Oleh: Martin Simamora
Kegelisahan
Politik Maha Raja Di Muka Bumi yang Diberkati Oleh Allah
Nebukadnezar,
Penguasa Adi Daya Dalam Berkat Tuhan
Salah
satu titik peristiwa dalam Alkitab yang senantiasa memukauku adalah kala
mendapatkan Allah yang disembah Israel
adalah Allah yang tak seperti siapapun membayangkannya dalam kecenderungan-kecenderungan idiosyncratic atau Allah yang individual
hanya pada dunia Yahudi atau sebagaimana begitu eksklusifnya hanya untuk dunia bangsa Israel, bukan Allah segala bangsa
dengan totalitas pemerintahannya atas segenap belahan dunia. Saya akan membuka
serial ini dengan Nebukadnezar. Mengapa
saya memilih raja ini atau tepatnya sang Maha Raja ini sebagai permulaan
seri ini, sebab raja ini adalah raja yang kerajaannya secara dahsyat
menjajah Yerusalem dan memperbudak orang-orang Ibrani, dan sekaligus diungkapkan bahwa kekuasaannya
yang demikian adalah kuasa yang datang dari Tuhan baginya. Mari kita
memperhatikan keterangan kitab Daniel ini:
Kerajaan
Babel Menginvasi Yerusalem
|
Kerajaan
Babel dalam Berkat Tuhan
|
Pada
tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota
itu. Tuhan menyerahkan
Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian
dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu
dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu
dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya- Daniel 1:1-2
|
Ya
tuanku raja, raja segala raja,
yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan,
kekuatan dan kemuliaan, dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya
anak-anak manusia, di manapun mereka berada, binatang-binatang di padang dan
burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya
itu--tuankulah kepala yang dari emas itu.- Daniel 2:37-38
|
Fokus:
●Kerajaan
Babel Mengepung kota Yerusalem
●Tuhan
menyerahkan Raja Yehuda kedalam tangan
kekuasaan kerajaan Babel
●Tuhan
menyerahkan sebagaian perkakas-perkakas di rumah Allah dan dibawa ke tanah
Sinear ke dalam perbendaharaan rumah Dewanya
|
Fokus:
●Raja
Babel adalah raja segala raja
●Allah
semesta langit telah memberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan
●Allah
semesta langit telah menyerahkan umat manusia dimanapun berada kedalam tangan
raja Babel, termasuk burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa
atas semuanya
|
Kalau
saya menuliskan bahwa Nebukadnezar adalah Maha Raja di muka bumi, ini saya
maksudkan dalam sebuah kedaulatan dan keotoritasan yang tak main-main. Dalam
hal ini seharusnya kita bisa memahami mengapa Kitab Daniel membahasakan kejatuhan dan perbudakan
Yerusalem dalam ekspresi yang menunjukan bahwa peristiwa tersebut merupakan
ketetapan dan kehendak Allah sendiri:
Daniel
1:2 Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja
Yehuda, dan sebagian dari
perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya
ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke
dalam perbendaharaan dewanya
Pada
teks ini, saya bisa menunjukan bahwa peristiwa kejatuhan Yerusalem kedalam
tangan kerajaan Babel merupakan ketetapan dan kehendak
Allah-jadi bukan semacam kecelakaan sejarah, tidak semata karena
redaksionalnya berbunyi Tuhan menyerahkan Yoyakim, tetapi pada bagaimana fakta penyerahan
yang dilakukan Allah itu hingga menjangkau sebagian dari perkakas-perkakas di
rumah Allah ke dalam tangan sang maha raja. Ini adalah raja yang memiliki
kedaulatan bukan saja untuk menekuk Yerusalem dan memperbudak penduduknya
termasuk Daniel sendiri (Daniel 1:36), namun hingga ke tempat peribadatan suci
orang Ibrani itu sendiri. Terkait Daniel, kita melihat bahwa terhadap kerajaan
Babel, ia tahu sekali jika bangsa tersebut adalah bangsa yang najis sehingga ia
sangat memperhatikan perilaku hidup kesehariannya sementara ia mengabdi
totalitas sebagai seorang budak yang setia, tentu dengan risiko yang tak
main-main (Daniel 1:8-15). Kita pun harus memperhatikan bahwa Daniel adalah
pemuda Ibrani yang termasuk dalam kelompok Ibrani bangsawan dan atau terpelajar
(Daniel 1:3-6), jadi ia sangat memahami dan menyadari situasi bangsanya dan
kerajaannya dalam kedudukan sangat menderita dan terhina.
