Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini
Oleh : Keith Krell, Ph.D
Sebagai seorang percaya, anda telah “dipercayakan” dengan seluruh firman-firman Tuhan. Ini adalah sebuah keistimewaan yang sangat hebat, tetapi ini adalah sebuah keistimewaan yang mendatangkan tanggung jawab. Apakah anda mempelajari Firman Tuhan untuk mengenal dan melayani Dia lebih baik? Apakah studi Alkitabmu telah membuatmu semakin dekat kepada Tuhan? Kemudian sudahkah anda mengambil pengetahuan ini dan membagikannya dengan seseorang yang lain? Pengetahuan akan kandungan Alkitab, bila disimpan saja untuk diri sendiri, bertentangan dengan kehendak Tuhan yang telah dinyatakan. Bagikanlah apa yang anda ketahui mengenai Yesus dan penawaran-Nya akan keselamatan pada hari ini. Tolonglah orang lain berpikir secara benar mengenai diri mereka sendiri dan Tuhan.
Oleh : Keith Krell, Ph.D
Sebagai seorang percaya, anda telah “dipercayakan” dengan seluruh firman-firman Tuhan. Ini adalah sebuah keistimewaan yang sangat hebat, tetapi ini adalah sebuah keistimewaan yang mendatangkan tanggung jawab. Apakah anda mempelajari Firman Tuhan untuk mengenal dan melayani Dia lebih baik? Apakah studi Alkitabmu telah membuatmu semakin dekat kepada Tuhan? Kemudian sudahkah anda mengambil pengetahuan ini dan membagikannya dengan seseorang yang lain? Pengetahuan akan kandungan Alkitab, bila disimpan saja untuk diri sendiri, bertentangan dengan kehendak Tuhan yang telah dinyatakan. Bagikanlah apa yang anda ketahui mengenai Yesus dan penawaran-Nya akan keselamatan pada hari ini. Tolonglah orang lain berpikir secara benar mengenai diri mereka sendiri dan Tuhan.
Respon-respon Paulus terhadap keuntungan besar orang-orang
Yahudi dengan dua lagi pertanyaan dalam
Roma 3:3 “Lalu apa? Jika beberapa orang tidak percaya [jika
beberapa orang tidak setia], ketidakpercayaan [ ketidaksetiaan] mereka tidak akan menghapuskan [Paulus menggunakan kata kerja katargeo
(“menghapuskan”) enam kali dalam kitab
Roma (3:3, 31; 4:14; 6:6; 7:2, 6)] kesetiaan
Tuhan, bukan?”[ Stott menjelaskan: “ penggunaan
kata-kata terkait pistis (iman
atau kesetiaan) lebih nyata dalam bahasa Yunani daripada dalam bahasa
Inggris.Ini berangkali dapat dituliskan demikian: ‘ Jika orang-orang yang kepadanya janji-janji Tuhan telah dipercayakan (episteuthēsan,
2) tidak merespon pada apa yang
dipercayakan pada mereka (ēpistēsan, 3a), akan kehilangan kepercayaan (apistia),menghancurkan
kepercayaan Tuhan (pistis, 3b)?’ Jika umat Tuhan tidak setia, apakah
lantas bermakna bahwa dia tidak setia?”
