Oleh : Charles H Spurgeon
[Bagian 5]Sekarang Yohanes berkata bahwa untuk mengatakan kita mengenal Kristus, dan tidak menjalankan perintah-perintahnya adalah sebuah dusta. Itu adalah sebuah kebohongan verbal. Orang yang mengungkapkan demikian sedang mengatakan sebuah dusta. Dia berkata, “ Aku mengenal Kristus.” Tetapi itu adalah sebuah kebohongan. Dia tidak mengenal Dia. Dia tahu tentang Dia—tetapi hatinya tidak mengenal Yesus sama sekali. Ini adalah sebuah dusta doktrinal, karena ini akan menjadi sebuah kesesatan yang mengerikan untuk mengatakan bahwa seseorang yang hidup berkubang dalam dosa mengenal Kristus….. memiliki pertemanan karib dengan Juru selamat…. adalah sebuah dusta dalam tindakan. Orang yang berkata,” Aku mengenal Dia,” dan kemudian pergi dan melanggar perintah-perintah Kristus … Siapakah, siapa yang akan menjual Kristus seharga 30 keping perak? Siapa, selain Yudas (Matius 26:14), dia yang mengaku menjadi pengikut Yesus, muridnya, sekretaris pribadi Yesus, dan bendaharanya ini adalah sebuah profesi penghianat yang melahirkan dosa-dosa raksasa
Mereka ini menegosiasikan tagihan-tagihan fiktif. Mereka ini mencuri barang-barang kecil di toko. Mereka mencuri uang dari mesin kas. Mereka ini memainkan ukuran timbangan, dan menjual barang-barang dengan merek palsu—dan sepanjang mereka melakukan hal-hal demikian mereka mengaku bahwa mereka mengenal Kristus.
Hatinya tertuju kepada Tuhan,
sedemikian tulusnya. Ini saja tidaklah
cukup jika tidak ada sebuah sasaran konstan serta langgeng untuk menggenapi perintah-perintah-Nya
dalam kehidupan kita. Bergantung pada hal ini, Saudara-Saudara, bahwa kerinduan untuk patuh dalam keseharian terhadap Kristus
adalah akar dari 999 dari setiap 1000
keraguan-keraguan dan ketakutan-ketakutan. Akar-akar
ketakutan kita ada didalam dosa-dosa kita. Selidikilah di sana, dan anda pasti
akan menemukan penyebab masalah jiwa.
Saya sangat meyakini seorang anak Tuhan berjalan dalam kegelapan
kerena dia tidak mematuhi Firman Tuhan. Ambilah kalimat itu menjadi motomu dimana ibu Yesus telah mengatakannya kepada pelayan-pelayan
pada pernikahan Kana di Galilea—"Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
(Yohanes 2:5).