“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman
Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora
Kredit: worldexpeditions.com |
Bacalah lebih dulu bagian 3F
Demikian juga dengan
Galatia 5:24-25, bukan sama sekali mengindikasikan:a.
mempertaruhkan segenap hidupnya untuk
menjadi anak-anak Allah, dan b.
berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah, sebagaimana dinyatakannya juga
pada paragraf 11:
Menerima Yesus berarti
menerima Dia sebagai pemilik kehidupan (Yoh 1:10-13). Orang yang menerima Yesus
berarti menyerahkan atau mempertaruhkan
segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah. Ini berarti
hidup di dunia ini hanya untuk berjuang agar pantas menjadi
anak-anak Allah atau anggota Kerajaan. Orang yang
menerima Tuhan Yesus adalah orang-orang yang telah kehilangan hidupnya.
Hidup yang mereka miliki hanyalah kehidupan dalam iman kepada anak Allah. Orang
yang masih memiliki dirinya sendiri berarti belum menerima Tuhan Yesus Kristus
(Gal
5:24-25).
Mari kita melihat Galatia 5:24-25:
(24)
Barangsiapa
menjadi
milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan
daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.(25) Jikalau
kita hidup
oleh Roh, baiklah hidup
kita juga dipimpin oleh Roh,
Seperti halnya pada
teks firman Yohanes 1:10-13, maka pun demikian pada Galatia 5:24-25 secara
kokoh, Allah menjadi sentralitas pada realita kehidupan orang percaya, sekarang
ini juga:
-menjadi milik Kristus
-hidup oleh Roh
Apa atau siapakah yang menjadi
permulaan dan penyelenggara: orang beriman kepada Kristus
itu, menyalibkan
daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya?
Apa atau siapakah yang menjadi
permulaan dan penyelenggara: orang beriman kepada Kristus itu, hidup
dipimpin oleh Roh?
Tidak
sama sekali dibersitkan pada para pembaca epistel Galatia satu saja bagian dari
diri manusia itu, apapun juga itu baik secara tersirat.
Bagaimana
orang beriman itu menyalibkan daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, itu bermula
pada menjadi milik
Kristus.
Bagaimana
orang beriman itu hidup dipimpin oleh Roh, itu, bermula pada
hidup oleh Roh.
Orang
beriman itu memiliki realita baru yang
begitu radikal pada jati dirinya: menjadi
milik Kristus. Dapatkah anda membayangkan dirimu adalah milik
Kristus? Tahukah anda, dengan demikian, maka dirimu pada kesegenapanya dan
perjalanan hidupmu bukan lagi milikmu dan bukan lagi didalam panduan dirimu.
Itu sebabnya, menjadi milik Kristus
begitu lekat dengan hidup oleh Roh, sebuah kehidupan yang dipimpin dalam
panduan Allah.
Bagaimana Manusia Berkehendak Bebas Pasti Dapat Memberikan
Dirinya Dipimpin Roh & Memiliki Kepastian Keselamatan Tak dapat Hilang,
Sekalipun Manusia Baru Itu Masih Dapat Berdosa
Allah yang
memimpin untuk menjadi sebagaimana kehendak-Nya.
Barangsiapa yang menjadi milik
Kristus. Hal-hal itu hanya terjadi jika seseorang menjadi milik Kristus.
Harus dimulai oleh sebuah realita baru pada kemanusiaanmu, yaitu kemanusiaanmu
berada didalam kepemilikan Kristus. Kepemilikan Kristus adalah sumber kuasa
bagi kemanusiaanmu untuk disanggupkan melakukan apapun yang menjadi perintah
untuk hidup dalam cara menyalibkan daging dengan
segala keinginannya. Pada hal ini, tidak bermakna sama sekali: a. mempertaruhkan
segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah, dan b. berjuang agar
pantas menjadi anak-anak Allah.
Sebab
jati diri pada mereka yang menjadi alamat surat ini adalah: mereka adalah milik
Kristus. Dan sekali lagi, istilah milik Kristus
ini melampaui apa yang dapat dijelaskan oleh hikmat manusia itu
sendiri:
Yohanes
6:37 Semua yang
diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Yohanes
6:38 Sebab Aku telah turun dari
sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak
Dia yang telah mengutus Aku.
Yohanes
6:39 Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang
telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya
Kubangkitkan pada akhir zaman.
Yohanes
17:20 Dan bukan untuk mereka ini saja
Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang
percaya kepada-Ku oleh pemberitaan
mereka;
[ini orang-orang percaya masa mendatang,
hasil pemberitaan Injil mereka kelak. Yesus mendoakan orang-orang beriman masa
depan]
Yohanes
17:24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di
manapun Aku berada, mereka juga
berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang
kemuliaan-Ku yang
telah Engkau berikan kepada-Ku,
sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Barangsiapa
menjadi milik Kristus, ini adalah orang-orang
yang telah Bapa serahkan kepada Yesus Kristus; barangsiapa menjadi milik Kristus adalah
akibat tindakan Bapa menyerahkan orang tersebut kepada Yesus Kristus sehingga
beriman; Keberimanan yang dikerjakan oleh Bapa dan dijaminkan oleh Bapa pada
diri Yesus dengan sebuah tujuan atau kehendak Bapa sendiri: Jangan Ada Yang
Hilang. Keadaan keamanan yang
begitu kokoh ini adalah kehendak Bapa yang dilakukan oleh Yesus.
Sehingga “menjadi milik Kristus” bukan
sebuah kepemilikan yang melibatkan perjuangan manusia agar bertahan sebagai
milik Kristus dan tidak melibatkan
perjuangan manusia agar pantas menjadi milik Kristus atau anak-anak Allah.
Tak sama sekali demikian, sebab Yesus berkali-kali berkata bahwa itulah kehendak Bapa. Perhatikan, ini bukan kehendak Bapa bagi manusia untuk dilakukan; ini adalah jenis kehendak Bapa yang hanya ditujukan bagi Anak dan hanya Anak yang dapat menggenapi kehendak Bapa agar terwujud di bumi sebagaimana di sorga.
Inilah
pangkal sejati atau pangkal ilahi bagi perintah: menyalibkan
daging dengan segala keinginannya, yang mustahil dilakukan oleh manusia
itu sendiri dan dengan kekuatan dirinya, sehingga
Paulus mengatakan: hiduplah oleh Roh. Bagaimana Bapa memastikan
bahwa orang-orang yang dipilih atau diserahkan oleh Bapa kepada Yesus dapat
benar-benar hidup dalam penjagaan Yesus? Maka seperti pada bagian sebelumnya,
saya sudah sajikan bahwa cara natural
yaitu: ajaran dan teguran. Ini adalah bagaimana
manusia baru yang tak sempurna itu, secara terus-menerus mengalami pembaharuan
sehingga memiliki pengetahuan yang benar menurut gambar khaliknya –
Kolose 3:7-10, sebagaimana telah saya sajikan pada “tinjauan bagian 3E.”
Dan,
pada epistel Galatia bab 5 ini, dibuka dengan fakta bahwa Yesus
adalah akar atau dasar kokoh bagi permulaan baru seorang manusia baru.
Kristus adalah Pemulamu untuk mengalami
kehidupan yang terus-menerus dibaharui. Setelah anda menjadi milik Kristus:
Galatia
5:1 Supaya kita sungguh-sungguh
merdeka, Kristus telah
memerdekakan kita. Karena itu berdirilah
teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
setelah
anda mengalami kemerdekaan, maka itulah
permulaanmu. Tujuan semua ini[ menyalibkan daging dan hidup
oleh Roh] bukan agar pantas menjadi anak-anak Allah; tujuan
semua ini bukan agar
anda kehilangan hidupmu,
sebaliknya, anda justru memiliki
kehidupan itu. Anda tak pernah memiliki kehidupan sebelum Kristus
menjamahmu menjadi milik-Nya, bukankah Yesus datang untuk memberikan hidup dan
dia sendiri adalah hidup dan hidup itu adalah terang manusia:
Yohanes
1:4-5 Dalam Dia ada hidup dan
hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Tanpa Yesus,
semua manusia berada didalam kegelapan. Manusia berada didalam belenggu
kegelapan, dan dalam kegelapan itu, semua manusia tak memiliki hidup!
Kalau
pendeta
Dr. Erastus Sabdono mengatakan bahwa saya dan anda memiliki hidup
dan itu perlu mengalami penghilangan, maka yang saya dan anda miliki, tanpa
Kristus, bukanlah kehidupan yang anda miliki sendiri tetapi sebuah kehidupan
yang diperbudak dan dibodohi habis-habisan oleh kegelapan sehingga
begitu tololnya didalam membuat sebuah pilihan di dalam kehendak bebas,
perhatikan pernyataan Yesus ini:
Yohanes
3:19 Terang telah datang ke dalam
dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang
Sehingga, ketika pendeta Dr.Erastus Sabdono berkata: yang menerima
Tuhan Yesus adalah orang-orang yang telah kehilangan hidupnya telah
merupakan sebuah kesalahan fatal, sebab,
menerima Yesus adalah menerima hidup Ilahi
yang tidak dimilikinya:
Yohanes 6:50 Inilah roti yang turun
dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
Yohanes 6:53 Maka kata Yesus kepada
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum
darah-Nya, kamu tidak mempunyai
hidup di dalam dirimu.
Jadi,
Yesus
datang untuk memberikan hidup di dalam dirimu, bukan, membuatmu
kehilangan hidupmu. Oleh Kristus, anda memiliki kehidupan yang membuatmu
menjadi milik Kristus, sebuah hidup yang
hanya dimiliki Kristus: hidup kekal:
Yohanes 6:58 Inilah roti yang telah
turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka
telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia
akan hidup selama-lamanya."
Yohanes 6:47 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai
hidup yang kekal.
Pendeta
Dr. Erastus Sabdono tak bisa sama sekali atau sangat terlarang untuk
mengajarkan bahwa hidup bagi Kristus
adalah kehilangan hidup, jika anda kehilangan hidupmu,
bukankah anda tak lebih dari sekedar robot? Bagaimana bisa anda mencintai
sebagai sebuah hasrat mencintai, jika tak memiliki hidup pada dirimu di dalam
engkau mengenal Kristus?
Dalam anda menjadi milik Kristus, masih
dikatakan oleh Paulus: “baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Kristus.”
Sekarang,
perhatikan, ini
adalah demonstrasi kuasa kehidupan yang
dianugerahkan oleh Yesus. Kalau anda menganggap perintah Paulus ini
sangat biasa, maka anda sungguh celaka sebab anda tak mengalami kesejatian hidup
oleh Kristus. Lihatlah fakta global manusia yang dikemukakan oleh Yesus:
Yohanes
3:19- Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih
menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan
mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat
jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya
perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang,
supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."
Realita
global manusia, menurut Yesus, sekalipun
Terang itu telah datang [telah diberitakan dalam perkabaran Injil] namun
realitanya manusia itu lebih memilih untuk menyukai kegelapan daripada Kristus. Dan Yesus telah bersabda, siapapun
juga yang tak datang kepada Terang itu adalah para kriminal [berbuat jahat];
siapapun yang datang kepada Terang itu, dikatakan sebagai pelaku perbuatan
benar. Yesus adalah patok emas
apakah seseorang itu benar atau penjahat. Malangnya manusia, itu mustahil
terjadi oleh kehendak bebasnya sendiri, sebab didalam buaian
maut yang mencengkram jiwanya.
Sekarang,
kita sedang
menghadapi sebuah teks kebenaran Ilahi yang luar biasa menakjubkan:
-MENYALIBKAN
DAGING dengan segala hawa nafsu dan keinginannya
-BAIKLAH
HIDUP KITA juga dipimpin oleh Roh
Sekarang,
kita melihat sebuah perintah yang bernuasa kehendak bebas manusia: menyalibkan daging dengan
segala keinginannya
dan hidup kita
dipimpin oleh Roh. Kalau anda membaca daging, keinginan dan kita, maka anda
sedang bertemu dengan “AKU” atau “KEHENDAKKU.” Mungkinkah ini terjadi?
Kalau
pendeta Dr. Erastus Sabdono mengajarkan bahwa manusia harus berjuang untuk menjadi manusia baru
atau berjuang untuk pantas menjadi
anak-anak Allah, maka memang mustahil. Sebab, mana mungkin seorang
manusia tanpa Kristus dapat menjadi anak-anak Allah, dan
mustahil juga, bagimu dan saya sendiri, berjuang
sebagai manusia-manusia yang dalam perbudakan maut [ sebab masih berjuang
agar pantas menjadi anak-anak Allah] untuk menjadi anak-anak Allah.
Kehendak bebasmu yang berada di dalam cengkraman maut pasti melayani maut dan kematian bagi upaya untuk berjuang menjadi manusia baru atau
anak-anak Allah.
Sekarang,
Paulus sedang mendemostrasikan sebuah kehendak bebas yang
telah merdeka atau dimerdekakan Kristus dari
maut itu, sehingga menjadi milik Kristus.
Paulus mengidentifikasi kehidupan kehendak
bebas manusia yang telah dimerdekakan itu sebagai dipimpin oleh Roh. Sehingga memang manusia-manusia baru itu masih memiliki kehidupan dirinya sendiri
tetapi ia tidak lagi berada didalam perbudakan maut tetapi Kristus, sehingga dapat membuat pilihan memberikan dirinya
dipimpin oleh Roh yang memampukannya menyalibkan keinginan
dagingnya. Dalam sebuah proses manusia baru yang terus-menerus diperbaharui.
Apakah
rasionalitas perintah-perintah Paulus yang bernuansa kehendak bebas itu?
Rasionalitasnya adalah: manusia berkehendak bebas itu, kini berada
didalam kepemilikan Kristus dan dipimpin oleh Roh. Jadi tak ada perobotan dalam hal ini, dan pergumulan manusia baru adalah pergumulan yang bernuansa manusia baru yang terus-menerus diperbaharui di dalam Ia sudah menerima hidup dari Kristus.
Sehingga
juga, harus dikatakan, ini bukan masalah hidup dibawah
Taurat sementara perintah-perintah ini dikeluarkan, sebagaimana Paulus
sendiri mengatakannya:
Yohanes
5:2-4 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu,
Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi
aku
katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.
Kamu lepas
dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat;
kamu hidup di luar kasih karunia.
Perintah-perintah:
menyalibkan
keinginan daging dan hiduplah oleh Roh, bukan sama sekali
Taurat dan didalam melakukan perintah itu, tidak sama sekali untuk maksud menghasilkan
kebenaran yang membuatnya pantas menjadi anak-anak
Allah, didalam melakukannya. Karena,
semua itu dilakukan oleh
anak-anak Allah atau orang-orang yang telah diberikan kehidupan oleh Kristus
atau orang-orang
yang telah dibangkitkan bersama-sama dengan Kristus atau orang-orang
yang merupakan milik Kristus atau orang-orang yang kehidupannya diberikan
kepada pimpinan Roh.
Anda
dan saya mampu memberikan diri dengan kehendak bebasmu dan saya sendiri, oleh sebab satu hal: anda dan saya telah dimerdekakan oleh Anak:
Yohanes
8:34-36 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun
benar-benar merdeka."
Merdeka
dari apa atau dari keadaan apakah Yesus memerdekanmu dan saya sendiri?
Yohanes
3:19 Terang telah datang ke
dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai
kegelapan dari pada terang
Merdeka
dari
perbudakan dosa. Ini kondisi amat kronis pada segenap manusia, tak
tertanggulangi, bahkan saat Terang itu
ada dihadapan manusia, pun tetap tak memiliki pengertian untuk memahami bahwa Ia adalah kebenaran yang
harus didekap. Kehendak bebas
segenap manusia pada dasarnya berada di
dalam penjara maut. Kini, Yesus bukan sekedar membebaskan manusia dan
kemudian manusia itu dengan kehendak bebas yang telah dimerdekakan bisa menolak
atau menerima Yesus, karena dikatakan oleh Yesus sendiri, posisi dan bagaimana
pembebasan itu terjadi adalah Allah memberikannya kepada Yesus dan Yesus
menjagainya dengan pemastian tidak akan hilang, sebagai kehendak Bapa.
Sehingga, apapun dinamika kehendak bebas
manusia itu, yang mungkin terjadi pada dunia manusia, pada dunia Tuhan sudah
merupakan kepastian bahwa ia sekalipun melalui hal-hal demikian, dalam
mengalaminya berada di dalam genggaman tangan-Nya, Ia pasti tak akan hilang
dalam ia melaui berbagai kancah dunia yang dapat menantang imannya dan bahkan
melemahkanya. Roh yang memimpinnya
adalah dasar baginya untuk yakin aman di dalam Yesus.
Sehingga
ketika berbicara predestinasi sebagaimana Yesus berucap pada Yohanes 6, pada
siapakah yang menjadi percaya dan mengapa tak dapat menjadi percaya, oleh
sebab tindakan Bapa di dalam kekekalan untuk menentukan pada apa yang
berlangsung di bumi ini, harus dicamkan, tak pernah memberangus kehendak bebas manusia. Sebaliknya, kehendak bebas Itu terdemostrasikan dalam sebuah vulgarisme. Orang boleh menerima dan boleh
menolak, bahkan, boleh membenci
hingga membunuh, sekalipun itu dikatakan
Yesus sebagai kehendak Bapa. Setelah manusia itu dibebaskan dan menjadi
milik Kristus, pun manusia itu memiliki kehendak bebas, sehingga Paulus pun memberikan pengajaran
dan teguran, sebab, manusia baru
itu tetap memiliki kehendak bebas, dan mustahil menghilangkan
kehidupannya sebagaimana ajaran pendeta Dr. Erastus Sabdono. Apa yang terjadi
adalah realita kehendak bebas dalam
perbudakan maut pada satu sisi dan realita kehendak bebas dalam kepemilikan
Yesus, pada sisi lainnya.
Manusia baru
itu tak sempurna, ia harus diperbaharui
terus menerus. Mengapa manusia baru itu tak sempurna? Sebab saya dan anda,
sekalipun MANUSIA BARU masih mengenakan tubuh jasmani yang sama, masih melayani
kematian, kesakitan, penderitaan, kegagalan, kelemahan, kelengahan dan lain-lain
[bandingkan
dengan Roma
8:6-30). Apakah jaminannya, jika kenyataannya manusia baru itu
berbalutkan tubuh jasmani yang masih melayani berbagai kelemahan, bahwa
kehendak bebas dalam balutan daging itu, tak akan pernah menggagalkan
predestinasi keselamatan baginya? Yesus sendiri:
Yohanes
6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia.
Roma
8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam
kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa;
tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada
Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Roma
8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati
nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah,
berdoa untuk orang-orang kudus.
Roma
8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.
Roma
8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula,
mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,
supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Kehendak
Bapa agar semua orang kudus didalam perjalanan kehidupan berimannya di dunia
ini agar mereka yang manusia baru itu
namun memiliki kelemahan, memiliki pertolongan
pasti dan penuh kuasa dari Bapa: Roh Kudus yang berdoa bagimu. Kristus
adalah dasar bagimu untuk menerima pertolongan Roh Kudus. Itu adalah KEHENDAK BAPA agar jadi atau terwujud didalammu dan saya, oleh Roh Kudus yang melakukan kehendak Bapa, sebagaimana Anak melakukan kehendak Bapa agar dari semua yang telah diserahkan Bapa kepada-Nya jangan ada yang hilang:
Saya
dan anda tinggal di dalam Yesus, dan tidak hanya itu saja, Yesus
didalam saya dan anda. Sepanjang
perjalanan hidup saya dan anda sebagai manusia baru yang tetap memilik
kehendak bebas [sehingga perlu diajar dan ditegur], maka Yesus adalah penjamin
bahwa didalam dinamika iman dan pengiringan saya dan anda pada Kristus yang
bisa saja bergelombang bahkan
sangat tajam, jikapun terhempas, tak
akan hilang sebab Yesus gembala yang baik itu akan mendapatkannya untuk
menyelamatkannya:
Matius
18:12-14 Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan
seekor di antaranya sesat, tidakkah ia
akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar
kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh
sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."
Apakah
manusia baru itu, yang telah ditebus Kristus itu tak dapat lagi berbuat dosa?
Masih bisa, sebab Ia masih memiliki kehendak bebas didalam manusia barunya yang
tak sempurna. Lalu, menurut Yesus, apakah yang harus dilakukan sehubungan
dengan keamanan keselamatannya:
Matius
18:15 Apabila saudaramu berbuat dosa,
tegorlah
dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah
mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah
seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi,
perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka,
sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia
sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut
cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan
terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di
sorga. Dan
lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat
meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di
sorga. Sebab
di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka."
Saya
dan anda masih dapat berbuat dosa, tetapi lihatlah betapa Yesus
begitu menekankan upaya segenap hati dan kekuatan untuk menarik orang tersebut dari perbuatan dosa, sehingga tidak membelenggunya.
Bagaimana, jika pada akhirnya orang itu tak jua bertobat? Maka Yesus berkata,
orang itu bukanlah domba-Nya atau “orang itu tak mengenal Allah.”
Jadi,
memang ada domba sejati dan domba palsu atau Kristen sejati atau Kristen palsu
atau pengikut Yesus sejati atau palsu. Yesus baru saja menunjukan: pandanglah
ia sebagai seorang yang tak mengenal Allah. Kalau ia adalah domba
sejati maka pada pihak Allah.
Petrus
mengamplifikasi makna Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki
supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang melalui
jawaban Yesus pada dirinya:
Matius
18:21- Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai
berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?
Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku
berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali
tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan
perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan
perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu
talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan
hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan
segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba
itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
Lalu tergeraklah
hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Teks
ini menunjukan bagaimana Raja itu memandang dosa hamba-hambanya. Saya
dan anda adalah hamba-hamba Kristus sebab telah menjadi milik Kristus. Ini
bahasa lain menunjuk pada domba yang hilang itu, bahwa Allah berkehendak tak satupun yang memang benar-benar milik
Kristus sebagai akibat pemberian Bapa, sampai hilang. Dosa tak
dapat membahayakan orang percaya,
bukan karena
dosa
menjadi perkara murahan
bagi saya dan anda. Tidak sama sekali,
faktanya
Sang Raja masih mengadakan perhitungan,
artinya, itu hal yang tak main-main, hanya saja di dalam
ini, kepada para hamba-Nya saja,oleh atau berdasarkan
belas kasihan [bukan berdasarkan undang-undang hukum
kerajaan] tergeraklah hati raja itu sehingga
membebaskan dan menghapus hutangnya.
Bukankah itu adalah Yesus Kristus sendiri adalah Sang Penghapus dosa [Yohanes
1:29]. Kalau anda benar adalah miliknya maka itu terjadi!
Sehingga,
sungguh berbahaya bagi
gereja-gereja hypergrace yang melarang jemaatnya untuk menegur dosa,
sebab diajarkan sebagai sebuah kesadaran akan dosa. Lebih baik memberitakan Yesus sudah mengampunimu dan dosa-dosamu
sudah lunas dibayar. Jadi, tak perlu lagi tegur menegur dan diajarkan
sebagai peringatan keras sekali.
Bandingkan
dengan Yesus, yang mengajarkan Bapa
menghendaki tak satupun hilang dari anak-anak-Nya, mengajarkan, jika saudaramu berbuat dosa harus ditegur,
berapa
kalipun itu, hingga
bertobat, jika tidak bertobat pada akhir kesudahannya, maka jelas, ia bukan termasuk domba yang hilang
itu atau bukan milik Kristus. Yesus meminta saya dan anda untuk memandangnya secara demikian. Bukankah itu menunjukan sebuah perkara yang tak main-main dan tak pernah murahan?!
Surat
Galatia, sama sekali tidak mengindikasikan: a.
mempertaruhkan segenap hidupnya untuk
menjadi anak-anak Allah, dan b. berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah,
sebaliknya sebuah kehidupan yang dilahirkan oleh kepemilikan Kristus atas
orang-orang percaya. Itu juga bukan mengenai
hidup dibahwa hukum Taurat, sebab tak ada kebenaran yang dapat
diharapkan dari melakukannya. Semua bermula dari hidup yang dipimpin oleh Roh. Sebuah keluarbiasaan
kehendak bebas manusia yang telah
dibebaskan dari perbudakan maut menjadi berada didalam kepemilikan Kristus.
Dididik didalam Roh untuk melakukan kehendak Bapa. Aman di dalam penjagaan
Kristus, selama ia berada di dunia ini.
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3H):“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross
transforms present criteria of
relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross
No comments:
Post a Comment