Oleh: Martin Simamora
Ke
Danau Genesaret Memanggil Petrus: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan
tebarkanlah jalamu untuk
menangkap ikan."
Yesus Bersama Seorang Nelayan Bertolak Ke Tempat yang Dalam Untuk Menangkap Ikan
Injil
Lukas memberikan catatan yang sangat penting terkait apakah yang menjadi tujuan
Yesus di bumi ini melalui rangkaian perjalanan-perjalanan yang dilakukannya:
Tetapi
Ia berkata kepada mereka: "Juga di
kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah
sebab untuk itulah Aku
diutus."- Lukas 4:43
Lalu
bagaimanakah hal tersebut akan diwujudkannya? Bagaimana memberitakan Injil Kerajaan Allah akan
diwujudkannya. Salah satu strategi yang dilakukannya sebagaimana yang menjadi
kehendaknya akan kita temukan dalam perjalanannya yang membawanya tiba di
pantai danau Genesaret:
Lukas
5:1-4Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak
mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai.
Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam
salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan
perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak
dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon:
"Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap
ikan."
Sementara
orang banyak tak henti-hentinya mengikuti Yesus Kristus untuk mendengarkan
firman Allah yang diberitakan dengan pengajaran yang penuh kuasa. Yesus yang
telah mempresentasikan dirinya sebagai penggenap nubuat nabi Yesaya (Lukas
4:17-21) dan telah mendemonstrasikan bahwa ia adalah penggenap dengan
menaklukan berbagai penyakit dan pemerintahan setan atas banyak manusia (Lukas
4:40-41) telah menjadikan dirinya sendiri sebagai sentral tunggal kebenaran sebagaimana
kebenaran kitab suci. kali ini mereka menyaksikan Yesus bersama dengan seorang
nelayan untuk menangkap ikan.
Para
nelayan baru saja pulang dan belum selesai membasuh jalanya. Seolah tak mau
tahu apa yang baru saja terjadi dengan diri mereka dan dengan pekerjaan yang
belum selesai, Yesus menginstruksikan para nelayan tersebut untuk melakukan
ini:
Nelayan-nelayannya
telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu
itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit
jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu
Untuk
beberapa saat lamanya, perahu Simon menjadi mimbar terapung di permukaan danau
Genesaret. Entah apa sebabnya, Petrus begitu saja mematuhi suruh ini: supaya menolakkan perahunya sedikit jauh
dari pantai, agar ada ruang bagi Yesus untuk berbicara dengan kerumunan
manusia yang memenuhi pantai Danau Genesaret tersebut.
Selesai
memberitakan firman Allah, Yesus memulai sebuah komunikasi dan perkenalan yang
begitu unik. Yesus yang bukan nelayan kawakan di Danau Genesaret, tiba-tiba
memberikan perintah yang menakjubkan dalam kespesifikan dan kepresesian, seolah
ia pun adalah nelayan kawakan dan memiliki perangkat sonar ikan, sehingga
begitu berani memerintahkan seorang nelayan yang sangat menguasai perairan
danau itu agar melakukan ini: "Bertolaklah
ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
Mendengarkan
instruksi seperti itu, Petrus ingin membantahnya karena sepanjang malam tadi
telah bekerja keras menjala ikan namun tak mendapatkan apa-apa. Namun
mengetahui bahwa yang memerintahnya adalah Yesus, ia pun menurutinya walau
menurutnya akan percuma:
Lukas
5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras
dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku
akan menebarkan jala juga."
Bagaimana
dengan hasilnya? Apakah akan sama saja yaitu tidak menangkap apa-apa? Injil ini
memberikan kesaksian sebagai berikut:
Lukas
5:6 Dan setelah mereka melakukannya,
mereka menangkap sejumlah
besar ikan, sehingga jala mereka mulai
koyak.
Dari
tidak menangkap apa-apa menjadi menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala
mereka mulai koyak.
Petrus Belajar Mengenal Kekudusan & Siapakah Yesus
Petrus Belajar Mengenal Bahwa Ia adalah Manusia Berdosa
Petrus
dan rekan sejawat lainnya pada perahu itu kini, sedang menyaksikan sebuah
pemandangan yang begitu sukar untuk dijelaskan. Yesus yang mereka ketahui bukan
seorang nelayan ( ia hanya seorang anak tukang kayu!- Matius 13:35) namun
memberikan perintah untuk pergi ke satu titik di perairan danau yang sebelumnya
telah mereka jaring sepanjang malam penuh kerja keras, tetapi sia-sia, namun
secara jitu dan gemilang memberikan bagi mereka tangkapan ikan begitu melimpah
sehingga jala tak lagi kuat untuk
menanggung bobot tangkapan ikan tersebut. Bahkan kini Petrus membutuhkan
pertolongan untuk menampung tangkapan bersejarah itu:
Lukas
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain
supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga
hampir tenggelam.
Perjumpaan
dan peristiwa yang sangat menakjubkan tersebut telah menempatkan Yesus
dihadapan Petrus secara sangat tak disangka-sangkakan oleh siapapun. Petrus
melalui peristiwa tersebut belajar
mengenal Yesus sebagai ia yang begitu mulia dan begitu kudus dan belajar mengenal dirinya sendiri adalah
manusia yang begitu berdosa dan karena itu
sangat tak layak bagi Yesus:
Lukas
5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun
tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena
aku ini seorang berdosa."
Bagaimana
mungkin reaksi Petrus adalah tersungkur di depan Yesus dan berkata pergilah
daripadaku, karena aku ini seorang berdosa. Dosa apakah yang baru saja
dilakukannya? Siapakah Yesus baginya dan setinggi apakah ia telah mengenal kesucian Yesus sampai-sampai
berkata aku ini seorang berdosa yang tak
pantas didekati Yesus?
Petrus
belajar dalam sebuah cara yang siapapun tak akan mengiranya, melalui pekerjaan
sederhana seperti nelayan, Yesus membawa Petrus masuk kedalam maksud-Nya. Apakah
maksud utama Yesus memang telah tercermin pada apa yang menjadi reaksi Petrus
terhadap Yesus sendiri:
Maksud atau
Tujuan Yesus Dalam Perjumpaannya
dengan Petrus Dalam Kesukaran dan Frustrasi Hidupnya
|
|
Mengenal Siapakah Yesus
|
Mengenal
Siapakah Dirinya
|
●Ia
layak disembah: tersungkur di depan
Yesus
|
●Ia
manusia berdosa yang memerlukan pertolongan Tuhan
|
●Ia
Mahakudus
|
●Ia
pada hakekatnya begitu tak layak untuk dikasihi Tuhan: pergilah dari padaku, karena
aku ini seorang berdosa
|
Yesus
telah masuk ke dalam kehidupan Petrus, masuk ke dalam kehidupan manusiawinya
yang kerap diwarnai dengan kegagalan, keletihan dan mungkin rasa frustrasi yang
tak ada obatnya, apalagi sampai berpikir untuk memiliki sebuah tujuan dan
rancangan agung yang pasti baginya bersama Tuhan. Petrus sudah bekerja begitu
keras di waktu sementara kebanyakan sedang tertidur pulas, namun tiada hasilnya
sama sekali. Tetapi melalui peristiwa
ini, melalui peristiwa yang tak menyenangkan atau mengecewakan bagi Petrus, ia
justru mengalami kunjungan Yesus untuk mengenal siapakah Ia, dan untuk mengenal
siapakah dirinya sesungguhnya, bahwa ia adalah manusia berdosa namun Tuhan yang
mahakudus memiliki maksud agung bagi hidupnya.
Ini
bukan saja menjadi peristiwa dan pengalaman personal Petrus sendiri, tetapi
semua orang yang menyaksikan peristiwa tersebut telah setidak-tidaknya belajar
untuk mengenal siapakah Yesus dan belajar untuk menilik siapakah diri mereka
dan bagaimana keberdosaan mereka. Wibawa
Yesus yang lahir dari otoritas dan kuasanya yang begitu mulia dengan
segera menyapu segenap jiwa; kegentaran jiwa yang sebetulnya tak mungkin dapat berdiri
hidup-hidup dihadapan kekudusan yang tak dapat dicemarkan oleh setitik noda
dosa, nyata sekali mengintimidasi jiwa-jiwa yang pada hakekatnya berada dalam cengkraman
dosa sehingga mutlak membutuhkan Sang Juru Selamat. Yesus telah datang bukan
bertujuan untuk memurkai mereka, tetapi memberitakan firman Allah dan dirinya
sendiri sebagai kebenaran yang tak terpisahkan dari firman Allah itu sendiri.
Karena itulah kepada Petrus dan nelayan-nelayan lainnya, Ia berkata begini:
Lukas
5:9-10 Sebab ia dan semua orang yang
bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka
tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi
teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
Yesus
yang disembahnya secara tersungkur didepannya tanda ketakpantasan diri sebab
begitu berdosa dihadapan yang mahakudus, kemudian berkata kepada Petrus dengan
disaksikan para nelayan sejawat Petrus: jangan takut, mulai dari sekarang engkau
akan menjala manusia.
Manusia
berdosa dipanggil Yesus dengan sebuah tujuan untuk menjadi penjala manusia?Apakah tujuan lebih megah yang ada dalam benak Yesus dengan pernyataan
mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia?
Tujuan Yesus Datang Kedalam Dunia dan Bagaimanakah Ia Mewujudkan
Kehendak Bapa di Sorga Agar Tergenapkan Di Bumi Ini
Jadi
bagaimana Ia akan menggenapkan tujuannya
ini: "Juga di kota-kota lain
Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus?" Salah
satu hal besar yang dilakukannya adalah memanggil orang-orang
tertentu berdasarkan pilihannya sendiri untuk dijadikannya murid. Menjadi murid Yesus ternyata bukan sekedar
untuk belajar menjadi muridnya yang penuh ketaatan sehingga menjadi serupa
seperti Yesus sendiri, tetapi turut serta menjadi bagian penting dalam apa yang
menjadi tujuannya datang ke dalam dunia ini yaitu bersama-sama dengannya
memberitakan Kerajaan Allah kepada dunia. Perhatikan perkataan Yesus
berikut ini kepada Petrus:
Lukas
5:10 Kata Yesus kepada Simon: "Jangan
takut, mulai dari sekarang engkau
akan menjala manusia."
Tentu
Petrus tak akan menduga sama sekali bahwa Yesus berkata kepadanya: mulai sekarang engkau akan menjala manusia,
bersama Yesus. Jika Yesus mampu menjadi pandu yang begitu jitu baginya untuk
menjala ikan di danau yang sama sekali tak menghasilkan seekorpun ikan baginya,
apakah alasan baginya untuk berkata tidak untuk ajakan Yesus tersebut? Jika
Yesus berkuasa untuk memanggil ikan-ikan di kedalaman danau untuk menyerahkan
diri mereka ke dalam jaring Simon Petrus, lalu apakah alasan bagi Petrus untuk
menolak karena membayangkan akan begitu sukar untuk menjaring manusia-jika ikan
saja gagal atau menolak untuk dijaringnya, apalagi manusia? Tentu saja menjadi
tak beralasan ketika Yesus yang memerintahkannya.
Di
atas semua itu, mengapa Simon Petrus tak mungkin menolak-Nya, karena Yesus telah memanggilnya dan telah menariknya
masuk kedalam pengenalan dirinya secara unik melalui menjala ikan di danau yang
sama sekali tak memberikannya seekor pun ikan.
Tak
akan mungkin dirinya tidak tersungkur
dihadapannya, menyembahnya jika Yesus tidak menyingkapkan kekudusannya dan kuasanya
yang berkuasa penuh menarik Petrus keluar dari pelukan dunia untuk masuk
kedalam kasih Bapa yang begitu besar kepada dunia ini.Ini adalah kuasa yang
sama yang kedahsyatannya tak mampu ditolak atau dibantah oleh setan-setan dan
sakit penyakit; tak dapat menolak kehendak Yesus di dunia ini kela tangan-Nya menjamah
manusia-manusia yang dikehendaki-Nya. Tangannya tak dapat dihancurkan oleh
manusia ketika Yesus berkehendak memanggil keluar manusia-manusia dari penyanderaan
setan-setan dan penyakit-penyakit yang merupakan pemberitaan kerajaan Allah-
penggenapan nubuat Yesaya yang dibacakannya di bait Allah.
Tidak ada
Satu Kuasapun yang Sanggup Menolak dan Menghancurkan Tujuan Yesus Di Dunia
|
|
Tidak Dapat
Ditolak oleh Setan & Sakit Penyakit
|
Tidak
Dapat Dihancurkan oleh Manusia
|
Di
dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak
dengan suara keras: Hai Engkau, Yesus
orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak
membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah. Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam,
keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang
banyak, lalu keluar dari padanya dan
sama sekali tidak menyakitinya.- Lukas 4:33-35
Ketika
matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang
menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka
masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga
setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak
Allah." Lalu Ia dengan keras
melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka
tahu bahwa Ia adalah Mesias.- Lukas 4:40-41
|
Mereka
bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat
kota itu terletak, untuk
melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi
Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi- Lukas
4:29-30
|
Petrus
telah mengalami perjumpaan dan pengenalan yang bukan sekedar melarutkan jiwanya
kedalam pengenalan yang begitu agung pada Sang Mesias, tetapi sebuah perjumpaan
dan pengenalan pada kuasa dan kekudusan ilahi Yesus Kristus yang begitu berkuasa untuk menjadikannya rekan
sekerja Yesus untuk menjala manusia, sementara Petrus pada dasarnya manusia
yang berdosa dan begitu lemah imannya.
Sehingga sangat menarik untuk melihatnya dalam sebuah
potret tabel berikut ini, yang memberikan gambaran keberkuasaan dan keberdaulatan Yesus dalam dunia terhadap
pemerintahan setan dan terhadap manusia yang berada dalam belenggu dosa untuk
menjadikannya seorang murid dan rekan sekerjanya. Menjadikan mereka bersamanya
bekerja untuk menggenapi apa yang menjadi tujuan Sang Mesias itu, tepat
sebagaimana kehendak Bapa untuk
dilakukan dan digenapi oleh Yesus:
Keberkuasaan
& Keberdaulatan Yesus terhadap Setan
dan Manusia
|
|
Terhadap Setan
|
Terhadap
Manusia
|
Di
dalam rumah ibadat itu ada seorang
yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: Hai Engkau, Yesus
orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.- Lukas 4:33-34
|
Dan
semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini!
Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia
memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar."-
Lukas 4:36
|
Ketika
matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang
menderita bermacam-macam penyakit. Iapun
meletakkan tangan-Nya atas mereka
masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari
banyak orang keluar juga
setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah."
Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka
berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.- Lukas 4:40-41
|
iapun
tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena
aku ini seorang berdosa-Lukas 5:8
Kata
Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai
dari sekarang engkau akan
menjala manusia."- Lukas 5:10
Dan
sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu,
lalu mengikut Yesus.-Lukas 5:11
|
Mengapa Yesus Berkuasa dan Berdaulat Secara Demikian?
Satu-satunya
penjelasan yang benar dan tak mungkin salah dalam cara bagaimanapun adalah
penjelasan Yesus sendiri, bahwa Ia datang sebagai yang berkuasa dan berotoritas
penuh untuk menggenapi nubuat nabi Yesaya. Apakah bunyi nubuat tersebut mari
kembali kita melihatnya:
Lukas
4:16-21 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya
pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari
Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi
Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: Roh
Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk
membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu,
memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam
rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya:
"Pada hari
ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya."- Lukas 4:16-19
Pada
hakekatnya keberkuasaan dan
keberdaulatan Yesus bisa berlangsung sedemikian, karena pada hari ini saat
Yesus di Nazaret, nubuat itu genap. Nubuat itu sejak saat itu bekerja tanpa
siapapun dan apapun dapat mencegahnya, menolaknya dan menghancurkannya
sekalipun pada faktanya ada yang berupaya untuk membinasakan Yesus agar gagal
menggenapi penggenapannya; walau pada faktanya ada yang menolak untuk menerima
dan mempercayainya. Mengapa demikian? Karena pada bagaimana dikatakan bahwa
seseorang menolak atau menerima, pertama-tama harus berdasarkan pada
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Sang Mesias yang adalah Penggenap.
Setiap kontradiksi yang dapat kita
tangkap dengan indrawi kita, haruslah dipahami dan dijelaskan dibawah otoritas
sabda yang berbunyi: pada hari ini
genaplah nas ini. Jika Ia yang benar-benar membebaskan seorang manusia dari
belenggu dunia ini, siapa yang dapat menggagalkannya? Semacam inilah yang
sedang diajarkan Yesus melalui pemilihan pada manusia yang bukan saja berdosa
tetapi masih dapat jatuh kedalam keberdosaan namun Yesus tetap berkata
kepadanya: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
Ingat
baik-baik, sesaat Yesus berkata bahwa Ia telah menggenapi nas kitab Yesaya tersebut, bukankah respon massa di Nazaret
bukan saja menolaknya tetapi hendak
membunuhnya! Lantas, apakah dengan demikian penggenapan terkait kuasa pembebasan yang bekerja
berdasarkan sabda Allah tersebut dengan demikian telah digagalkan oleh manusia?
Sebagaimana telah saya katakana, kontradiksi semacam ini bahkan yang setajam
apapun juga, harus dijelaskan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Mesias Sang Penggenap. Mari perhatikan penjelasan Yesus
terhadap penolakan segera setelah Ia berkata bahwa pada hari ini telah
digenapi:
Lukas
4:23-27 Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan
pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di
sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di
Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya tidak
ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini
benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel
ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya
kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada
salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat,
di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan
tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman,
orang Siria itu."
Apakah
mereka bertobat setelah mendengarkan kecaman Yesus tersebut? Tidak, malah
sebaliknya semakin keras menolak Yesus:
Lukas
4:28-29 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing
gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
Bisakah
anda membayangkan semua jemaat Tuhan murka di dalam rumah ibadat?Bisakah anda
membayangkan, jemaat Tuhan baru saja beribadah dan baru saja mendengarkan sabda
Tuhan, sekejab kemudian dipenuhi oleh hasrat untuk membunuh Sang Pengkhotbah
Agung tersebut? Jika anda membandingkannya dengan Kapernaum dan pada diri
Petrus, bagaimana anda akan menjelaskannya? Apakah menurut anda penggenapan
oleh Yesus tidak mutlak? Jika dikatakan tidak mutlak, bagaimana menjelaskan
pada peristiwa-peristiwa dimana bahkan Setan tak berkuasa untuk berargumen
terhadap perintah dan kehendak Yesus?
Bagaimana anda menjelaskan tanggapan massa yang seperti ini: Dan semua orang
takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya
perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada
roh-roh jahat dan merekapun keluar" (Lukas 4:36). Dan bagaimana anda
menjelaskan yang ini: Ketika matahari
terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita
bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing
dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil
berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang
mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia
adalah Mesias.( Lukas 4:40-41). Renungkanlah dan bawalah dirimu semakin
dalam untuk mengenal Juru selamat dan Tuhanmu agar kehidupan kita adalah hidup
yang dikuasai oleh pengenalan Tuhan yang berkuasa dan berdaulat penuh sementara
saya dan anda pun hidup sebagai murid-murid Kristus yang menjadi terang dan
garam di dunia yang cenderung menganggap rendah untuk membawa dirinya mengenali
Tuhannya secara serius dan sungguh-sungguh.
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan
persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan
seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku
mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah
ditangkap oleh Kristus Yesus.-
Filipi 3:10-12
Apakah
yang menjadi kehendakku dan kehendakmu?
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment