“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora
Yesus Kristus pada
mulanya adalah Allah Sang Firman yang bersama-sama dengan Allah. Sang
Firman itu telah menjadi Anak. Tak hanya Ia adalah Anak Manusia, sebagaimana Yesus sendiri menyebut dirinya demikian
untuk menunjukan kesejatian kemanusiaannya [Lukas 19:9-10], namun juga, Ia
adalah Anak Allah, sebagaimana Yesus
sendiri menyebut dirinya demikian [Yohanes 5:18-20] untuk menunjukan kesejatian
ke-Tuhan-an pada dirinya sendiri, dan itu dikemukakannya secara gamblang: “masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang
telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah
berkata: Aku Anak Allah?”[
Yohanes 10:36]. Apa yang menarik dalam Ia menyatakan siapakah dirinya dalam
sebuah keistimewaan, baik Anak Manusia dan Anak Allah, pada saat Ia menyatakan dirinya Anak Manusia tak
sama sekali menyusutkan kuasa-Nya untuk menyelamatkan: “Sebab Anak Manusia datang
untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Oleh Yesus sendiri,
Sang Firman yang telah menjadi manusia itu didalam kemanusiaannya adalah Ia yang berkuasa untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang [ baca juga Lukas 15:1-7; Lukas 15:8-10; Lukas
15:11-32 yang menunjukan bahwa Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang].
Mengapa hal ini penting untuk dinyatakan?
Saat siapapun mengajar atau berteologia dalam sebuah cara mengabaikan atau tidak memperhitungkan
siapakah Yesus, apakah sabda-sabdanya, apakah karya-karya keselamatannya, atas
kehendak siapakah Yesus telah datang dan apakah yang dikehendaki Bapa didalam
Ia melakukan karya keselamatannya, berdasarkan apapun dan bagaimanapun, maka
memang pengajaran dan teologia yang dihasilkannya dapat berlawanan dengan
apapun yang disaksikan oleh kitab suci
tersebut. Termasuk, bagaimana pendeta
Dr. Erastus Sabdono melakukannya melalui pernyataannya berikut ini:
Berkenaan
dengan hal diatas, perlu diingatkan bahwa Tuhan tidak memandang muka (1 Pet
1:17). Siapapun mereka yang berbuat jahat akan ditolak dari
kerajaan Allah. Hal ini ditegaskan dalam Wahyu 21:8 menyatakan bahwa
mereka yang adalah orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya,
orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang
sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat
bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua. Hendaknya kita tidak berpikir bahwa orang
yang mengaku telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat
otomatis masuk Kerajaan Sorga. Harus tetap diingat bahwa orang
yang masuk Kerajaan Sorga adalah mereka yang melakukan kehendak Bapa
(Mat 7:21-23).
Setiap orang yang
melakukan kehendak Bapa, itu, haruslah seorang yang menerima Yesus Kristus. Tak
ada siapapun yang sanggup melakukan kehendak Bapa tanpa Kristus! Tak ada
keselamatan berdasarkan perbuatan baik dapat terjadi pada manusia. Itu sebabnya,
Yesus sebagai Anak Manusia berkata: datang untuk mencari dan menyelamatkan. Itu
hal yang absolut, sebagaimana Yesus menyatakan. Tuhan memang tidak memandang
muka sehingga semua yang berbuat jahat
memang akan ditolak masuk ke
dalam Kerajaan Allah. Tetapi 1 Petrus
1:17 itu sendiri sama sekali tidak menunjukan sebuah kebenaran masuk ke dalam kerajaan Allah berdasarkan
perbuatan yang sekehendak dengan Bapa pada siapapun manusia, apalagi sampai
terlepas dari Yesus Kristus.
Pada 2
bagian sebelumnya [“tinjauan bagian3F” dan “tinjauan bagian3G”], telah saya tunjukan bahwa keberimanan kepada Yesus Kristus adalah
sebuah kasih karunia Allah dan sebuah kehidupan kekal yaitu Yesus Kristus
berdiam di dalam orang tersebut untuk melahirkan sebuah kehidupan ciptaan baru
di dalam Kristus, yang terus-menerus mengalami pembaharuan.
Tuhan Memang Tidak
Memandang Muka, Itu Sebabnya Kasih Karunia Yang Dianugerahkan Bagimu adalah
Dasar Keselamatan Kokoh Dari Bapa
Jika anda mengabaikan
kebenaran akan siapakah Yesus Kristus dan karya keselamatannya, sementara epistel
yang dikutip oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono begitu menekankan ketak berdayaan
manusia untuk pada dirinya sendiri membangun kebenaran berdasarkan perbuatan
sehingga menjangkarkannya pada Kristus, maka, apakah yang dapat diharapkan dari
pengajaran yang membengkokan isi sebuah surat. Sebuah surat dibaca atau
dibacakan untuk mengetahui apakah kebenaran isi surat itu, bukan
memanipulasinya sehingga menipu banyak orang.
Mari kita
membaca bagian dari 1 Petrus 1: 17 dalam
sebuah “badan” yang lebih utuh:
1Pertrus
1:1-23 (1) Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada
orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil
dan Bitinia,(2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat
kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan
damai sejahtera makin melimpah atas kamu.(3) Terpujilah
Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah
melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati,
kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,(4) untuk menerima suatu
bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat
layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. (5) Yaitu kamu, yang
dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan
keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.(6)
Bergembiralah
akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh
berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian
imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji
kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan
kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun
kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada
Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita
yang mulia dan yang tidak terkatakan,(9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan
jiwamu.(10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi,
yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.(11)
Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang
dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang
sebelumnya memberi kesaksian tentang
segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang
menyusul sesudah itu.(12) Kepada
mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri,
tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang
kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh
Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu,
yaitu
hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.(13) Sebab itu
siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya
atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus
Kristus.(14) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa
nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,(15)
tetapi
hendaklah
kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang
telah memanggil kamu,(16) sebab ada tertulis:
Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.(17) Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang
muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup
dalam
ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.(18) Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu
warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas,(19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.(20)
Ia
telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu
baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.(21) Oleh Dialah
kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati
dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.(22)
Karena kamu telah
menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu
dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu
bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.(23) Karena
kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana,
tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.
Camkan! Alkitab,
sebagaimana telah saya nyatakan, menyaksikan kepada para pembacanya pada
realita orang-orang Kristen sejati[ akibat tindakan Allah menyerahkannya kepada
Yesus Kristus] dan orang-orang Kristen yang beriman berdasarkan pada
pengharapan keselamatan dan kemenangan-kemenangan iman dan lahiriah duniawi,
bukan pada apa yang hendak Yesus berikan, tetapi apa yang mereka harapkan agar
Yesus berikan sesuai dengan pengharapan
mereka[ bandingkan kembali dengan Yohanes 6:14-15 dan Yohanes 6:24-26].
Jadi memang benar, ada orang-orang yang sepenuh hati dan sepenuh waktu mencari
Yesus, namun bukan keberimanan semacam
ini yang dikehendaki oleh Yesus, dan pada faktanya, orang-orang semacam ini
telah divonis oleh Yesus segera sebagai:
-Tak percaya kepadanya, sekalipun
percaya [Yohanes 6:36]
Mereka adalah orang-orang yang percaya bahwa Yesus dapat menjadi
pemecah berbagai masalah kehidupan mereka di dunia ini, dan mereka telah
meletakan Yesus sebagai sumber jawaban bagi masalah mereka. Sejauh apakah iman mereka kepada Yesus? Sejauh Yesus dapat
menjawab atau menyelesaikan
masalah-masalah bagi mereka. Kala Yesus menyatakan dirinya tak seperti
pengharapan mereka, maka orang-orang beriman jenis ini akan pergi meninggalkan
Yesus dan tidak lagi mengikut-Nya [ Yohanes 6:60,66]
-Mereka bukan orang-orang percaya hasil kasih karunia
Allah [Yohanes 6:39-40]
Jika
anda atau saya atau siapapun bukanlah orang-orang Kristen yang dihasilkan oleh tindakan Allah
memberikanmu kepada Yesus, maka anda dan saya tak akan dapat “melihat” apa yang
sedang Yesus kehendaki. “Melihat namun tak percaya[Yohanes 6:36]” adalah sebuah
kondisi yang sangat sukar untuk dimengerti sementara kenyataannya ada banyak
orang yang mengikut Yesus itu sebagai
akibat melihat mujiat hebat [Yohanes 6:5-7], dan Yesus sendiri mengakui bahwa
mereka adalah orang-orang percaya sebagai akibat melihat dirinya telah
melakukan mujizat dan telah dikenyangkan atau dipuaskan akibat mujizatnya [Yohanes
6:26].
Ada
banyak terlihat orang-orang Kristen semacam ini, saya bisa mengatakan, inilah
orang-orang beriman yang dihasilkan bukan oleh hasil pemilihan atau kasih
karunia Allah. Namun, tegas dalam hal
ini, Yesus tak membuka ruang yang bagaimanapun kepada kelompok ini
sebagai memiliki peluang keselamatan, sebab Yesus berkata:
Yohanes
6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku
akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan
Kubuang.
Perhatikan ini:
Yohanes
6:60, 66 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang
berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup
mendengarkannya?" Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak
lagi mengikut Dia.
Apakah
Yesus mencari dan menyelamatkan mereka? Tidak!
Sangat
berbeda dengan murid-murid yang dipilihnya sendiri [Yohanes 6:70], yang tetap
diselimuti ketakpercayaan kepada Yesus, pada apakah yang dilakukanya dan
maksdunya, Yesus mencari dan menyelamatkan mereka sehingga beriman:
Lukas
24:44-45 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah
Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus
digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka
pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.
Bagi Yesus, beriman kepadanya berpangkal dari kasih karunia Bapa didalam kekekalan-Nya. Itulah
dasar baginya untuk membukakan pengertian sehingga mengerti dan percaya ataukah
tidak melakukannya. Bagi Yesus, apapun yang dilakukannya termasuk yang
dikatakannya bersumber dari Bapa-Nya sendiri [Yohanes 5:19-20].
Hal yang sama juga
menjadi fondasi pengajaran dan kebenaran pada bagian yang dikutip oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, namun
dengan mengabaikannya.
Petrus Sedang
Menekankan Kebenaran Satu-Satunya Pada Kasih Karunia
Siapakah orang-orang Kristen atau orang-orang beriman itu sesungguhnya?
a.orang-orang
yang dipilih Bapa
Rasul
Petrus menuliskan siapakah mereka, begini: orang-orang yang dipilih, sesuai dengan
rencana Allah, Bapa kita. Orang-orang Kristen adalah mereka yang
dipilih. Siapakah pemilih itu? Bapa! Berdasarkan apakah pemilihan itu?
Berdasarkan kebaikan orang itu atau kepantasannya atau bahwa ia adalah orang yang akan menerima
Yesus? Tidak! Dasar pemilihan Allah untuk memilih seseorang adalah rencana Allah itu sendiri!
Ini
senilai dengan pernyataan Yesus sendiri:
Yohanes
6:37 Semua yang diberikan Bapa
kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
dan
Yesus datang ke dunia ini, agar apa yang menjadi rencana Bapa : keselamatan
berdasarkan pemilihan-Nya dan penyerahan kepada Yesus, tergenapi:
Yohanes
6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan
kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah
mengutus Aku
Apa
itu kehendak Bapa agar dilakukan atau digenapi oleh Yesus:
Yohanes
6:39 Dan inilah
kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah
diberikan-Nya kepada-Ku jangan
ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Inilah
kekristenan sejati menurut Bapa yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus dan
diajarkan oleh Yesus Kristus.
Menariknya pengajaran semacam ini, telah dinyatakan sebagai
sebuah penyesatan atau setidak-tidaknya dinyatakan sebagai tak pernah diajarkan
oleh Alkitab. Tidak tahu siapa yang telah tertipu sebenarnya dan siapakah yang
telah menipu dengan demikian.
b.orang-orang
yang telah dilahirkan kembali oleh karya Allah di dalam Yesus Kristus
Rasul
Petrus, mengenai orang-orang Kristen, menyatakannya begini: “karena rahmat-Nya
yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus
dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.”
Ini
menunjukan bahwa kekristenan sejati atau keberimanan sejati, pasti sebuah
tindakan oleh Allah sebab keberimanan kepada Kristus adalah sebuah peristiwa
dahsyat, jauh dari sebuah hal-hal yang dinilai sebagai “hal yang dirasakan,”
sebaliknya sebuah realita kekekalan pada saat ini juga: dilahirkan kembali kepada suatu
hidup yang penuh pengharapan.
Ini
senilai dengan Yesus sendiri:
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan
percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan
tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke
dalam hidup.
Keberimanan
kepada dirinya, oleh Yesus sendiri disingkapkan sebagai sebuah kebangkitan dari
kematian. Ini juga menunjukan bahwa semua orang tanpa Yesus pada dasarnya mati.
Yesus menunjukan pertama-tama bahwa
ketakberdayaanmanusia untuk memiliki kebenaran pada dirinya sendiri di hadapan
Allah, bukan soal manusia itu seperti keadaan “kurang gigih” atau “kurang
berjuang” atau “tidak serius” atau “tidak sungguh-sungguh melakukan kehendak
Allah” namun pada dasarnya mati.
Kematian rohani atau ketakberdayaan rohani yang absolut inilah yang membuat siapapun manusia sangat
dan mutlak membutuhkan pertolongan dari Allah.
c.orang-orang
beriman adalah orang-orang yang menerima pemeliharaan Allah
Sementara
keberimanan itu adalah kasih karunia Allah atau sebuah pemberian berdasarkan rencana Allah,
sehingga harus dikatakan bahwa didalam
seseorang itu telah dijadikan Allah untuk beriman maka ada sebuah rencana Allah
yang telah dipersiapkan oleh bagi orang
tersebut. Sehingga harus dikatakan, dengan demikian, kala seseorang beriman kepada Yesus maka kehidupannya bukan
lagi miliknya sendiri. Kepemilikan di sini, bukanlah sebuah kepemilikan yang
harus diperebutkan oleh Allah atas diri manusia yang diselematkan itu, karena
pada dasarnya Allah membangkitkannya dari kematian [Kita
harus menyadari bahwa saat Yesus membangkitkan seseorang dari kuasa maut atau
kematian, tak pernah terjadi sebuah perseteruan dengan si Iblis, sebab si Iblis
telah dibinasakan kuasanya di dalam kematian Yesus itu sendiri- Ibrani 2:14],
maka pembangkitan orang tersebut, bukan
belaka agar memiliki kehidupan kekal untuk sebuah kehidupan masa
mendatang, namun juga sebuah kehidupan
baru yang begitu kaya sebab diperkaya oleh rencana Allah. Inilah dasar mengapa orang-orang beriman itu
dipelihara oleh Allah dan itulah dasar bagi Kristus untuk tinggal atau berdiam
atau bersatu dengan setiap orang percaya [Yohanes 6:56] melalui kematian dan
penumpahan darahnya [Yohanes 6:37-58; Yohanes 6:64, 70-71], sebab hanya Yesus
yang dapat mengenapi kehendak Allah itu [Yohanes 6:38-40]. Yesus yang memiliki
otoritas dan kapasitas untuk mengenapi maksud atau rencana Allah, termasuk rencana Allah pada setiap orang percaya.
d.Orang-orang
beriman adalah mereka yang telah
mencapai tujuan iman mereka, yaitu keselamatan jiwa.
Rasul
Petrus menyatakan bahwa orang-orang yang telah dipilih oleh Allah berdasarkan
rencana-Nya dan yang mengalami pemeliharan Allah, adalah orang-orang yang telah
mencapai tujuan imannya, yaitu keselamatan jiwa. Sehingga orang-orang beriman
berdasarkan kasih karunia Allah atau tindakan Allah menyelamatkan berdasarkan rencana-Nya
adalah yang telah atau selesai di dalam mencapai tujuan iman, yaitu keselamatan
jiwa.
Orang-orang
beriman, tidak lagi mencemaskan keselamatan jiwanya, sebagai sesuatu yang perlu
dipertahankan atau diamankan atau diperjuangkan atau sesuatu yang belum pasti
selama masih hidup.
Orang-orang
beriman, sudah memiliki keselamatan jiwa, sebab tujuan imannya telah selesai.
Mengapa
telah selesai?Sebab, tujuan iman ini
berdasarkan karya Kristus yang telah diselesaikannya secara sempurna.
e.Orang-orang
beriman memiliki keselamatan Yang telah direncanakan oleh Allah dan telah
diberitakan dan dinantikan oleh para nabi Allah:
Rasul Petrus menyatakan, mengapa keselamatan jiwa orang Kristen itu telah selesai
atau telah dimiliki? Dasar kebenaran ini adalah pada siapa yang melakukannya
dan berdasarkan rancangan atau rencana siapa.
1Petrus
1:9-11 menunjukan secara tegas bahwa
keselamatan orang-orang Kristen itu, bersumber
dari rencana Allah dan karya Allah di dalam
Yesus Kristus. Keselamatan jiwa orang Kristen bukan bersumber
dari dalam diri manusia itu. Dibutuhkan Allah yang berencana dan bertindak agar
membicarakan keselamatan manusia adalah sebuah hal yang rasional dan berdasar
untuk dibicarakan, jika Yesus telah mengatakan bahwa semua manusia tanpa
dirinya adalah mati!
Malaikat-malaikatpun menantikannya dengan penuh penantian, bilamanakah hal itu
digenapi: yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat. Roh
Kristus bahkan telah menyatakan
rencana keselamatan itu melalui
para nabi Allah [ maksudnya nabi-nabi di dalam Perjanjian Lama]:
(10)Keselamatan
itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi,
yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.(11)
Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh
Kristus, yang ada di dalam mereka,
yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan
yang akan menimpa Kristus dan
tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Keselamatan
orang Kristen itu adalah keselamatan yang telah dipersiapkan di rencanakan oleh
Allah sendiri secara sempurna dan penuh kepastian. Rasul Petrus bahkan secara
kokoh menyatakan bahwa Roh Kristus yang ada di dalam mereka,
ini adalah sebuah Yohanes 1:1 didalam epistel Petrus, bahwa pra eksistensi Anak Manusia telah ada dan turut berkarya
dalam menyatakan rencana keselamatan
manusia oleh Bapa. Roh Kristus itu sendiri memberikan kesaksian tentang segala penderitaan
yang akan menimpa Kristus dan tentang
segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Ini
senilai dengan perkataan Yesus sendiri:
Lukas
24:44-47 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah
Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus
digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga
mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis
demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari
yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan
dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
f.Keselamatan
orang-orang beriman itu diselenggarakan oleh Yesus yang telah dipilih sebelum
dunia dijadikan
Sejauh
apakah orang Kristen itu adalah orang yang telah dipilih Allah berdasarkan rencana
Allah. Apakah rencana
keselamatan Allah merupakan “rencana
B?” Bahwa Yesus hadir di dalam rencana keselamatan Bapa itu, baru melintas
setelah manusia gagal di taman Eden? Demikiankah? Rasul Petrus menyatakan bahwa
Yesus telah ditentukan sebelum dunia dijadikan [bacalah artikelini]. Ditentukan dalam hal apa? Dalam hal penderitaannya:
1Petrus
1:20 Ia
telah dipilih sebelum dunia dijadikan
NIV
He was chosen before the creation of the world
KJV
Who verily was foreordained before the foundation of the
world
Aramaic
Bible in Plain English He was appointed
beforehand to this before the
foundation of the world
Yesus
dan segenap karya keselamatannya merupakan rencana Allah yang terjadi sebelum
dunia atau alam semesta itu ada atau eksis, sebelum manusia diciptakan dan
sebelum dosa itu sendiri terjadi!
Kesempurnaan
penyelamatan Allah bukan saja pada betapa sempurna-Nya Yesus, tetapi betapa
sempurna-Nya Allah dalam merencanakan sejak dunia ini belum diciptakan melalui Yesus Kristus ;dalam Ia menunjukan betapa
besar kasih Allah itu, bahwa Ia telah
menetapkan Kritus sebelum dunia ini diadakannya, sehingga dasar Allah
menyerahkan orang-orang tertentu ke dalam tangan Yesus untuk diselamatkan memang sama sekali bukan pada kelayakan
manusia itu. Bagaimana bisa berdasarkan perbuatan manusia, sementara Kristus
sendiri telah ditentukan untuk menjadi penyelamat pada saat manusia belum
diciptakan?!
g.Keselamatan
orang-orang beriman berdasarkan darah
Yesus Kristus yang telah ditumpahkan atau berdasarkan kematiannya
Rasul
Petrus mengatakan bahwa keselematan orang-orang beriman itu berdasarkan penebusan yang
dilakukan oleh Kristus: dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus
yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Keselamatan
oleh kematian Kristus bagi yang percaya.
Ini
senilai dengan pengajaran Kristus sendiri:
Yohanes
6:53-55 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak
mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada
akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah
benar-benar minuman.
Markus
8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan
kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus
menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
Matius
16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai
menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan
dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan
dibangkitkan pada hari ketiga.
Markus
9:31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya.
Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan
membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."
Dan
ini adalah sebuah rencana yang telah dipersiapkan oleh Bapa sejak kekekalan [
sebelum dunia di jadikan], dan Yesus memang menyatakan bahwa Ia datang dari
sorga memang untuk memberikan kehidupan melalui kematiannya: Jawab Yesus:
"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
hidup walaupun ia sudah mati- Yohanes 11:25. Mengapa Yesus berkata:” Akulah kebangkitan?’ Sebab Ia
setelah kematiannya mengalami kebangkitan dari kematian pada hari ketiga.
Sehingga, berdasarkan
penjelasan Petrus, kita mengetahui bahwa orang-orang Kristen memiliki dasar
kebenaran bukan berdasarkan pada apakah mereka berbuat baik atau memenuhi apa
yang dikehendaki Bapa, terkait perbuatan-perbuatan baik sehubungan dengan hari penghakiman kelak, dimana setiap orang termasuk orang Kristen harus menggantungkan keselamatannya pada perbuatannya juga, tak mungkin sepenuhnya anugerah oleh Allah. Seutuhnya berdasarkan
pada rencana Allah di dalam Yesus
Kristus sejak dunia belum diciptakan.
Lalu, jika demikian,
apakah maksud Petrus menuliskan:
Dan
jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua
orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu
hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini – ayat 17
Sekalipun Petrus
menyatakan bahwa Bapa adalah Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang
menurut perbuatannya, tetapi Petrus:
tidak memerintahkan orang-orang
Kristen itu agar berjuang mempertahankan keselamatannya
melalui perbuatan baik, sebaliknya memerintahkan agar hidup dalam ketakutan selama kamu
menumpang di dunia ini.
Namun Petrus memberikan
sebuah perintah hidup baru berdasarkan
penebusan Kristus:
- Hiduplah
sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu
- hendaklah
kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus
Apakah dasar
pengudusan kita? Apakah hidup yang tidak
menuruti hawa nafsu mendatangkan pengudusan tanpa Kristus? Petrus menyatakan
bahwa didalam kita hidup tidak menuruti hawa nafsu, bukan dalam tujuan untuk
memiliki kekudusan yang harus diperoleh
sendirian tanpa Kristus, sebab sedari awal, Petrus menyatakan: hiduplah
sebagai anak-anak yang taat. Sekarang, pada saat saya dan anda
membaca 1 Petrus 1:17, sebuah relasi khusus sudah terbangun: dan
jika kamu menyebutnya Bapa.
Orang-orang Kristen dalam surat Petrus ini sudah memiliki relasi dengan Allah
sebagai Bapa, sehingga mereka adalah anak-anak-Nya, tak ada perintah hidup baru
berdasarkan penebusan Kristus ini sebagai upaya untuk pantas menjadi anak-anak
Allah. Kehidupan anak-anak Allah adalah kehidupan yang mendengarkan firman atau
kebenaran Allah.
Perintah hendaklah
kamu kudus sebagaimana Dia yang kudus, pun diperintahkan dalam sebuah hubungan yang sangat kokoh:
Dia yang
kudus, yang telah memanggil kamu. Bahwa perintah ini datang dalam sebuah relasi Bapa dengan
anak-anak-Nya, yang telah
diselamatkan bukan berdasarkan perbuatan atau
kelayakan untuk diselamatkan, namun, berdasarkan rencana Allah melalui Yesus Kristus yang telah ditetapkan sebelum
dunia dijadikan.
Perintah ini tidak
boleh dipandang sebagai negatif terhadap
keselamatan berdasarkan kasih karunia. Ada setidaknya 3 hal mendasar,
mengapa tidak boleh dipandang sebagai negatif:
Pertama:
Petrus menyatakan bahwa keberimanan dan keselamatan orang Kristen berdasarkan rencana Allah dan di dalam pemeliharaan
Allah didalam iman.
Kedua:
Penebusan
oleh Kristus adalah dasar untuk
dapat melakukan segala perintah-perintah
tersebut, atau dengan kata lain, penebusan
seorang Kristen oleh Kristus
adalah sumber kekuatan baginya untuk dapat hidup sebagai anak-anak
yang taat. Perhatikan ini: kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan
pula dengan perak atau emas- ayat 16.
Yesus
Kristus telah menebus saya
dan anda dan setiap orang Kristen sejati dari cara hidup yang sia-sia yang kamu
warisi dari nenek moyangmu, sehingga saat perintah-perintah bagaimana kehidupan baru itu harus
berlangsung, tidak sama sekali terlepas dari
keselamatan yang telah dianugerahkan sehingga dinilai sebagai upaya
untuk menjadikan diri ini layak sebagai anak-anak Allah dan mempertahankannya.
Tidak demikian, sebab dasar perintah-perintah untuk hidup kudus berdasarkan
kuasa untuk hidup bekenan yang dianugerahkan bagimu dan saya didalam penebusan
oleh Yesus Kristus. Begitulah
keselamatanmu dipelihara-Nya.
Ketiga: Dasar
untuk memahami 1 Petrus 1:17 [ baca juga “tinjauan bagian1Q”], bukan sama sekali sebuah perintah bagi kita untuk mempertahankan
keselamatan dengan upaya sendiri, dengan cara berjuang didalam
perbuatan-perbuatan baik, dapat ditemukan dalam pendahulu bagi ayat 17itu sendiri:
Sebab itu
siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus- ayat 13
Pada
apakah saya meletakan pengaharapanmu dan
saya? Apakah
Pada perbuatan baik saya dan perjuangan diri terlepas dari Kristus, untuk dapat
sekehendak di dalam Bapa? Petrus menyatakan dan memerintahkan: letakanlah pengharapanmu seluruhnya
atas kasih karunia yang dianugerahkan
kepadamu waktu penyataan Yesus Kristus.
Pengharapan
orang-orang Kristen itu, sepenuhnya pada kasih karunia yang
dianugerahkan padanya, bahkan, itu
saja, tak ada bagian saya dan anda di dalam mempertahankan atau
melayakan diri dihadapan Allah sebagai terlepas dari Kristus dan karyanya.
Seluruh keselamatan orang Kristen
terletak pada kasih karunia yang dianugerahkan. Kasih karunia yang dianugerahkan,
bukan
kasih karunia yang diperjuangkan untuk
didapatkan dan diperjuangkan untuk dipertahankan sehingga menjadi pasti di
dalam keselamatan.
Bahwa Ia adalah Bapa yang menghakimi setiap orang tanpa memandang muka, telah menjadi dasar bagi setiap orang Kristen sejati untuk memiliki dasar kokoh meletakan pengharapan keselamatan saya dan anda dan setiap Kristen sejati pada kasih karunia. Sebab, tanpa kasih karunia, dan berdasarkan pada penghakiman Bapa saja, maka tak akan ada yang dapat diselamatkan, sebagaimana Bapa telah menetapkan Yesus sebagai satu-satunya keselamatan bagi dunia ini [ Yohanes 3:16,18].
Bersambung ke “TinjauanPengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3J):“Tidak Ada
Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
No comments:
Post a Comment