Bukankah
seharusnya Allah memurkai raja ini sebagai tindak pembelaan yang sepantasnya.
Tetapi dari mulut Daniel keluarlah sabda Tuhan terkait mimpi sang maharaja yang
menunjukan bahwa Allahlah yang memberikannya kuasa demikian:
Daniel
2:36-38Itulah mimpi tuanku, dan sekarang
maknanya akan kami katakan kepada tuanku raja: Ya tuanku raja, raja segala
raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan,
kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, Ya tuanku raja, raja segala raja, yang
kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan,
kekuatan dan kemuliaan, dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya
anak-anak manusia, di manapun mereka berada, binatang-binatang di padang dan
burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu--tuankulah kepala yang dari emas itu.
Raja Babel adalah
kepala yang dari emas? Bagaimana mungkin Penjajah
adalah kepala dan bukannya ekor? Tetapi apapun juga, Daniel telah menyatakan
sabda Tuhannya bahwa Nebukadnezar adalah raja segala raja!
Nebukadnezar
adalah
|
||
Raja segala
raja
|
kepala dari
emas itu
|
Tidak
satu bagianpun meluncur dari mulut Daniel satu bentuk penghukuman Tuhan bagi
Nebukadnezar karena telampau kurang ajar memindahkan sebagian perkakas-perkakas
dari rumah Allah ke rumah dewanya! Ini bagi siapapun akan segera mendatangkan
pemikiran dan keyakinan bahwa seharusnya orang ini adalah terkutuk dan mati
setidaknya seperti Herodes yang ditampar malaikat: “Dan pada suatu hari yang
ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan
berpidato kepada mereka. Dan rakyatnya bersorak membalasnya: "Ini suara allah dan bukan suara
manusia!" Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak
memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.”(Kisah Para
Rasul 12:21-23), sebaliknya inilah yang
hendak Allah komunikasikan kepada Nebukadnezar melalui mimpi (Daniel 1:1-5)
yang amat menggelisahkannya itu:
Daniel
2:39-45 Tetapi sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan lain, yang
kurang besar dari kerajaan tuanku; kemudian
suatu kerajaan lagi, yakni yang ketiga, dari tembaga, yang akan berkuasa atas
seluruh bumi. Sesudah itu akan ada
suatu kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang
meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang
menghancurluluhkan, maka kerajaan ini akan meremukkan dan menghancurluluhkan
semuanya. Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah
liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu
terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai dengan yang tuanku
lihat besi itu bercampur dengan tanah liat. Tetapi sebagaimana jari-jari kaki
itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan
itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian. Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai
selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain:
kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan
itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya,Seperti tuanku lihat besi bercampur
dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi
tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan
tanah liat. Seperti tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti:
mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu
kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat. tepat seperti
yang tuanku lihat, bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit
lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu.
Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada
tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi itu adalah
benar dan maknanya dapat dipercayai."
Apakah yang Allah
komunikasikan? Daniel mengatakan bahwa Allah yang
maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi
kemudian hari. Siapakah dan apakah pentingnya kerajaan Babel dalam sejarah-Nya
sebagaimana yang telah lebih dahulu dirancangkannya sebagai sebuah ketetapan?
Daniel sendiri menegaskan bahwa mimpi dan maknanya adalah kebenaran: mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat
dipercayai. Ini adalah komponen yang juga menunjukan bahwa kejatuhan
Yerusalem merupakan sebuah rancangan dan kehendak Allah.
Tetapi
Allah bukan saja mengkomunikasikan apa yang akan dilakukan-Nya dan
keberdaulatannya atas raja-raja di muka bumi ini sepanjang segala abad, tetapi
kepada raja yang tak mengenal Allahnya orang Ibrani ini, Ia terus membawa
Nebukadnezar dalam sebuah persekutuan yang sangat unik. Unik karena relasinya
menjadi perjumpaan raja segala raja di muka bumi dengan raja segala raja yang
mengatasi raja segala raja di muka bumi. Mari kita lihat lanjutan relasi unik berikut ini:
Daniel
4:8-8 Pada
akhirnya Daniel datang menghadap aku, yakni Daniel yang dinamai Beltsazar
menurut nama dewaku, dan yang penuh dengan roh para dewa yang kudus. Lalu
kuceritakan kepadanya mimpi itu: Hai Beltsazar, kepala orang-orang berilmu! Aku
tahu, bahwa engkau penuh dengan roh para dewa yang kudus, dan bahwa tidak ada
rahasia yang sukar bagimu! Sebab itu inilah riwayat penglihatan mimpi yang
kudapat, maka ceritakanlah kepadaku maknanya. Adapun penglihatan yang kudapat
di tempat tidurku itu, demikian: di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang
sangat tinggi; pohon itu bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit,
dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumi. Daun-daunnya indah, buahnya
berlimpah-limpah, padanya ada makanan bagi semua yang hidup; di bawahnya
binatang-binatang di padang mencari tempat bernaung dan di dahan-dahannya
bersarang burung-burung di udara, dan segala makhluk mendapat makanan dari padanya.
Kemudian dalam penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu tampak seorang penjaga, seorang kudus,
turun dari langit; ia berseru dengan nyaring, demikian katanya: Tebanglah
pohon itu dan potonglah dahan-dahannya, gugurkanlah daun-daunnya dan
hamburkanlah buah-buahnya! Biarlah binatang-binatang lari dari bawahnya dan
burung-burung dari dahan-dahannya! Tetapi biarkanlah tunggulnya tinggal di
dalam tanah, terikat dengan rantai dari besi dan tembaga, di rumput muda di
padang; biarlah ia dibasahi dengan embun dari langit dan bersama-sama dengan
binatang-binatang mendapat bagiannya dari rumput di bumi! Biarlah hati
manusianya berubah dan diberikan kepadanya hati binatang. Demikianlah berlaku
atasnya sampai tujuh masa berlalu. Titah ini adalah menurut putusan para
penjaga dan hal ini menurut perkataan orang-orang kudus, supaya orang-orang yang hidup tahu, bahwa Yang
Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun dapat diangkat-Nya
untuk kedudukan itu. Itulah mimpi yang telah kudapat, aku, raja
Nebukadnezar; sekarang engkau, Beltsazar, katakanlah kepadaku maknanya, sebab
semua orang bijaksana dari kerajaanku tidak dapat memberitahukan maknanya
kepadaku; tetapi engkaulah yang sanggup, karena engkau penuh dengan roh para
dewa yang kudus!"
Sementara
siapapun akan begitu kebingungan memaknai mimpi sang maha raja itu, namun apa
yang menakjubkan adalah apa yang dipahami dan diakui sang raja segala raja itu:
Supaya
orang yang hidup tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan
memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil
sekalipun dapat diangkat-Nya untuk kedudukan itu.
Selain
Allah nyata memiliki semacam tujuan dan rancangan yang spesifik dengan raja
satu ini dalam Ia menuliskan rancangan-Nya terjadi dalam sejarah dunia dan
sejarah bangsa-bangsa, Allah juga
mengajarkan dan menitipkan satu pesan yang teramat penting kepada umat manusia:
supaya
orang yang hidup tahu, bahwa Yang
Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia.
Siapapun
akan begitu sukar untuk mempercayai bahwa Tuhan berkuasa atas segenap
pemerintahan manusia. Biasanya mereka menilai, jika benar demikian mengapa
perang terjadi, mengapa genosida terjadi, mengapa bangsa bangkit melawan
bangsa? Bukankah Ia Tuhan. Kontradiksi berupa konflik, pertikaian politik mulai dari yang lunak hingga yang
berdarah seperti kudeta atau invasi terhadap Tuhan mahakuasa atas pemerintahan
manusia, lebih membujuk manusia untuk percaya bahwa Tuhan tidaklah semahakuasa
yang dikira dan disangkakan oleh kitab suci. Keyakinan yang terlalui tinggi
bahwa Allah berkuasa atas kerajaan manusia, telah dianggap sebuah kenaifan karena
mengabaikan kehendak bebas dan keberkuasaan para raja. Raja segala raja
Nebukadnezar, sebaliknya-berbeda dengan siapapun yang menentang keyakinan ini,
malah menyatakan bahwa memang Allah berkuasa atas kerajaan manusia adalah
fakta. Uniknya, ini segera tergenapi pada diri raja segala raja, Nebukadnezar.
Perhatikan penjelasan Daniel kepada sang maharaja:
Daniel
4:19-27 Lalu berdirilah Daniel yang namanya Beltsazar, tercengang beberapa
saat, pikiran-pikirannya menggelisahkan dia. Berkatalah raja: "Beltsazar,
janganlah mimpi dan maknanya itu menggelisahkan engkau!" Beltsazar
menjawab: "Tuanku, biarlah mimpi itu tertimpa atas musuh tuanku dan
maknanya atas seteru tuanku! Pohon yang tuanku lihat itu, yang bertambah besar dan kuat, yang tingginya sampai ke langit dan yang terlihat sampai ke
seluruh bumi, yang daun-daunnya indah dan buahnya berlimpah-limpah dan
padanya ada makanan bagi semua yang hidup, yang di bawahnya ada
binatang-binatang di padang dan di dahan-dahannya bersarang burung-burung di
udara-- tuankulah itu, ya
raja, tuanku yang telah bertambah
besar dan kuat, yang kebesarannya
bertambah sampai ke langit, dan yang
kekuasaannya sampai ke ujung bumi! Tentang yang tuanku raja lihat, yakni seorang penjaga,
seorang kudus, yang turun dari langit, sambil berkata: Tebanglah pohon ini dan
binasakanlah dia, tetapi biarkanlah tunggulnya ada di dalam tanah, terikat
dengan rantai dari besi dan tembaga, di rumput muda di padang, dan biarlah ia
dibasahi dengan embun dari langit dan mendapat bagiannya bersama-sama dengan binatang-binatang
di padang, hingga sudah berlaku yang demikian atasnya sampai tujuh masa
berlalu-- inilah maknanya, ya raja,
dan inilah putusan Yang Mahatinggi mengenai tuanku raja: tuanku akan dihalau dari antara manusia
dan tempat tinggal tuanku akan ada di antara binatang-binatang di padang;
kepada tuanku akan diberikan makanan
rumput, seperti kepada lembu, dan tuanku
akan dibasahi dengan embun dari langit; dan demikianlah akan berlaku atas tuanku sampai tujuh masa
berlalu, hingga
tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi
berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Yang dikatakan tentang membiarkan tunggul pohon
itu, berarti: kerajaan tuanku akan
kembali tuanku pegang segera sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai kekuasaan.
Ini
adalah menakjubkan sekaligus sebuah horor baik bagi Daniel dan bagi sang
maharaja untuk dialami. Untuk Daniel? Kita harus tahu bahwa Nebukadnezar adalah
raja yang sangat bengis dan mampu
menjatuhkan hukuman yang begitu biadab untuk dibayangkan tak kecuali kepada
para maginya:
Daniel
2:1-6 Lalu raja menyuruh memanggil
orang-orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim, untuk
menerangkan kepadanya tentang mimpinya itu; maka datanglah mereka dan berdiri
di hadapan raja. Kata raja kepada mereka: "Aku bermimpi, dan hatiku
gelisah, karena ingin mengetahui mimpi itu." Lalu berkatalah para Kasdim
itu kepada raja (dalam bahasa Aram): "Ya raja, kekallah hidupmu!
Ceriterakanlah kepada hamba-hambamu mimpi itu, maka kami akan memberitahukan
maknanya." Tetapi raja menjawab para Kasdim itu: "Aku telah mengambil
keputusan, yakni jika kamu tidak memberitahukan kepadaku mimpi itu dengan maknanya, maka
kamu akan
dipenggal-penggal dan rumah-rumahmu akan dirobohkan menjadi timbunan puing;
tetapi jika kamu dapat memberitahukan mimpi itu dengan maknanya, maka kamu akan
menerima hadiah, pemberian-pemberian dan kehormatan yang besar dari padaku.
Oleh sebab itu beritahukanlah kepadaku mimpi itu dengan maknanya!"
Kita
tahu bahwa Daniel tampil dihadapan Nebukadnezar bukan sebagai golongan orang
berilmu dalam makna ahli jampi dan apalagi ahli sihir, tetapi ia tampil setelah
raja tidak lagi dapat mengandalkan para ahli jampi dan ahli sihir andalannya,
tetapi ketika Daniel memberanikan diri
maju menghadap raja yang sedang diamuk api kemurkaan yang teramat sangat (
Daniel 2:12-16). Daniel pun sangat tahu dihadapan raja segala raja yang mudah
murka berapi-api dan tak ada yang dapat memadamkannya itu, tak ada ruang untuk
memanipulasi dan apalagi mendustai dengan karangan yang indah atau nubuat
palsu. Perhatikan dan bandingkan
peringatan raja segala raja ini: Jawab raja: "Aku tahu benar-benar,
bahwa kamu mencoba mengulur-ulur waktu, karena kamu melihat, bahwa aku telah
mengambil keputusan, yakni jika kamu tidak dapat memberitahukan kepadaku mimpi
itu, maka kamu akan kena hukuman yang sama; dan aku tahu bahwa kamu telah
bermufakat untuk mengatakan kepadaku hal-hal yang bohong dan busuk, sampai
keadaan berubah. Oleh sebab itu ceriterakanlah kepadaku mimpi itu, supaya aku
tahu, bahwa kamu dapat memberitahukan maknanya juga kepadaku."- Daniel
2:8-9.
Terhadap
raja segala raja ini, memanipulasi adalah binasa dan berlaku jujur pun akan
binasa: Para Kasdim itu menjawab raja: "Tidak ada seorangpun di muka bumi yang dapat memberitahukan apa yang
diminta tuanku raja! Dan tidak pernah seorang raja, bagaimanapun agungnya dan
besar kuasanya, telah meminta hal sedemikian dari seorang berilmu atau seorang
ahli jampi atau seorang Kasdim. Apa yang diminta tuanku raja adalah terlalu
berat, dan tidak ada seorangpun yang dapat memberitahukannya kepada tuanku
raja, selain dari dewa-dewa yang tidak berdiam di antara manusia." Maka
raja menjadi sangat geram dan murka karena hal itu, lalu dititahkannyalah untuk
melenyapkan semua orang bijaksana di Babel.- Daniel 10:11-12.
Kepada
raja sebengis dan seberkuasa inilah Daniel, sekali lagi, harus menjelaskan
makna mimpi sang maharaja. Perhatikan penjelasan Daniel ini:
Daniel
4:19-27 Lalu berdirilah Daniel yang
namanya Beltsazar, tercengang beberapa
saat, pikiran-pikirannya
menggelisahkan dia. Berkatalah raja: "Beltsazar, janganlah
mimpi dan maknanya itu menggelisahkan engkau!" Beltsazar menjawab:
"Tuanku, biarlah mimpi itu tertimpa atas musuh tuanku dan maknanya atas
seteru tuanku! Pohon yang tuanku
lihat itu, yang bertambah besar dan kuat, yang tingginya sampai ke
langit dan yang terlihat sampai ke seluruh bumi, yang daun-daunnya indah dan
buahnya berlimpah-limpah dan padanya ada makanan bagi semua yang hidup, yang di
bawahnya ada binatang-binatang di padang dan di dahan-dahannya bersarang
burung-burung di udara-- tuankulah
itu, ya raja, tuanku yang telah
bertambah besar dan kuat, yang
kebesarannya bertambah sampai ke langit, dan yang kekuasaannya sampai ke ujung
bumi! Tentang yang tuanku
raja lihat, yakni seorang penjaga,
seorang kudus, yang turun dari langit, sambil berkata: Tebanglah pohon ini
dan binasakanlah dia, tetapi biarkanlah tunggulnya ada di dalam tanah, terikat
dengan rantai dari besi dan tembaga, di rumput muda di padang, dan biarlah ia
dibasahi dengan embun dari langit dan mendapat bagiannya bersama-sama dengan
binatang-binatang di padang, hingga sudah berlaku yang demikian atasnya sampai
tujuh masa berlalu-- inilah maknanya,
ya raja, dan inilah putusan Yang
Mahatinggi mengenai tuanku raja: tuanku akan dihalau dari antara manusia
dan tempat tinggal tuanku akan ada di antara binatang-binatang di padang;
kepada tuanku akan diberikan makanan rumput, seperti kepada lembu, dan tuanku
akan dibasahi dengan embun dari langit; dan demikianlah akan berlaku atas tuanku sampai tujuh masa berlalu,
hingga tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi
berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Yang dikatakan tentang membiarkan tunggul pohon
itu, berarti: kerajaan tuanku akan
kembali tuanku pegang segera sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai
kekuasaan. Jadi, ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati
tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari
pada dosa dengan melakukan keadilan, dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan
belas kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku
akan dilanjutkan!"
