Bacalah Terlebih dahulu pada bagian 1 di sini dan bagian 2 di sini agar anda dapat memahaminya, dan untuk mendapatkan pemahaman yang utuh ikutilah artikel yang ditulis secara serial
Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Karya atau kerja Roh Kudus adalah internal, mengubah hati kita dari hati-hati yang batu menjadi hati yang terbuat dari daging (lembut). Dia telah menciptakan didalam diri kita sebuah kasih kepada Tuhan dan sebuah hasrat untuk mematuhi perintah-perintah-Nya. Akibatnya kita dapat mendekat kepada Dia, masuk kedalam sebuah hubungan yang intim, terlepas dari rasa takut dan ketakutan yang mencekam. Bagaimana hal ini dapat terjadi baru akan dilihat nanti (dalam 2 Kor 3 ayat 12). Perjanjian Baru memampukan kita menjadi umat-Nya, dan Dia menjadi Tuhan kita. Intimasi semacam ini adalah sesuatu yang tidak pernah dihasilkan Perjanjian Lama.
Ibrani 8:11
“Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.
Saya harus mengakui, dari semua perkataan Yeremia terkait Perjanjian Baru, ayat
ini adalah yang paling sulit bagiku
untuk memahaminya. Saya percaya bahwa kunci untuk memahami janji ini adalah
ungkapan, “Kenallah Tuhan.” Ini
adalah ungkapan yang sangat umum dalam Perjanjian Lama. Ketika Tuhan sedang
mendemonstrasikan kuasa-Nya atas “dewa-dewa” orang Mesir di kitab Keluaran,
Dia dengan jelas memaksudkan demonstrasi
kuasa-Nya agar orang-orang Mesir dapat mengenal bahwa Dia adalah Tuhan.
Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah, (Keluaran 7:17)
Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian.(Keluaran 14:4)
Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda. (Keluaran 14:18)
(43) Di sanalah Aku akan bertemu dengan orang Israel, dan tempat itu akan dikuduskan oleh kemuliaan-Ku.(44) Aku akan menguduskan Kemah Pertemuan dan mezbah itu, lalu Harun dan anak-anaknya akan Kukuduskan supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku.(45) Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel dan Aku akan menjadi Allah mereka. (46) Maka mereka akan mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allah mereka, yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, supaya Aku diam di tengah-tengah mereka; Akulah TUHAN, Allah mereka." (Keluaran 29:43-46)
Sebuah teks kunci ditemukan pada Ulangan 29:
(2) Musa memanggil seluruh orang Israel berkumpul, lalu berkata kepada mereka: "Sudah kamu lihat segala yang dilakukan TUHAN di tanah Mesir di depan matamu terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan terhadap seluruh negerinya: (3) cobaan-cobaan yang besar yang telah dilihat oleh matamu sendiri, tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang besar itu. (4) Tetapi sampai sekarang ini TUHAN tidak memberi kamu akal budi untuk mengerti atau mata untuk melihat atau telinga untuk mendengar.(5) Empat puluh tahun lamanya Aku memimpin kamu berjalan melalui padang gurun; pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu.(6) Roti tidak kamu makan, anggur atau minuman yang memabukkan tidak kamu minum--supaya kamu tahu bahwa Akulah TUHAN, Allahmu. (Ulangan 29:2-6)
Tuhan telah mempertunjukan banyak mujizat dihadapan orang-orang Israel sehingga mereka dapat mengenal bahwa Dia adalah Tuhan Allah mereka. Namun demikian, kita diberitahukan, sejak permulaan orang-orang Israel telah gagal menangkap realitas ini. Dan alasan yang Tuhan nyatakan adalah bahwa Dia tidak memberikan kepada mereka sebuah hati untuk mengenal Dia.
Saya percaya bahwa kondisi yang sama masih terus berlanjut pada waktu inkarnasi Tuhan. Dia, juga, telah melakukan banyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat, namun tetap saja orang-orang Israel (umumnya) telah menolak untuk percaya kepada Yesus sebagai Messias yang Telah Dijanjikan. Mata mereka telah dibutakan, sebagaimana mereka masih dibutakan hingga pada hari ini:
(12) Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian,(13) tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu. (14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.(15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.(16) Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.( 2 Korintus 3:12-16)
Jadi diseluruh
Perjanjian Lama kita menemukan bahwa bahwa dengan sejumlah pengecualian [Pengecualian-pengecualian
ini ini adalah
sisa dari yang dijanjikan, seperti
yang kita temukan dalam Roma 9:27-29.] orang pilihan Tuhan, orang-orang Yahudi, telah gagal untuk mengenal Tuhan karena kebutaan
rohaninya, sebuah kebutaan yang hanya Tuhan dapat menyingkirkannya dengan
mengubah hati manusia. Saya percaya ini sebabnya kita menemukan pernyataan Yehezkiel yang kerap
diulangi, “kamu akan mengenal bahwa
Akulah Tuhan.”[Ekspresi yang sama ini muncul 23 kali, dan variasinya terhitung ada lebih
dari 30 kali.]
Saya memahami “mengenal Tuhan” pada dasarnya sinonim dengan keselamatan. Mereka yang diselamatkan “mengenal Tuhan.” Mereka yang “mengenal Tuhan” diselamatkan. Perjanjian Baru akan mencapai apa yang tidak dicapai oleh Perjanjian Lama, keselamatan manusia dari dosa-dosa mereka sehingga mereka dapat benar-benar “mengenal Tuhan.” Terlihat jelas dari banyak teks Perjanjian Baru, terutama Roma 11, bahwa orang-orang Yahudi belum mengalami “mengenal Tuhan” sebagai sebuah bangsa. Jadi, Perjanjian Baru berbicara sebuah penggenapan di masa depan ketika Israel dan Yehuda akan menjadi “mengenal Tuhan.”
Kita dapat meneruskan dengan berkata bahwa meskipun kita masih hidup dalam era orang-orang bukan Yahudi, sekalipun kita telah ditarik kepada iman untuk dapat mengenal Tuhan, belum sempurna :
Saya memahami “mengenal Tuhan” pada dasarnya sinonim dengan keselamatan. Mereka yang diselamatkan “mengenal Tuhan.” Mereka yang “mengenal Tuhan” diselamatkan. Perjanjian Baru akan mencapai apa yang tidak dicapai oleh Perjanjian Lama, keselamatan manusia dari dosa-dosa mereka sehingga mereka dapat benar-benar “mengenal Tuhan.” Terlihat jelas dari banyak teks Perjanjian Baru, terutama Roma 11, bahwa orang-orang Yahudi belum mengalami “mengenal Tuhan” sebagai sebuah bangsa. Jadi, Perjanjian Baru berbicara sebuah penggenapan di masa depan ketika Israel dan Yehuda akan menjadi “mengenal Tuhan.”
Kita dapat meneruskan dengan berkata bahwa meskipun kita masih hidup dalam era orang-orang bukan Yahudi, sekalipun kita telah ditarik kepada iman untuk dapat mengenal Tuhan, belum sempurna :
Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. ( 1 Kor 13:12)
Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. (1 Yohanes 3:2)
Poin dalam Ibrani 8:11 nampaknya adalah ini: Dibahwa Perjanjian Lama, hanya sisa-sisa umat Tuhan yang benar-benar menjadi mengenal Tuhan, dan kemudian mengenal dengan tidak sempurna. Janji-janji Perjanjian Baru bahwa pada masa mendatang, ketika Perjanjian Baru digenapi, semua Israel akan mengenal Tuhan. Jadi, tidak akan diperlukan penginjilan-penginjilan didalam surge. Dan karena Tuhan kita akan memanifestasikan diri-Nya secara utuh kepada orang-orang kudus di surga, tidak akan ada kebutuhan bagi orang untuk mengajar satu sama lain. Jika saja diperlukan pengajaran maka Tuhan kita sendiri yang akan melakukannya.
saya cenderung melihat sebuah perkembangan disini. Pada era Perjanjian Lama ketika orang-orang Israel hidup dalam Kovenan Lama, pengajaran dibatasi hanya dilakukan kasta imam—keimamatan Harun. Sehingga juga, pelayanan keimamatan telah dibatasi pada kelompok kecil ini. Tetapi janji menyatakan bahwa bangsa itu akan menjadi sebuah “kerajaan imam-imam.”
“Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel." (Keluaran 19:6; lihat juga 1 Petrus 2:9; Wahyu 1:6).
Kita melihat “keimamatan orang-orang percaya” dalam era Perjanjian Baru, sehingga pengajaran tidak lagi dibatasi kepada kasta imamat. Pada gereja Perjanjian Baru, setiap orang percaya diberikan keistimewaan memimpin ibadah dan memberi instruksi ( Lihat 1 Korintus 14). Tetapi penggenapan penuh dan final janji Perjanjian Baru masih akan terjadi pada masa mendatang.
“Semua anak-anakmu akan diajar Tuhan:
Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka” (Yesaya 54:13)
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.( 1 Yohanes 2:27)
Ibrani 8:12
“Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." (Ibrani 8:12)
Beberapa tahun lalu, saya menyampaikan sebuah khotbah dalam sebuah pemakaman seorang Kristen yang merupakan anggota jemaat gereja kami. Kami kemudian melanjutkannya ke pekuburan, dimana saya menyampaikan beberapa teks yang secara khusus bermakna bagiku. Seorang tua yang saleh yang pernah melayani sebagi seorang penatua disebuah gereja dimana saya pernah menjadi jemaat mendatangi saya dan berkata, dengan air mata berlinang di mata, “Anda telah menyimpan yang terbaik untuk yang terakhir!” Seperti itulah saya rasakan terhadap kata-kata dari Perjanjian Baru dalam ayat 12. Yeremia telah menyimpan yang terbaik untuk yang terakhir. Dan kabar hebat itu adalah bahwa Tuhan telah memperlihatkan belas kasih terhadap orang-orang berdosa dalam pengampunan dan melupakan dosa-dosa untuk selama-lamanya.
Disinilah letak Perjanjian Lama sepenuhnya telah gagal. Paling baik, Perjanjian Lama hanya dapat mengesampingkan dosa bangsa itu untuk satu tahun mendatang. Suatu hari harus ada sebuah hari final perhitungan, dan ini tidak akan terjadi dalam Perjanjian Lama, tetapi pada penggenapan Perjanjian Baru. Inilah yang secara persis dimaksudkan Tuhan kita Yesus Kristus dalam momen-momen terakhir-Nya bersama dengan murid-murid-Nya. Kematian pengorbanan-Nya di atas salib adalah untuk menyelesaikan sebuah penebusan bagi orang-orang berdosa sehingga dapat menjauhkan dari penghukuman kekal atas dosa :
Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. (Lukas 22:20)
Kita tidak akan mendalami poin ini di sini karena penulis Ibrani bermaksud untuk membuat sebuah uraian hebat ketika dia meneruskan argumennya dalam kitab Ibrani. Mari saya berikan sedikit saja nuansa dari bab 9:
(11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --(12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. (13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,(14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. (Ibrani 9:11-14)
Ibrani 8:13
Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya. (Ibrani 8:13)
Ketika nabi Yeremia menubuatkan bahwa akan ada sebuah Kovenan Baru, ini secara implisit menunjukan bahwa Kovenan Lama akan menjadi usang. Dari titik pandang ini dikala itu, penulis sedang mengatakan bahwa Kovenan Lama belum saatnya lenyap sama sekali dan bahwa Kovenan Lama sedang dalam proses menjadi usang. Beberapa orang mungkin melihat hal ini sebagai sebuah rujukan untuk kehancuran bait Tuhan dan ibadah-ibadah serta korban-korban yang dilakukan di bait. Entah bagaimana, bagi saya ini tidak sepenuhnya menjelaskan kata-kata penulis Ibrani. Saya cenderung untuk melihat penggenapan puncak janji ini juga di dalam surga. Pertimbangkanlah kata-kata ini yang Paulus tuliskan untuk Timotius:
(8) Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan, (9) yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, (10) bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat (11) yang berdasarkan Injil dari Allah yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan kepadaku.(1 Timotius 8-11)
Ada mereka yang menganggap diri mereka sebagai guru-guru Hukum taurat, tetapi Paulus bukan salah satu dari mereka. Mereka yang menganggap dirinya guru Hukum telah memelintir dan mendistorsi Hukum. Hukum tidak diberikan untuk membuat manusia menjadi benar, tetapi untuk menahan dosa. Di surga, ketika Perjanjian Baru telah digenapi, kita tidak lagi akan berjuang dengan dosa. Hukum Tuhan akan dituliskan didalam hati kita, dan akan menjadi kesukaan kita untuk mematuhinya. Jadi, pada masa kita sekarang ini, Hukum masih memiliki sebuah fungsi yang sah ( Mengungkapkan dosa, dan menunjukan kebutuhan manusia akan keselamatan), tetapi Hukum harus dipandang sebagai sesuatu yang telah menjadi using. Betapa bodoh jadinya untuk berpegang pada sesuatu yang sedang berkesudahan.
Bersambung ke Bagian IV : HUBUNGAN KOVENAN-KOVENAN ABRAHAMIK, MOSAIK, DAN KOVENAN BARU
What's New About the New Covenant (Hebrews 8:6-13)|diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment