“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 3E
Pada paragraf 11 dari
“Keselamatan Di Luar Kristen-03,” kembali, pendeta Dr. Erastus Sabdono
mendemonstrasikan betapa ia berlaku demikian represif terhadap teks firman
Tuhan, bahkan pada nas yang dikutipnya sendiri:
Menerima
Yesus berarti menerima Dia sebagai pemilik kehidupan (Yoh 1:10-13). Orang
yang menerima Yesus berarti menyerahkan atau
mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah. Ini berarti hidup di dunia ini hanya untuk berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah atau anggota
Kerajaan. Orang yang menerima Tuhan Yesus adalah orang-orang yang telah
kehilangan hidupnya. Hidup yang mereka miliki hanyalah kehidupan dalam iman
kepada anak Allah. Orang yang masih memiliki dirinya sendiri berarti belum
menerima Tuhan Yesus Kristus (Gal 5:24-25).
Perhatikan poin
pengajarannya: orang yang menerima Kristus berarti menyerahkan atau
mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah. Kemudian ia
menambahkan: berarti hidup ini hanya untuk berjuang agar pantas menjadi
anak-anak Alah atau anggota Kerajaan.
Benarkan Yohanes
1:10-13 memberikan sedikit saja
indikasi: a. mempertaruhkan segenap
hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah, dan b. berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah.
Mari kita melihat
untuk membaca Yohanes 1:10-13
(10)
Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak
mengenal-Nya. (11) Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang
kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.(12) Tetapi semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya
dalam nama-Nya;(13) orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari
daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan
dari Allah.
Yohanes 1:10-13 malah
secara telak membungkam pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono. Pada teks firman
tersebut secara telak dibantah bahkan tidak diakui sama sekali elemen mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi
anak-anak Allah dan elemen berjuang keras
agar pantas menjadi anak-anak Allah.
Yohanes 1:10-13 malah
secara telak menunjukan sentralitas tindakan Allah dalam menjadikan manusia-manusia yang percaya itu
menjadi anak-anak Allah. Tak sedikitpun
dikatakan bahwa setelah menjadi
beriman kepada Kristus, maka mereka harus melakukan fase selanjutnya, yaitu mempertaruhkan
segenap hidup dan berjuang keras agar pantas menjadi anak-anak Allah.
Perhatikan hal-hal berikut ini:
a.setiap
orang yang menerimanya atau menjadi percaya diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah
b.menjadi
anak-anak Allah sepenuhnya tindakan
atau upaya yang dilakukan Allah: yang diperanakan
bukan dari darah dan daging, bukan
pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan
diperanakan dari Allah
Apa yang hendak dinyatakan oleh teks Yohanes 1:10-13
pada dasarnya membungkam keras pernyataan pendeta Dr. Erastus Sabdono:
-Menjadi
anak-anak Allah, sama sekali tidak akan dicapai olehmu dengan cara mempertaruhkan atau menyerahkan segenap
hidupmu, tetapi Allah memberikan kuasa kepada orang-orang percaya menjadi
anak-anak Allah.
-Identifikasi
anak-anak Allah ditautkan hanya pada “mereka yang percaya dalam nama-Nya.”
-Orang-orang
percaya menjadi anak-anak Allah adalah karya Allah: yang diperanakan bukan dari
darah dan daging. Dengan kata lain, tak satupun orang percaya yang dapat melahirkan
dirinya sendiri dalam segenap upaya dan kegigihannya sehingga pada akhirnya
kala sudah pantas maka ia akan melahirkan dirinya sendiri atau Allah pada
akhirnya akan melahirkanya menjadi anak-anak-Nya. Tidak demikian, sama sekali
tak terbersit dalam kehendak dan pikiran Allah. Allah bahkan memastikan bahwa
tak boleh sama sekali itu terbersit di
dalam benakmu, sehingga kita membaca: diperanakan bukan dari darah dan daging.
Bagaimana bisa saya dan anda yang berdarah dan berdaging tidak dilahirkan menjadi anak-anak Allah secara keberadaan
kita? Sebab Allah tak berdarah dan berdaging dan pada dasarnya saya dan anda
yang percaya kepada-Nya dijadikannya anak-anak Allah sekalipun kita adalah
anak-anak manusia! Sehingga memang
secara hakikat saja tak mungkin ada
anak-anak manusia dapat menjadi anak-anak Allah, selain jikalau Allah
berkehendak dengan cara : memberikan kuasa menjadi.
-Mengapa
mustahil? Bagaimana mungkin pada dirinya sendiri dapat menyerahkan diri atau mempertaruhkan segenap
hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah, sementara teks firman tersebut menyatakan sebuah kondisi
kemustahilan: Ia ada di dalam dunia, tetapi dunia tidak mengenal-Nya, dan
kepunyaan-Nya tidak menerima-Nya.
Perhatikan!
Bagaimana bisa menjadi percaya kepada Yesus, sementara tidak mengenal-Nya? Dan,
bagaimana bisa menjadi percaya atau beriman kepada Yesus, sementara tidak
menerima-Nya. Bukankah “anak-anak Allah” itu sendiri adalah “mereka yang
percaya di dalam nama-Nya?!”