Anda
bisa melihat dan menjadi paham mengapa Daniel akan begitu gentar berdiri
dihadapan raja segala raja yang bengis namun harus tetap dilayaninya secara
benar dan setia, mengapa ia untuk beberapa saat dipenuhi oleh
pikiran-pikirannya yang menggelisahkan! Kembali makna inti mimpi tersebut itu hendak menunjukan kedaulatan Allah yang absolut
mengatasi kehendak bebas sebagai raja segala raja termasuk berkuasa atas nyawa
Daniel sendiri. Jika tidak demikian, Daniel tak perlu begitu cemas. Tetapi ia
juga tak bisa menjilat raja demi nyawanya, sebab jika salah maka binasa, pun ia pun jangan sampai
menyinggung kehormatan dan martabat diri sang raja segala raja. Dan memang Daniel
tak melakukan semua itu, ia mengambil segenap risiko yang dapat membinasakannya
pada saatnya, oleh sebab dalam makna yang disampaikannya: Ia meminta raja
segala raja untuk mengakui kedaulatan dan pemerintahan Allah yang tak
dikenalnya dalam sebuah ancaman, dan ia meminta raja di atas segala raja untuk
bertobat:
demikianlah
akan berlaku atas tuanku sampai tujuh masa berlalu, hingga tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas
kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya
|
kerajaan
tuanku akan kembali tuanku pegang segera sesudah
tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai kekuasaan. Jadi, ya
raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku
dari pada dosa dengan melakukan keadilan, dan dari pada kesalahan dengan
menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian
kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!"
|
|
Nebukadnezar
Raja segala raja
|
Kembali
dan berulang, Allah melalui kerajaan Babel yang sedang menjajah Yerusalem dan
memperbudak orang-orang Ibrani secara keji dan yang berkuasa untuk memenggal
Daniel memintanya dalam sebuah ancaman yang tak main-main agar sang raja segala
raja dan sang penjajah untuk memenuhi keputusan ini:
hingga
tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan
memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya
Apakah
ancaman Yang Mahatinggi itu terbukti? Apakah Allahnya orang Ibrani itu berkuasa
penuh atas raja-raja bangsa lain? Apakah betul keberlangsungan sang raja bengis
itu berada dalam tangan Allah? Mari kita memperhatikan penjelasan berikut ini:
Daniel
4:28-34 Semuanya itu terjadi atas raja
Nebukadnezar; sebab setelah lewat
dua belas bulan, ketika ia
sedang berjalan-jalan di atas istana raja di Babel, Raja belum habis
bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja
Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu; engkau akan dihalau
dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang
di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan
demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau
mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan
memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!" Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar,
dan ia dihalau dari antara manusia dan
makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai
rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku
burung. Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar,
menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji
Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena
kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.
Bagaimana
dengan raja segala raja Nebukadnezar, apakah benar ia, setelah itu, memang
benar-benar mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan
manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya? Apakah
tidak sebaliknya pemberontakan jiwanya akan meracau menentang yang mahatinggi,
bukannya sebuah pengakuan raja segala raja kepada raja diatas raja segala raja?
Mari kita melihat catatan pengakuan raja segala raja terhadap Dia yang berkuasa
atas kerjaan manusia itu:
Pengakuan Raja Segala Raja Nebukadnezar
Kepada Dia yang Berkuasa
Atas Kerjaan Manusia
|
Tetapi setelah lewat waktu yang
ditentukan, aku, Nebukadnezar,
menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan
membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah
kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun. Semua penduduk bumi dianggap remeh; Ia berbuat menurut kehendak-Nya
terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tangan-Nya dengan berkata
kepada-Nya: "Apa yang Kaubuat?" Pada waktu akal budiku kembali kepadaku,
kembalilah juga kepadaku kebesaran dan kemuliaanku untuk kemasyhuran
kerajaanku. Para menteriku dan para pembesarku menjemput aku lagi; aku dikembalikan kepada
kerajaanku, bahkan kemuliaan yang
lebih besar dari dahulu diberikan kepadaku. Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan
dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan
jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang
sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.
Daniel 4:34-37
|
Tak
ada pemberontakan apapun, sebaliknya sebuah pengakuan dari mulut dan penundukan
ego yang tak terbayangkan bisa terjadi pada raja bengis ini:
Lalu
aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu,
karena kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun. Semua penduduk bumi
dianggap remeh; Ia berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit
dan penduduk bumi; dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tangan-Nya
dengan berkata: APA YANG KAUBUAT?
Ini
bukan nubuat seorang nabi Ibrani dan
apalagi nabi-nabi kudus Allah yang diutus kedalam dunia ini untuk menyampaikan
kebenaran siapakah Dia. Bukan. Ini adalah sebuah sabda ilahi yang ditempatkan
oleh Allah pada lidah seorang raja segala raja yang tak mengenalnya dan yang
dalam ketetapannya sebagaimana IA rancangkan sendiri menghancurkan dan mempermalukan
kerajaan Yehuda. Ini adalah sabda yang dituliskan Allah kepada siapa yang
dikehendakinya untuk menjadi lidah penyabda kebenaran-Nya yang saat ini kita
sedang baca, yang telah dituliskan-Nya dengan tinta penghukuman dan penderitaan
yang tak terperihkan harus terlebih dahulu dialami oleh sang raja segala raja.
Tetapi
bukankah kita masih dibingungkan dengan realitas berkat Tuhan bagi si penjajah
ini yang semacam ini:
Yang
dikatakan tentang membiarkan tunggul pohon itu, berarti: kerajaan tuanku
akan kembali tuanku pegang segera sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah
yang mempunyai kekuasaan
Jika Ia
Mahakuasa dan Berdaulat Penuh, Mengapa Begitu dan Mengapa Begini?
Sementara
saya takjub, menjawab pertanyaan ini akan sama sukarnya dengan kesukaran yang
dihadapi oleh para ahli jampi Kerajaan
Babel untuk menafsirkan mimpi yang bahkan tak pernah dapat dillihat dan didengar,karena tak diijinkan
mendengarkannya selain harus menemukan sendiri apakah mimpi sang raja itu, entah dimana
dan bagaimana. Tantangan hidup ini, pada akhirnya bukan soal makan dan minum
hingga krisis ekonomi dan apalagi siapakah presiden kita esok. Kita
bahkan,mungkin, bingung dan kecewa dengan kejadian-kejadian politik hingga
apapun yang mengecewakan dalam kehidupan pribadi masing-masing, mulai dari
kehilangan orang yang paling dikasihi, kehilangan untung akibat gejolak pasar
saham dan uang, atau kehilangan peluang bisnis atau kehilangan harga diri,
barang kali?
Jika
Ia Tuhan, mengapa ini semua harus terjadi dan mengapa tak begitu dan tak
begini, melihat ada yang lebih baik daripadaku dan bahkan tak mengenal Tuhan
dan lagi bengis. Kita tak bisa menghakimi demikian, karena ada banyak yang tak
dapat kita lihat di seberang sana. Sementara kita melihat Tuhan tak berdaulat
sepenuhnya atau Tuhan terlalu berat untuk memenuhi seruan miliaran manusia di
muka bumi, kita tak pernah tahu sebagaimana yang dapat kita ketahui dari mulut
Nebukadnezar sang raja segala raja yang diberi kuasa untuk menjajah Yehuda.
Artikel
ini tidak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mahakompleks ini. Ingat
Nebukadnezar sempat menjadi kehilangan akal budi untuk memahami apa yang sedang
dihadapinya dan siapakah Ia itu: Pada waktu akal budiku kembali kepadaku,
kembalilah juga kepadaku kebesaran dan kemuliaanku untuk kemasyhuran kerajaanku.
Siapakah yang tak akan gila jika harus mengalami ini: dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan
tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti
bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung,dalam jangak waktu
yang panjang.
Saya
teringat dengan apa yang Asaf nyatakan dalam penderitaan batin yang sangat
membuatnya depresi sebab melihat Allah nampak sama sekali tak berdaulat. Asaf
yang adalah pemazmur pendamping raja Daud dan seorang pelihat pernah menuliskan
mazmur hidup yang amat memilukan ini:
Mazmur
73:1-11 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus
hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya. Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku
terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual,
kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada
mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia,
dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. Sebab itu mereka berkalungkan
kecongkakan dan berpakaian kekerasan. Karena kegemukan, kesalahan mereka
menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan. Mereka menyindir dan
mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi
hati. Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. Sebab
itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang
berlimpah-limpah. Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"
Menimbang
realitas-realitas mengecewakan dan absurd, normalkah akal budiku dan mungkin
anda untuk berkata: adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi? Bahasa bebasnya:
punya otak nggak sih Tuhan itu, sudah begini parahnya diam aja? Jangan-jangan
dia begitu tololnya untuk memahami realitas hidup ini?! Wajar dan itu
manusiawi, Asaf sang Pelihat dan sang
Pemazmur yang cukup mendominasi ini Kitab Mazmur pun begitu jujur menggambarkan
kesehatan rohaninya yang sangat kritis. Sampai Ia diselamatkan oleh Tuhan dari
lembah pencobaan yang tak akan sanggup untuk ditanggungnya sendiri sebagai
seorang manusia fana:
Mazmur
73:13-17Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh
tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena
hukum setiap pagi. Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti
itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu. Tetapi
ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, sampai
aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
Kita
memang begitu rapuh sebab penderitaan bukanlah sahabat bagi logika kita dan
karib bagi daging ini. Logika tak akan mampu menjelaskan hingga mata mampu
mengirimkan sinyal-sinyal rasionalitas bagi setiap event: mengapa dia dan bukan
dia yang lebih baik dipilih? Mengapa berubah mendadak? Atau: Bukan itu yang kudoakan dan
kuimani tetapi mengapa sebaliknya yang terjadi?
Tetapi
ini yang dapat kita pelajari dari Daniel, kita harus mengerti bahwa Daniel pun
pasti memiliki problem yang sama dalam hidup sebagai budak pada raja yang
kapanpun bisa memenggalnya kala ia tak bisa memenuhi permintaan sang raja
segala raja itu. Apa yang menarik bagiku pada diri Daniel adalah pilihan
imannya dan gaya hidupnya sementara ia harus tabah dalam penderitaan dan
penjajahan:
Daniel
1:8 Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan
dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai
istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya
Gaya
hidup Daniel tak berubah. Baik dalam masa suka dan damai tetap saja sama pada
saat masa sukar, aniaya dan penjajahan termasuk sebagai budak. Ia tetap menjaga
kebenaran imannya adalah kudus diantara mereka yang menjajah dan tak mengenal
dirinya. Dan faktanya Tuhan menyertai dirinya dalam era yang amat sukar itu: Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel
kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu (Daniel 1:9).
Mata kita sangat
sukar untuk melihat siapakah pemimpin dan presiden kita
yang akan datang berdasarkan pilpres 2019,tetapi siapapun yang terpilih, maukah
kita tetap memandang Tuhan bahwa itu datangnya dari Tuhan; maukah kita tetap
hidup penuh iman kepada Tuhan dengan tekun dalam kekudusan-Nya sama seperti
saat kita senang saat pemimpin yang akan terpilih adalah tak sesuai harapanku,
harapanmu?
Roma 13:1-3 Tiap-tiap orang harus takluk
kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak
berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab
itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang
melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab jika seorang
berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat
jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang
baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.
Soli Deo Gloria
Nantikan kelanjutannya
No comments:
Post a Comment