Stott, Romans, 96. Eaton, Romans, pendapat-pendapat berikutnya, “Satu
kata Yunani yang memiliki dua makna “percaya” dan “setia”, dan sebuah kata
sejenisnya yang memiliki dua makna ‘tidak percaya’ dan ‘tidak setia’. Bahasa
Inggris menggunakan dua kata dimana
dalam bahasa Yunani memiliki satu kata yang mengandung dua ide.”. Eaton kelihatannya
benar; akan tetapi, jika saya harus memilih, saya berpendapat terjemahan
yang lebih disukai adalah “unfaithfulness” (ketidaksetiaan) (lihat pada margin NASB ; ESV; NRSV; NIV; NLT) karena pada
marginnya disertai dengan keterangan teks parallel dalam bahasa Yunani. Contra
NASB; NET; NKJV.]. Berangkali anda terbiasa dengan ekspresi ,”what the…”
(apa…?)” ini semua mengarah kembali
kepada rasul Paulus; akan tetapi banyak orang yang menyangkanya sebagai sebuah kata lontaran
dalam frasa ini. Disini, Paulus mengajukan sebuah pertanyaan yang bersifat
retorika yang dipersiapkan untuk
mengahadapi sebuah respon kemarahan “Tidak bisa!” Ketidaksetiaan Israel tidak
akan pernah membuat kesetiaan Tuhan menjadi frustrasi. Kepastian akan
janji-janji Tuhan terletak pada karakter-Nya, bukan pada kesetiaan kita. Seperti yang mungkin
kamu ketahui, Perjanjian Lama adalah
kisah ketidaksetiaan Israel dan kestiaan Tuhan [Lihat Mazmur 89:30-37].
Bahkan ketika umat Tuhan telah tenggelam
kedalam bentuk-bentuk penyembahan
berhala yang sedemikian dalamnya, Tuhan
tetap setia kepada bangsa pilihan-Nya[Ketika orang-orang Israel menyembah
lembu emas dan berlaku tidak setia kepada Tuhan, Musa tidak bermohon kepada Tuhan berdasarkan pada
kesetiaan Israel. Dia bermohon kepada
Tuhan berdasarkan pada janji-janji-Nya dan karakter-Nya. Didalam Perjanjian
Baru, setelah orang Yahudi menyalibkan Yesus, Petrus berseru pada orang-orang
Yahudi untuk bertobat dan kembali agar dosa-dosa mereka dihapuskan dan
saat-saat pembaruan dapat datang.].
Ini sungguh amat menakjubkan! Tuhan tidak dapat menyangkali diri-Nya sendiri, sehingga mana kala umat-Nya mengecewakan-Nya, Dia tidak akan—benar-benar tidak akan, Dia tidak dapat—gagal untuk melakukan sebagai yang Dia telah janjikan. Tuhan setia kepada bangsa pilihannya [Eaton, Romans, menuliskan: “ Tuhan setia dalam melindungi kita (1 Korintus 1:9), setia kala kita dicobai (1 Korintus 10:13), setia mengerjakan kekudusan didalam kehidupan kita (1 Tesalonika 5:24), setia dalam melindungi kita dari Setan (2 Tesalonika 3:3), setia ketika kita berdosa (2 Timotius 2:13; I Yohanes 1:9), setia kepada janji-janji-Nya (Ibrani 10:23), Tuhan setia kala kita alami penderitaan (1 Petrus 4:19).”]. Roma 3: 3 adalah ayat yang kuat bagi keamanan kekal Israel, bangsa pilihan Tuhan. Ayat tersebut memverifikasi bahwa Tuhan masih memiliki sebuah rencana bagi Israel, dan ketika kita menghubungkan aspek ini dengan karakter Tuhan terhadap orang percaya masa kini (orang Kristen), kita tahu bahwa kesetiaan-Nya bagi kita tidak bergantung pada kesetiaan kita kepada Dia. Paulus mengungkapkannya dengan baik sekali dalam 2 Timotius 2:13, “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkali diri-Nya sendiri.”
Berjaga-jaga andai kita tidak menangkap maksudnya, Paulus melanjutkan pertanyaan bergaya retorika ini dalam Roma 3:3 dengan kata-kata yang sangat kuat di Roma 3:4a “Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong.” Frasa “Sekali-kali tidak” (me genoito) adalah sebuah frasa yang sangat bertenaga. Ini adalah yang pertama dari sepuluh kali frasa ini digunakan dalam kitab Roma[Lihat Rom 3:4, 6, 31; 6:2, 15; 7:7, 13; 9:14; 11:1, 11; bandingkan dengan. 1Kor 6:15; Gal 2:17; 3:21; 6:14.]. Frasa ini telah diterjemahkan secara beragam: ”Absolutely not”- sama sekali tidak (NET); “By no means”- sama sekali tidak (ESV); “God Forbid”-jangan sampai terjadi (KJV); dan “Perish the thought!”—musnahkan pikiran itu![ Moo, The Epistle to the Romans, 185 menyatakan “may it never be”—“mungkin tidak pernah akan” adalah terjemahan yang paling literal.”]. Ini adalah ungkapan kemarahan! Paulus merespon dengan senjata-senjata yang terisi dengan peluru terhadap pemikiran bahwa Tuhan dapat atau akan penah menjadi tidak setia. Dia berteriak, “Sebaliknya Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong.”