-Mengapa
anak-anak Allah itu sama sekali tak berhubungan dengan mempertaruhkan segenap
hidup dan berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah? Karena tak ada satu
manusia di dunia ini yang dapat mengenali siapakah Dia, sementara mengenali Dia
sebagaimana Ia adalah Sang Firman yang
telah menjadi manusia [Yohanes 1:1,14] adalah dasar paling rasional bagi
manusia untuk membuat keputusan mempercayai-Nya memang benar adalah Allah Sang
Firman yang telah menjadi manusia,
memiliki hidup di dalam dirinya yang merupakan terang bagi manusia [Yohanes
1:4]. Ini keadaan mematikan pada diri manusia. Terang ada dan begitu dekatnya
[diam diantara kita- Yoh 1:14], tetapi tidak dapat mengenalinya dan tidak dapat
menerimanya. Dan jika tak ada satupun yang dapat mengenalinya, lalu, siapakah
manusia yang dapat memberitahukannya? Jelas tak akan ada satupun manusia dapat
memberitahukannya selain Ia yang telah ditetapkan untuk dapat mengenali
siapakah Dia sesungguhnya, seperti Yohanes Pembaptis:
Matius
3:1-3 Pada waktu itu tampillah Yohanes
Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah, sebab
Kerajaan Sorga sudah dekat! Sesungguhnya dialah
yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika
ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun:
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."
Yohanes
1:29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata:
"Lihatlah
Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Yohanes
1:30 Dialah yang
kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang,
yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.
Yohanes
1:31 Dan aku sendiripun mula-mula tidak
mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku
datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel."
Yohanes
1:33 Dan akupun tidak
mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk
membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau
melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu
yang akan membaptis dengan Roh Kudus.
Perhatikan! Yohanes
Pembaptis pada dasarnya mustahil mengenal Dia! Ia Yohanes Pembaptis pada
dasarnya adalah Yohanes 1:11 dan termasuk dalam totalitas Yohanes 1:10!
Yohanes berkata: mula-mula tidak mengenal Dia. Kapankah Ia mampu mengenal Dia?
Sampai Bapa yang mengutusnya berfirman kepadanya untuk dapat mengenalinya.
Yohanes Pembaptis tidak dapat berjuang
sehebat apapun untuk dapat mengenali Yesus, sampai Bapa berfirman kepadanya.
Sementara Bapa berfirman kepadanya sehingga mengenali Yesus yang datang dari
sorga dan sumber hidup kekal, banyak yang lainnya tidak:
Yohanes
6:42Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita
kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
Pandangan
dan pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono dikatakan
sesat, bukan karena semata Ia melakukan tindakan represif terhadap teks-teks
firman, namun Ia secara terus-menerus menentang dan berupaya keras menegakan pengajaran baru yang
sama sekali tak pernah diajarkan oleh Alkitab.
Yohanes 1:10-13
berbicara mengenai Bapa yang memberikan kuasa untuk menjadi anak-anak Allah,
itu memang dalam arti yang terlepas sama sekali dari segala bentuk upaya dari
pihak manusia, sebab kebenaran ini dimeteraikan dengan pernyataan: orang-orang
yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging. Itulah yang dimaksud oleh
Alkitab dengan “anak-anak Allah.” Lalu dimana kepantasan seseorang itu menjadi
anak-anak Allah?
Kalau anda membaca
realita global manusia pada Yohanes 1:10-11, maka dapat diketahui bahwa semua
tanpa kecuali tak ada satupun yang dapat mengenalinya. Di mata Yesus, semua
manusia itu adalah kriminal-kriminal di muka bumi yang demikian butanya dan
demikian tololnya. Perhatikan pernyataan Yesus ini: Terang telah datang ke
dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang [Yohanes
3:19]. Ini kondisi global manusia.
Sehingga tak ada yang pantas dan dengan demikian, bagaimana bisa diharapkan
akan ada yang dapat datang dan percaya kepada-Nya?
Hanya jika diberi
kuasa menjadi anak-anak Allah maka seseorang itu dapat menjadi anak-anak Allah.
Yesus dalam kesempatan lain mempertajam perihal ini:
Yohanes
6:36 Tetapi Aku
telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu
telah melihat Aku, kamu tidak
percaya.
Perhatikan, pada
Yohanes Pembaptis, Ia melihat dan percaya atau mengenali siapakah Yesus.
Sekalipun mula-mula tidak mengenalinya. Mengapa Yohanes Pembaptis dapat
mengenalinya? Apakah Yohanes berjuang keras mengenalinya atau lebih pintar
daripada yang lain? Tidak, tadi sudah
bersama-sama kita melihat: Bapa berfirman kepadanya.
Selanjutnya:
Yohanes
6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku
akan datang
kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Mengapa mereka
melihat, seperti halnya Yohanes Pembaptis, namun tidak percaya, seperti halnya
Yohanes Pembaptis?
Yesuslah yang
berkata: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.
Apakah penjelasan
Yesus terhadap ketakpercayaan kepadanya? Yesus
pada dasarnya berkata: hanya orang yang diserahkan Bapa kepada-Nya saja
dapat menjadi beriman kepada-Nya.
Jangan menjadi benci
kepada Yesus dengan penjelasannya ini. Penjelasan ini sebangun dengan “Bapa
memberikan kuasa menjadi anak-anak Allah.” Dan secara jitu menjadi solusi yang
paling rasional dan benar secara mutlak, karena Yesus berkata bahwa secara
global setiap orang atau setiap individu
lebih menyukai kegelapan sekalipun Terang itu telah ada, telah diberitakan
kepada mereka, sebagaimana Yohanes Pembaptis memberitakannya. Melihat namun tak
percaya dan, diberitakan namun tak percaya. Jelas, kalau dikatakan semua manusia
lebih menyukai kegelapan ketimbang terang, maka tak akan pernah ada satu saja
yang dapat datang kepada Yesus kecuali Bapa bertindak dengan menyerahkan orang
yang menyukai kegelapan itu kepada Yesus sehingga menjadi percaya!
Apapun yang Yesus
lakukan termasuk dalam berbicara atau bersabda, tak pernah sebuah omong kosong
adanya seorang manusia:
Yohanes
6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi
untuk melakukan kehendak
Dia yang telah mengutus Aku.
Yohanes
6:39 Dan inilah kehendak
Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan
ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Kuasa menjadi anak-anak Allah. Apakah kuasa
yang diberikan oleh Bapa kepada orang-orang percaya, dan dalam wujud
bagaimanakah kuasa itu beroperasi sebagai kuasa pada diri orang percaya? Kuasa
itu bukan “apa” tetapi “siapa,” yaitu Yesus yang melakukan kehendak Bapa agar
siapapun yang diserahkan Bapa kepada Yesus tak satupun yang hilang.
Bagaimanakah realitamu anak-anak Allah, benarkan sebuah realita atau belaka
metafora? Apakah anda akan mengalami kasih sayang Bapa yang menjagai anda
sebagai anak-anak-Nya? Anda adalah anak-Nya dan Dia yang mengutus Yesus adalah
Bapamu. Tentu saja, anda akan menikmati penjagaan atau pemeliharaan Bapa selama
anda hidup di dunia ini dalam kuasa yang berdiam didalammu dan menjadikanmu
anak-anak-Nya, yaitu Yesus yang berkuasa menjagaimu sehingga tak hilang-tak
gagal iman hingga kesudahannya sekalipun dalam kancah dunia bergelombang,
mencemaskan dan dapat menghabisi nyawamu, imanmu tidak pupus dan lenyap. Sebab
dasar utamamu menjadi anak-anak Allah adalah Yesus Kristus dan kepemilikanmu akan-Nya
berdasarkan percaya atau beriman. Kehendak Bapa adalah Yesus menjagai imanmu.
Melihat
Yesus dan mendengarkan pengajaran
Injil, bukan sumber bagi manusia untuk menjadi percaya sebagaimana
kehendak Bapa. Sebagaimana menjadi anak-anak Allah bersumber dari Bapa
memberikan kuasa untuk menjadi anak-anak Allah, maka menjadi percaya kepada
Yesus bersumber dari Bapa yang memberikan anugerah bagimu untuk percaya:
Yohanes
6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup
yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Harus merupakan
kehendak Bapa, karena tak ada satupun manusia memiliki kehendak didalam
kehendak bebasnya untuk menyukai Terang:
Yohanes
3:19 Terang telah datang ke dalam dunia,
tetapi
manusia lebih
menyukai kegelapan dari pada terang
NIV
This is the verdict: Light has come into
the world, but
people loved darkness instead of
light because their deeds were evil.
KJV
And this is the condemnation, that light
is come into the world, and men loved
darkness rather than light, because their deeds were evil.
Yesus hendak
mengatakan, bahwa manusia di dalam kehendak
bebasnya tak sedikitpun berkehendak untuk menyukai Terang dan menjadi beriman, sekalipun Terang
itu telah diberitakan di dunia ini; sudah diberitakan bahwa tanpa Yesus tak ada
pengharapan lepas dari kuasa dosa dan maut, melalui berbagai sarana penginjilan
atau pemberitaan Injil. Kehendak bebas
manusia pada dasarnya berpihak atau disandera oleh kenikmatan-kenikmatan maut;
kehendak bebas manusia pada dasarnya berada didalam buaian maut dan cengkraman
maut. Sehingga betapa bersyukurnya manusia itu, kalau ia sampai dijamah oleh
Yesus yang menghardik kegelapan yang
sedang membuainya. Jika Yesus berkata demikian, adakah yang sanggup
menyelamatkan dirinya terlepas dari Kristus? Ataukah, bagimu, Yesus hanyalah
seorang pembual? Semua bergantung padamu tentunya…… sebentar, benarkah
bergantung padamu? Ah… Betapa Celakanya manusia itu tanpa anugerah Allah!
Bersambung ke
“Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(3G):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar
Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
No comments:
Post a Comment