Oleh : Prof. John Gruzelier
Catatan Editor: Pada semua aspek, editor tidak menyetujui Hypnosis. Artikel ini bernilai sebagai referensi akademis dan kritis terhadap bahaya-bahayanya, sehingga selain bernilai informatif diharapkan dapat mengedukasi pembaca.
Bacalah lebih dulu bagian 1
Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya
Credit : Medical University of South California Library |
Natur Efek-Efek yang Tidak Dikehendaki dalam Latar-Latar Berbeda
Dengan penjelasan-penjelasan atau peringatan-peringatan yang harus dicamkan dalam benak, literatur efek-efek buruk dalam hipnosis berlatar: eksperimental, klinik dan panggung akan ditinjau secara ringkas. Walaupun ini pada dasarnya adalah tinjauan ringkas, beberapa contoh akan diungkapkan dalam detail/ secara rinci agar dapat memperoleh wawasan-wawasan mengenai proses-proses yang terlibat. Tidak relevan dengan pertanyaan apakah hipnosis dapat menyebabkan efek-efek buruk, merupakan isu-isu yang dikesampingkan seperti berkenaan apakah efek-efek itu spesifik terjadi pada hipnosis, atau lebih keras terjadi pada hipnosis, atau lebih sering terjadi pada hipnosis. Isu-isu ini telah mengalihkan pertimbangan pada pertanyaan-pertanyaan serius seperti mengapa efek-efek buruk itu terjadi dan bagaimana hal-hal itu dapat diminimalisasi? Proses adalah yang paling dibaikan dari semua aspek dalam literatur.
Relasi antara hipnosis dan psikosis, diabaikan dalam literatur ilmu pengetahuan kontemporer, selanjutnya akan dipertimbangkan dalam detail tertentu. Ini juga dapat memberikan wawasan-wawasan mengenai proses. Sebuah kasus episode tragis skizoferenia pertama belum lama ini dan secara unik telah didokumentasikan, terdiagnosa mengalami skizoferenia satu minggu setelah hipnosis panggung, akan diulas panjang beserta dengan implikasi-implikasi bagi riset pada langkah-langkah pengamanan.
Sebuah kutipan dari
buku Hypnosis Complications: Prevention anda Risk Management
( MacHovec, 1986) berperan sebagai sebuah orientasi.
There is a substantial body of
published clinical and experimental research documenting mild to severe, unexpected
side effects coincident with the use of hypnosis in persons with no prior
history of similar medical or mental symptoms. Clinical case histories,
empirical studies of observed hypnotic behaviours and post-hypnotic interviews,
subject self-reports, and practitioner questionnaires comprise a growing
database. It is international in scope and is multidisciplinary, involving
medicine, psychiatry, psychology, and dentistry and encompasses the history of
hypnosis in its entirety, from Mesmer and Braid to current professional
journals. (MacHovec, 1986)
Ada
sebuah bagian utama riset klinikal dan
eksperimental yang telah
dipublikasikan mendokumenkan efek-efek samping ringan hingga berat yang terjadi bertepatan dengan penggunaan hipnosis pada person-person yang sebelumnya tidak memilik sejarah gejala-gejala medikal atau mental/jiwa
serupa. Sejarah-sejarah kasus klinis, studi-studi emprik pengamatan
perilaku-perilaku hipnotik dan wawancara-wawancara pasca hipnotik,
laporan-laporan yang dibuat sendiri oleh
para subyek, dan kuesioner-kuesioner
praktisi membentuk sebuah database yang bertumbuh. Ini adalah dalam
cakupan internasional dan multidisiplin, melibatkan ilmu kedokteran, psikiatri, psikologi, dan kedokteran gigi dan meliputi sejarah hipnosis dalam
keseluruhan, mulai dari Mesmer dan Braid
hingga jurnal-jurnal profesional masa kini. (MacHovec, 1986)
Hipnosis Eksperimental
Survei-survei laboratorium dan laporan-laporan kasus
Mulai dengan yang paling tidak berbahaya dan ragam peristiwa yang terjadi pada waktu-waktu yang berbeda (episodik) ata aplikasi-aplikasi hipnotik, satu yang tidak melibatkan perlakuan – hipnosis ekperimental dalam laboratorium, apa yang literatur katakan bagi kita?
Ada segelintir
investigasi-investigasi eksperimental untuk didekati ( Hilgard,
Hilgard dan Newman, 1961; Faw, Sellers dan Wilcox, 1968; Hilgard, 1974; Coe dan Ryken, 1979; Crawford, Hilgard dan
Macdonald, 1982; Page dan Handley, 1990, 1993).
Higlard
dkk (1961),
menggunakan mahasiswa, merupakan yang
pertama secara formal menyurvei efek-efek
pasca hipnosis. Hipnosis melibatkan Standford Hypnotic Susceptiblity Scale, Form
A ( Weitzenhoffer dan Hilgard, 1959),
dan perawatan telah dilakukan untuk menyingkirkan semua sugesti-sugesti post
hypnotic- (periode setelah hipnosis)- sebelum dehypnosis (mengeluarkan dari kondisi hipnotik). Tindak lanjut
wawancara-wawancara diberikan kepada 17 dari 200 (85%) kasus yang telah
melaporkan konsekuensi-konsekuensi buruk. Efek-efek umum adalah kepala pusing
dan mimpi-mimpi regresif yang bertalian dengan pengalaman hipnotik.
Tanggapan-tanggapan pada instruksi-instruksi hipnotis terkadang mengalami penundaan sampai setelah hipnosis. Sebuah reaksi buruk anak-anak terhadap anastesi atau pembiusan kimia kerap diasosiasikan dengan efek-efek buruk hipnosis kemudian. Reaksi-reaksi buruk khusus pada anastesi kimia anak-anak yang dikutip dalam konteks ini mencakup masih berupaya untuk bergerak, jumlah anastetik berlebihan, dan sakit kepala dan mual setelah anastesi/pembiusan. Meskipun perbedaan-perbedaan individual dalam keresponsifan-keresponsifan hipnotik, dan merujuk pada sedikitnya subyek-subyek yang mungkin memiliki pengalaman sejenis yang terjadi pada anak-anak, patut diperhatikan seksama bahwa insiden dari peristiwa-peristiwa ini telah mencapai sebuah level tinggi statistik yang signifikan (p lebih kecil dari 0,001).
Dalam satu kasus yang dilaporkan secara rinci, dalam
sebuah operasi pada seorang anak berusia
6 tahun, partisipan mendengar hitungan mundur anastetik yang mencapai hingga hitungan 50, dan dia telah
diberikan tiga kali dosis biasa ether. Orne (1965) mendukung
asosiasi antara reaksi-reaksi buruk/merugikan terhadap hipnosis dan pengalaman-pengalaman buruk anak-anak dengan
anastesi kimia pada sejumlah partisipan.
Untuk lebih
memberikan kejelasan pada proses-proses psikologis yang
mungkin terlibat, Hilgard dkk
telah menyediakan laporan-laporan kasus lainnya.
Pada
salah satu dari laporan-laporan tersebut, subyek mengalami sebuah sakit kepala yang berat setelah hipnosis, merasa kacau selama 3 jam dan mengalami kehilangan daya ingat (amnesia)
selama hampir satu hari, sebuah amnesia
telah dimasukan kedalam namanya, sebuah item/perihal yang telah berhasil dia lalui
dalam proses induksi. Perlu diperhatikan
bahwa dia telah melaporkan hanya 2 sakit kepala
terdahulu dalam hidupnya, satu diantaranya sakit kepala yang dialami setelah
sebuah upaya hipnosis yang terdahulu. Mengingat kembali sesuatu dengan jelasnya serta
dengan emosi-emosi sama di masa lampau
dirasakan kembali dari sebuah pengalaman
hypnosis telah dilaporkan oleh sejumlah mahasiswa. Bagi satu mahasiswa halusinasi nyamuk dari sebuah
skala induksi telah kembali diingat secara jelas dalam cara dan emosi yang sama
di masa lampau, sebagai terdengar nama
nyamuk itu disebut, seperti yang telah terjadi di permulaan dehynopsis
( keluar dari
kondisi hipnotis).
Seorang
mahasiswa mengalami serang histeria satu minggu atau lebih setelahnya,
yang mencakup bagian-bagian tubuhnya (wanita) menjadi mati rasa atau teranestasi; gejala-gejala khas ini menjadi bagian dalam induksi. Mahasiswa
lainnya mengalami sebuah sensasi fisikal
yang sebenarnya, menyusut segera setelah
hipnosis. Patut
diperhatikan telah menjadi pertanyaan
hypnotist ( penghipnotis) selama masa
regresi apakah peserta menjadi lebih
kecil. Mahasiswa
lain telah berteriak setelah
kedua matanya menutup pada inisiasi atau permulaan induksi,
membangkitkan kembali sebuah postur tubuh yang dia asosiasikan
dengan keadaan disudutkan dan dipukuli oleh ibunya sebagai seorang anak.
Isu-isu ini telah dieksaminasi ulang dalam sebuah studi kedua ( Hilgard, 1974) yang berisikan dua induksi yang melibatkan sebuah muatan kognitif yang lebih tinggi dan hal-hal personal. Satu induksi diselenggarakan dalam sebuah grup ( Harvard Group Scale Hypnotic Susceptibility Scale, Form C, Weitzenhoffer dan Hilgard, 1962).
Sebuah
insiden lebih tinggi atas efek-efek yang tak dikehendaki telah direkam. Tiga puluh tujuh dari 120 subyek (
31%) telah mengalami reaksi-reaksi buruk yang berlangsung mulai dari
5 menit hingga 3 jam setelah hipnosis. Sembilan belas subyek mengalami efek-efek
jangka pendek yang berlangsung hingga satu jam. Efek-efek tersebut mencakup keletihan
yang teramat hingga mengantuk,
distorsi
kognitif, kecemasan dan mimpi-mimpi. Reaksi-reaksi yang
sama telah ditemukan diantara efek-efek jangka panjang, yang berlangsung hingga durasi 3 jam,
dengan efek tambahan sakit kepala,
pusing-pusing, mual dan rasa sakit dan
sukar digerakan pada lengan atau leher. Keletihan yang teramat hingga membuat
mengantuk dan tanda-tanda gerakan yang tidak diinginkan ( refleks) kerap dilaporkan:
- “Saya tidur
setelah hipnosis dan tertidur lagi pada siang hari itu dalam kelas meskipun tidur nyenyak dan
cukup malam sebelumnya—Saya jarang
merasa ngantuk selama siang
hari’ (1974:280). ‘Saya mengalami sakit kepala selama satu
setengah jam, kemudian tidur 3 jam, dan
bangun tanpa sakit kepala’ (1974:291).
- ‘Saya mengalami sakit kepala selama
hipnosis dan berlangsung hingga 2 jam sampai saya mengambil waktu tidur sejenak dan itu melenyapkan sakit kepala’ (1974:291).
- Partisipan yang lain melaporkan bahwa, ‘jantungnya berdebar dan dia telah mengalami
kecemasan yang intensif’ (1974:286).
- Komentar-komentar lainnya mencakup: ‘Saya
merasa semacam keanehan selagi saya berjalan menuju kelas saya berikutnya….
seperti ketika saya baru saja bangun
dari tidur di pagi hari. Hal-hal telah menjadi kabur/tak jelas; saya
agaknya telah berada dalam sebuah kelinglungan, tidak cepat memahami/tanggap
terhadap segala hal disekitarku’ (1974:288).
- ‘Saya lemah dan terhuyung-huyung dalam bergerak selama sekitar 8 menit’;… tidak yakin dengan itu atau siap untuk berpikir’; ‘…merasa sangat letih dan seperti mau tertidur pulas selama 19 menit’ (1974:288).
Kebingungan kognitif diiringi/disertai dengan keletihan hebat yang mendatangkan kantuk
dan tanda-tanda gerakan yang tidak diinginkan. Partisipan yang lainnya
melaporkan bahwa:
- dia telah “dibingungkan, cemas… berjalan mondar-mandir
dalam kelinglungan’ dan ‘ merasa mual’
dan dia ‘ telah berusaha untuk mengingat hal-hal tetapi tidak dapat mengingat.’
Kebingungan ‘berlangsung selama malam hari’ dan dia ‘telah mengalami banyak mimpi
yang sangat nyata/tajam’ terkait dengan “ hal-hal memalukan atas kesalahan-kesalahan’ (1974:289-90).
- Mahasiswa lain ‘secara
tiba-tiba mengalami kekosongan pikiran-blank out’ di mesin ketiknya ‘ yang
mana ini tidak pernah dia alami sebelumnya’ (1974:290).
- Partisipan lainya merasa ‘pusing dan mual ringan selama 3,5 jam’ ( 1974:294).
- Perubahan citra tubuh telah nyata terjadi seperti ditemukan dalam investigasi sebelumnya ( Hilgard dkk 1961), satu mahasiswa menggambarkan ‘ merasakan sebagian dirinya—kedua tangannya berada 20 kaki terpisah jauh dari tubuhnya’ dan ‘keletihan hebat yang membuat kantuk berlangsung selama satu jam atau lebih’ (1974:286).
Studi-studi kasus Page dan Handley ( 1990) telah menyediakan wawasan-wawasan yang lebih lanjut dan mendukung kerja yang dipioniri Hilgard. Mereka melaporkan dua insiden efek-efek buruk pada mahasiswa-mahasiswa, satu merupakan kogitif dan transitory dan satunya lagi merupakan neurofisiologi dan hal paling serius yang telah dilaporkan dalam sebuah konteks laboratorium.
Pada yang pertama, seorang mahasiswa yang merupakan seorang dengan nilai tinggi pada “susceptible” (kemampuan dipengaruhi secara mudah) berdasarkan Standford Form C, termasuk untuk perihal post hypnotic amnesia, telah gagal untuk mengingat antara satu dan dua pada beberapa jam kemudian dan nomor-nomor telepon dua sobat karibnya yang nomor-nomornya sangat diingat baik olehnya. Deskripsinya adalah :
bahwa dia ‘.. merasa aneh, seperti pikiranku menjadi kosong.’ Dalam perihal mimpi, dia telah mengalami mimpi-mimpi mengerikan, sugestif konflik atas sebuah keengganan untuk melepaskan control ( Shevrin, 1972).
Dia juga mengalami pengalaman-pengalaman tak menyenangkan saat kanak-kanak di usia 6 tahun dan 9 dengan anastesi kimia dimana dia telah terlibat dalam sebuah hitung mundur, membenci baunya dan mengalami mual setelahnya. Page dan Handley ( 1990:252) telah menghipotesakan bahwa :
The similarities of
counting, loss of control, feelings of helplessness, smelling an unpleasant
odor in the Ammonia item, and possibly even age regression (to ages 7 and 10 in
the SHSS:C), may have all contributed to producing the amnesic effect.
Kesamaan-kesamaan penghitungan, kehilangan kontrol, perasaan-perasan ketakberdayaan, mencium aroma yang tak menyenangkan dalam zat Amonia, dan bahkan mungkin regresi usia ( pada usia 7 dan 10 dalam SHSS;C), mungkin semuanya telah berkontribusi pada menghasilkan efek bersifat amnesia.
Kesamaan-kesamaan penghitungan, kehilangan kontrol, perasaan-perasan ketakberdayaan, mencium aroma yang tak menyenangkan dalam zat Amonia, dan bahkan mungkin regresi usia ( pada usia 7 dan 10 dalam SHSS;C), mungkin semuanya telah berkontribusi pada menghasilkan efek bersifat amnesia.
Pada kasus kedua, seorang anak perempuan berusia 18 tahan yang memiliki sebuah keluarga dan sejarah pribadi epilepsi, tetapi telah dan bebas dari serangan kejang-kejang selama 7 tahun, telah mengalami sebuah serangan yang terlihat sebagai serangan epileptik selama Standford Form A sedang dijalankan. Dia telah melewati/lulus pada 10 perihal/item pertama. Kemudian dipertengahan menuju item atau perihal post hypnotic suggestion/amnesia, selama menjalani perihal/item ini; ‘Setelah anda membuka mata anda,anda akan merasa baik. Anda tidak akan mengalami sakit kepala atau efek-efek lainnya setelahnya…’(1990:253), sebuah serangan kejang-kejang pada lain kesempatan telah berlangsung selama 45 detik. Ini meliputi:
her eyes opening and rolling upward, her head drawing back and to one side, and muscular rigidity in her arms and torso. As she regained consciousness, she was trembling and perspiring: within seconds she was able to answer questions and seemed somewhat embarrassed by the event. She reported a faint, ‘drained-of-energy’ feeling (saying she just felt like sleeping), along with abdominal cramps and a slight feeling of nausea. She was given a cool cloth, which she placed on her forehead. Within a few minutes, she insisted she had recovered but was unable to stand unassisted owing to lack of strength. She attributed this partly to the fact that she h ad eaten only a banana and a candy bar all day (the time was about 3.00pm). (Page and Handley, 1990: 253)
kedua matanya terbuka dan mendelik kearah atas, kepalanya menarik kebelakang dan ke satu sisi, dan kekakuan otot pada lengan-lengannya dan pada torso/badan. Kala dia telah mendapatkan kembali kesadarannya, dia gemetaran dan berpeluh: dalam hitungan detik dia dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dan telah terlihat agak malu oleh peristiwa tersebut. Dia telah melaporkan sebuah kelemahan yang sangat, merasa ’ energi yang telah terkuras’ (mengatakan bahwa dia seperti merasa tidur), bersamaan dengan keram perut dan sebuah perasaan mual yang ringan. Dia telah diberikan sebuah kain dingin, yang dia letakan diatas keningnya. Dalam beberapa menit, dia bersikeras bahwa dia telah pulih namun tidak dapat untuk berdiri tanpa dibantu karena kurangnya kekuatan. Dia telah dikaitkan sebagian dengan fakta bahwa dia hanya makan sebuah pisang dan sebuah gula-gula sepanjang hari itu ( jam waktu itu sekitar pukul 03:00). (Page dan Handleym 1990:253)
Sebuah EEG klinik telah merekam sekitar dua jam kemudian telah normal, sebagaimana telah ditemukan pada umumnya dalam epilepsi yang terjadi secara interval. Kejang-kejang tersebut, meskipun seperti epilepsi, telah menjadi bagian penting yang umum dengan sebuah kecocokan histeris. Page dan Handley telah menghipotesakan sebagai sebuah mekanisme yang mungkin “ sebuah kebangkitan keseluruhan dari sebuah keadaan jiwa terdahulu ketika sebuah fase dari keadaan itu berulang -redintegration [serangan] kejang-kejangnya (namun tanpa basis organic) sehubungan dengan keserupaan-keserupaan antara serangan kejangnya terdahulu yang tak menyenangkan dan sejumlah perihal/item dari SHSS;A- Stanford Hypnotic Susceptibility Scale: Forms A’ (1990:254)
Bersambung ke Bagian 3 : Kognitif Versus Induksi-Induksi Ideomotor
UNWANTED EFFECTS OF HYPNOSIS: A REVIEW OF THE EVIDENCE AND ITS IMPLICATIONS,Contemporary Hypnosis (2000) Vol. 17, No. 4, 2000, pp. 163–193 |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment