F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3C)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3B

Selanjutnya, pendeta Dr.Erastus Sabdono melakukan pengklasifikasian atau pengelompokan manusia-manusia pada zaman anugerah. Ia membaginya kedalam 4 pengelompokan: (1) manusia yang menerima Tuhan Yesus, pada paragraf  tiga, (2) manusia yang menolak Tuhan Yesus dalam sikap memusuhi Kristus, pada paragraf  empat, (3)manusia yang tidak menerima Tuhan Yesus Kristus tetapi juga tidak bisa dikatakan menolak, pada paragraf lima, (4) manusia yang tidak pernah mendengar Injil sama sekali sehingga mereka tidak pernah menerima Tuhan Yesus, pada paragraf delapan.

Secara keseluruhan, sejak  tinjauan bagian satu, kemudian bagian dua,dan pada permulaan bagian tiga, semua pengklasifikasian tersebut telah disanggah. Sebetulnya, juga, pendeta Dr.Erastus Sabdono sedang melakukan pengulangan gagasan utamanya:”ada pola lain keselamatan,” bahwa Yesus Kristus bukan satu-satunya jalan keselamatan.

Tetapi, apakah benar Alkitab memang mendukung pengelompokan semacam ini? Jika, tidak ada, apakah Ia sedang melakukan tindakan represif pada  kebenaran-kebenaran firman itu sendiri? Untuk mengetahuinya, maka firman-firman itu sendirilah yang akan menyingkapkannya.


Bagaimana Alkitab Menyatakan Realita Keselamatan Manusia Dalam Hubungannya Dengan Yesus Kristus?


A.Pernyataan Yesus Kristus
Siapapun yang berupaya meredefinisikan status keselamatan seseorang terhadap Yesus Kristus, yang mana Yesus sendiri adalah penentu ultimat keselamatan manusia itu, maka, ia harus memperhatikan bagaimana Yesus sendiri menentukan atau menghakimi setiap manusia berdasarkan relasi-Nya terhadap orang tersebut. Menyatakan di luar apa yang Yesus hendak kemukakan merupakan sebuah tindakan represif terhadap  kebenaran firman itu sendiri.

Mari kita mengarahkan pandangan kita pada  sejumlah pernyataan Yesus Kristus berikut ini:

Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.


Yohanes 6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Yohanes 20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."


Yohanes 3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.


Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.


Yohanes 3:35-36 Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."


Yohanes 6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.


Yohanes 6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.

Tak sedikitpun Yesus membuat pengklasifikasian semacam yang dibuat oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono. Bagi Yesus hanya ada 2 kelompok manusia dihadapannya: menerima dirinya beserta sabdanya atau menolak dirinya beserta sabdanya, tak peduli, apakah menolaknya penuh kebencian dan kemudian melakukan perlawanan terhadap Yesus dan membahayakan orang-orang percaya, atau  tidak menerima Yesus Kristus namun tak dapat juga dikatakan menolaknya. Tak ada hal abu- abu atau modifikasi pada Yesus, semua jelas: ya atau tidak. Ya  untuk menerimanya, atau tidak untuk menolaknya.


Yesus, jelas sekali, hanya mengenal 2 kelompok manusia: pertama: barangsiapa percaya dan  kedua: barangsiapa tidak taat/percaya. Barangsiapa mendengar perkataannya dan percaya kepada Bapa yang mengutus Dia: beroleh hidup yang kekal. Tak hanya percaya kepada Yesus, namun juga harus percaya kepada Bapa yang mengutus dirinya, dari sorga. Sentral keselamatan ada pada Yesus dan Bapa, bukan pada manusianya atau apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Perhatikan, perkataan atau sabda Yesus ini:

Yohanes 6:39 Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.


Yohanes 6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Jika seseorang percaya kepada Yesus, percaya kepada pemberitaan Injil maka manusia itu dapat merespon atau menanggap didalam hatinya, sehingga ia dapat datang kepada dan beriman kepada Yesus Kristus, namun dalam peristiwa semacam ini, Yesus menyatakan bahwa semuanya adalah tindakan Bapa:

Yohanes 6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.
                    
Yohanes 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.

Yesus menyatakan bahwa proses  keberimanan seseorang, seseorang itu dapat menanggap dalam hatinya, dan membuat keputusan untuk beriman bahwa Yesus adalah Juruselamat dan Tuhan, bukanlah proses otonomi persepsi yang melibatkan pertimbangan-pertimbangan manusia, seutuhnya ia manusia. Yesus berkata: sungguhpun kamu telah melihat, kamu tidak percaya. Yesus mengajar kebenaran mengenai dirinya sebagai sumber hidup kekal, namun, bagaimana seseorang itu dapat menjadi percaya akibat pengajaran atau pemberitaannya tidak terletak pada keotonomian manusia tersebut.
                                         
Sebaliknya Yesus berkata, bahwa beriman kepadanya, bersumber dari “siapa-siapa yang diberikan Bapa kepada Yesus, sehingga datang beriman kepada Yesus.” Datangnya orang tersebut kepada Yesus, sebagai seseorang yang berada didalam genggaman tangan Bapa dan mendatangi Yesus sebagai sebuah penyerahan oleh Bapa. Ia datang kepada Yesus sebagai seseorang yang telah dapat memandang Yesus dan dapat percaya penuh, sehingga Yesus menyambutnya dalam sebuah kepastian: tidak akan Kubuang [ bacalah  tinjauan bagian 1S]

Hanya ada 2 kelompok manusia dihadapan Yesus: mereka yang diserahkan Bapa  kepada-Nya dan mereka yang tidak diserahkan Bapa kepada-Nya.  Bagi Yesus, tak ada sumber lain keselamatan manusia itu, selain Bapa-Nya- Bapa-Nya di sorga. Siapapun yang diserahkan Bapa kepada-Nya tak akan dibuang, sementara yang tak diserahkan Bapa kepada diri-Nya, mustahil untuk datang beriman kepadanya dan mustahil untuk dibangkitkan oleh Yesus sendiri, agar orang tersebut memiliki hidup kekal. Mengalami kebangkitan untuk mengalami hidup kekal, bermula dari apa yang Bapa lakukan.

Pada hakikatnya, apa yang Yesus nyatakan bukan ada berapa kelompok manusia dihadapan-Nya, tetapi bagaimana Bapa menyelamatkan siapapun yang dimaui-Nya  melalui Yesus Kristus, dan bagaimana   seseorang itu sampai dapat beriman kepada diri-Nya. Namun memang, tak terelakan.


Pada praktiknya, bahkan, sesantun apapun dan seanggun apapun penolakan itu terhadap Yesus Kristus, tak memberikan semacam “perilaku baik atau santun” yang dapat meringankan vonis atau malah membebaskannya kala persidangan digelarkan baginya.Tak pernah ada. Mereka yang meninggalkan Yesus dan tidak lagi mengikut  Yesus secara baik-baik, setelah menerima penjelasan atau pemberitaan Injil oleh Yesus sendiri, pada akhirnya dinyatakan oleh Yesus sendiri, sebagai orang-orang yang tak memiliki hidup. Perhatikan sebuah episode yang teramat penting ini:

Yohanes 6:53 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu

Yohanes 6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.

Yohanes 6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

Mereka mendengarkan secara cermat, menyimaknya penuh perhatian apa-apa yang telah dikatakan oleh  Yesus. Mereka melakukan pertimbangan-pertimbangan  yang sangat cermat, sehingga mereka tiba pada kesimpulan:
Yohanes 6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"

Mereka adalah orang-orang yang sangat menghargai Yesus  baik dirinya dan perkataan-perkataannya, sehingga tak sembarangan  atau tak terburu-buru untuk membuat keputusan. Segala daya pikiran dan jiwa telah diarahkan untuk menangkap dan  memakan  pengajaran tersebut. Mereka mendengar semuanya. Apakah anda sendiri pernah memberikan ruang dan waktu khusus bagi dirimu untuk mendengarkan huruf-huruf dan kata dan kalimat dari firman-firman Tuhan dan rangkaiannya, untuk berbicara hingga tuntas kepadamu, dan kemudian baru anda memutuskan sesuatu? Hasil pertimbangan mereka, yang disebut, para murid adalah: perkataan ini sangat keras. Pengajaran Yesus mengenai Roti [Yohanes 6:48-51, 53-58] tak seperti Roti pada umumnya yang dapat dengan mudah dikunyah, sebaliknya untuk mendengarkanya, mustahil ada yang mampu. Mereka tak mampu menjadi percaya akibat mendengarkan pengajaran Yesus sendiri.


Bukan hanya perkataan itu keras dan tak sanggup untuk didengar para murid [yang lain diluar yang 12 itu], tetapi juga menimbulkan pertengkaran:
Yohanes 6:52  Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.”


Yesus, dapat menjadi sumber pemisahan manusia-manusia, atau lebih tepatnya, Yesus datang untuk menimbulkan pemisahan [bandingkan dengan Matius 10:34, Lukas 12:51] yaitu mereka yang percaya dan mereka yang tak percaya. Pertengkaran akibat mendengarkan firman-Nya telah menjadi konsekuensi alami yang dapat terjadi, oleh sebab natur keberlangsungan keberimanan itu bukan pada diri manusia, opini manusia, atau tafsir manusia. Bukankah Yesus adalah sumber tafsir bagi dirinya sendiri?

Yohanes 6:53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.


Yohanes 6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.


Yohanes 6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman


Yohanes 6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia


Yohanes 6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.


Yohanes 6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Yesus dan Bapa adalah sentral  keberimanan dan keselamatan seorang manusia, bukan saja Ia satu-satunya  penafsir yang benar, namun Ia sendiri adalah subyek yang sedang Ia nyatakan berdasarkan tindakan Allah di masa lampau yang tak mengalami keusangan yang bagaimanapun.


Penolakan atas tafsir, atau, lebih tepatnya, penyingkapan kebenaran yang tersembunyi di dalam peristiwa pemberian roti manna itu, bagi Yesus, sudah merupakan realita kekekalan: tidak memiliki kehidupan sebab tak akan dibangkitkan untuk mengalami kehidupan kekal.


Sederhana, menolaknya atau menerimanya. Tak ada status "antara" dalam perkara ini. Anda dapat membaca perihal ini pada tinjauan bagian 3A.


Demikian juga pada kelompok  tiga dan kelompok empat, Yesus tak pernah membuat pengecualian-pengecualian semacam ini. Dan tak akan pernah Alkitab memunculkan hal semacam itu. Saya sudah menjelaskan perihal ini pada bagian-bagian terdahulu, yang dapat ditemukan pada bagian 2Q, bagian 2R, bagian 1D, bagian 1E, dan bagian 1G.


B.Pengajaran Rasul-Rasul Kristus
Kisah Para Rasul 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."


Kisah Para Rasul 10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya


Kisah Para Rasul 13:24-25  Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak.


Kisah Para Rasul 13:26 Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.
NIV "Fellow children of Abraham and you God-fearing Gentiles, it is to us that this message of salvation has been sent. [Saudaraku anak-anak Abraham dan engkau orang-orang  bukan bangsa Yahudi yang takut akan Tuhan, itu ditujukan bagi kita  berita keselamatan itu telah dikirimkan]

KJV Men and brethren, children of the stock of Abraham, and whosoever among you feareth God, to you is the word of this salvation sent.[Saudara-saudaraku, anak-anak keturunan Abraham, dan siapapun juga diantaramu yang takut akan Allah, kepadamulah firman keselamatan ini dikirimkan].

Apa yang ada hanyalah sebuah ketunggalan berita keselamatan, bahkan sejak zaman nabi-nabi, era kedatangan Yesus dan era setelah Yesus naik ke sorga, dan era penantian kedatangan-Nya kembali, bahwa keselamatan itu hanya di dalam Yesus Kristus:
Kisah Para Rasul 13:27-39Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini. Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini. Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. Sebab itu Ia mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan. Tetapi Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak demikian. Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.

Sejak era Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, apakah bagi orang-orang Yahudi atau bukan Yahudi, hanya ada satu berita keselamatan: Keselamatan ada di dalam Yesus Kristus. Hanya Dia saja sang Pembebas manusia dari segala dosa;  pengampunan dosa dapat diberitakan karena Yesus telah dibangkitkan dari kematian oleh Allah. Karya keselamatan Yesus merupakan solusi tunggal dari Allah atas ketidakmampuan manusia untuk mendapatkan keselamatan atau setidaknya peluang untuk hidup di dunia yang akan datang berdasarkan kerja hukum Taurat yang harus dipenuhi.

Tak hanya rasul Petrus dan rasul Yohanes yang mengumandangkan kebenaran tunggal ini. Pun Paulus dan Barnabas secara lantang dan tegas menyerukannya:
Kisah Para Rasul 13:46 Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.

Berita keselamatan itu memang pertama-tama bagi bangsa Yahudi, namun, berita keselamatan itu sendiri adalah berita keselamatan yang harus sampai kepada semua bangsa di dunia ini [ baca juga tinjauan bagian 2A, tinjauan bagian 2B, dan bagian 2C] :

Kisah Para Rasul 13:47 Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."


Bandingkan dengan Yesaya 49:6
Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.
Bagi Bapa, semua  orang dari setiap bangsa di dunia ini berada didalam kebinasaan jikalau tidak menerima keselamatan dari-Nya, dan itulah kehendak Bapa untuk dilakukan oleh murid-murid-Nya. Tak ada formulasi yang bersifat opsional, jikalau tidak pernah mendengarkan Yesus maka akan berlaku kebenaran lain yang dapat melahirkan keselamatan.


Sekalipun demikian, bagaimana keselamatan itu terjadi atau berlangsung pada diri seseorang saat pemberitaan Injil dilakukan dengan penuh dedikasi dan perjuangan, dan orang-orang yang mendengarkannya dalam mendengarkan, mempertimbangkan dan membuat keputusan untuk beriman kepada Kristus, bukan sama sekali terletak pada otonomi seorang manusia:
Kisah Para Rasul 13:48 Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.


Bandingkan dengan
NIV When the Gentiles heard this, they were glad and honored the word of the Lord; and all who were appointed for eternal life believed.[ Ketika orang-orang  bukan Yahudi  telah mendengar berita ini, mereka bersuka dan memuliakan firman Tuhan, dan semua yang telah ditunjuk untuk kehidupan kekal telah percaya]


KJV And when the Gentiles heard this, they were glad, and glorified the word of the Lord: and as many as were ordained to eternal life believed.[dan ketika orang-orang bukan Yahudi telah  mendengar berita ini, mereka berbahagia, dan telah memuliakan firman Tuhan: dan sebanyak yang telah ditetapkan untuk kehidupan kekal, telah percaya]

Siapakah penentu percayanya seseorang? Pemberitaan Injil? Pendengaran akan pemberitaan Injil? Ataukah, kemampuan seseorang mendengarkan dan memahami setiap pesan berita Injil ataukah kemahiran si pemberita Injil? Bukan, namun di dalam kesemuanya itu, dalam kompleksitas yang dapat berlangsung dalam pemberitaan Injil dan bagaimana pergumulan, proses dan beratnya tantangan yang harus dihadapi dan dijalani seseorang untuk dapat menerima berita injil itu, maka, pilar keberimanannya terletak pada Allah menentukan. Atau, dengan kata lain, tepat seperti yang telah dikatakan oleh Yesus, bahwa keberimanan seseorang bersentral pada apa yang telah dilakukan Bapa pada orang tersebut [menyerahkannya kepada Yesus sehingga datang kepadanya].


Tidak sedikitpun ada berita lain keselamatan, selain bersumber pada Yesus, sehingga untuk itulah Allah sendiri telah menetapkan orang-orang untuk membawa berita keselamatan dari diri-Nya kepada semua bangsa di bumi ini. Tak ada yang lain, dan tak pernah ada pengklasifikasian semacam yang telah dibuat oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono.

Mari perhatikan  pernyataan Paulus:
Kisah Para Rasul 22:21 Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain."


Kisah Para Rasul 26:15-18 Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.

Apa yang menjadi sentral bukan pada Paulus itu sendiri, tetapi bagaimana Yesus memandang bangsa-bangsa lain  yang tak memiliki  iman kepada Yesus Kristus. Yesus berkata melalui Paulus: untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis. Dalam pandangan Tuhan Yesus Kristus: semua bangsa lain tanpa diri-Nya berada di dalam kegelapan dan di dalam kuasa Iblis. Ini adalah kondisi global, universal dan mengikat dunia di sepanjang peradaban dosanya. Tak mengherankan jika Allah sendiri menetapkan bahwa melalui Israel yang  dijadikannya sebagai terang [dunia], keselamatan dari Allah sampai ke ujung dunia [Yesaya 49:6]. Sejak era Perjanjian Lama, Allah telah menetapkan sebuah keselamatan yang datang dari diri-Nya, bukan dari diri manusia sebagai upayanya sendiri.


Tuhan Yesus Kristus, kepada Paulus menyatakan bahwa semua bangsa tanpa iman kepada Kristus pada hakikatnya berada di dalam kegelapan. Ini sebetulnya adalah perkataan  yang sama dari Yesus, dicatat dalam Injil Yohanes:

Yohanes 3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Bandingkan dengan:
Yohanes 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Yohanes 1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.


Yohanes 8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."


Yohanes 9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."

Yohanes 12:46 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.


Pandangan dan penghakiman Yesus  terhadap setiap orang yang tak beriman kepadanya, baik sebelum Ia menggenapi karya keselamatannya di salib, dan sesudah menuntaskan karyanya secara sempurna, lalu naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Yang Mahatinggi, tetap sama tak berubah: siapapun yang tak beriman kepada Yesus, berada di dalam kegelapan dan di bawah kuasa iblis. Hanya satu solusinya untuk masalah global ini: keselamatan dari-Nya   harus diberitakan kepada setiap orang dari segala bangsa. Namun, itu sendiri  bukan finalitas keselamatan dapat berlangsung pada seorang manusia , sebab, apa yang merupakan finalitas berlangsungnya keselamatan, sementara Injil diberitakan, terletak di dalam tangan Bapa sendiri: orang tersebut harus merupakan dia yang diserahkan oleh Bapa ke dalam tangan Yesus.

Dengan demikian,  masalah bagaimana keselamatan dari Allah itu dapat sampai pada seorang manusia dari-misalkan- sebuah suku bangsa yang teramat primitif atau sukar dijangkau, pada dasarnya, terletak di dalam tangan Allah untuk menggerakan orang-orang yang telah ditetapkan-Nya untuk menjadi terang yang memberitakan keselamatan dari Allah sendiri. Menolak keselamatan dari Allah, entah secara santun dan bermartabat, atau penuh permusuhan dan kebencian, tak akan memberikan sedikitpun nilai positif apapun atau negatif  apapun pada masing-masing perihal tersebut dihadapan Allah. Yesus  telah menyatakan siapapun yang tak beriman kepadanya berada di dalam kegelapan dan berada di bawah kuasa iblis. Juga tak ada pengecualian bagi mereka yang sama sekali tak pernah mendengarkan berita Injil, sebab dalam hal itu sekalipun, tak akan pernah menciptakan sebuah "cabang" keselamatan bagi keadaan semacam ini [baca juga tinjauan bagian 1L, bagian 1N, bagian 1P, bagian 1R]

Begitu vitalnya pemberitaan Injil sebagai sebuah maksud dan kehendak Allah agar keselamatan dari Allah sampai ke ujung dunia, dan betapa kasih karunia Allah adalah mahkota peristiwa keselamatan seseorang melalui pemberitaan Injil itu.

Tak ada opsi-ospi lain, apalagi pengelompokan-pengelompokan semacam yang telah dilakukan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono!

Bersambung ke bagian 3C

AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN

***
The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross

[oleh seorang teolog yang  namanya tidak saya ingat]

Baca juga

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9