F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Percakapan Maha Penting Di Hari-Hari Paling Mendebarkan


Bahwa Harus Digenapi Semua yang Ada Tertulis Tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa dan Kitab Nabi-Nabi dan Kitab Mazmur
Oleh:Martin Simamora


A.Hal Terpelik Untuk Diterima Sebagai Kebenaran
Jikalau anda berpandangan bahwa Yohanes 1:1 adalah semacam filsafat Yunani yang merasuki kredo mula-mula yang berkembang dalam perkembangan iman para murid setelah: kematian, kebangkitan, kenaikan dan pentakosta Yerusalem sebagai amanat  Sang Mesias, maka siapapun dia harus memperhatikan hal terpelik untuk diterima sebagai kebenaran. Bagi para murid utamanya yang 12 itu, bahkan kepelikan memahami Kristus merupakan keniscayaan. Perkataan Yesus semacam ini: Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur" (Lukas 24:44) memiliki akar percakapan yang begitu dalam dan tak mungkin ditemukan kebenarannya secara begitu saja, bahkan oleh para ahli kita suci yang mulia dan terhormat dalam sebuah mahkamah agama yang agung.

Akar “harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa dan kitab Nabi-Nabi dan kitab Mazmur” telah menimbulkan kepelikan yang tak mungkin ditanggulangi oleh manusia dalam cara apapun, sebab pernyataan demikian secara begitu mendasar bukan saja mendudukan  posisi Yesus Sang Mesias  menjadi sangat istimewa terhadap Kitab Suci tetapi membuat Kitab Suci itu sendiri memiliki kebenaran, kemuliaan dan kekudusan dari Allah hanya jika kitab tersebut menuliskan mengenai diri mesias tersebut. Kitab suci bukanlah berisi, dengan demikian, semacam kumpulan hikmat tinggi bagi manusia, kumpulan pedoman moralitas kemuliaan manusia, serangkaian alternatif hidup berkenan dihadapan Allah yang dapat dan harus dijalankan manusia dengan penuh dedikasi, ketekunan dan kesetiaan hingga kesudahannya di dunia ini. Bahkan, pada puncaknya, Kitab Suci memang bukan tulisan yang dipandu oleh himat manusia dalam cara semulia apapun, sebab  bahkan kitab Musa tidak pernah sama sekali hendak memandu manusia untuk menuju kepada keakhlakan manusia yang sepatutnya mulia dan seharusnya dicapai manusia sehingga ia dapat terpuji dihadapan Allah dan dihadapan manusia.

Dan tentu saja itu sangat mengejutkan jiwa manusia dan menggusarkan semangat spiritualitas untuk mengejar keberkenanan Allah terhadap dirinya. Coba perhatikan pernyataan Yesus  yang ini:

Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. (Yohanes 5:39-40)


Bagaimana Yesus adalah ultimat yang harus dicapai oleh manusia dalam cara yang begitu menggemparkan, karena “kitab suci itu memberi kesaksian tentang AKu.” Harus diperhatikan bahwa isi kesaksian yang dimaksud tersebut bukan belaka kesaksian yang berbunyi bahwa ia adalah sang mesias yang dinantikan dan ia adalah nabi yang harus ditunggu sebagaimana nabi Musa telah menubuatkan (Ulangan 18:15-19). Dan Yesus, ketika berkata “memberikan kesaksian tentang Aku”, maka sejak saat itu Ia telah mendudukan dirinya sebagai penggenap kitab Musa dan menyatakan sudah genap dan sedang menjumpai bangsa yang menjadi pewaris nubuat tersebut untuk diberitakan dalam pembacaan atau percakapan kitab suci. Salah satu bagian Kitab Musa menuliskan ini:

Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. (Ulangan 18:15-19)

Sang Kristus secara langsung masuk ke dalam  momentum penggenapan nubuat mesianik ini dalam sebuah cara yang sangat menakjubkan bagi dunia kita sebagai manusia, karena ini adalah momen dimana Sang Mesias bertatap muka dengan manusia di bumi sebagai penggenap. Ini begitu pelik untuk dijelajahi oleh bahkan  oleh rasio dan jiwa yang secara khusus mendudukan dirinya dalam saat-saat paling teduh untuk mengarahkan dirinya pada kitab suci: Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci. Yesus, tepat sebagaimana Musa, memberitahukan bahwa kitab suci bukan belaka menuliskan mengenai dirinya tetapi apa yang menjadi tujuan sang mesias datang ke dalam dunia ini, yaitu: namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Ini adalah nabi yang lebih besar daripada Musa sendiri, sebab Musa tak pernah berkata dan memiliki kuasa untuk berkata: namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Nabi yang memberi hidup, itu sebuah kepelikan lainnya lagi. Nabi Musa, pada eranya, pun memahami bahwa nabi yang sedang ia nubuatkan adalah nabi yang bahkan tak mungkin datang atau berasal dari dunia ini, sebab ia sendiri memberikan penekanan yang unik dan kelak nyata bahwa ini terkait dengan tujuan kedatangan sang mesias. Musa menuliskan begini dalam Kitabnya:Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban” (Ulangan 18:19), dengan kata lain Musa hendak menyatakan bahwa nabi yang akan datang tersebut, perkataannya adalah dasar  penghakiman bagi segenap manusia. Ini adalah titik pangkal yang menjadi akar tunggal bagi mesias untuk menjadi sumber kehidupan bagi kitab suci itu sendiri bahwa kitab suci akan membawa manusia melihat, mengenal dan berjumpa dengan Sang Hidup Kekal dan Pemberinya. Ada satu petunjuk mengenai masa depan alam semesta dan segenap isinya termasuk manusia, terkait  keberakhirannya, bahwa akan sangat ditentukan oleh genapnya kondisi injil diberitakan kepada segala bangsa hingga genaplah momen penghakiman-Nya dilangsungkan berdasarkan Yesus sang Mesias dan Sabdanya.

Kita pun melihat, inilah pondasi tunggal yang keluar dalam setiap penjelasan Yesus mengenai dirinya dan tujuannya terhadap manusia. Perhatikan sejumlah poin ini misalnya:
Poin  Ia adalah hakim:
Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak (Yohanes 5:22)

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. (Yohanes 5:24)


Poin Ia adalah Pemberi Hidup yang mengatasi maut

Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. (Yohanes 5:21)



Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya (Yohanes 5:28)


Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. (Yohanes 5:26)

Yesus sang Mesias, dalam hal ini, sama sekali tidak memulainya dengan sebuah argumentasi dan sama sekali tidak melakukan semacam apologetika yang bagaimanapun, tetapi secara kokoh meletakan kitab suci pada posisi dimana kitab suci akan senantiasa membutuhkan Sang Mesias sehingga manusia melihat terang dalam menyelidikinya. Itu sebabnya Yesus menekankan relasi Musa dan dirinya sebagai penulis dan yang dituliskan:

Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. (Yohanes 5:46)

Sehingga Yesus meletakan satu pondasi yang teramat penting: jangan pernah mencari kebenaran mengenai Mesias dengan pengertianmu sendiri, tetapi tunduklah kepada kitab suci. Bayangkan saja, jika mereka yang bertekun dalam kitab suci saja bahkan tak akan mungkin mendapatkan hidup yang dicari-cari itu, lalu bagaimana mungkin anda bisa begitu yakin dengan mencari Yesus di luar kebenaran yang disaksikan kitab suci, atau bahkan berdasarkan temuan-temuan baru yang bahkan Yesus sang Mesias sendiri tetap menunjuk pada nubuat purba…sehingga membuktikan bahwa firman tak pernah memiliki semacam durasi kepurbaan yang mengakibatkannya  terlihat usang.

Untuk percaya kepada Yesus sebagaimana dimaksudkannya, dengan demikian, tidak mungkin ditemukan dalam studi-studi kitab suci yang melepaskan dirinya dari penundukan pada otoritas kitab suci sebagaimana dinyatakan oleh Yesus Sang Mesias:  “Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?" (Yohanes 5:47).


B.Pergumulan dan Ketakberdayaan Manusia Terhadap Pengejaran Hidup
Injil Yohanes pun membukakan realitas ini sedini mungkin dengan menyatakan: Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia (Yohanes 1:4). “Hidup” adalah titel dan sekaligus menunjukan tujuan kedatangannya ke dalam dunia ini. Dalam injil kita bahkan melihat setidaknya 2 momentum sangat penting yang hendak saya tunjukan, terkait apakah tujuan sang mesias datang ke dalam dunia ini:

Momen 1
Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yohanes 4:9-14)

Momen 2
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."            
Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."       
Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." (Matius 19:12-16)

Saya tidak bermaksud untuk menjelajahi lebih dulu 2 momentum pilihan tersebut sebab memang sengaja disajikan sebagai sebuah titian untuk dapat menyeberangi kepelikan kebenaran yang pada era Yesus Kristus telah menyebabkan dialog semacam ini lahir dari kubangan jiwa manusia yang bahkan ternyata tak terbersihkan oleh ketaatan berdasarkan hukum Taurat-Musa. Ini tidak menunjukan bahwa Yesus terhadap taurat sedang mendudukan dirinya sebagai superior atau lebih buruk lagi memandang Yesus sedang mengangkangi kemuliaan dan kehormatan hukum. Sama sekali tidak.

Jika demikian, apakah penjelasan terbaiknya agar tidak tergelincir pada pandangan dalam pradigma bahwa ada semacam rivalitas kebenaran terselubung, atau kecurigaan bahwa Yesus sedang menyerongkan Kitab suci sehingga hukum taurat tidak lagi dihormati? Menjawab ini, maka satu-satunya  jawaban untuk ini, datang dari Yesus sendiri:

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:17-19)

Kalau anda memperhatikan cermat momen 2 diatas sambil mencamkan dalam benak momen 1 kala memperhatikan momen 2, maka kita seharusnya menemukan benang merah bahwa kitab suci (termasuk taurat) menunjukan secara gamblang problem manusia terhadap dosa yang berada dalam posisi diperbudak, dan sang Mesias yang Sang Pemberi Hidup dinyatakan sebagai penggenap dalam kesempurnaan Allah yang dimiliki sang mesias tanpa cela dan celah yang bagaimanapun! Pada momen 1 diperlihatkan bahwa manusia tak mungkin olehnya sendiri memiliki hidup kekal walau ya…mungkin/dimungkinkan dalam pengertian moralitas manusia yang manusiawi untuk mencapai keluhuran moral dan kemuliaan hidup oleh usahanya sendiri, tetapi Yesus berkata kalau itu semua tak memberi hidup kekal: Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi; pada momen 2 diperlihatkan bahwa manusia sekalipun mungkin dan sangat dimungkinkan untuk mengejar keluhuran moral dan kemuliaan hidup berdasarkan perjuangan untuk taat pada hukum taurat dan terpuji, tetapi sekalipun demikian ia bahkan tak mampu melepaskan diri dari belenggu kedagingannya untuk mencapai dan mengikut Yesus sebagai hidup kekal, sebagaimana yang ditanyakan dan dikejarnya: Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih.

Perhatikan fakta ini: orang-orang yang sungguh-sungguh dan segenap hati mencari kebenaran melalui kitab suci telah didapati Yesus:
Pertama: tidak datang kepada Yesus untuk memperoleh hidup (Yohanes 5:40)

Kedua: tidak memiliki apa yang diharapkan Yesus: Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16)

Memiliki kehidupan spiritualitas adalah hal yang positif tetapi tidak akan mampu menjadi mata air yang menuntunmu pada Hidup Kekal. Sementara memiliki Yesus, sebagaimana Yesus berkata, menjadi sumber mata air kekal untuk melahirkan kebaikan yang bukan saja bermutu tetapi memuliakan Bapa. Yesus adalah Pemberi untuk semua ini; Yesus adalah sumber untuk melahirkan perbuatan-perbuatan baik yang penuh kuasa bagi orang kaya tadi (momen 2) jika saja ia mau ikut Yesus. Mengapa ia bahkan tak mampu meninggalkan kekayaannya untuk ikut Yesus? Jawabnya karena manusia tak berdaya untuk menyenangkan Tuhan berdasarkan kekuatan dan kehendak jiwa terkuat sekalipun sebagaimana anak muda kaya tadi yang berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?".

Pada akhirnya, manusia bukan saja sepenuhnya bergantung kepada Yesus untuk memiliki mata air dan sumber terang yang akan memberikan kepadanya kekuatan dan semangat untuk berbuat baik yang mampu memuliakan Bapa selama saya dan anda  hidup di bumi ini, tetapi memang Dialah Pemula segala sesuatunya untuk semua moralitas dan keluhuran budi pekerti yang sanggup menyingkapkan Yesus bagi dunia. Perhatikan ini:

Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. (Yohanes 3:5-7)

Yesus Sang Mesias adalah kebenaran Allah sendiri, kebenaran yang termulia dan teragung sebagaimana Allah itu sendiri mengatasi eksistensi dan tak dapat dibelah kedalam eksistensi semesta sehingga ia mengalami degradasi terhadap Bapa, sebagaimana sang mesias sendiri nyatakan: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum (Yohanes 5:24). Ini adalah penggenapan nubuat yang dinyatakan nabi Musa: Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. (Ulangan 18:19).


C.Tapi…Siapakah yang Mau Mendengarkan? (Stop jangan katakan kebenaran ini!)
Nabi Musa menuliskan ini dalam bagian nubuat tersebut:
Tepat seperti yang dahulu kamu minta kepada TUAHAN Allahmu.....Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati (Ulangan 18:16). Jadi, sama seperti orang kaya pada momen 2 diatas tadi, kebenaran yang diutarakan nabi Musa ini begitu menggoncangkan. Sehingga tak heran Sang Mesias berkata:
           
Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa (Yohanes 5:45).

dengan kata lain, penolakan mereka terhadap Yesus sang Kristus menuntun mereka untuk masuk kedalam penghakiman Musa sebagaimana dinyatakan dalam Ulangan 18:19. Allah melalui nabi Musa menyatakan secara tegas: dialah yang harus kamu dengar!

Penolakan terhadapnya akan mendatangkan penghakiman yang telah dideklarasikan sejak nabi Musa. Inilah  Yesus, dengan demikian, adalah nabi yang tak dapat didekati oleh mahkamah agama sehingga menjadi sekutu, bahkan sebaliknya dimusuhi. Sebisa-bisanya dibungkam saja. Agar apa? Supaya jangan mati, sangkanya.

           
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Matius 5:45

Soli Deo Gloria


No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9