“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 3i
Demikian juga, saat
pendeta Dr. Erastus Sabdono mengutip Wahyu 21:8:
Tetapi
orang-orang penakut, orang-orang yang tidak
percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal,
tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka
akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang;
inilah kematian yang kedua."
Teks firman tersebut,
sama sekali tidak menunjukan adanya
kebenaran pada manusia dihadapan Allah berdasarkan
perbuatan baik atau berdasarkan
kesempurnaan seseorang melakukan kehendak Bapa, sebab tepat setelah ayat 8,
kebenaran seorang manusia dihadapan Allah itu, berdasarkan pada sebuah relasi
yang sangat unik dan tak bisa diselenggarakan oleh manusia:
Wahyu
21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan,
yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku,
katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
Siapakah “pengantin
perempuan” itu? Mari kita melihat sebuah penjelasan spektakuler mengenainya:
Wahyu
21:24 Dan bangsa-bangsa akan
berjalan di dalam cahayanya
dan raja-raja di bumi membawa
kekayaan mereka kepadanya
Mempelai Anak Domba
itu adalah segala bangsa dan raja-raja di
bumi yang menjadi percaya kepadanya. Apakah dasar untuk menyatakannya?
Perhatikan hal berikut ini:
Wahyu
21:27 Tetapi tidak akan masuk
ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta,
tetapi hanya mereka yang
namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.
Wahyu 21:8 bukan sama sekali dasar yang sedikitpun
benar bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk
mengajarkan kebenaran manusia dihadapan Allah berdasarkan perbuatan-perbuatan
baik atau yang sekehendak dengan Bapa, apalagi terlepas dari Kristus.
Sebaliknya, menunjukkan bahwa hanya mereka
yang tak mengenal Kristus atau tak
memiliki Kristus di dalam dirinya, tak memiliki kuasa untuk hidup sebagai
anak-anak yang taat dan tidak menuruti hawa nafsu dunia ini. Jika Kristus berdiam di dalam dirinya, maka ia tercatat di
dalam kitab kehidupan Anak Domba[baca juga tinjauan bagian 1R,tinjauan bagian 1S, tinjauan bagian 2Q]. Apakah dasar bagi orang tersebut dapat masuk, bahkan, tidak berdasarkan pada perbuatan
baiknya, tetapi pada: apakah namanya
tertulis di dalam Kitab kehidupan Anak domba, atau tidak? Ini
menunjukan bahwa: pertama:
mereka yang memiliki Kristus adalah milik Kristus dan menghasilkan kehidupan
yang berasal dari Kristus di dalam dirinya. Seseorang yang mana Kristus berdiam
di dalamnya tak akan melahirkan sesuatu
yang najis, kekejian dan dusta; kedua: Kristus adalah dasar
kebenaran mereka di hadapan Allah sehingga nama mereka tercatat di dalam kitab
kehidupan tersebut.
Orang-orang percaya
sejati memiliki kehidupan yang bersumber dari Allah di sepanjang hidupnya.
Ini poin
teramat penting untuk memahami dan menjawab sebuah pertanyaan: apakah anak-anak Allah dapat dipastikan mau mendengarkan
dan melakukan segala sabda dan kebenaran Kristus? Tentu saja di
dalam pertanyaan semacam ini terkandung sebuah tanda tanya lain, bukankah dengan demikian keselamatan yang
bersumber dari anugerah itu pada faktanya membutuhkan sebuah komitmen dan
kesungguhan untuk mau mendengarkan dan melakukannya? Bukankah ini adalah
area “diriku sendiri?” Perihal semacam ini adalah alami untuk mencuat, namun
juga, bukan menjadi dasar untuk kemudian mengajarkan bahwa orang-orang Kristen
pun dengan demikian pada dasarnya harus tetap berjuang keras dalam
mempertahankan keselamatannya, atau berjuang agar ia pantas menjadi anak-anak
Allah.
Mengalami
Kesatuan Dengan Sang Penyelamat Sorga, Bukan Berjalan Sendiri Setelah
Diselamatkan
Jika pendeta Dr.
Erastus Sabdono mengajarkan demikian, maka sesungguhnya ia sedang mengajarkan
bahwa realita keselamatan berdasarkan anugerah itu masih membutuhkan perjuangan
pada dirinya sendiri sebagai insan manusia. Bahwa kemudian ia berhasil atau
gagal, sangat ditentukan oleh komitmen, kesungguhan dan perjuangan kerasnya dalam mengiringi Tuhan.