Ide semacam ini nampaknya diambil dari Maznur 116:11 dimana Pemazmur menulis, “Semua manusia adalah pembohong!” Kita berangkali tidak menganggap hal yang besar mengenai dosa berbohong (sebab katanya “berbohong itu manusiawi”), tetapi Tuhan memandangnya serius. Pada Amsal 6:16-19, Salomo menyebutkan tujuh hal yang Tuhan benci. Hanya satu yang dia ulangi, dan itu bukan sombong, menumpahkan darah orang tidak bersalah, atau menabur perselisihan. Dosa-d osa semengeri ini tida dikatakan ulang. Satu-satunya dosa yang dia sebutkan kembali adalah berbohong (“lidah yang berdusta”dan “saksi palsu yang menyatakan kebohongan”[ Steve Elkins, The Roman Road Revisited (Dallas: Allie Grace, 2005), 35.]. Kembali kepada Roma 3:4, Paulus menggunakan dosa bohong untuk menetapkan semua orang (“setiap orang”) berada dibawah dosa. Poinnya adalah bahwa semua orang, baik para pria, para wanita dan anak-anak adalah tidak setia. Namun, Paulus juga menyatakan, “Biarlah Tuhan yang didapatkan benar.” Ini bermakna bahwa DIa adlah setia terhadap Firman-Nya[Moo, The Epistle to the Romans, 185.].
Paulus sedang mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan siapapun juga….dalam keadaan yang bagaimanapun juga!Tidak ada apapun yang dapat anda lakukan yang akan menyebabkan Tuhan meninggalkan kamu atau menelantarkanmu. Jika ada, maka dosamu lebih besar daripada anugerah Tuhan. Ini tidak membuat dosa menjadi kurang berdosa, atau tidak bermakna mengizinkan ketidakpatuhanmu, tetapi ini bermakna bahwa tidak peduli apapun yang kamu lakukan, anda dapat diampuni.
Ini sungguh amat menakjubkan! Tuhan tidak dapat menyangkali diri-Nya sendiri, sehingga mana kala umat-Nya mengecewakan-Nya, Dia tidak akan—benar-benar tidak akan, Dia tidak dapat—gagal untuk melakukan sebagai yang Dia telah janjikan. Tuhan setia kepada bangsa pilihannya [Eaton, Romans, menuliskan: “ Tuhan setia dalam melindungi kita (1 Korintus 1:9), setia kala kita dicobai (1 Korintus 10:13), setia mengerjakan kekudusan didalam kehidupan kita (1 Tesalonika 5:24), setia dalam melindungi kita dari Setan (2 Tesalonika 3:3), setia ketika kita berdosa (2 Timotius 2:13; I Yohanes 1:9), setia kepada janji-janji-Nya (Ibrani 10:23), Tuhan setia kala kita alami penderitaan (1 Petrus 4:19).”]. Roma 3: 3 adalah ayat yang kuat bagi keamanan kekal Israel, bangsa pilihan Tuhan. Ayat tersebut memverifikasi bahwa Tuhan masih memiliki sebuah rencana bagi Israel, dan ketika kita menghubungkan aspek ini dengan karakter Tuhan terhadap orang percaya masa kini (orang Kristen), kita tahu bahwa kesetiaan-Nya bagi kita tidak bergantung pada kesetiaan kita kepada Dia. Paulus mengungkapkannya dengan baik sekali dalam 2 Timotius 2:13, “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkali diri-Nya sendiri.”
