“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 3B
Selanjutnya, pendeta
Dr.Erastus Sabdono melakukan pengklasifikasian atau pengelompokan manusia-manusia pada zaman anugerah. Ia membaginya
kedalam 4 pengelompokan: (1) manusia
yang menerima Tuhan Yesus, pada paragraf tiga, (2) manusia yang menolak Tuhan Yesus
dalam sikap memusuhi Kristus, pada paragraf empat, (3)manusia yang tidak menerima Tuhan Yesus Kristus tetapi juga tidak bisa
dikatakan menolak, pada paragraf lima,
(4) manusia yang tidak
pernah mendengar Injil sama sekali sehingga mereka tidak pernah menerima Tuhan
Yesus, pada paragraf delapan.
Secara keseluruhan,
sejak tinjauan bagian satu, kemudian
bagian dua,dan pada permulaan bagian tiga, semua pengklasifikasian tersebut
telah disanggah. Sebetulnya, juga, pendeta Dr.Erastus Sabdono sedang melakukan
pengulangan gagasan utamanya:”ada pola lain keselamatan,” bahwa Yesus Kristus
bukan satu-satunya jalan keselamatan.
Tetapi, apakah benar
Alkitab memang mendukung pengelompokan semacam ini? Jika, tidak ada, apakah Ia
sedang melakukan tindakan represif pada
kebenaran-kebenaran firman itu sendiri? Untuk mengetahuinya, maka
firman-firman itu sendirilah yang akan menyingkapkannya.
Bagaimana Alkitab
Menyatakan Realita Keselamatan Manusia Dalam Hubungannya Dengan Yesus Kristus?
A.Pernyataan Yesus Kristus
Siapapun yang
berupaya meredefinisikan status keselamatan seseorang terhadap Yesus Kristus, yang mana Yesus sendiri adalah penentu ultimat keselamatan manusia itu, maka, ia harus memperhatikan
bagaimana Yesus sendiri menentukan atau menghakimi setiap manusia berdasarkan
relasi-Nya terhadap orang tersebut. Menyatakan di luar apa yang Yesus hendak
kemukakan merupakan sebuah tindakan represif terhadap kebenaran firman itu sendiri.
Mari kita mengarahkan
pandangan kita pada sejumlah pernyataan
Yesus Kristus berikut ini:
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku
dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal
dan tidak
turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke
dalam hidup.
Yohanes
6:40 Sebab inilah kehendak
Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak
dan yang
percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku
membangkitkannya pada akhir zaman."
Yohanes
20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau
percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Yohanes
3:18 Barangsiapa
percaya kepada-Nya, ia tidak
akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab
ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Yohanes
3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yohanes
3:35-36 Bapa mengasihi Anak dan telah
menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya
kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat
kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di
atasnya."
Yohanes
6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai
hidup yang kekal.
Yohanes
6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak
akan mati.
Tak sedikitpun Yesus
membuat pengklasifikasian semacam yang dibuat oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono.
Bagi Yesus hanya ada 2 kelompok manusia dihadapannya: menerima dirinya beserta
sabdanya atau menolak dirinya beserta sabdanya, tak peduli, apakah menolaknya
penuh kebencian dan kemudian melakukan perlawanan terhadap Yesus dan
membahayakan orang-orang percaya, atau
tidak menerima Yesus Kristus namun tak dapat juga dikatakan menolaknya.
Tak ada hal abu- abu atau modifikasi pada Yesus, semua jelas: ya atau tidak.
Ya untuk menerimanya, atau tidak untuk
menolaknya.
Yesus, jelas sekali,
hanya mengenal 2 kelompok manusia: pertama: barangsiapa percaya
dan kedua: barangsiapa tidak
taat/percaya. Barangsiapa mendengar perkataannya dan percaya kepada Bapa yang
mengutus Dia: beroleh hidup yang kekal. Tak hanya percaya kepada Yesus, namun
juga harus percaya kepada Bapa yang mengutus dirinya, dari sorga. Sentral
keselamatan ada pada
Yesus dan Bapa, bukan pada
manusianya atau apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Perhatikan, perkataan atau sabda Yesus ini:
Yohanes
6:39 Dan inilah kehendak Dia yang
telah mengutus Aku, yaitu supaya
dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang,
tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Yohanes
6:40 Sebab inilah kehendak
Bapa-Ku, yaitu supaya setiap
orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir
zaman."
Jika seseorang
percaya kepada Yesus, percaya kepada pemberitaan Injil maka manusia itu dapat
merespon atau menanggap didalam hatinya, sehingga ia dapat datang kepada dan
beriman kepada Yesus Kristus, namun dalam peristiwa semacam ini, Yesus
menyatakan bahwa semuanya adalah tindakan Bapa:
Yohanes
6:36 Tetapi Aku
telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu
tidak percaya.
Yohanes
6:37 Semua
yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Yesus menyatakan
bahwa proses keberimanan seseorang, seseorang itu dapat menanggap dalam hatinya, dan membuat keputusan untuk
beriman bahwa Yesus adalah Juruselamat dan Tuhan, bukanlah proses otonomi
persepsi yang melibatkan pertimbangan-pertimbangan manusia, seutuhnya ia
manusia. Yesus berkata: sungguhpun kamu
telah melihat, kamu tidak percaya. Yesus mengajar kebenaran mengenai
dirinya sebagai sumber hidup kekal, namun, bagaimana seseorang itu dapat menjadi
percaya akibat pengajaran atau pemberitaannya tidak terletak pada keotonomian
manusia tersebut.
Sebaliknya Yesus
berkata, bahwa beriman kepadanya, bersumber dari “siapa-siapa yang diberikan
Bapa kepada Yesus, sehingga datang beriman kepada Yesus.” Datangnya orang tersebut kepada
Yesus, sebagai seseorang yang berada didalam genggaman tangan Bapa dan mendatangi
Yesus sebagai sebuah penyerahan oleh Bapa. Ia datang kepada Yesus sebagai
seseorang yang telah dapat memandang Yesus dan dapat percaya penuh, sehingga
Yesus menyambutnya dalam sebuah kepastian: tidak
akan Kubuang [ bacalah tinjauan bagian 1S]
Hanya ada 2 kelompok
manusia dihadapan Yesus: mereka yang diserahkan Bapa kepada-Nya dan mereka yang tidak diserahkan
Bapa kepada-Nya. Bagi Yesus, tak ada
sumber lain keselamatan manusia itu, selain Bapa-Nya- Bapa-Nya di sorga.
Siapapun yang diserahkan Bapa kepada-Nya tak akan dibuang, sementara yang tak
diserahkan Bapa kepada diri-Nya, mustahil untuk datang beriman kepadanya dan
mustahil untuk dibangkitkan oleh Yesus sendiri, agar orang tersebut memiliki
hidup kekal. Mengalami kebangkitan untuk mengalami hidup kekal, bermula dari
apa yang Bapa lakukan.
Pada hakikatnya, apa
yang Yesus nyatakan bukan ada berapa kelompok manusia dihadapan-Nya, tetapi
bagaimana Bapa menyelamatkan siapapun yang dimaui-Nya melalui Yesus Kristus, dan bagaimana seseorang itu sampai dapat beriman kepada
diri-Nya. Namun memang, tak terelakan.
Pada praktiknya, bahkan, sesantun apapun dan seanggun apapun penolakan itu terhadap Yesus Kristus, tak memberikan semacam “perilaku baik atau santun” yang dapat meringankan vonis atau malah membebaskannya kala persidangan digelarkan baginya.Tak pernah ada. Mereka yang meninggalkan Yesus dan tidak lagi mengikut Yesus secara baik-baik, setelah menerima penjelasan atau pemberitaan Injil oleh Yesus sendiri, pada akhirnya dinyatakan oleh Yesus sendiri, sebagai orang-orang yang tak memiliki hidup. Perhatikan sebuah episode yang teramat penting ini:
Yohanes
6:53 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak
makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai
hidup di dalam dirimu
Yohanes
6:54 Barangsiapa
makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai
hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia
pada akhir zaman.
Yohanes
6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar
minuman.
Mereka mendengarkan
secara cermat, menyimaknya penuh perhatian apa-apa yang telah dikatakan
oleh Yesus. Mereka melakukan pertimbangan-pertimbangan yang sangat cermat, sehingga mereka tiba pada
kesimpulan:
Yohanes
6:60 Sesudah mendengar
semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan
ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Mereka adalah
orang-orang yang sangat menghargai Yesus
baik dirinya dan perkataan-perkataannya, sehingga tak sembarangan atau tak terburu-buru untuk membuat
keputusan. Segala daya pikiran dan jiwa telah diarahkan untuk menangkap
dan memakan pengajaran tersebut. Mereka mendengar semuanya.
Apakah anda sendiri pernah memberikan ruang dan waktu khusus bagi dirimu untuk mendengarkan huruf-huruf dan
kata dan kalimat dari firman-firman Tuhan dan rangkaiannya, untuk berbicara hingga tuntas kepadamu, dan kemudian
baru anda memutuskan sesuatu? Hasil pertimbangan mereka, yang disebut, para murid
adalah: perkataan ini sangat keras. Pengajaran Yesus mengenai Roti
[Yohanes 6:48-51, 53-58] tak seperti Roti pada umumnya yang dapat dengan mudah
dikunyah, sebaliknya untuk mendengarkanya, mustahil ada yang mampu. Mereka tak
mampu menjadi percaya akibat mendengarkan pengajaran Yesus sendiri.
Bukan hanya perkataan itu keras dan tak sanggup untuk
didengar para murid [yang lain diluar yang 12 itu], tetapi juga menimbulkan
pertengkaran:
Yohanes
6:52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka
dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk
dimakan.”
Yesus, dapat menjadi
sumber pemisahan manusia-manusia, atau lebih tepatnya, Yesus datang untuk
menimbulkan pemisahan [bandingkan dengan Matius 10:34, Lukas 12:51] yaitu mereka yang percaya dan mereka yang tak percaya.
Pertengkaran akibat mendengarkan firman-Nya telah menjadi konsekuensi alami
yang dapat terjadi, oleh sebab natur keberlangsungan keberimanan itu bukan pada
diri manusia, opini manusia, atau tafsir manusia. Bukankah Yesus adalah sumber
tafsir bagi dirinya sendiri?
Yohanes
6:53 Maka kata Yesus kepada mereka:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya,
kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
Yohanes
6:54 Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan
membangkitkan dia pada akhir zaman.
Yohanes
6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar
makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman
Yohanes
6:56 Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia
Yohanes
6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa,
demikian juga barangsiapa yang memakan
Aku, akan
hidup oleh Aku.
Yohanes
6:58 Inilah roti yang telah turun dari
sorga, bukan
roti seperti
yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya."
Yesus dan Bapa adalah
sentral keberimanan dan keselamatan
seorang manusia, bukan saja Ia satu-satunya
penafsir yang benar, namun Ia sendiri adalah subyek yang sedang Ia
nyatakan berdasarkan tindakan Allah di
masa lampau yang tak mengalami keusangan yang bagaimanapun.
Penolakan atas tafsir, atau, lebih tepatnya, penyingkapan kebenaran yang tersembunyi di dalam peristiwa
pemberian roti manna itu, bagi Yesus, sudah merupakan realita kekekalan: tidak
memiliki kehidupan sebab tak akan
dibangkitkan
untuk mengalami kehidupan kekal.
Sederhana, menolaknya
atau menerimanya. Tak ada status "antara" dalam perkara ini. Anda dapat membaca
perihal ini pada tinjauan bagian 3A.
Demikian juga pada
kelompok tiga dan kelompok empat, Yesus
tak pernah membuat pengecualian-pengecualian semacam ini. Dan tak akan pernah
Alkitab memunculkan hal semacam itu. Saya sudah menjelaskan perihal ini pada
bagian-bagian terdahulu, yang dapat ditemukan pada bagian 2Q, bagian 2R, bagian 1D, bagian 1E, dan bagian 1G.
B.Pengajaran Rasul-Rasul
Kristus
Kisah
Para Rasul 4:12 Dan keselamatan tidak
ada di dalam siapapun juga
selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Kisah
Para Rasul 10:43 Tentang Dialah semua
nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat
pengampunan dosa oleh karena
nama-Nya
Kisah
Para Rasul 13:24-25 Menjelang
kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya
mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika Yohanes
hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian
dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nyapun
aku tidak layak.
Kisah
Para Rasul 13:26 Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham,
maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.
NIV
"Fellow children of Abraham and you God-fearing Gentiles, it is to us that
this message of salvation has been sent. [Saudaraku anak-anak Abraham dan
engkau orang-orang bukan bangsa Yahudi yang
takut akan Tuhan, itu ditujukan bagi kita
berita keselamatan itu telah dikirimkan]
KJV
Men and brethren, children of the stock of Abraham, and whosoever among you
feareth God, to you is the word of this salvation sent.[Saudara-saudaraku,
anak-anak keturunan Abraham, dan siapapun juga diantaramu yang takut
akan Allah, kepadamulah firman keselamatan ini dikirimkan].
Apa
yang ada hanyalah sebuah ketunggalan
berita keselamatan, bahkan sejak zaman nabi-nabi, era kedatangan Yesus dan era
setelah Yesus naik ke sorga, dan era penantian kedatangan-Nya kembali, bahwa
keselamatan itu hanya di dalam Yesus Kristus:
Kisah
Para Rasul 13:27-39Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan
menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang
dibacakan setiap hari Sabat. Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang
dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun mereka telah meminta kepada
Pilatus supaya Ia dibunuh. Dan setelah mereka menggenapi
segala
sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari
kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Dan
selama beberapa waktu Ia menampakkan diri
kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya
bagi umat ini. Dan kami sekarang memberitakan
kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang
kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan
Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur
kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini.
Allah telah membangkitkan Dia
dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu
dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi
kepadamu janji-janji yang
kudus yang dapat dipercayai, yang telah
Kuberikan kepada Daud. Sebab itu
Ia mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau tidak akan
membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Sebab Daud melakukan kehendak
Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya,
dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan. Tetapi Yesus,
yang dibangkitkan Allah, tidak demikian. Jadi ketahuilah,
hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan
dosa. Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya
memperoleh
pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum
Musa.
Sejak
era Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, apakah bagi orang-orang Yahudi atau
bukan Yahudi, hanya ada satu berita keselamatan: Keselamatan ada di dalam Yesus
Kristus. Hanya Dia saja sang Pembebas manusia dari segala dosa; pengampunan dosa dapat diberitakan karena
Yesus telah dibangkitkan dari kematian oleh Allah. Karya keselamatan Yesus
merupakan solusi tunggal dari Allah atas ketidakmampuan manusia untuk
mendapatkan keselamatan atau setidaknya peluang untuk hidup di dunia yang akan datang
berdasarkan kerja hukum Taurat yang harus dipenuhi.
Tak
hanya rasul Petrus dan rasul Yohanes yang mengumandangkan kebenaran tunggal
ini. Pun Paulus dan Barnabas secara lantang dan tegas menyerukannya:
Kisah
Para Rasul 13:46 Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: "Memang
kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh
hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.
Berita
keselamatan itu memang pertama-tama bagi bangsa Yahudi, namun, berita
keselamatan itu sendiri adalah berita keselamatan yang harus sampai kepada
semua bangsa di dunia ini [ baca juga tinjauan bagian 2A, tinjauan bagian 2B, dan bagian 2C] :
Kisah
Para Rasul 13:47 Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami:
Aku
telah menentukan engkau menjadi terang bagi
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."
Bandingkan
dengan Yesaya 49:6
Terlalu
sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub
dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku
akan membuat engkau menjadi terang bagi
bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari
pada-Ku sampai ke ujung bumi.
Bagi Bapa, semua orang dari setiap bangsa di dunia ini berada
didalam kebinasaan jikalau tidak menerima keselamatan dari-Nya, dan itulah
kehendak Bapa untuk dilakukan oleh murid-murid-Nya. Tak ada formulasi yang bersifat
opsional, jikalau tidak pernah mendengarkan Yesus maka akan berlaku kebenaran
lain yang dapat melahirkan keselamatan.
Sekalipun demikian,
bagaimana keselamatan itu terjadi atau berlangsung pada diri seseorang saat
pemberitaan Injil dilakukan dengan penuh dedikasi dan perjuangan, dan orang-orang
yang mendengarkannya dalam mendengarkan, mempertimbangkan dan membuat keputusan
untuk beriman kepada Kristus, bukan sama sekali terletak pada otonomi seorang
manusia:
Kisah
Para Rasul 13:48 Mendengar itu bergembiralah semua orang yang
tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua
orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi
percaya.
Bandingkan dengan
NIV
When the Gentiles heard this, they were glad and honored the word of the Lord;
and all who were appointed for eternal life believed.[ Ketika orang-orang
bukan Yahudi telah
mendengar berita ini, mereka bersuka dan memuliakan firman Tuhan, dan semua
yang telah
ditunjuk untuk
kehidupan kekal telah percaya]
KJV
And when the Gentiles heard this, they were glad, and glorified the word of the
Lord: and as many as were ordained to eternal life believed.[dan ketika orang-orang
bukan Yahudi telah mendengar
berita ini, mereka berbahagia, dan telah memuliakan firman Tuhan: dan sebanyak
yang telah ditetapkan untuk
kehidupan kekal, telah percaya]
Siapakah penentu
percayanya seseorang? Pemberitaan Injil? Pendengaran akan pemberitaan Injil?
Ataukah, kemampuan seseorang mendengarkan
dan memahami setiap pesan berita Injil ataukah kemahiran si pemberita Injil? Bukan,
namun di dalam kesemuanya itu, dalam kompleksitas yang dapat berlangsung dalam
pemberitaan Injil dan bagaimana pergumulan, proses dan beratnya tantangan yang
harus dihadapi dan dijalani seseorang untuk dapat menerima berita injil itu,
maka, pilar keberimanannya terletak pada Allah
menentukan. Atau, dengan kata lain, tepat seperti yang telah dikatakan
oleh Yesus, bahwa keberimanan seseorang
bersentral pada apa yang telah dilakukan Bapa pada orang tersebut [menyerahkannya
kepada Yesus sehingga datang kepadanya].
Tidak sedikitpun ada berita lain keselamatan, selain bersumber pada Yesus,
sehingga untuk itulah Allah sendiri telah menetapkan orang-orang
untuk membawa berita keselamatan dari diri-Nya kepada semua bangsa di bumi ini.
Tak ada yang lain, dan tak pernah ada pengklasifikasian semacam yang telah
dibuat oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono.
Mari perhatikan pernyataan Paulus:
Kisah
Para Rasul 22:21 Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus
engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain."
Kisah
Para Rasul 26:15-18 Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus,
yang kauaniaya itu. Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan
engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat
dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari
bangsa ini dan dari bangsa-bangsa
lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada
mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka
berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah,
supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh
pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk
orang-orang yang dikuduskan.
Apa yang menjadi
sentral bukan pada Paulus itu sendiri, tetapi bagaimana Yesus memandang
bangsa-bangsa lain yang tak memiliki iman kepada Yesus Kristus. Yesus berkata
melalui Paulus: untuk
membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada
terang dan dari kuasa Iblis. Dalam pandangan Tuhan Yesus Kristus:
semua bangsa lain tanpa diri-Nya
berada di dalam kegelapan dan di dalam
kuasa Iblis. Ini adalah kondisi global, universal dan mengikat dunia di
sepanjang peradaban dosanya. Tak mengherankan jika Allah sendiri menetapkan
bahwa melalui Israel yang dijadikannya
sebagai terang [dunia], keselamatan dari Allah sampai ke ujung dunia [Yesaya 49:6]. Sejak era
Perjanjian Lama, Allah telah menetapkan sebuah keselamatan yang datang dari
diri-Nya, bukan dari diri manusia sebagai upayanya sendiri.
Tuhan Yesus Kristus,
kepada Paulus menyatakan bahwa semua bangsa tanpa iman kepada Kristus pada
hakikatnya berada di dalam kegelapan. Ini sebetulnya adalah perkataan yang sama dari Yesus, dicatat dalam Injil
Yohanes:
Yohanes
3:19 Dan inilah hukuman
itu: Terang telah
datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan
dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Bandingkan dengan:
Yohanes
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup
itu adalah terang manusia.
Yohanes
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Yohanes
8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa
mengikut
Aku, ia tidak akan berjalan
dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Yohanes
9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah
terang dunia."
Yohanes
12:46 Aku telah datang ke dalam dunia
sebagai terang, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Ku, jangan
tinggal di dalam kegelapan.
Pandangan dan penghakiman Yesus terhadap setiap orang yang tak beriman
kepadanya, baik sebelum Ia menggenapi karya keselamatannya di salib, dan
sesudah menuntaskan karyanya secara sempurna, lalu naik ke sorga dan duduk di
sebelah kanan Yang Mahatinggi, tetap
sama tak berubah: siapapun yang tak beriman kepada Yesus, berada di dalam kegelapan dan
di bawah kuasa iblis. Hanya satu solusinya untuk masalah global ini:
keselamatan dari-Nya harus diberitakan
kepada setiap orang dari segala bangsa. Namun, itu sendiri bukan finalitas keselamatan dapat
berlangsung pada seorang manusia , sebab, apa yang merupakan finalitas berlangsungnya keselamatan, sementara Injil diberitakan, terletak di dalam tangan Bapa
sendiri: orang tersebut harus merupakan dia yang diserahkan oleh Bapa ke
dalam tangan Yesus.
Dengan demikian,
masalah bagaimana keselamatan dari Allah itu dapat sampai pada seorang manusia dari-misalkan- sebuah suku bangsa yang
teramat primitif atau sukar dijangkau, pada dasarnya, terletak di dalam tangan
Allah untuk menggerakan orang-orang yang telah ditetapkan-Nya untuk menjadi terang
yang memberitakan keselamatan dari Allah sendiri. Menolak keselamatan dari Allah, entah secara
santun dan bermartabat, atau penuh permusuhan dan kebencian, tak akan
memberikan sedikitpun nilai positif apapun atau negatif apapun pada masing-masing perihal tersebut dihadapan Allah. Yesus telah menyatakan siapapun yang tak beriman
kepadanya berada di dalam kegelapan dan berada di bawah kuasa iblis. Juga tak ada pengecualian bagi mereka yang sama sekali tak pernah mendengarkan berita Injil, sebab dalam hal itu sekalipun, tak akan pernah menciptakan sebuah "cabang" keselamatan bagi keadaan semacam ini [baca juga tinjauan bagian 1L, bagian 1N, bagian 1P, bagian 1R]
Begitu vitalnya pemberitaan Injil sebagai sebuah maksud dan kehendak Allah agar keselamatan dari Allah sampai ke ujung dunia, dan betapa
kasih karunia Allah adalah mahkota peristiwa keselamatan seseorang melalui
pemberitaan Injil itu.
Tak ada opsi-ospi
lain, apalagi pengelompokan-pengelompokan semacam yang telah dilakukan oleh
pendeta Dr. Erastus Sabdono!
Bersambung ke bagian 3C
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
***
The cross
transforms present criteria of relevance: present
criteria of relevance do not transform
the cross
[oleh
seorang teolog yang namanya tidak saya
ingat]
Baca juga
No comments:
Post a Comment