“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora
Paragraf 10 pun
demikian, sebuah tindakan represif yang begitu tajam, tepat pada sabda Yesus
sendiri, terkait apa yang dimaksud-Nya sebagai “selamat di dalam Yesus.”
Beginilah pendeta Dr. Erastus Sabdono
melakukan tindakan represif tersebut, sebagaimana pernyataannya berikut
ini:
Perbedaan
tersebut diatas dijadikan ukuran keselamatan. Mereka yang merasa sudah menjadi
umat pilihan ini berkeyakinan bahwa dirinya pasti diselamatkan, terhindar dari
api kekal. Padahal. keselamatan bukanlah hanya terhindar
dari api kekal dan diperkenankan masuk Sorga tetapi
proses menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Terhindar
dari api kekal dan diperkenan masuk Kerajaan Sorga bisa terwujud dalam
kehidupan seseorang bila sudah memasuki proses keselamatan,
yaitu menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Tanpa proses
dikembalikan kepada rancangan Allah semula sudah bisa dipastikan tidak masuk
dalam Kerajaan Sorga atau menjadi anggota Kerajaan. Mereka tidak bisa
dikategorikan sebagai menerima Yesus.
Perihal ini, juga telah saya sentuh sejak bagian
pertama tinjauan ini pada “tinjauan bagian1C”. Benarkan Yesus menyatakan bahwa: a. keselamatan bukan hanya terhindar dari api
kekal dan diperkenan masuk ke sorga, tetapi proses menjadi manusia seperti
rancangan Allah semula; b. Terhindar
dari api kekal dan diperkenan masuk bergantung pada memasuki proses keselamatan.
Penekanan pengajaran pendeta Dr. Erastus
Sabdono: proses dikembalikan pada
rancangan Allah semula. Tanpa
ini, maka dipastikan tidak masuk dalam kerajaan Sorga atau menjadi
anggota Kerajaan. Bukan Yesus dan karyanya, namun manusia yang masuk ke dalam proses dikembalikan pada rancangan Allah semula, adalah sentral keselamatan kekal - pemasti untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.
Benarkah
Alkitab mengajarkan hal ini? Ataukah, ini, pendeta Erastus sedang mengoreksi Yesus
Kristus dan pengajaran para rasul sebagaimana epistel-epistel menyatakannya, bagaikan Yesus yang berkata “
tetapi Aku berkata kepadamu” kala Ia mengoreksi dan memulihkan kebenaran yang
terkandung di dalam Taurat [ Tinjauan bagian
1A]?
Sabda Yesus
Kristus Adalah Perkataan Yang Penuh
Kuasa Untuk Melakukan dan Mewujudkan Keselamatan Manusia Sejak Mulanya
Hingga Kesudahannya
Dalam dunia atau urusan manusia,
orang dapat berkata: bicara sangatlah
mudah, melakukannya adalah perkara bertindak berdasarkan perkataan itu. Jikalau, manusia itu gagal untuk memenuhi100
persen sebuah tuntutan, maka hal semacam ini tetap memiliki sebuah nilai
berarti, sebab dilakukan dalam upaya yang gigih, sekalipun ia mahkluk
terbatas dan penuh kelemahan, manusia tetap menilai dirinya memiliki potensi
yang begitu besar terpendam didalam menanti untuk digali secara tekun penuh
perjuangan. Apa yang terpenting bagi
manusia itu, adalah berupaya keras dalam mencapai apa yang hendak dicapainya.
Tak ada target tanpa keringat dan ketekunan dalam mencapai apapun sehingga
memenuhit target. Dalam hal ini, manusia percaya akan proses dalam sebuah
perjuangan atau kegigihan; bagaimana manusia itu melakukan serangkaian
perjuangan terus-menerus tak menyerah pada keputusasaan untuk mencapai setiap
target di dalam kehidupannya. Tak ada bicara keinginan tanpa perbuatan; tak ada
pencapaian tanpa berupaya mewujudkannya. Apapun
yang ingin dicapai oleh manusia, baik untuk mencapai cita-cita di dalam
studi; di dalam karir; di dalam membangun keluarga; di dalam membangun karakter
disiplin, tegas, jujur, bertanggung jawab dan lain-lain, manusia melalui
serangkaian proses belajar dan kegigihan untuk mencapainya. Manusia tak boleh
berhenti dan tak boleh menyerah di tengah jalan. Sebuah perjuangan yang tak
main-main.
Dan,Tak ada yang salah dengan semua itu. Bukankah
manusia harus berupaya secara total dalam kesegenapan dirinya untuk
menghadirkan damai dan bahagia bagi dirinya dan keluarganya sendiri? Bahkan
Kitab suci pun demikian? Misal:
Kolose
3:18-22 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai
suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap
dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah
di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya
jangan tawar hatinya. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini
dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan
mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan
segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Tetapi, ini bukan sama sekali apa yang harus dilakukan agar memiliki keselamatan atau memastikan diri masuk ke dalam kerajaan sorga.
Namun Tidak Berlaku Dalam Bagaimana Manusia Dapat Diselamatkan
Oleh Allah
Atau,
bagaimana
kehidupan Ilahi bekerja di dalam seorang tebusan Kristus itu membangun
kehidupan berimannya:
Kolose
3:1-5 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah
perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan
Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab
kamu telah
mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila
Kristus,
yang adalah
hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri
bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah
dalam dirimu segala sesuatu yang
duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu
jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
Kolose 3:7-10 Dahulu kamu juga
melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah
semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang
keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia
lama serta kelakuannya, dan
telah
mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan
yang benar menurut gambar Khaliknya;
Kolose
3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan
dan dikasihi-Nya,
kenakanlah belas
kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Membaca
Kolose ini, apakah maknanya? Apakah
ini bermakna seperti yang pendeta Dr. Erastus Sabdono nyatakan: Keselamatan
adalah “proses dikembalikan pada rancangan Allah semula, tanpa ini dipastikan tidak
masuk ke dalam kerajaan sorga? Tidak sama
sekali!
Epistel
Kolose ini, berbicara secara khusus kepada
manusia-manusia yang telah mengalami:
-dibangkitkan bersama Kristus
-telah mati dan memiliki hidup yang
tersembunyi bersama Kristus
-Hidup yang dimilikinya adalah hidup
Kristus
Bukan
ditujukan kepada manusia-manusia pada umumnya. Ini adalah pengajaran yang ditujukan kepada mereka yang
telah mengalami kebangkitan dan memiliki
hidup bersama Kristus. Kepada mereka inilah, diajarkan untuk:
-Memiliki kehidupan yang berorientasi kepada
perkara yang di atas [ ini bukan spiritualitas
atau hal bernilai rohani umum, sebab] di mana Kristus berada.
-Memikirkan perkara yang di atas, sebab
saya dan anda pada dasarnya tidak lagi memiliki kehidupan di dunia ini yang
bernilai kekal dan mulia [ bukan yang di bumi], sebab saya dan
anda telah mati [kehidupan dirimu sendiri bagimu sendiri yang fana dan mati telah lenyap] sebab tersembunyi
bersama dengan Kristus
-Mematikan segala sesuatu yang duniawi :
percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama
dengan penyembahan berhala, marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor
yang keluar dari mulutmu, Jangan lagi kamu saling mendustai
Apakah
tujuan bagi orang-orang percaya untuk: memiliki
kehidupan yang berorientasi kepada perkara yang di atas; memikirkan perkara yang di atas; mematikan segala sesuatu yang duniawi?
Rasul Paulus sangat jitu berkata “mematikan
segala sesuatu yang duniawi” sebab ini adalah konsekuensi natural pada
sebuah kehidupan yang
berorientasi perkara di atas dan memikirkan
perkara yang di atas di mana Kristus berada bersama Allah.
Agar mengalami proses
dikembali pada rancangan Allah[bukan
rancangan dunia]? Benar!
Hal-hal ini adalah bagian dari bagaimana manusia-manusia tebusan itu
mengalami proses seumur hidupnya untuk
mengarahkan dirinya pada perkara yang di atas dan memikirkan
perkara yang di atas, sehingga mampu mematikan segala sesuatu yang duniawi? Agar anak-anak Tuhan
hidup sebagai anak-anak Tuhan dalam kehendak Tuhan, bukan sebagai anak-anak
dunia dalam kehendak dunia. Anak-anak Tuhan bertumbuh kembang dalam karakter
Bapa di Sorga, bukan sebagai
anak-anak dunia bertumbuh kembang tanpa mengalami kehidupan dari Bapa, selain
kematian. Bandingkan dengan:
Roma 8:28-29 Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang
dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula
untuk menjadi
serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi
yang sulung di antara banyak saudara.
TETAPI,
semua
proses yang dikemukakan Paulus di dalam epistel Kolose itu bukan agar
anda DIPASTIKAN dapat masuk ke dalam kerajaan
sorga dan menjadi anggota kerajaan sorga, sebagaimana diisyaratkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono.
Pertama-tama, pengajaran ini sendiri ditujukan kepada mereka yang telah memiliki
hidup Kristus dan dibangkitkan
bersama Kristus, yang sudah menunjukan bahwa orang-orang ini pasti masuk
ke dalam kerajaan sorga:
Yohanes 5:24 Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut
dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Yohanes 6:37-40
Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari
sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia
yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku,
yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang,
tetapi supaya Kubangkitkan
pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang
melihat
Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Ketika
Paulus menujukan pengajaran ini kepada orang-orang yang diindikasikannya
sebagai dibangkitkan bersama Kristus dan memiliki hidup Kristus, maka yang
dimaksudkannya adalah sebagaimana Yesus memaksudkannya: orang yang beroleh
hidup kekal karena percaya atau beriman
kepada Anak.
Pada
mulanya adalah KEHENDAK BAPA agar Yesus melakukan sebuah pekerjaan keselamatan yang mana siapapun yang
diselamatkan Bapa tidak akan hilang dan saat percaya beroleh hidup kekal,
sehingga secara pasti Yesus berkata saat itu juga “AKU MEMBANGKITKANNYA PADA
AKHIR ZAMAN.”
Inilah kondisi aktual orang-orang percaya itu. Dan,
kala Paulus berkata matikanlah segala sesuatu yang duniawi, itu adalah hal yang
sangat serius dan tak ada sedikitpun keraguan bagi Paulus untuk memerintahkan
dan mengajarkannya bagi orang-orang percaya tersebut.
Dasar
perintah atau pengajaran semacam itu sangatlah kokoh:
-mereka telah dibangkitkan Kristus
-memiliki kehidupan Kristus
Perintah
yang dapat disalahmengerti ini [matikanlah
segala sesuatu yang duniawi di dalam dirimu], sebagai “upaya-upaya manusia untuk mencapai atau memastikan/mempertahankan keselamatan,” pada dasarnya,
bukan dan tidak pernah merupakan upaya-upaya manusia dalam makna
demikian:
Kolose 3:14-16
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai
pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah
damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan
bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di
antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar
dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan
puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam
hatimu.
Kenakanlah
dan hendaklah pada Kolose 3:14-16 di atas ini,
diperintahkan bukan supaya anda dan saya menjadi dipastikan masuk ke dalam
kerajaan sorga dan menjadi anggota kerajaan sorga.
Tetapi,
secara kuat dan tanpa keraguan sedikitpun, menunjukan bahwa anda dan saya: memiliki kehidupan yang berorientasi kepada Kristus, memikirkan perkara yang di
atas, dan mematikan segala sesuatu yag duniawi. Dengan kata lain, itu adalah
REALITA orang-orang yang telah dibangkitkan bersama Kristus dan
memiliki kehidupan Kristus [ia tinggal di dalam Aku, Aku tinggal di dalam
dia- Yohanes 6;56]. Pada mulanya, anda dibangkitkan bersama
Kristus dan memiliki kehidupan Kristus sehingga karena itulah Paulus dengan
penuh ketegasan berkata “matikanlah segala sesuatu yang duniawi.”
Tanpa Kristus di dalammu atau
memiliki kehidupan Kristus, mustahil anda mengalami proses menjadi
manusia-manusia sesuai dengan kehendak
atau rancang bangun Allah-
rancang bangun Allah yang ada di dalam
manusia Yesus Kristus secara sempurna, sebab Kristus memiliki pada
dirinya sendiri hidup Allah yang
menghidupkan anda dan saya. Sehingga, dengan demikian, dapat memiliki
kehidupan yang berorientasi pada perkara-perkara di atas dimana Kristus berada
dan mematikan segala sesuatu yang duniawi.
Manusia Baru Yang Tak Sempurna Sehingga
Terus-Menerus Diperbaharui
“Mematikan segala sesuatu yang duniawi,”
sebagaimana juga “memiliki kehidupan
yang berorientasi pada perkara yang di atas” merupakan realita yang harus berlangsung, sebab ‘untuk itulah kamu telah dipanggil.” Bagaimana hal
itu terjadi ?
Hal
itu terjadi sebagai sebuah proses: “mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui.”
Perhatikan
ada MANUSIA BARU yang terus-menerus
diperbaharui. Ini adalah manusia
baru yang dihasilkan oleh dibangkitkan
bersama Kristus, namun, ia masih harus mengalami pembaharuan terus- menerus. Apakah tujuan
dari pembaharuan terus-menerus manusia baru itu? Pembaharuan itu untuk
mematikan manusia lama yang bertabiat: percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu
jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, marah, geram,
kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
Inilah
yang diajarkan oleh Paulus sebagai harus menanggalkan manusia lama. Sehingga MANUSIA BARU yang dimiliki oleh orang-orang yang
telah dibangkitkan oleh Kristus dan memiliki kehidupan Kristus itu, bukanlah manusia-manusia sempurna atau
orang-orang beriman yang sukses menjadi mahasuci, tetapi terus-menerus mengalami pembaharuan.
Ini semua tak
ada hubungannya agar pantas atau memastikan peluang masuk ke dalam kerajaan sorga. Keselamatan dalam
makna lepas dari maut atau api neraka dan
berpindah kepada hidup atau dimiliki Kristus, adalah peristiwa yang dikerjakan Allah sebagaimana Kristus membangkitkan orang
mati [Yohanes 5:25-28]. Dan memang benar, bahwa manusia baru hasil
penebusan Kristus bukanlah manusia sempurna apalagi mahakudus. Itu sebabnya
orang-orang percaya sejati sekalipun, dapat jatuh ke dalam berbagai dosa. Itu
sebabnya nasihat dan pengajaran dan kehidupan Kristus di dalam-Nya sangat
vital, bukan saja penting. Realita semacam ini [bahwa manusia baru itu memang
tak sempurna] bukanlah sebuah kealamian yang boleh didiamkan dan juga bukan
penggugat kepastian keselamatan di dalam Kristus,bagi Paulus, oleh sebab satu
hal: orang-orang
tebusan memiliki hidup Kristus! Anda dan saya hidup oleh Kristus sebagai hasil
kebangkitan Kristus dari kematian atau penaklukan
Yesus atas kuasa Iblis:
Ibrani
2:14-15 “…maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa
atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka
yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
Sehingga,
memiliki kehidupan Kristus
adalah sebuah kehidupan yang tak lagi
dapat dihancurkan oleh Iblis. Sebab mustahil Iblis dapat berkuasa
menghancurkan hidup Kristus yang telah memusnahkan Iblis. Itulah kuasa
kehidupan yang diberikan Kristus bagi saya dan anda.
Sehingga
sangat kokoh perintah matikanlah segala sesuatu yang duniawi.
Jangan sekali-kali dinilai sebagai kebenaran berdasarkan Taurat sebagaimana
ditudingkan oleh beberapa pengikut aliran Hypergrace. Sebaliknya, dalam hal
ini Paulus menunjukan: begitulah kesejatian hidup orang-orang
yang memiliki kepastian keselamatan, mengarahkan dirinya kepada perkara-perkara yang di atas di
mana Kristus berada. Kepastian yang dimiliki oleh sebab Kristus telah
membangkitkan dan memberikanmu hidup kekal.
Alkitab tak pernah mengajarkan keselamatan dalam Kristus sebagai sekedar lepas dari api
neraka, lalu orang Kristen tersebut hidup suka-sukanya, tak peduli bahwa ia
sendiri masih manusia lama ataukah manusia baru. Yang dengan demikian
berarti tak pernah sama sekali diselamatkanoleh Kristus.
Namun, Alkitab
juga
menyatakan bahwa proses
menjadi manusia rancangan Allah semula, TAK BISA DILEPASKAN dari realita: bahwa orang tersebut haruslah terlebih
dahulu menjadi manusia baru. Proses menjadi manusia baru adalah hasil
penebusan Kristus atau diberi kehidupan oleh Kristus dengan cara melepaskan
orang tersebut dari maut dalam kematian Kristus! Kalau, pendeta Dr. Erastus Sabdono melepaskannya
dari manusia baru, malah menjadikan poses menjadi manusia rancangan Allah semula, sebagai
cara menuju manusia baru, itu sangat
keliru dan menyesatkan. Yesuslah yang menghasilkan manusia baru pada seorang
beriman. Manusia baru itu bukanlah
manusia SEMPURNA, namun ia
terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang
benar menurut gambar Khaliknya.
Perhatikan! Manusia Baru itu memiliki target untuk memperoleh pengetahuan yang
benar MENURUT GAMBAR KHALIKNYA. Berdasarkan tujuan inilah, maka Paulus
mengajarkan: arahkanlah dirimu pada
perkara yang di atas di mana Kristus berada dan
matikanlah dalam dirimu segala
yang duniawi. Kalau memang Kristus
adalah tujuan hidupmu maka pastilah segala hal yang duniawi tidak lagi menjadi
tujuanmu dan dari titik inilah pematian keduniawian itu berlangsung. Pangkal pematian keduniawian dirimu itu pada Kristus yang
menjadi sumber kehidupanmu dan tujuan hidupmu. Sehingga tak ada
perlu sedikitpun ada keraguan bagi orang
percaya untuk tidak mau menghargai pengajaran ini, berpikir bahwa ini taurat
atau masalah memburu “perfection”
atau kesempurnaan. Tidak ada
pengejaran yang demikian di sini, seolah-olah, itu bergantung padamu; bukankah ketika anda melakukan
pematian segala hal duniawi dalam
dirimu, anda adalah seorang manusia
baru yang tak sempurna, namun secara terus menerus mengalami pembaruan.
Saya
sudah diselamatkan-Nya, itu pasti karena
Kristus sudah memusnahkan Iblis dalam kematian-Nya. Tapi, memang
benar, saya adalah manusia baru yang belum sempurna, sebaliknya terus-menerus
mengalami pembaruan. Sebuah pembaruan terus-menerus untuk menanggalkan manusia
lama bertabiat dan berorientasi dunia. Manusia baru yang tak
sempurna ini dan mengalami pembaruan terus-menerus yaitu menanggalkan manusia
lama, itulah gaya hidup saya; itulah kehidupan saya, anda dan setiap orang
Kristen. Saya memiliki dasar beriman oleh karena anugerah-Nya. Anugerah yang memberikan saya sebuah manusia baru yang terus menerus mengalami pembaharuan di sepanjang kehidupanku.
Tak
ada keberpisahan antara diselamatkan seketika atau secara ajaib [1Pet 2:9-10] oleh
terang-Nya dengan sebuah kehidupan manusia
baru yang masih harus terus-menerus mengalami pembaharuan. Tak hanya
secara ajaib, tetapi Allah juga menggunakan sarana-sarana natural untuk
memastikan orang-orang tebusan-Nya berada didalam alur perjalanan yang
dipandukan oleh Bapa:
Kolose 3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan
segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil
menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur
kepada Allah di dalam hatimu.
Orang-orang
tebusan atau yang sudah secara pasti diselamatkan oleh Kristus itu mengalami
pembaharuan terus-menerus melalui pengajaran dan teguran. Apakah teguran dan
ajaran itu berdasarkan hikmat duniawi? Tidak, namun berdasarkan PERKATAAN
KRISTUS YANG DIAM didalammu. Bandingkan dengan perkataan Yesus ini: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu
benar-benar adalah murid-Ku”-Yohanes 8:31.
Manusia baru
yang tak sempurna sehingga harus terus-menerus
mengalami perubahan, adalah manusia yang mengalami perubahan demi
perubahan menjauhi manusia lamanya,menuju gambar khaliknya. Itu mutlak
terjadi:
Kolose 3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal
itu ketika kamu hidup di dalamnya.
Manusia
baru itu, walau tak sempurna tetap mengalami penjauhan dari kehidupan lamanya
sehingga dapat diperbandingkan. Dasar pembandingan ini, sekali lagi, adalah karena
Kristus adalah hidup bagi saya dan anda
[Kolose 3:4]. Mengapa dikatakan manusia baru, sekalipun, ia tak sempurna? Karena ada Kristus yang sempurna hidup di dalam anda dan saya, dan, didalam Kristus yang sempurna itu anda
mengalami pembaharuan terus-menerus.
Sehingga,
sungguh keliru dan salah kala
pendeta Dr.Erastus Sabdono menyatakan: “keselamatan
bukanlah hanya terhindar dari api kekal dan diperkenankan masuk Sorga tetapi
proses menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Terhindar dari api kekal
dan diperkenan masuk Kerajaan Sorga bisa terwujud dalam kehidupan seseorang
bila sudah memasuki proses keselamatan, yaitu menjadi manusia seperti rancangan
Allah semula.” Alkitab mengajarkan:
seseorang
harus menjadi manusia baru [dilahirkan oleh karya Kristus] terlebih dahulu dan
berdasarkan kehidupan Kristus didalamnya maka orang percaya itu mengalami
pembaharuan terus-menerus menuju pengetahuan yang benar menurut gambar
khaliknya.
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(3F):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar
Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
Baca
juga:
No comments:
Post a Comment