Berjaga-jaga andai kita tidak menangkap maksudnya, Paulus melanjutkan pertanyaan bergaya retorika ini dalam Roma 3:3 dengan kata-kata yang sangat kuat di Roma 3:4a “Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong.” Frasa “Sekali-kali tidak” (me genoito) adalah sebuah frasa yang sangat bertenaga. Ini adalah yang pertama dari sepuluh kali frasa ini digunakan dalam kitab Roma[Lihat Rom 3:4, 6, 31; 6:2, 15; 7:7, 13; 9:14; 11:1, 11; bandingkan dengan. 1Kor 6:15; Gal 2:17; 3:21; 6:14.]. Frasa ini telah diterjemahkan secara beragam: ”Absolutely not”- sama sekali tidak (NET); “By no means”- sama sekali tidak (ESV); “God Forbid”-jangan sampai terjadi (KJV); dan “Perish the thought!”—musnahkan pikiran itu![ Moo, The Epistle to the Romans, 185 menyatakan “may it never be”—“mungkin tidak pernah akan” adalah terjemahan yang paling literal.”]. Ini adalah ungkapan kemarahan! Paulus merespon dengan senjata-senjata yang terisi dengan peluru terhadap pemikiran bahwa Tuhan dapat atau akan penah menjadi tidak setia. Dia berteriak, “Sebaliknya Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong.”
Ide semacam ini nampaknya diambil dari Maznur 116:11 dimana Pemazmur menulis, “Semua manusia adalah pembohong!” Kita berangkali tidak menganggap hal yang besar mengenai dosa berbohong (sebab katanya “berbohong itu manusiawi”), tetapi Tuhan memandangnya serius. Pada Amsal 6:16-19, Salomo menyebutkan tujuh hal yang Tuhan benci. Hanya satu yang dia ulangi, dan itu bukan sombong, menumpahkan darah orang tidak bersalah, atau menabur perselisihan. Dosa-d osa semengeri ini tida dikatakan ulang. Satu-satunya dosa yang dia sebutkan kembali adalah berbohong (“lidah yang berdusta”dan “saksi palsu yang menyatakan kebohongan”[ Steve Elkins, The Roman Road Revisited (Dallas: Allie Grace, 2005), 35.]. Kembali kepada Roma 3:4, Paulus menggunakan dosa bohong untuk menetapkan semua orang (“setiap orang”) berada dibawah dosa. Poinnya adalah bahwa semua orang, baik para pria, para wanita dan anak-anak adalah tidak setia. Namun, Paulus juga menyatakan, “Biarlah Tuhan yang didapatkan benar.” Ini bermakna bahwa DIa adlah setia terhadap Firman-Nya[Moo, The Epistle to the Romans, 185.].
Paulus sedang mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan siapapun juga….dalam keadaan yang bagaimanapun juga!Tidak ada apapun yang dapat anda lakukan yang akan menyebabkan Tuhan meninggalkan kamu atau menelantarkanmu. Jika ada, maka dosamu lebih besar daripada anugerah Tuhan. Ini tidak membuat dosa menjadi kurang berdosa, atau tidak bermakna mengizinkan ketidakpatuhanmu, tetapi ini bermakna bahwa tidak peduli apapun yang kamu lakukan, anda dapat diampuni.
Paulus
merujuk ke salah satu dari para pahlawan terbesar Israel, Raja Daud, ketika
dia dinyatakan dalam Roma 3:4b : “…seperti
ada tertulis: "Supaya Engkau dibenarkan dalam
segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi [atau “ketika engkau
menghakimi”].” [Kutipan ini berasal dari Mazmur 51:4 diambil
hampir kata demi kata dari Perjanjian Lama bahasa Yunani (Mazmur 50:6
LXX), dengan hanya modifikasi-modifikasi yang minor. Kata kerja krinesthai semestinya diambil sebagai middle voice (bentuk kata kerja dimana
subyeknya diperlakukan baik sebagai agen atau pelaku, dan obyek dari tindakan,
yaitu melakukan beberapa aksi kepada atau terhadap kata kerja itu sendiri, atau untuk
kepentingan kata kerja itu sendiri), bukan pasif. Lihat F. F. Bruce, The
Letter of Paul to the Romans, rev. ed. (Grand Rapids: Eerdmans, 1985), 102.].
Frasa yang diterjemahkan “ seperti ada tertulis” muncul sebanyak 15 kali dalam kitab Roma[Lihat Roma 1:17; 2:24; 3:4, 10; 4:17, 23; 8:36;
9:13, 33; 10:5, 15; 11:8, 26; 12:19; 14:11; 15:3, 4, 9, 15, 21; 16:22.].
Kata ini menjadi semacam formula yang mengingatkan para pembaca bahwa penulis
sedang membuat sebuah poin yang signifikan dari Perjanjian Lama. Dalam hal ini,
Paulus beralih kepada kata-kata Daud dalam Mazmur
51:4. Kejadian Natan memarahi Daud
setelah perzinahannya dengan Bethseba (Bandingkan
dengan 2 Samuel 12:9-14).
Ketika dikonfrontasi oleh Natan, Daud mengakui dosanya dan bertobat. Dia tidak berupaya berdalih atas tindakan-tindakannya. Dia tidak memiliki kata-kata untuk membenarkan dosanya. Dosanya semata berfungsi untuk membenderangkan kebenaran Tuhan. Daud tahu bahwa Tuhan teramat adil dan benar dalam menyatakan penghukuman atas dosanya. Satu-satunya pengharapan yang dimiliki Daud adalah kesetiaan Tuhan. Daud tidak memperkatakan perbuatan-perbuatan baiknya atau juga tidak dia menjanjikan kelak akan berbuat baik. Hukum bahkan tidak membuat sebuah provisi bagi pengampunan dosa yang telah dia lakukan. Dia pantas mati. Tetapi adalah kesetiaan Tuhan, berpadu dengan kemurahan dan belas kasih-Nya yang memberikan Daud penyebab untuk berharap[Ketika kita sampai di Rom 4 Paulus akan memberitahukan kepada kita bagaimana Daud telah diselamatkan.].
Ketika dikonfrontasi oleh Natan, Daud mengakui dosanya dan bertobat. Dia tidak berupaya berdalih atas tindakan-tindakannya. Dia tidak memiliki kata-kata untuk membenarkan dosanya. Dosanya semata berfungsi untuk membenderangkan kebenaran Tuhan. Daud tahu bahwa Tuhan teramat adil dan benar dalam menyatakan penghukuman atas dosanya. Satu-satunya pengharapan yang dimiliki Daud adalah kesetiaan Tuhan. Daud tidak memperkatakan perbuatan-perbuatan baiknya atau juga tidak dia menjanjikan kelak akan berbuat baik. Hukum bahkan tidak membuat sebuah provisi bagi pengampunan dosa yang telah dia lakukan. Dia pantas mati. Tetapi adalah kesetiaan Tuhan, berpadu dengan kemurahan dan belas kasih-Nya yang memberikan Daud penyebab untuk berharap[Ketika kita sampai di Rom 4 Paulus akan memberitahukan kepada kita bagaimana Daud telah diselamatkan.].
Kabar baik Injil adalah “ketidaksetiaan” kita tidak akan “menghapuskan kesetiaan Tuhan.” Walaupun Daud adalah seorang pezinah, seorang pembohong, dan seorang pembunuh, Tuhan telah mengampuni dia. Jika Tuhan dapat mengampuni Daud, Dia dapat mengampuni siapapun! Apakah anda membutuhkan pengampunan oleh Tuhan? Adakah sebuah dosa dalam hidupmu yang anda pikir Tuhan tidak pernah dapat mengampuni untuk anda? Tolong jangan biarkan musuh membohongimu. Jika Tuhan dapat mengampuni Daud, Dia dapat mengampunimu dan saya. Dia hanya meminta bahwa kita dengan rendah hati datang kepada Dia, mengakui dosa kita, dan mencari pengampunan yang telah Dia sediakan didalam dan melalui Kristus.
Selanjutnya : Kita Tidak Benar, TetapiTuhan Benar
Don’t Even Go There! (Romans 3:1-8) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment