Dalam
Dunia yang Berbuat Apapun Kesukaannya
& Menurut Kebenaran-Kebenarannya
Oleh:
Martin Simamora
A. IA Tidak Diam
Kerap
merupakan kejanggalan dan kegilaan bagi manusia untuk memandang realita dunia
yang harus dihadapi Allah. Apakah IA tahu, peduli dan lebih jauh lagi…apakah IA
benar-benar berdaulat dan berkuasa penuh atas kejadian atau peristiwa dan
sejarah yang belum,sedang, akan terjadi…sehingga dapat dikatakan setiap
peristiwa sejarah berada dalam kedaulatannya? Sementara itu, saya dan anda
serta kita semua memiliki perspektif yang begitu miskin akan kehidupan Allah
itu sendiri….sebab kita lebih kaya dalam keberlimpahan akan
pengalaman-pengalaman hidup di dunia ini, membentuk jiwa dan pikiran ini
sehingga sangat memahami kuasa-kuasa manusia dan pengaruh-pengaruhnya atas
kehidupan ini. Apakah ia tirani, demokrat, sosialis, seorang baron? Kita masing-masing
begitu fasih dalam memahami kekuatan kuasa-kuasa dunia ini sehingga menjadi
kealamian bagi masing-masing kita untuk memiliki indrawi yang sangat kuat untuk
mengakui kuasa-kuasa mereka, itulah sebabnya perilaku sosial kita dalam
keseharian memancarkannya.
Dalam
era Yesus, konflik dan bentrokannya sangat vulgar hingga mengucurkan darah
kematian berwadahkan pemberontakan terhadap kasih Allah yang begitu besar. Yesus
Kristus adalah lebih besar dari kuasa-kuasa apapun di dunia ini oleh sebab pertama-tama
Yesus tidak datang untuk mengatasi semata kuasa-kuasa
yang terlihat oleh mata, namun juga kuasa-kuasa yang tak terlihat dunia ini…mulai
dari yang minor hingga yang mayor. Saya ingin mengajak anda untuk melihat
beberapa eksemplar luar biasa bagaimana bentrokan-bentrokan berikut ini
sungguh-sungguh mencengangkan setiap manusia yang melihat dan mengalaminya
secara langsung:
Matius
8:28-29 Setibanya di seberang, yaitu di
daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan
menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani
melalui jalan itu.
Dan
mereka itupun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak
Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa
kami sebelum waktunya?"