Oleh: Martin Simamora
Berikanlah
Kami Pada Hari Ini Makanan Kami yang Secukupnya
After
a day of working manual labor, Paredes, who was a lawyer in Venezuela, returned
home in Princes Town. Paredes, 40, also has a doctoral degree- The Washington Post.com
|
Ketika Uang Sama Sekali
Tak Menarik Untuk Dicuri Bagi Para Pencuri
Pernahkah
anda membayangkan untuk sungguh-sungguh berdoa bagi berkat jasmaniahmu kepada
Tuhan dalam sebuah ketulusan atau mungkin keterdesakan seperti ini: berikanlah pada hari ini makanan kami yang
secukupnya? Secara normal dan berdasarkan kemampuan manusia untuk
mengantisipasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari akan sukar untuk menemukan
konteks keadaan yang akan membuat seseorang berdoa secara tulus atau barangkali
dalam keterdesakan yang mungkin untuk terjadi, sehingga itu menjadi sebuah
baris kalimat doa yang sungguh mulia dan mahal bagi kelangsungan hidupnya. Pernahkan
anda membayangkan dalam hidup ini, bahkan anda akan mendapatkan uang bahkan
tidak bernilai sama sekali sehingga sungguh amat mewah untuk memiliki sekaleng
Sarden atau Makarel? Sukar bukan untuk membayangkannya. Atau, pernahkah anda
dapat membayangkan bahwa para pencuri di seanteoro negaramu bahkan tak lagi
tertarik untuk merampok tumpukan-tumpukan uangmu dalam lemari besi rumahmu,
sekalipun anda menawarkannya demi mempertahankan sekaleng Makarelmu untuk
anak-anakmu pada hari itu? Adakah yang siap untuk menerima realita bahwa mata
uangmu terhadap mata uang dolar hanya senilai USD0,0001? Itu sebabnya pencuri di seantero negaramu sudah tak
berminat lagi dengan mata uang nasionalmu karena hanyalah seonggok kertas tak
berharga!
Apakah
mungkin dalam dunia kita kini atau dalam kekontemporeran di era saya, doa
sebagaimana diajarkan Yesus itu sungguh benar divinitas dan sungguh substantif bagi
saya dan anda? Kita memerlukan fakta kontemporer yang dapat membantu kita
memahami dan memasuki realitas yang membuat baris doa tersebut sungguh mulia,
karena itu mari kita memperhatikan situasi-situasi dibawah berikut ini: