Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini dan bagian 2 di sini
Oleh : Keith Krell, Ph.D
2. Kita Tidak Benar, Tetapi Tuhan Benar ( Roma 3:5-8)
Pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan Paulus dalam Roma 3:5-8 menyingkapkan sebuah respon memberontak terhadap dakwaan dosa yang dilontarkan Paulus dan kecamannya terhadap pembenaran diri sendiri. Ayat-ayat ini mendemonstrasikan penghukuman Tuhan yang benar atas orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan memberontak[Lihat juga Deffinbaugh, “Condemning Questions.”]. Pada Roma 3:5 :”Tetapi jika ketidakbenaran kita mendemonstrasikan kebenaran Tuhan, apa yang akan kita katakan? Tuhan yang murka tidak benar, benarkah? (Aku berbicara sebagai manusia)”.[ Paulus akan mendiskusikan hal ini lebih lanjut dalam Rom 6:1-14.]. Walaupun keberatan ini telah diduga, namun absurd dan penuh dosa, Frasa “ apa yang akan kita katakan?” ditemukan sebanyak tujuh kali dalam kitab Roma dan tidak ditemukan pada bagian lain manapun di Perjanjian Baru[ Lihat Rom 3:5; 4:1; 6:1; 7:7; 8:31; 9:14, 30.].
Ekspresi ini digunakan untuk memperkenalkan sebuah konklusi yang Paulus tolak atau terima. Dalam kasus ini, Paulus secara jelas
menolak pemikiran tersebut. Kata “bukan” (aku) memperkenalkan tanggapan Paulus
terhadap pertanyaan ini. Ketika kata ini mengawali sebuah kalimat dalam bahasa
Yunani, sebuah jawaban negatif telah
dinantikan. Ini adalah salah satu dari
berbagai perangkat sastra yang umum digunakan Paulus. Dia mengajukan sebuah
pertanyaan, tetapi tidak berpikir ada apapun juga terhadap pertanyaan itu[Ekspresi sejenis
dengan, “aku berbicara sebagai manusia”hanya ditemukan dalam Gal 3:15.]. Pemikiran bahwa Tuhan
mungkin tidak benar merupakan hal yang sangat tidak masuk akal-gila-gilaan
sehingga Paulus mengizinkan dirinya sendiri untuk menyebutkan hal semacam ini.
Dengan kata lini, bagaimana bisa Tuhan menjadi ‘adil’ dengan menumpahkan murka
padaku jika ketidakbenaranku menghasilkan “kebaikan”
yang memperlihatkan betapa benarnya Tuhan itu?
Paulus menegaskan dalam Roma 3:6 : ”Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah
Allah dapat menghakimi dunia?” Hal ini secara absolut tidak dapat diselami bahwa Tuhan pasti tidak adil dengan demikian. Jika Tuhan
tidak dapat secara benar menghakimi dalam waktu dan dan dalam kekekalan, kita
akan mengalami anarki total. Karakter
Tuhan yang benar menuntut penghakiman. Jika Tuhan menolak untuk
menghakimi dosa, Dia akan
berhenti menjadi Tuhan. Penghakiman yang benar adalah sebuah atribut Tuhan yang kudus, sempurna, dan tak
berdosa.
Pada Roma 3:7-8.
Paulus menjegal keberatan yang sama
seperti dalam Roma 3:5. Baris terakhir ( Roma 3:8b “"Marilah kita berbuat
yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya." Orang semacam itu sudah
selayaknya mendapat hukuman.”) memakukan penutup peti mati pada orang Yahudi
dimana Paulus menulis :”Tetapi jika melalui dustaku kebenaran Tuhan melimpah
bagi kemuliaan-Nya, mengapa saya juga masih dihakimi sebagai seorang berdosa?
Dan mengapa tidak mengatakan(sebab kita
dengan cara fitnah telah dilaporkan dan sebagaimana klaim beberapa orang
bahwa kita berkata)[ Lopez, Romans Unlocked, 70 sangat membantu mengaplikasikan nas ini: “Sebagai sebuah
akibat dari pertimbangan yang rusak, orang berdosa keberatan untuk dihakimi
atas dosa Karena tindakan ini menguatkan karakter kudus pada Tuhan. Oleh karena
itu Paulus berkata, ‘Mari kita melakukan yang jahat sehingga yang baik dapat
datang’? Secara menakjubkan, rumor
mengatakan bahwa Paulus dan rekan-rekannya difitnah, dilaporkan mengajarkan hal
semacam ini. Akan tetapi karena Tuhan
memang menggunakan pelanggaran untuk memperbesar kemuliaan-Nya dan
memperlihatkan anugerah-Nya, ini tidak berarti manusia sepatutnya tidak menjadi
dihukum. Berangkali pernyataan ‘ dimana dosa melimpah anugerah menjadi lebih
melimpah’ dalam Roma 5:20 (dan Roma 6:1,
15) bermula dari sini. Hari ini fitnahan yang sama dengan dakwaan mendorong
lisensi untuk berbuat dosa dilontarkan pada mereka yang mengajarkan anugerah
Tuhan yang Cuma-cuma, seolah-olah pengajaran anugerah yang murni pastilah membawa pada dosa.
Sayangnya pada setiap era, selalu ada mereka
yang salah memahami atau merusak makna anugerah Tuhan yang Cuma-cuma. Hanya
karena seseorang mengajarkan anugerah sebagaimana yang Paulus ajarkan tidak
sama sekali menganjurkan atau menyiratkan bahwa seseorang harus berdosa. Terhadapa tuduhan yang menggelikan ini Paulus
memandangnya tidak ada keperluan untuk
menyanggah. Paulus semata mempercayakan
mereka kepada Tuhan: Penghukuman mereka
adil. Kepatuhan diasumsikan dan diperlukan oleh setiap orang terlepas bagaimana Tuhan menggunakan
ketidakpatuhan dalam rencana
kedaulatan-Nya (bandingkan dengan Matius
18:7).”], mari kita melakukan yang jahat sehingga yang baik akan datang?’
Penghukuman mereka adil.”Ini pada dasarnya argumen yang sama sebagaimana pada
Roma 3:5, tetapi kali ini dinyatakan dalam
terminologi “dusta” dan “kebenaran.”
Ini merupakan pembenaran paling tinggi bagi keberdosaan seseorang dan
memperlihatkan secara gamblang kebejatan manusia. Merupakan filosopi yang jahat
dan tidak alkitabiah bahwa “tujuan membenarkan sarana-sarana”[ Sebagaimana Boa
dan Kruidenier menyatakan, “Tiba
di tempat yang benar (kemuliaan Tuhan), cara yang salah ( dengan dosa manusia)
tidak pernah dapat dibenarkan.” Lihat Kenneth Boa dan William Kruidenier, Romans.
Holman New Testament Commentary (Nashville: Holman Reference, 2000), 86.].
Ini akan seperti mengatakan, “Doakan orang
yang sakit sehingga dokter-dokter akan memiliki sebuah peluang untuk menyembuhkan orang. Doakan ada
lebih banyak peristiwa kebakaran
sehingga petugas pemadam kebakaran dapat mempertunjukan
peralatan-peralatannya. Berdoa bagi ada lebih banyak bencana alam sehingga para
supir mobil ambulan memiliki pekerjaan untuk dilakukan[Charles R. Swindoll, Coming to
Terms with Sin: A Study of Romans 1-5 (Fullerton, CA: Insight for Living,
1985), 36. ]. Hal ini juga sama
bagi seorang pembunuh berkata di ruang pengadilan setelah penghukumannya, “Penghukumanku membuktikan
bahwa sistem bekerja; oleh karena itu saya harus diberi upah, bukan dipenjara.” Ini menggelikan dan sekaligus
sangat berdosa! Tiba di tempat yang benar ( kemuliaan Tuhan) dengan
sarana-sarana yang salah (dosa manusia) tidak pernah dapat dibenarkan. Paulus
berkata bahwa penghukuman bagi mereka yang berkata hal-hal semacam ini adalah
adil.
Akan tetapi
kita harus menyimpan dua hal penting dalam benak kita : (1) Dosa selalu sangat berdosa. Tidak ada hal semacam dosa
yang “baik.” Dosa adalah alasan Yesus datang ke dunia. Dosa adalah sebab DIa
telah mati di atas salib. Tidak ada hal baik tentang dosa. Dosa adalah hal jahat sampai kapanpun. (2)
Tuhan dapat mendatangkan hal-hal yang baik dari kesalahan-kesalahan tolol
kita. Itulah yang dimaksud dengan
anugerah Tuhan. Tapi tolong pahami:
fakta bahwa Tuhan dapat membawa atau mendatangkan hal-hal baik dari
pilihan-pilihan buruk tidak mengubah kebodohan menjadi kebijaksanaan!Dan, hal
ini tidak membenarkan dosa!Dosa selalu merupakan perbuatan yang sangat berdosa![ Eaton, Romans].