Apakah manusia yang
telah diselamatkan oleh Kristus berdasarkan kasih karunia Allah adalah entitas tersendiri yang sendirian
didalam kehidupan anugerahnya? Bahwa ia sangat mungkin kehilangan pemberian itu, jika tidak dijaga
secara baik-baik dan sungguh-sungguh oleh kesungguhan dan kegigihannya sendiri untuk
menggenapinya. Jadi, mendengar dan patuh saja tak cukup, namun harus gigih
sepanjang waktu, jika tidak maka kasih karunia keselamatan itu menjadi terancam hilang, tak ada kepastian akan keselamatan selama masih di bumi.
Kalau kita
memperhatikan Wahyu 21:9, kita akan menemukan fakta bahwa orang-orang Kristen
sejati tidak pernah, kemudian, menjadi entitas tersendiri yang sendirian dimana Allah memandang dari
kejauhan di sorga melihat keseriusan
saya dan anda dalam mempertahankan dan melakukan keselamatan di dalam dunia
ini, seolah-olah ia sendiri harus berjuang dalam membina relasinya dengan Allah.
Faktanya, Alkitab menunjuk bahwa relasi orang Kristen sejati berasal dari Allah
atau tepatnya, Allah tidak duduk diam di sorga memandang dari kejauhan Sorga
kepada orang-orang beriman di bumi, oleh sebab sebuah pernyataan di sorga yang menunjukan
sebuah relasi yang begitu dekat sekalipun Yesus telah berada di sorga: “aku
akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan,
mempelai Anak Domba,” yang
adalah sebuah deklarasi di sorga oleh salah satu malaikat yang memegang 7 cawan malapetaka akhir yang
menyatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada Kristus [=tercatat di dalam
kitab kehidupan] memiliki sebuah relasi yang begitu intim, begitu mesra, begitu
suci, begitu penuh dengan kuasa
kepemilikan yang berdasarkan mencintai, pada diri Kristus. Orang-orang percaya
yang terdiri dari berbagai bangsa itu dikatakan oleh malaikat pelaksana murka Allah [ ini sungguh luar biasa untuk mengetahui bahwa malaikat pemegang 7 cawan murka itu menyatakan kasih Allah yang
begitu besar kepada orang-orang beriman
bahkan pada saat murka Allah sedang akan ditimpakan. Menunjukan bahwa setiap
orang-orang percaya adalah orang-orang yang dinaungi dari kebinasaan yang
sedang akan ditimpakan Allah].
Yohanes Pembaptis
sendiri menyingkapkan relasi
kepemilikan Yesus atas setiap orang percaya:
Yohanes
3:26 926)Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi,
orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia
engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi
kepada-Nya." (27) Jawab Yohanes: "Tidak ada
seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan
kepadanya dari sorga.(28) Kamu sendiri dapat memberi
kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk
mendahului-Nya.(29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki;
tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang
mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu.
Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
Apa
yang harus dicamkan, relasi antara Yesus dengan orang
yang dijadikan Bapa menjadi percaya kepada-Nya adalah sebuah relasi
yang begitu penuh dengan kuasa Kasih Allah. Bagaimana mendefinisikan:
Yohanes
3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal?
Bagaimana Agar
perkataan Yesus ini tidak sekedar “jargon’ atau kata-kata puitis iman bagi saya
dan anda? Yohanes 3:16 ini sangat megah
bukan semata Allah yang mengasihi dalam cara
memberikan Anak-Nya yang tunggal, namun didalamnya terkandung
maksud kasih Allah untuk mencintai
dengan cinta yang suci dan kekal: supaya setiap orang yang
percaya kepadanya tidak binasa. Cinta atau kasih Allah ini: memberikan Anak-Nya yang tunggal dan memberikan jaminan
kepada siapapun yang dikasihi-Nya untuk tidak binasa namun beroleh hidup kekal. Tak ada
sebuah kesendirian yang dipersiapkan Allah bagi setiap orang yang beriman, apa yang ada melulu Allah yang mencintai dan menjagai
kekasihnya [harus dikatakan demikian sebab relasinya adalah hubungan antara
mempelai perempuan dan mempelai pria]. Jika anda percaya pada tindakan Allah yang begitu besar kasih-Nya sehingga memberikan Anak-Nya yang tunggal itu, maka percaya yang sama harus diberikan pada "setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa." Janji kedua ini, adalah janji Allah pasca Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal itu, yang diberikannya kepada siapa yang menjadi beriman kepada Yesus! Ini bukan hal yang terpisahkan dari pemberian Anak-Nya yang tunggal, sebab pada dasarnya inilah mengapa orang Kristen memiliki relasi yang tak berjangkar pada dirinya namun pada Allah yang memberi dan mengikatkan dirinya kepada siapa yang percaya kepada Anak dengan cara menjaminkan sebuah ketakbinasaan! Siapakah yang sanggup membangun relasi kasih yang kekal semacam ini, selain Allah!
Allahlah yang membangun relasi antara diri-Nya dengan
siapapun yang dikasihinya. Ini bukan
cinta atau kasih lazimnya manusia yang tak bisa memiliki dan menguasai didalam
ia mencintai atau mengasihinya. Allah melalui Kristus mencintai dan
menguasai ia yang dicintainya. Kala ia mencintai atau mengasihi seseorang di
dalam Kristus, maka ia yang dicintainya akan dijagainya sehingga
tidak binasa dan memiliki hidup kekal.
Inilah
dasar yang begitu kokoh bagi malaikat di sorga untuk menyatakan siapapun yang
telah dicintai Allah didalam Yesus Kristus adalah mempelai Kristus.
Kita baru saja melihat Allah yang mencintai dan mengasihi dan juga
menjagai sehingga maksud kasih-Nya yang
begitu besar itu dapat genap, dan itu hanya berlangsung di dalam Yesus
Kristus.
Kehidupan Orang
Percaya Yang Dicintai Allah
Apakah orang-orang
percaya sejati ini dapat menjadi begitu patuhnya. Jawabnya ada pada realita
manusia baru didalam Kristus tidak
hidup sendirian didalam keberimanannya. Pada “tinjauan bagian 3E”
saya telah menyajikan bagaimana peran Roh Kudus didalam persoalan ini, bahwa Roh Kudus memberikan kuasa bagi manusia baru
itu memiliki kuasa pembaharuan terus - menerus, sehingga selama perjalanan orang
percaya di dunia ini tidak akan pernah benar-benar dapat dirampas oleh sebuah
perbuatan dosa atau serangkaian perbuatan dosa dari tangan Kristus. Sebab Roh Kudus akan menuntun orang percaya pada sebuah
kehidupan yang dipimpin oleh Roh. Lihat bagaimana peran aktif Allah
sebagaimana Allah telah memberikan Anak-Nya yang tunggal. Allah berdasarkan
kasih-Nya yang begitu besar dan maksud-Nya di dalam kekekalan memberikan juga kuasa kepada setiap orang
percaya untuk hidup di dalam maksud-Nya [bacalah tinjauan bagian 3H].
Yesus
Peduli Dengan Kehidupan Beriman Yang
Mendengarkan Dan Melakukan Bagaimana Ia Menanggulangi Problem Manusia
Apakah
dasar dan sumber kekuatan bagi orang Kristen untuk dapat mematuhi kehendak
Allah itu, sehingga keselamatan kekal terwujud baginya, seperti kehendak Bapa?
Yesus menjawab persoalan ini secara
sempurna, jawabannya akan menjadi dasar
penggenapan maksud kasih Allah yang begitu besar melalui Anak-Nya yang tunggal,
yaitu barang siapa yang percaya selamat dan tidak turut dihukum [Yohanes
3:18]. Jawaban Yesus terhadap pertanyaan ini, juga menjadi solusi atas realita manusia yang begitu kronis:
Yohanes
3:19 Terang
telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai
kegelapan dari pada terang
Berbicara mendengarkan
dan melakukan atau mematuhinya, adalah berbicara sebuah kehidupan yang
hidup dan hidup yang sehat. Seperti
seorang memiliki telinga yang sehat dan
pikiran yang sehat maka kala mendengarkan sebuah perintah maka ia dapat
memahami dan melakukanya berkat jiwa dan tubuh yang sehat. Ketika telinga
berfungsi benar maka pikiran dan jiwa
harus berfungsi benar. Kita memahami hal ini dalam keseharian kita,
namun tak selalu dapat menjelaskan mengapa ada juga mereka yang memiliki
telinga, pikiran, jiwa dan tubuh yang sehat namun tak dapat menghasilkan sebuah perilaku yang diharapkan.
Apakah
jawaban Yesus terkait problem ini? Apalagi problem yang
menyangkut keselamatan. Perhatikan pengajaran Yesus berikut ini:
Yohanes 15:1-3
Akulah pokok
anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.(2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak
berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting
yang berbuah, dibersihkan-Nya,
supaya
ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih
karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Perhatikan ada 2
macam ranting pada pokok anggur Kristus:
-yang
berbuah
-yang
tidak berbuah
Apakah
dasar sebuah ranting itu dipotong
atau tidak adalah berbuah
atau tidak. Namun yang unik di sini, Yesus menyatakan saat itu juga, bahwa 12 murid-Nya adalah ranting yang berbuah, bahkan sudah dibersihkan. Siapa
yang membersihkan? Yesus. Dengan apakah Yesus membersihkannya? Dengan firman
yang diucapkan-Nya. Mengapa 12 murid itu berbeda sehingga dapat berbuah? Dibersihkan agar lebih banyak berbuah. Perhatikan, kehendak Yesus agar setiap orang yang beriman [ harus dikatakan demikian, sehingga tak terbatas pada 12 murid, sebab pada Yohanes 17, Yesus berdoa dalam kesatuan dirinya yang semacam ini dengan orang-orang Kristen masa depan yang pada saat itu belum eksis: Yohanes 17:20-21; Yohanes 17:9]
Apa
yang gamblang terlihat adalah satu ranting menempel [memiliki relasi] pada pokok anggur Kristus dan tak berbuah, dan satu ranting lagi yang memiliki relasi dengan pokok anggur
Kristus dan berbuah. Pertama harus diperhatikan peran sentral Yesus Kristus pada keberbuahan: dibersihkan-Nya,
supaya ia lebih banyak berbuah. Ranting-rangting yang memiliki
relasi dengan pokok anggur Yesus pasti memiliki
kehidupan yang bersumber dari pokok anggur itu. Tak ada ranting yang dapat hidup dari dirinya sendiri.
Namun, mengapa Yesus menunjukan ada
ranting-ranting tumbuh pada pokok pohon sama namun tak berbuah, sementara
pokok pohon itu adalah Yesus Kristus sendiri? Hubungan dirinya dengan siapakah yang hendak ditunjukannya, dan mengapa itu terjadi?
Jika
ditanyakan, apakah bisa ada ranting
yang hidup dari dirinya sendiri atau tak menerima nutrisi dari pokok pohonnya?
Maka ini, sama dengan: apakah ada pokok
anggur yang adalah Anak Manusia yang
dapat memberikan hidup kepada manusia-manusia lainnya? Pengajaran Yesus yang menggunakan perumpamaan semacam ini, harus diperlakukan sebagaimana Yesus menghendakinya dan bagaimana Alkitab memaparkannya.
Pertanyaan
yang harus diajukan, siapakah ranting yang tak berbuah itu?
Indikasi pertama: pasti tidak menerima kehidupan dari pokok anggur Yesus Kristus. Sekarang, kita juga harus mengetahui, apakah
Yesus sendiri pernah mengindikasikan dirinya sebagai yang memberikan kehidupan
bagi manusia-manusia lain? Dan bagaimana bisa terjadi? Perhatikan hal
ini:
Yohanes
11:25 Jawab Yesus: "Akulah
kebangkitan dan hidup; barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
mendengar perkataan-Ku dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak
turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Sangat
jelas bahwa Yesus sendiri menyatakan dirinya
adalah sumber hidup, bahkan Ia menyatakannya bahwa itu ada pada dirinya
sebagaimana pada Bapa:
Yohanes
5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai
hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai
hidup dalam diri-Nya sendiri
Ini adalah sebuah
kehidupan yang berasal dari Bapa dan berdiam didalam Anak dalam sebuah
kemuliaan yang sama. Sehingga, sebagaimana Bapa adalah sumber segala kehidupan
alam semesta, maka Yesus pun memilikinya dan berkuasa untuk memberikan kehidupan
bagi banyak orang yang dikehendaki Bapa [orang yang diserahkan Bapa kepada
Yesus untuk menjadi percaya].
Bagaimanakah
menurut Yesus untuk dapat memiliki hidup ini? Yesus
berkata: barangsiapa mendengar
perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang
kekal, dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam
hidup. Makna dan operasi hidup yang diberikan Kristus itu, berdasarkan percaya kepada perkataannya.
Murid-murid Yesus
adalah mereka yang percaya kepada apa yang difirmankan Yesus.
Lalu, siapakah yang tak percaya itu namun merupakan ranting
pada pokok anggur itu, sehingga tak berbuah?
Jelas ranting-ranting
itu adalah orang-orang yang memiliki relasi khusus dengan
sang Mesias namun jelas tak mempercayainya. Memiliki
relasi khusus sebab dikatakan sebagai ranting yang sudah ada pada pokok
anggur Yesus, tak percaya, sebab ranting itu mati sehingga tak berbuah atau
memiliki kehidupan yang berbuah.
Mereka adalah
orang-orang Israel:
Yohanes
6:27-36 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk
makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak
Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan
meterai-Nya."(28) Lalu kata mereka kepada-Nya:
"Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang
dikehendaki Allah?"(29) Jawab Yesus kepada mereka:
"Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya
kepada Dia yang telah diutus Allah."(30) Maka kata
mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami
melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? (31)
Nenek
moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka
diberi-Nya makan roti dari sorga."(32) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga,
melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.(33)
Karena
roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup
kepada dunia."(34)Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah
kami roti itu senantiasa."(35) Kata
Yesus
kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku,
ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus
lagi.(36) Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.
Yesus menunjukan
relasi istimewa yang dimiliki orang-orang Israel dengan dirinya, melalui
peristiwa pemberian makan roti manna dari sorga pada era Nabi Musa,
dengan menyatakan bahwa Ia adalah roti hidup dari
sorga yang diberikan kepada mereka.[Camkan, sekalipun konteks kehadiran Yesus dalam nubuat dan penggenapannya dapat dikatakan dalam koteks budaya dan keberimanan yang Yahudi, Kristen itu sendiri dan Yesus Kristus yang Yahudi itu sendiri bukanlah keberimanan atau spiritualitas yang Yahudi, mengenai perihal ini bacalah tinjauan bagian 2L dan tinjauan bagian 3B]
Orang-orang Israel
ini tidak percaya sekalipun Yesus datang bagi mereka, sebagai yang jauh lebih sempurna
daripada roti manna, sebab memakan roti Kristus :tidak akan lapar lagi dan
tidak akan haus lagi.
Ini berbicara kehidupan kekal dan Allah di dalam Kristus yang menjadi sumber
kehidupan kekal mereka, bukan bersumber dari dunia ini:
Yohanes
6:41 Maka bersungut-sungutlah
orang Yahudi tentang Dia, karena Ia
telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga."
Yohanes
6:42 Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf,
yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana
Ia dapat berkata: Aku telah
turun dari sorga?"
Mereka, orang-orang Israel pada dasarnya yang pertama-tama berhak atas keselamatan
kekal ini. Pada dasarnya mereka pemilik janji ini, sehingga dikatakan
sebagai ranting yang sudah menempel pada
pokok anggur Kristus. Coba juga perhatikan pernyataan Yesus ini:
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi
walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Yohanes 5:46-47 Sebab jikalau
kamu percaya kepada Musa, tentu kamu
akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya
akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang
Kukatakan?"
Mengapa Israel dinyatakan Yesus sebagai ranting yang menempel pada
pokok anggur Kristus? Karena Yesus
sendiri atau kabar baik keselamatan
didalam Kristus sudah diberitakan sejak era Musa, dan telah
dituliskan Musa didalam kitab-kitab yang diselidiki mereka, namun tetap saja tidak mau percaya
dan tidak mau datang kepada Kristus.
Sekarang, kita
mengetahui siapakah yang digambarkan ranting yang menempel pada pokok anggur
Kristus, namun tidak memiliki kehidupan
atau tidak berbuah. Ini juga menjawab, apakah memang mungkin,
ada ranting yang menempel pada Yesus namun tak hidup? Ada, sebab ini menunjuk pada sebuah bangsa yang memilik janji keselamatan Mesianik, namun kala digenapi, malah tak menerimanya:
Yohanes 1:11 Ia datang kepada milik
kepunyaan-Nya, tetapi
orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak
menerima-Nya.
Tentu saja, tak semua Israel menolaknya, 12
murid itu adalah Israel-Israel yang beriman dan menerima kehidupan kekal dari
Yesus. Namun pada dasarnya sebagai sebuah bangsa yang memiliki janji atau
kepada siapakah Mesias itu pertama-tama diberikan, telah menolaknya:
Yohanes 12:37 Dan meskipun
Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya
kepada-Nya
Sehingga jelas,
siapakah ranting yang tidak berbuah itu. Pada dasarnya, Yesus berkata mengenai
orang-orang Israel itu sebagai mati:
Yohanes 8:24 Karena itu tadi Aku
berkata kepadamu, bahwa kamu akan
mati dalam dosamu; sebab jikalau
kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."
Orang-orang pemilik
janji Mesianik dalam Kitab Musa mereka,
pada dasarnya adalah ranting-ranting yang menempel pada pohon janji keselamatan
didalam Yesus.Dan ketika Yesus datang, atau janji kedatangan Mesias itu
digenapi, maka mereka tentu adalah ranting-ranting pada pokok anggur Yesus.
Perhatikan, bahwa ranting di sini menunjukan pada orang-orangnya dan sekaligus relasi. Relasi ranting-ranting yang tak berbuah itu berdasarkan janji Mesianik yang mereka
miliki sebagai bangsa Israel atau milik kepunyaan Allah, namun, relasi semacam ini tak boleh berhenti pada
tatar profetik belaka, namun, harus
bergerak masuk kedalam penggenapan, yaitu menerima Yesus: Sebab
jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga
kepada-Ku- Yoh 5:46; jika percaya kepada Mesias dalam kitab-kitab Nabi, mutlak
harus juga percaya kepada Mesias dalam kedatangan Yesus sebagai Sang
Kristus. Jika Israel tak mengalami ini maka terjadilah hal yang teramat janggal untuk terjadi [ranting
pohon tak menerima kehidupan menghasilkan buah, perhatikan penyebab tak berbuah bukan pada batang
pohon], namun, hal ini pada saat yang sama, justru
menjelaskan bahwa relasi yang hendak ditunjukan Yesus adalah relasi keberimanan
pada janji dan pada penggenapan janji.
Dua belas murid yang
percaya itu kemudian menerima kehidupan dan berbuah, dan kelebatan berbuah dalam kehidupan mereka sangat ditentukan oleh
perkataan yang diucapkannya. Firmannya
itu membersihkan kehidupan ranting itu dari segala penghalang untuk
berbuah lebih lebat.
Beriman dan menerima
Yesus Kristus akan mengakibat seseorang menjadi ranting pada pokok anggur Yesus
Kristus. Itu adalah sebuah kehidupan yang bersumber dari Yesus, sebuah
relasi yang melampaui segala bentuk hubungan termulia yang dapat
dibayangkan untuk dialami oleh manusia.
Pada dasarnya, beriman
adalah memiliki relasi kehidupan pada Yesus Kristus yang diselenggarakan
oleh Bapa [Bapaku adalah Pengusahanya- Yohanes 15:1], bukan sekedar
beriman dalam tatar konsepsi atau belaka abstraksi keselamatan. Keselamatan
didalam Kristus memiliki sebuah keaktual
didalam kehidupan yang diadakan oleh Kristus:
Yohanes 15:4 Tinggallah
di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Yohanes 15:5 Akulah
pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia berbuah
banyak, sebab di luar Aku
kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
Hanya jika
menerima-Nya akan memiliki hidup, tak menerimanya maka ia tak akan memiliki
hidup kekal:
Yohanes 6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
Yohanes 6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya,
ia tidak akan mati.
Yohanes 6:54-55 Barangsiapa
makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia
pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku
adalah benar-benar minuman.
Yohanes 6:56 Barangsiapa
makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Yohanes 6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku
hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa
yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
Beriman kepada Yesus
Kristus berarti memiliki kesatuan hidup Kristus di dalam diri orang beriman. Hidup Kristus adalah kekal dan berkuasa memberikan kehidupan kepada
siapapun yang menjadi percaya atau dibuat menjadi percaya, seperti halnya batang pohonlah yang menumbuhkan dan
memberikan makan dan kehidupan pada ranting-rantingnya sehingga dapat berbuah:
Yohanes 15:6 Barangsiapa tidak
tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan
menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu
dibakar. [ bandingkan dengan Yohanes 8:24]
Bagaimana caranya dapat tinggal didalam
Kristus sehingga tidak dibuang ke luar seperti
ranting untuk kemudian dibakar? Perhatikan penjelasan Yesus ini:
Yohanes 15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu
Mengapa 12 murid itu
dapat percaya kepada Kristus? Itu bukan karena upaya mereka yang
sungguh-sungguh untuk mengerti Yesus dan pengajarannya sehingga menjadi
percaya, tetapi, karena Allah melalui Kristus telah memilih mereka.
Bandingkan dengan ini:
Yohanes 6:60-61 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus
yang berkata: "Perkataan ini keras,
siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya
bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
Yohanes 6:65 "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat
datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak
mengaruniakannya kepadanya."
Mengapa ada
orang-orang Israel yang dapat menjadi percaya dan juga ada yang tidak dapat
percaya? Maka jawabnya: bergantung pada apakah Bapa mengaruniakan
iman atau tidak! Tak ada yang
dapat beriman sebagaimana kehendak Bapa [Yohanes 6:36-40], tanpa kasih karunia
pemberian iman oleh Bapa, sehingga
datang beriman kepada Yesus dan tidak ditolak oleh Yesus [sebab, ada jenis pengimanan yang ditolak oleh Yesus:
Yohanes 6:14-15;Yohanes 6:26-27].
Tanpa ketetapan ini,
maka mereka akan pergi meninggalkan
Yesus dan Yesus tidak berusaha untuk menahan mereka:
Yohanes 6:66 Mulai dari
waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan
diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Kepada ke 12 murid
itu Yesus menyatakan: "Bukankah Aku
sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini?[6:70]. Bahkan itu
termasuk memilih Yudas yang akan menghianatinya: Namun seorang di antaramu adalah
Iblis." Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab
dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu
[Yohanes 6:70-71].
Ketika seseorang
dipilih oleh Allah untuk beriman kepada Yesus, maka Yesus
menetapkan mereka untuk berbuah lebat:
Yohanes 15:16 Dan Aku
telah menetapkan kamu, supaya kamu
pergi dan menghasilkan
buah dan buahmu itu tetap
Itulah rencana Bapa
dalam pemilihan yang dilakukan-Nya di dalam Yesus Kristus.
Beriman kepada Yesus
adalah sebuah kehidupan yang diselenggarakan oleh Bapa pada seseorang
yang dikehendakinya, di dalam Kristus. Mengapa didalam Kristus?
Sebab manusia-manusia yang diselamatkan itu pada dasarnya tidak memiliki hidup,
dan jika Ia hidup, itu bukan kehidupan dirinya sendiri. Sehingga,
Ia harus berada didalam
Kristus atau bersatu dengan
Kristus yang terjadi akibat tindakan Bapa yang mempersatukannya [pengusaha
pokok anggur]. Yesus menjadi penjamin dari Bapa bagi setiap orang yang telah
diselamatkan-Nya untuk tidak binasa dan memperoleh hidup kekal.
Demikianlah harus dipahami keberimanan itu, sebagaimana Kristus
menyatakannya.
Bagaimana jika orang
Kristen itu tidak mau mematuhinya? Jika ia adalah seorang Kristen sejati, maka
ia sungguh mencintai Yesus. Dan mencintai-Nya adalah sebuah kehidupan yang
datang dari Allah, sehingga ini bukan basa-basi, bukan
filosofis, bukan jargon, bukan
iman konsepsional. Ini adalah iman yang pada aktualnya Kristus didalammu dan saya
dan anda berada di dalam Kristus. Kita harus memahami dan hidup dalam
realita ini, untuk hidup sedemikian, tak bisa dengan cara membangun pengajaran
yang filosofis, itu harus pengajaran yang berdasarkan pada apa yang telah
diberitakan, dinyatakan dan digenapi atau diwujudkan oleh Allah melalui
nabi-nabi dan Yesus Kristus. Perhatikan ini:
Yohanes 14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang
kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
Yohanes 14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan
dari Bapa yang mengutus Aku.
Sebagaimana Allah
mengasihi dengan memberikan sebuah kehidupan kekal pada orang beriman di dalam
Yesus Kristus, maka ada sebuah kehidupan di dalam diri seorang beriman itu,
bahwa ia akan memiliki kasih untuk mengasihi Kristus, dan mengasihi
itu senilai dengan menuruti atau menaati firman atau perkataan yang disampaikan
oleh Yesus.
Perhatikan ini:
1Yohanes 4:10 Inilah kasih
itu: Bukan kita yang telah mengasihi
Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus
Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
1Yohanes 4:19 Kita
mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Senantiasa, beriman itu
adalah kehidupan baru yang datang atau berasal dari Allah, yaitu kasih
Allah. Dan kasih Allah adalah kasih yang
memberikan sebuah perilaku hidup yang baru dan memuliakan Allah:
1Yohanes 4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia
membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena
barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
Kita semua, saat
ini, adalah orang-orang percaya yang tak pernah melihat Allah, bahkan sekedar
melihat Yesus Kristus. Sangat
berbeda dengan para rasul yang dapat membukakan suratnya dengan kesaksian
berinteraksi dan hidup bersama Yesus, misalkan saja seperti ini:” Apa yang telah ada sejak semula, yang
telah kami dengar, yang telah kami
lihat dengan mata kami, yang telah
kami saksikan dan yang telah
kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu- 1Yohanes 1:1” Yesus
adalah Sang Firman Hidup [Yohanes 1:1,4], itulah yang dimaksud oleh
rasul Yohanes saat membuka epistelnya, yang pernah berinteraksi dengannya.
Kita tak mungkin
mengalami semacam ini pada saat ini. Kita beriman namun tak melihat, inilah era saya dan dan anda. Mengenai hal ini, Yesus berkata: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat,
namun percaya.” –Yohanes 20:29.
Lalu, apakah kekuatan kita untuk beriman apalagi mematuhi firman sebagai orang-orang percaya? Pada buku Alkitabkah? Pada
pengajaran pendeta saya dan andakah? Itu memang dapat menjadi sarana, tetapi bagaimana jika pendeta anda malah
menjauhkanmu dari kebenaran dan menyesatkanmu. Bukankah, dia
pun tak pernah berjumpa dengan Yesus sebagaimana para rasul?
Bagaimana dapat berjumpa dengan Bapa dan Yesus? “Bapa-Ku akan mengasihi dia
dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia,”demikianlah menurut Yesus,
bagaimana saya dan anda dapat berjumpa dengan Bapa dan Yesus dan memiliki
sebuah relasi yang luar biasa intim dimana Bapa dan Anak menjadi pemilik dirimu.
Itulah dasar bagi saya dan anda sebagai MANUSIA BARU untuk mematuhi-Nya dan didalam
mematuhinya mengalami pembaharuan secara terus-menerus. Sebagai manusia baru didalam Kristus, maka kita akan
juga mengalami pengajaran dan teguran, sehingga perjalanan kehidupan
kita tetap didalam kebenaran Tuhan [bacalah
“tinjauan bagian3E”].
Jika saya sudah
ditegur namun tidak mendengarkan dan malah melawan? Apakah yang hendak
dikatakan? Kasih karunia keselamatan harus ditopang dengan perjuangan
manusia beriman itu juga, bahwa tidak
bisa membebankan keselamatan itu sepenuhnya pada kasih karunia Yesus? Tidak bermakna demikian!
Karena Yesus berkata begini:
Matius
18:12-14 Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan
seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh
sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang
sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu
dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya
seorangpun dari
anak-anak ini hilang."
Matius
18:15 Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah
dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan
nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika
ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi,
supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak
disangsikan. Jika ia tidak mau
mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat.
Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat,
pandanglah dia sebagai seorang yang tidak
mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. [ bacalah “tinjauan bagian 3G’]
Tegoran terhadap tindakan atau perbuatan dosa harus disampaikan pada manusia baru yang tidak sempurna itu, dasarnya adalah:
maksud Allah agar tidak seorangpun anak-anak Allah itu hilang. Jika ia sungguh
anak-anak Allah maka ada kuasa Allah di dalam dirinya untuk mematuhi dan hidup
sebagai anak-anak taat, sehingga pada akhirnya bertobat. Jika pada akhir
kesudahannya tidak juga bertobat dari dosa, maka itu menunjukan bahwa pada dasarnya ia bukan orang-orang
beriman berdasarkan kehendak Allah untuk menyerahkannya kedalam tangan Anak,
sehingga akan dijagai. Ini satu hal realita yang harus diperhitungkan, jika
mempertanyakan kasih karunia keselamatan dalam kaitannya dengan kepatuhan atau
pemberontakan seorang yang disangkakan sebagai Kristen, harus
memperhatikan bagaimana Yesus mengajarkan dan memperlakukan secara begitu
berbeda pada yang diserahkan Bapa kepadanya, dibandingkan dengan yang mengikutnya berdasarkan
karena telah menikmati makanan yang mengenyangkannya, yang diberikan oleh Yesus
sebagai sebuah mujizat, namun tak bisa melihat dan memahami maksud Yesus. Menegor saudara yang berdosa, sejauh itu diketahui oleh saudara seimannya harus dilakukan, dan tegoran umum dapat dilakukan kepada jemaat Kristen didalam khotbah, pengajaran dan didikan atau nasihat sehingga melaluinya Roh Kudus dapat bekerja di dalam diri orang percaya itu untuk mendatangkan pertobatan atau pembaharuan manusia baru secara terus-menerus [bandingkan dengan Roma 12:1-2, dan, dasar pembaharuan manusia baru itu bukan dalam upaya mendapatkan atau mempertahankan kasih karunia keselamatan, sebaliknya, pembaharuan manusia baru berlangsung di dalam kasih karunia yang sangat kokoh, bandingkan dengan: Roma 10:20-21; Roma 9:1-29]
Bersambung ke
“Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3K):“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
No comments:
Post a Comment