F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Bahkan Jangan Pergi Ke Sana! (Bagian 1)



Oleh : Keith Krell, Ph.D

Apakah anda memiliki SIM? Jika ya, anda pasti memahami bahwa musim dingin adalah masa yang paling berbahaya dalam tahun untuk mengemudi. Salju, es, dan  badai salju  membuat mengemudi secara khusus menjadi  berbahaya. Ini sebabnya musim salju merupakan  saat  paling berbahaya, bukankah demikian? Salah! Sekalipun mayoritas orang pada survei 2010 lalu memilih musim dingin sebagai saat yang paling berbahaya untuk berada di jalan raya, keyakinan ini tidak didukung dengan bukti. Malahan, musim panas merupakan  musim  yang paling berbahaya untuk berada di jalan raya, dimana Empat Juli menjadi  hari yang paling berbahaya untuk mengemudi dalam sebuah tahun. Para pakar menyatakan bahwa hal ini mungkin disebabkan jalan-jalan yang lebih padat,   para supir yang pulang  berlibur, dan kebiasaan meminum minuman beralkohol. Peneliti yang memimpin survei  ini berkata “Kita mengkuatirkan  mengemudi di musim dingin, tetapi membiarkan kewaspadaan kita menurun di hari-hari libur musim panas, ketika kejadian-kejadian  fatal paling mungkin untuk terjadi.”[ SermonNews, “Drivers Mistakenly Believe Winter Most Dangerous.” Source: Science Daily, 6/28/2010, anonymous.].



Kepercayaan-kepercayaan salah apakah yang anda pegang? Ide-ide apa yang anda adopsi berlawanan dengan Kitab suci? Pernahkah anda berpikir bahwa dosa anda demikian besar untuk disembunyikan dari Tuhan? Berangkali anda bertanya-tanya apakah Tuhan  akan pernah mau mengasihi dan mengampuni seseorang seperti anda. Pernahkah anda merasa begitu terbelenggu oleh dosamu sehingga anda membenarkannya  baik secara mental dan verbal?



Satu area yang pasti dimana kita salah adalah dalam hal bagaimana kita memandang diri kita sendiri dalam  hubungan dengan Tuhan. Begitu mudahnya untuk  memikirkan pikiran-pikiran tertentu mengenai diri kita dan Tuhan yang tidak selaras dengan Alkitab.  Karena itu secara konstan kita harus kembali kepada Firman Tuhan dan menentukan apa yang dikatakan firman Tuhan. Pada  Roma 3:1-8[Beragam penafsir melihat bagian ini berlanjut hingga ke Roma 3:9. Lihat  Matthew Black, Romans. The New Century Bible Commentary (Grand Rapids: Eerdmans, 1973), 63-64; Paul Barnett, Romans: The Revelation of God’s Righteousness (Scotland, UK: Christian Focus, 2003), 67-68; Michael Eaton, Romans. Preaching Through the Bible (Kent, UK: Sovereign World Trust, 2010), 55. ]  Paulus berkata  : Berpikirlah secara benar mengenai dirimu dan Tuhan [Stott secara tepat menyatakan: “ metode Paulus dalam menangani keberatan-keberatan orang Yahudi terhadap pengajarannya mengambil sebuah bentuk ‘diatribe’-kritisme yang satir, sebagaimana yang telah kita lihat— sebuah konvensi  sastra yang dikenal baik oleh  para filsuf di dunia kuno. Dalam metoda ini seorang guru akan membangun sebuah dialog dengan kritik-kritiknya atau siswa-siswanya, pertama-tama mengajukannya dan kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Paulus telah mulai menggunakan aliran ini ketika dia menjelaskan baik kriktik  terhadap moralis (2:1f) dan orang Yahudi (2:17f); tetapi kini dia mengembangkannya lebih jauh. Tidak perlu untuk menduga bahwa lawan debatnya adalah imajiner atau debat yang dilakukannya adalah fiktif.  Lebih mungkin bahwa dia sedang merekonstruksikan argument-argumen aktual yang dilemparkan oleh orang-orang Yahudi padanya selama evengelisasinya di sinagog.” Baca  John R. W. Stott, Romans: God’s Good News for the World (Downers Grove: IVP, 1994), 95.]. Sebelum kita mempelajari teks ini, mari kita meninjau bagaimana kita sampai disini. Dalam Roma 1:1-17 Paulus menyampaikan  sebuah pengantar dimana dia membagikan pelayanannya, misinya, dan tema dari kitab Roma. Pada Roma 1:18-32, Paulus telah  mengecam dosa yang nyata pada orang-orang bukan Yahudi. Kemudian  pada bab 2. Paulus menyerang kepatuhan palsu pada orang-orang  Yahudi. Sekarang pada Roma 3:1-8, Paulus mengangkat dan menjawab empat keberatan   bahwa seorang Yahudi dapat ditawarkan untuk   melepaskan diri keluar dari  putusan bersalah yang telah diucapkan oleh Paulus padanya dalam bab 2[Thomas L. Constable, “Notes on Romans” (2010 ed.): www.soniclight.com/constable/notes/pdf/romans.pdf, 33.  Knight  menuliskan, “Pada permulaan bab 3 kita dapat   mengharapkan Paulus untuk merangkumkan  kesimpulan-kesimpulan bab 1 dan 2.  Akan tetapi, dia akan  baru akan melakukannya di Roma 3:9-20, tetapi pertama-tama dia harus mengajukan delapan ayat  yang memberikan contoh penyimpangan. Perkataan terus terangnya tentang orang Yahudi telah memunculkan sejumlah pertanyaan serius. Sehingga rasul Paulus  mengambil waktu untuk menjawab empat keberatan ini.” George R. Knight, Exploring Romans: A Devotional Commentary (Hagerstown, MD: Review and Herald, 2010), 73. Moo secara tepat berkomentar terkait nas ini: “Penafsir yang tidak berhati-hati mendekati paragaf ini dengan berpikir untuk menemukan sesuatu ketimbang untuk memahaminya setelah melalui pusaran eksegetis pada   Roma 2 dan sebelum badai-badai  teologis pada Roma 3:21. Dia dengan segera menyadari … klaim keadilan yang digelembungkan: pada paragraf Roma 3:1-8  merupakan ‘salah satu yang paling sulit, berangkali, dalam Epistel ini.’” Douglas J. Moo, The Epistle to the Romans. New International Commentary of the New Testament (Grand Rapids: Eerdmans, 1996), 177-78. Sebagaimana Moo (180) dengan tepat merangkumkanya, “Dipahami secara keseluruhan… nas tersebut menegaskan keberlanjutan kesetiaan Tuhan terhadap umat perjanjian-Nya dan berpendapat bahwa kesetiaan ini tidak menghalangi Tuhan dalam cara yang bagaimanapun untuk mengadili orang-orang Yahudi.” Saya suka bagaimana Piper mengungkapkan hal ini: “Otakku nyaris pecah berupaya untuk memahami kompleksitas pada paragraf tersebut [Roma 3:1-8].” John Piper, Brothers, We Are Not Professionals (Nashville: Broadman & Holman, 2002), 98.]. Dalam delapan ayat ini, Paulus menyajikan dua kontras antara manusia dan Tuhan.




1. Kita  Tidak Setia, Tetapi Tuhan Setia (Roma 3:1-4)


[Pengamatan Deffinbaugh : “Teks tersebut terbagi dalam dua bagian, ayat 1-4 dan  ayat 5-8. Ada beberapa indikasi akan pembagian semacam ini yang berasal dari teks itu sendiri.Dalam ayat 1-4, kata-kerja –kata kerja  cenderung dalam bentuk masa lampau; dalam ayat 5-8, kata kerja yang digunakan didominasi dalam bentuk masa kini. Dalam ayat 1-4, Paulus sedang berbicara mengenai orang-orang Yahudi dalam bentuk orang ketiga (“mereka”); dalam ayat 5-8, Paulus beralih ke bentuk orang pertama (“kita,” “kami”). Dalam ayat 1-4, Paulus menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang  ‘dapat diterima’ , dan hasilnya adalah pernyataan prinsip-prinsip biblikal. Dalam ayat 5-8, Paulus menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sangat tidak pantas dan yang menyingkapkan dosa orang yang menanyakan  mereka. Hasil dari ayat 5-8 Paulus melihat perlu untuk mengkualifikasi pertanyaannya (“Aku berkata sebagai manusia,” ayat 5). Apa yang dihasilkan dari ayat 5-8  adalah kesadaran  akan betapa jahatnya, dalam sikap dan penerapan,  orang-orang Yahudi tersebut, sebagai yang telah dinyatakan oleh penyimpangan-penyimpangan akan kebenaran Tuhan didalam pikiran dan perbuatan mereka.”. Bob Deffinbaugh, “Condemning Questions” (Rom 3:1-8): www.bible.org/seriespage/condemning-questions-romans-31-8.].



Kesetiaan Tuhan telah menjadi sudut tinjauan yang  luar biasa kuatnya dalam bagian ini. Pernyataan-pernyataan Paulus kepada orang-orang Yahudi dalam bab 2 dapat dipahami bahwa: tidak ada keuntungan menjadi  seorang Yahudi. Jadi Roma 3:1 dibuka dengan sebuah  pertanyaan Lantas apakah keunggulan[Analisa Lopez : “What advantage (Ti oun) [‘Apakah keunggulannya (Ti Oun)],  juga diterjamahkan ‘lalu bagaimana,’ muncul dalam kitab Roma dua belas kali.  Kat ini digunakan oleh Paulus sebagai  sebuah frasa teknis, untuk mentransisi dengan memunculkan sebuah pertanyaan  mengenai sebuah hal yang teah diajarkan sebelumnya, untuk melanjut pada argumennya yang selanjutnya (bandingkan dengan  3:1, 9; 4:1; 6:1, 15, 21; 7:7; 8:31; 9:14, 19, 30; 11:7).  Kemudian seorang Yahudi  dapat berpikir secara logis, ‘Mengapa melakukan sunat manakala orang-orang bukan Yahudi yang  tidak disunat dapat dipandang sebagai orang yang bersunat? Jadi, jika menjadi  seorang Yahudi secara rohaniah itulah yang diperhitungkan, lalu dimanakah keistimewaannya (bandingkan dengan Roma 9:4-5)  dan keuntungan dari menjadi  sebuah suku (2:17-24)  dan yang disunat (2:25-29)?’ Penyunatan merupkan sebuah tanda perjanjian (Kejadian 17) diindikasikan dengan  pemberian banyak keuntungan.” René A. Lopez, Romans Unlocked: Power to Deliver (Springfield, MO: 21st Century Press, 2005), 67-68.]  yang dimiliki orang Yahudi? Atau apakah manfaat[Schreiner berpendapat bahwa kata kerja opheleo dalam  Rom 2:25 menyatakan “menyimpan keuntungan,” dan makna ini kelihatannya merupakan konotasi sama yang dihadirkan kata benda opheleia dalam Roma 3:1. Thomas Schreiner, Romans. Baker Exegetical Commentary on the New Testament (Grand Rapids: Baker, 1998), 147.] dari penyunatan? Walaupun ada dua pertanyaan dalam hampir semua Alkitab versi bahasa Inggris, hanya ada satu pertanyaan dalam teks Yunani. (Terjemahan ini direfleksikan dalam versi NET,NIV dan NKJV). Membahasakan kembali pertanyaan ini, Paulus bertanya, “Jika orang-orang Yahudi dan orang-orang  bukan Yahudi bersalah dihadapan Tuhan, apakah keuntungan/keunggulan yang ada dengan menjadi seorang Yahudi, terutama menjadi yang disunat?” Hari ini kita dapat berkata,” Jika  tidak ada yang didapatkan dengan membaca Alkitab dan pergi ke gereja, mengapa peduli?” Paulus menjawab pertanyaan ini dalam Roma 3:2 ketika dia  menjawab, “Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.” Paulus  menegaskan bahwa ada banyak keuntungan-keuntungan besar menjadi seorang yang beretnis Yahudi[Lihat Ulangan 7:6-8 dan  Amos 3:1-2. Paulus kemudian akan menjabarkan keuntungan orang Yahudi dalam  Rom 9:4-5, menjeskan bahwa Israel juga telah diadopsi, memiliki kemuliaan,perjanjian-perjanjian, yang diberikan Hukum,pelayan Tuhan,dan memiliki janji-janji. Namun disini, Paulus semata menyatakan bahwa mereka menjadi pemelihara Firman yang disampaikan Tuhan (lihat  Ulangan 4:7-8 dan  Maz 147:19-20).], disini Paulus hanya  hanya menyampaikan keuntungan yang paling penting (“yang terutama dari semuanya”): “mereka telah dipercayakan  dengan firman-firman yang disampaikan Tuhan”[ Paulus menggunakan protos (“pertama”) dalam  Rom 1:8,  tetapi tanpa  butir  kedua disebutkan. Paulus melakukan hal yang sama disini. BDAG protos 2: “Pertama dalam hal yang terkemuka atau yang bersifat penting.” Contra Moo 182.]. Frasa  “firman Tuhan”[ Ungkapan  yang tidak  umum ini ditemukan hanya tiga kali dalam Perjanjian Baru (Kisah 7:38; Ibrani 5:12; 1 Pet 4:11).],nampaknya merupakan sebuah rujukan terhadap Perjanjian Lama[Eaton menuliskan, “Kitab suci  menjadi bernilai karena merupakan “firman Tuhan”, wahyu-wahyu,diberikan secara supernatural dari Tuhan.” Michael Eaton, Romans: A Practical Exposition.], secara spesifik teks-teks  yang merujuk pada keselamatan Israel dimasa depan[Schreiner, Romans, 148-49 menyatakan bahwa “janji-janji keselamatan bagi Israel adalah hal paling tinggi dalam benak Paulus. Keuntungan tidak semestinya dibatasi semata pada kepemilikan  firman-firman Tuhan dan pelayanan yang dituntut karena kepemilikan firman-firman tersebut.Ini hampir-hampir tidak mengajukan argumen di luar bab 2 karena kepemilikan Hukum oleh Israel, sekalipun dalam beberapa hal merupakan keuntungan, hanya memastikan bahwa Israel akan dihakimi karena kegagalan mereka mereka untuk mematuhi hokum itu. Sebaliknya Paulus mendeklarasikan sesuatu yang lebih  mendalam mengenai “menyelamatkan keuntungan”  yaitu apa yang telah dimiliki: mereka memiliki janji-janji dari Tuhan untuk memastikan keselamatan mereka di masa mendatang.” Kata  logion (“firman-firman”) digunakan dalam  LXX (Perjanjian  Lama dalam bahasa Yunani)  untuk kata firman Tuhan (bandingkan dengan  Bil  24:4, 16; Ulangan 33:9; Maz 119:67; Yesaya 5:24; 28:13). Kata ini secara konsisten digunakan dalam pengertian yang sama dalam Perjanjian Baru (bandingkan dengan  Kisah  7:38; Ibrani 5:12; 1 Pet 4:11). Moo, Epistle to the Romans, 183; Thomas Schreiner, Romans. Baker Exegetical Commentary on the New Testament (Grand Rapids: Baker, 1998), 148-9; Stott, Romans, 96; Barnett, Romans, 65. Johnson memahami “firman Tuhan” untuk merujuk pada janji-janji  Abrahamik  and  profetik mengenai seorang Mesias. Alan F. Johnson, Romans. Everyman’s Bible Commentary (Chicago: Moody, 2000), 59.]. Akan tetapi, keistimewaan orang-orang Yahudi   jauh lebih besar dari sekedar memiliki pewahyuan dari Tuhan.  Mereka tidak hanya  memiliki  firman-firman Perjanjian Lama; mereka telah “dipercayakan” pisteuo) menerima firman-firman, Ini bermakna bahwa kitab suci tidak diberikan kepada bangsa Yahudi untuk diri mereka sendiri. Mereka telah diberikan untuk dipelajari dan juga dibagikan[Harrison dan Hagner  menyatakan: “Menjadi  ‘dipercayakan’ dengan firman-firman Tuhan bermakna lebih daripada penerima firman-firman itu. Ini bahkan bermakna lebih daripada menjadi pemelihara dan penyebar firman. Inilah apa yang disebut, dalam terang makna kata Logia, iman dan kepatuhan.” Everett F. Harrison and Donald A. Hagner, “Romans” in the Revised Expositors Bible Commentary (Grand Rapids: Zondervan, 2008), 62.]. Jika anda ingat, amanat agung Tuhan yang pertama didapatkan dalam Kejadian 12:1-3 ketika Tuhan menyatakan Abraham menjadi  sebuah  berkat bagi semua manusia di bumi. Sayangnya, sebagaimana kita ketahui, orang Yahudi tidak setia dan gagal memenuhi panggilan Tuhan[Orang-orang Yahudi memiliki sebuah keunggulan yang hebat dengan memiliki firman-firman Perjanjian Lama  karena firman-firman tersebut  telah menguraikan jalan kebenaran keselamatan. Paulus menuliskan, “Dan Kitab Suci (Perjanjian Lama), yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati."’” (Gal 3:8). ] .




Bayangkan bahwa  listrik pada auditorium gereja kita padam dan gedung kita dipenuhi dengan  titik-titik api. Kita semua  dalam keadaan putus asa harus  menyelamatkan diri dari gedung ini sebelum kita semua terbakar habis. Tetapi hanya satu orang yang memiliki lampu senter-saya.[Menghidupkan lampu senter.] bukan menggunakannya untuk menolong dirimu menemukan jalan keluar dan meloloskan diri, saya sibuk mempelajari kompleksitas kitab suci[Yesus  menyebut  hal ini “berusaha mengusir nyamuk,dan menelan unta” (Matt 23:24 ESV).].  Bukankah hal ini menggelikan? Saya dapat  gagal menggunakan  pengetahuanku dan sumber daya- sumber daya untuk  kesejahteraan dirimu. Sama seperti hal ini, walaupun orang-orang Yahudi memiliki sebuah keunggulan atau keuntungan yang luar biasa dengan memiliki Hukum, Paulus berkata mereka telah  gagal menggunakan hokum itu sebagaimana mestinya[ Ilustrasi ini telah diadaptasi dan direvisi dari Ray Stedman, “Total Wipeout” (Rom 3:1-20): www.pbc.org/files/messages/4644/3506.html.].



Keuntungan terbesar menjadi seorang Yahudi adalah paparan Perjanjian Lama yang diterima oleh bangsa ini sejak mereka berusia sangat dini. Firman-firman Perjanjian Lama ini telah diberikan kepada orang-orang Yahudi untuk menunjuk kepada Yesus. Sama juga dengan hal ini, merupakan salah satu dari macam-macam  keisitimewan menjadi seseorang yang dibesarkan dalam sebuah keluarga Kristen. Lebih lama saya menjadi seorang Kristen, semakin lebih bersyukur saya bahwa orang tuaku telah membesarkanku dalam Kristus. Kenangan-kenanganku   paling dini adalah orang tuaku yang membacakan  firman Tuhan kepada saudara laki-lakiku dan diriku. Dengan membaca firman Tuhan kepada kami sejak masa kanak-kanak, Tuhan telah menggunakan  Ayah dan Ibuku untuk meyakinkan kami bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang dalam  kebutuhan akan seorang Juru selamat. Orang tuaku menuntun saudara laki-lakiku dan aku untuk berpikir secara benar tentang dosa dan Tuhan.  Para orang tua, ini semestinya menjadi agenda utamamu. Tidak ada yang lebih penting dalam hidup ini daripada membagikan Yesus dengan anak-anakmu. Jangan pernah termakan dengan kebohongan bahwa mereka harus menemukan jalan spiritual mereka sendiri dan   sampai pada kesimpulan-kesimpulan mereka sendiri. Jika anda tidak mempengaruhi anak-anakmu, saya dapat pastikan pada anda bahwa seseorang lain akan melakukannya. Bantulah anak-anak anda untuk memahami dosa-dosa mereka. Jelaskanlah kepada mereka bahwa mereka telah kehilangan tanda kesempurnaan Tuhan (bahwa mereka telah berdosa dalam perbuatan-perbuatan mereka, kata-kata, pikiran-pikiran, motif-motif, dan sikap-sikap). Bawahlah mereka merendah sehingga mereka akan memandang pada Kristus. Inilah panggilan anda sebagai orang tua.



Selanjutnya : Sebagai Orang Percaya, Anda  TelahDipercayakan dengan  Firman Tuhan


Don’t  Even Go There! (Romans 3:1-8) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9