Ketika
seorang yang tidak percaya berdosa, dia kehilangan hidup kekal dan sedang
menyimpan murka pada hari murkan dan penyingkapan penghakiman Tuhan yang benar
(Roma 2:5). Kebenaran yang menyedihkan adalah bahwa semua orang yang
tidak percaya akan berdiri dihadapan Yesus Kristus dan memberikan sebuah
pertanggungan jawab atas semua perbuatan mereka, atau kurangnya perbuatan
mereka, di Takhta Putih Besar Penghakiman (Wahyu 20:11-15). Ini akan menjadi
momen yang sangat menyiksa! Bahkan sebagai orang yang tidak percaya, dosa
adalah serius karena neraka bukan penghukuman yang sama bagi setiap orang—
neraka adalah sebuah penghukuman individual atas perbuatan-perbuatan . Demikian juga,
ketika seorang percaya berdosa dia kehilangan sejumlah janji-janji bersyarat
dalam hidup ini. Juga dapat ada hajaran
yang keras karena Tuhan menginginkan anak-anak-Nya melakukan persekutuan dengan
Dia. Lebih jauh lagi, kita akan
memberikan sebuah pertanggungjawaban kehidupan Kristen kita di kursi
penghakiman Kristus -Bema( 2Kor 5:10). Paulus membenarkan “teror” ini yang
dikaitkan dengan kejadian ini (Roma 5:11). Karena itu, adalah bijak untuk
berpikir secara benar tentang dirimu dan Tuhan.
Berharga
untuk menyebutkan bahwa rasul Paulus
terlihat menjadi mendakwa dalam
mengkhotbahkan injil yang menunjuk pada ketidakbermoralan (Roma 3:8a; lihat juga
Roma 6:12). Seperti Paulus, ketika anda mengkhotbahkan keselamatan adalah
sebuah “hadiah” atau “pemberian cuma-cuma”[ Rom 3:24; 5:15 [dua kali], 16 [dua
kali], 17; 6:23; 2 Cor 9:15; Efesus 2:8. Bandingkan dengan Yakobus berbicara tentang kelahiran baru
sebagai sebuah pemberian dari Tuhan: “Setiap pemberian baik dan setiap
pemberian sempurna datang dari atas, dan berasal dari Bapa … oleh kehendak-Nya sendiri Dia telah menjadikan kita
[meregenerasi kita] dengan firman kebenaran …” (Yakobus 1:17-18). Penulis Ibrani juga berbicara mengenai
keselamatan kekal sebagai “pemberian surgawi” (Ibrani 6:4).], anda akan
dituduh mempromosikan “kepercayaan gampangan” atau “anugerah murahan.” Akan
tetapi, tuduhan-tuduhan ini adalah keliru. Sangat berlawanan, meskipun
keselamatan sangat sederhana, keselamatan bukan hal “gampang.” Setiap
hal didalam kita ingin mengupayakan cara
kita untuk menuju ke surga. Konsekuensinya, sangat sulit untuk memindahkan
keyakinan kita dari apa yang dapat kita “lakukan” kepada karya Yesus. Menyebut anugerah Tuhan
sebagai “anugerah murahan” adalah gagal untuk memahami dua hal (1)Anugerah itu
tidak murah; anugerah itu gratis (Roma
3:24). (2)
Anugerah itu tidak murah; Anugerah itu menuntut
hidup Yesus. Satu-satunya alas an kita dapat memiliki sebuah keselamatan
yang gratis adalah karena Tuhan telah membayar sebuah harga yang luar biasa.
Dalam terang pengorbanan Yesus, anda dan saya harus menjalani hidup yang menghargai panggilan kita. Kita harus
mengungkapkan pengucapan syukur yang
nyata kepada Yesus karena pemberian anugerah yang gratis itu. Kita juga harus
mendesak orang lain untuk mengejar kedewasaan Kristen. Kurang dari hal ini
adalah tidak alkitabiah. Kita yang
memproklamasikan anugerah Tuhan tanpa perbuatan-perbuatan harus berharap pada
anugerah Tuhan untuk mengubah orang-orang percaya dari dalam dirinya sehingga
terlihat keluar.
Jika anda belum pernah percaya kepada Yesus Kristus, maukah anda percaya? Tuhan adalah setia dan benar dalam kekekalan. Alkitab mengajarkan bahwa telah ditetapkan bagi manusia untuk mati satu kali dan setelah itu datanglah penghakiman ( Ibrani 9:27). Saya tidak tahu kapan penunjukan dirimu datang. Saya pastikan anda juga tidak tahu. Jadi mengapa tidak memastikan dimanakah anda akan menghabiskan kekekalan? Hanya mengakui bahwa anda adalah seorang berdosa dan mengungkapkannya pada Tuhan bahwa anda mau percaya pada Yesus Kristus sebagai Juru selamatmu. Saya telah menerima anugerah gratis ini, dan saya tahu mengatasi keraguan apapun bahwa saya sudah diampuni dan Tuhan akan setia untuk membawaku ke surga ketika aku mati atau ketika Dia datang kembali untuk kali kedua. Bagiku, tidak ada suka cita yang lebih besar dalam hidup ini daripada mengetahui apakah masa depanku dan siapakah yang memegang masa depanku.
Selesai
Ayat –Ayat Rujukan :
Roman 3:1-8
Kejadian 12:1-3
Ulangan 6:4-5
Mazmur 51:4
Ibrani 1:1-3
1 Petrus 1:10-13
2 Petrus 1:16-21
Don’t Even Go There! (Romans 3:1-8) |
diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment