Nasihat
Untuk Para Penulis yang Sedang Mengejar Cita-Cita
Wayne
Jackson
Christian
Courier
Saya tidak pernah
mengajar sebuah kursus jurnalisme. Saya bahkan tidak pernah mengikuti sebuah
kelas jurnalisme. Meskipun ketiadaan pelatihan formal pada diriku (yang mana
pendidikan semacam itu pasti akan memberikan keuntungan bagiku), saya telah
mencapai keberhasilan yang lebih daripada layak dalam bidang jurnalisme religius.
Saya sejauh ini telah
menulis lebih dari 1.600 artikel dan telah dipublikasikan dalam ragam makalah
(disajikan dalam gereja dan di luar gereja). Saya sudah menulis sejumlah buku
dan traktat. Beberapa diantaranya telah diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa
lain dan telah beredar di seluruh dunia. Saya telah dibuat takjub, dan dibuat
bertekuk lutut, bahwa Allah telah menggunakan sebuah talenta yang memiliki
kekurangan di sana dan di sini bagi kemuliaan-Nya.
Saya mengatakan semua
ini, bukan untuk bermegah-karena sebetulnya tak ada satupun untuk dimegahkan
dari diriku ini-tetapi semata untuk membangun kredibilitas diriku, dalam ukuran
waktu menit yang singkat, untuk apa yang akan saya kemukakan kepada para
laki-laki muda dan para perempuan muda yang mungkin berhasrat untuk melayani
Pencipta mereka secara lebih ekstensif melalui sarana kata yang dituliskan.
Saya telah
mempelajari apapun yang saya ketahui dengan merefleksikan secara hati-hati pada
gaya dan konten mereka yang telah mempengaruhiku paling kuat dalam bagaimana
saya menuangkan kata-kata mereka di atas kertas.Dari era warisan restorasi,
saya secara signifikan dipengaruhi oleh J.W.McGarvey dan Moses E.Lard. McGarvey
adalah akademisi, namun demikian ia adalah seorang guru yang ekspresif dan
mudah dimengerti, Lard memiliki kekayaan ekspresi dalam kata-katanya yang
mampu menggelorakan pembacanya.