya..inipun  ada dalam ungkapan Asaf :
(22) Bangunlah, ya Allah, lakukanlah perjuangan-Mu! Ingatlah akan cela kepada-Mu dari pihak orang bebal sepanjang hari.(23) Janganlah lupa suara lawan-Mu, deru orang-orang yang bangkit melawan Engkau, yang terus-menerus makin keras.

»Asaf MELIHAT dalam pandangannya,  kalau TUHAN terus menerus diam atau malahan TIDUR, wah… PASTI pihak orang bebal/orang fasik/orang jahat AKAN MENCELA TUHAN. Tetapi  yang lebih memprihatinkan  jika justru dari pihak orang benar yang justru   melontarkan celaan TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA  UNTUK BERBUAT JAHAT. Ya… ini sebuah peristiwa yang mirip dengan Ayub, ketika isterinya berkata “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" (Ayub 2:9).



Tentu saja dalam hal ini, kita belum memeriksa  lebih jauh lagi pada realita kehidupan yang  dilihat Asaf pada kehidupan Daud dan Salomo. Ya, ketika dia melihat hal-hal yang mengecewakan pada orang-orang yang diurapi TUHAN sebagai pemimpin umat TUHAN.

Pada ahir bagian ini, kita  telah melihat hal-hal  yang sangat nyata  dan sungguh dekat atau akrab dengan kehidupan dan kenyataan kehidupan beriman kita. Satu hal yang pasti adalah:

”kehidupan beriman bukanlah kehidupan yang dibangun diatas dasar fakta atau pengalaman menyenangkan atau membahagiakan, apalagi  kata-kata menyenangkan dan teks-teks belaka, tetapi diatas dasar pengenalan akan dan kehidupan total dalam TUHAN yang tidak hanya kita terima dari TUHAN tetapi juga harus memahami bahwa karena kehidupan semacam itu adalah hal yang kita terima dari TUHAN, maka sejatinya hidup yang kita hidupi (termasuk seluruh upaya,pikiran dan gerak hidup) sebagai orang percaya bukan  dalam kepemilikan pribadi saya dan anda, tetapi menjadi milik TUHAN secara total. 

Siap atau tidak siap, baik anda dan saya, telah menjadi bagian dalam rencana besar TUHAN di dunia ini untuk menunjukan SIAPAKAH DIA, KEMULIAANNYA, KEBESARANNYA, KASIHNYA, tidak hanya dalam cara-cara yang kita pahami dan menyenangkan tetapi dalam cara-cara TUHAN yang teramat megah pada peristiwa-peristiwa yang tak dikehendaki, dimana sangat bisa melibatkan orang-orang berdosa, orang-orang fasik, orang-orang jahat. Ya… peristiwa-peristiwa yang bertentangan dengan pengharapan anda dan saya dari TUHAN yang Kasih”



Pelajarilah, renungkanlah dan belajarlah memandang TUHAN sebagaimana DIA menginginkan engkau memandang-Nya. Tuhan Yesus  sumber kekuatan dan pertolongan dan penghiburan bagi kita yang percaya dan berharap kepada-Nya.

Bersambung ke Bagian 8












No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9