F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Bahkan Jangan Pergi Ke Sana! (Bagian 2)

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini


Oleh : Keith Krell, Ph.D

Sebagai seorang percaya, anda telah “dipercayakan” dengan seluruh firman-firman Tuhan. Ini adalah sebuah keistimewaan yang sangat  hebat, tetapi  ini adalah sebuah keistimewaan yang  mendatangkan tanggung  jawab. Apakah anda mempelajari Firman Tuhan  untuk mengenal dan melayani Dia lebih baik? Apakah   studi Alkitabmu telah  membuatmu semakin dekat kepada Tuhan? Kemudian sudahkah anda  mengambil pengetahuan ini dan membagikannya dengan seseorang yang lain? Pengetahuan akan   kandungan Alkitab, bila disimpan saja untuk diri sendiri, bertentangan dengan  kehendak  Tuhan yang  telah dinyatakan. Bagikanlah apa yang anda ketahui mengenai Yesus dan penawaran-Nya akan keselamatan pada hari ini. Tolonglah orang lain berpikir secara benar mengenai diri mereka sendiri dan Tuhan.



Respon-respon   Paulus terhadap keuntungan besar orang-orang Yahudi dengan dua lagi  pertanyaan dalam Roma 3:3 “Lalu apa? Jika beberapa orang tidak percaya [jika beberapa orang tidak setia], ketidakpercayaan  [ ketidaksetiaan]  mereka tidak akan  menghapuskan [Paulus menggunakan kata kerja katargeo (“menghapuskan”) enam  kali dalam kitab Roma (3:3, 31; 4:14; 6:6; 7:2, 6)] kesetiaan Tuhan, bukan?”[ Stott  menjelaskan: “ penggunaan kata-kata  terkait pistis (iman atau kesetiaan) lebih nyata  dalam bahasa Yunani daripada dalam bahasa Inggris.Ini berangkali dapat dituliskan demikian: ‘ Jika orang-orang yang kepadanya  janji-janji Tuhan telah dipercayakan (episteuthēsan, 2) tidak  merespon pada apa yang dipercayakan pada mereka (ēpistēsan, 3a), akan kehilangan kepercayaan (apistia),menghancurkan kepercayaan Tuhan (pistis, 3b)?’ Jika umat Tuhan tidak setia, apakah lantas bermakna bahwa dia  tidak setia?” Stott, Romans, 96. Eaton, Romans, pendapat-pendapat berikutnya, “Satu kata Yunani yang memiliki dua makna “percaya” dan “setia”, dan sebuah kata sejenisnya yang memiliki dua makna ‘tidak percaya’ dan ‘tidak setia’. Bahasa Inggris menggunakan dua kata dimana  dalam bahasa Yunani memiliki satu kata yang mengandung dua ide.”. Eaton kelihatannya benar; akan tetapi,  jika saya  harus memilih, saya berpendapat terjemahan yang lebih disukai adalah “unfaithfulness” (ketidaksetiaan) (lihat pada margin  NASB ; ESV; NRSV; NIV; NLT) karena pada marginnya disertai dengan keterangan teks parallel dalam bahasa Yunani. Contra NASB; NET; NKJV.]. Berangkali anda terbiasa dengan ekspresi ,”what the…” (apa…?)” ini semua  mengarah kembali kepada rasul Paulus; akan tetapi banyak orang yang  menyangkanya sebagai sebuah kata lontaran dalam frasa ini. Disini, Paulus mengajukan sebuah pertanyaan yang bersifat retorika yang  dipersiapkan untuk mengahadapi sebuah respon kemarahan “Tidak bisa!” Ketidaksetiaan Israel tidak akan pernah membuat kesetiaan Tuhan menjadi frustrasi. Kepastian akan janji-janji Tuhan terletak pada karakter-Nya, bukan pada  kesetiaan kita. Seperti yang mungkin kamu  ketahui, Perjanjian Lama adalah kisah ketidaksetiaan Israel dan kestiaan Tuhan [Lihat Mazmur 89:30-37]. Bahkan  ketika umat Tuhan telah tenggelam kedalam bentuk-bentuk  penyembahan berhala  yang sedemikian dalamnya, Tuhan tetap setia kepada bangsa pilihan-Nya[Ketika orang-orang Israel  menyembah  lembu emas dan berlaku tidak setia kepada Tuhan, Musa tidak  bermohon kepada Tuhan berdasarkan pada kesetiaan Israel.  Dia bermohon kepada Tuhan berdasarkan pada janji-janji-Nya dan karakter-Nya. Didalam Perjanjian Baru, setelah orang Yahudi menyalibkan Yesus, Petrus berseru pada orang-orang Yahudi untuk bertobat dan kembali agar dosa-dosa mereka dihapuskan dan saat-saat pembaruan dapat datang.].




Ini sungguh amat menakjubkan! Tuhan tidak dapat menyangkali diri-Nya sendiri,  sehingga  mana kala umat-Nya mengecewakan-Nya, Dia tidak akan—benar-benar tidak akan, Dia tidak dapat—gagal untuk melakukan sebagai yang Dia  telah janjikan. Tuhan setia kepada bangsa pilihannya [Eaton, Romans, menuliskan: “ Tuhan setia dalam melindungi kita (1 Korintus 1:9), setia kala kita dicobai (1  Korintus 10:13), setia mengerjakan kekudusan didalam kehidupan kita (1 Tesalonika  5:24), setia dalam melindungi kita dari Setan (2 Tesalonika 3:3), setia ketika kita berdosa (2 Timotius 2:13; I  Yohanes 1:9), setia kepada janji-janji-Nya (Ibrani  10:23), Tuhan setia kala kita alami penderitaan (1 Petrus 4:19).”]. Roma 3: 3 adalah ayat yang kuat  bagi keamanan kekal Israel, bangsa pilihan Tuhan. Ayat tersebut memverifikasi bahwa Tuhan masih memiliki sebuah rencana bagi Israel, dan ketika kita menghubungkan aspek ini dengan karakter   Tuhan terhadap orang percaya masa kini (orang Kristen), kita tahu bahwa kesetiaan-Nya  bagi kita tidak bergantung pada kesetiaan kita kepada Dia. Paulus  mengungkapkannya dengan baik sekali dalam 2 Timotius 2:13, “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkali diri-Nya sendiri.”



Berjaga-jaga andai kita tidak menangkap maksudnya, Paulus melanjutkan pertanyaan bergaya retorika ini dalam Roma 3:3 dengan kata-kata yang sangat kuat di Roma 3:4a “Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong.” Frasa “Sekali-kali tidak” (me genoito) adalah sebuah frasa yang sangat  bertenaga. Ini adalah yang  pertama dari sepuluh kali frasa ini digunakan dalam  kitab Roma[Lihat  Rom 3:4, 6, 31; 6:2, 15; 7:7, 13; 9:14; 11:1, 11; bandingkan dengan. 1Kor 6:15; Gal 2:17; 3:21; 6:14.]. Frasa ini telah diterjemahkan secara beragam: ”Absolutely not”- sama sekali tidak (NET); “By no means”- sama sekali tidak (ESV); “God Forbid”-jangan sampai terjadi (KJV); dan  “Perish the thought!”—musnahkan pikiran itu![ Moo, The Epistle to the Romans, 185 menyatakan “may it never be”—“mungkin tidak pernah akan”  adalah terjemahan yang paling  literal.”]. Ini adalah ungkapan kemarahan! Paulus merespon dengan senjata-senjata yang  terisi dengan peluru  terhadap pemikiran bahwa Tuhan dapat atau akan penah menjadi tidak setia. Dia berteriak, “Sebaliknya Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong.”



Ide semacam ini nampaknya diambil dari Maznur 116:11 dimana Pemazmur menulis, “Semua manusia adalah pembohong!” Kita berangkali tidak menganggap hal yang besar mengenai dosa berbohong (sebab katanya “berbohong itu manusiawi”), tetapi Tuhan memandangnya serius. Pada Amsal 6:16-19, Salomo menyebutkan tujuh hal yang Tuhan benci. Hanya satu yang dia ulangi, dan itu  bukan sombong, menumpahkan darah orang tidak bersalah, atau menabur perselisihan. Dosa-d osa semengeri  ini tida dikatakan ulang. Satu-satunya dosa   yang dia sebutkan kembali adalah berbohong (“lidah yang berdusta”dan “saksi palsu yang menyatakan kebohongan”[ Steve Elkins, The Roman Road Revisited (Dallas: Allie Grace, 2005), 35.]. Kembali kepada Roma 3:4, Paulus menggunakan dosa bohong untuk menetapkan semua  orang (“setiap orang”) berada dibawah dosa. Poinnya adalah bahwa semua orang, baik  para pria, para wanita dan anak-anak adalah tidak setia. Namun, Paulus juga menyatakan, “Biarlah Tuhan yang didapatkan benar.” Ini bermakna bahwa DIa adlah setia terhadap Firman-Nya[Moo, The Epistle to the Romans, 185.].


Paulus sedang mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan siapapun juga….dalam  keadaan yang bagaimanapun juga!Tidak ada apapun yang dapat  anda lakukan yang akan menyebabkan Tuhan meninggalkan kamu atau  menelantarkanmu. Jika ada, maka dosamu lebih besar daripada anugerah Tuhan. Ini tidak membuat dosa menjadi kurang berdosa, atau tidak bermakna mengizinkan ketidakpatuhanmu, tetapi ini bermakna bahwa tidak peduli apapun yang kamu lakukan, anda dapat diampuni.


Paulus merujuk ke salah satu dari para pahlawan terbesar Israel, Raja Daud, ketika dia  dinyatakan dalam Roma 3:4b : “…seperti ada tertulis: "Supaya Engkau dibenarkan dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi [atau “ketika engkau menghakimi”].” [Kutipan ini berasal dari  Mazmur  51:4  diambil  hampir kata demi kata dari Perjanjian Lama bahasa Yunani (Mazmur 50:6 LXX), dengan hanya modifikasi-modifikasi yang minor. Kata kerja  krinesthai  semestinya diambil sebagai  middle voice (bentuk kata kerja dimana subyeknya diperlakukan baik sebagai agen atau pelaku, dan obyek dari tindakan, yaitu melakukan  beberapa  aksi kepada atau terhadap  kata kerja itu sendiri, atau untuk kepentingan kata kerja itu sendiri), bukan pasif. Lihat F. F. Bruce, The Letter of Paul to the Romans, rev. ed. (Grand Rapids: Eerdmans, 1985), 102.]. Frasa yang diterjemahkan “ seperti ada tertulis”   muncul sebanyak 15 kali dalam kitab Roma[Lihat  Roma 1:17; 2:24; 3:4, 10; 4:17, 23; 8:36; 9:13, 33; 10:5, 15; 11:8, 26; 12:19; 14:11; 15:3, 4, 9, 15, 21; 16:22.]. Kata ini menjadi semacam formula yang mengingatkan para pembaca bahwa penulis sedang membuat sebuah poin yang signifikan dari Perjanjian Lama. Dalam hal ini, Paulus beralih kepada kata-kata Daud dalam Mazmur 51:4. Kejadian  Natan memarahi Daud setelah perzinahannya dengan Bethseba  (Bandingkan dengan  2 Samuel 12:9-14).



Ketika dikonfrontasi oleh Natan, Daud mengakui dosanya dan bertobat. Dia tidak berupaya berdalih atas tindakan-tindakannya. Dia tidak memiliki kata-kata untuk membenarkan dosanya. Dosanya  semata berfungsi untuk membenderangkan  kebenaran Tuhan. Daud tahu bahwa Tuhan  teramat adil dan benar dalam  menyatakan penghukuman atas dosanya. Satu-satunya pengharapan  yang dimiliki Daud adalah kesetiaan Tuhan. Daud tidak memperkatakan perbuatan-perbuatan baiknya atau juga tidak dia menjanjikan kelak akan berbuat baik. Hukum  bahkan tidak membuat sebuah provisi bagi pengampunan dosa yang telah dia lakukan. Dia  pantas mati. Tetapi adalah kesetiaan Tuhan,  berpadu dengan kemurahan dan belas kasih-Nya  yang memberikan Daud  penyebab untuk berharap[Ketika kita sampai di  Rom 4  Paulus akan memberitahukan kepada kita bagaimana Daud telah diselamatkan.].


Kabar  baik Injil  adalah “ketidaksetiaan” kita tidak akan “menghapuskan kesetiaan Tuhan.” Walaupun Daud adalah seorang pezinah, seorang pembohong, dan seorang pembunuh, Tuhan telah mengampuni dia. Jika Tuhan dapat mengampuni Daud, Dia dapat mengampuni siapapun! Apakah anda membutuhkan  pengampunan oleh Tuhan? Adakah sebuah dosa dalam hidupmu yang anda pikir Tuhan tidak pernah dapat mengampuni untuk anda? Tolong jangan biarkan musuh membohongimu. Jika Tuhan dapat mengampuni Daud,  Dia dapat mengampunimu dan saya. Dia hanya meminta bahwa kita dengan rendah hati datang kepada Dia, mengakui dosa kita, dan mencari pengampunan yang telah  Dia sediakan  didalam dan melalui Kristus.



Selanjutnya : Kita Tidak Benar, TetapiTuhan Benar

Don’t  Even Go There! (Romans 3:1-8) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9