Oleh John MacArthur
Sebuah kunci dan
aspek kebaikan Tuhan yang kerap dilewatkan adalah : bahwa Ia tidak
memberikan perintah yang tidak dapat
kita penuhi. Dia tidak mempermainkan kita dengan perintah-perintah yang mustahil
atau menantang kita dengan
perintah-perintah yang melampaui kemampuan kita untuk melakukannya.
Merupakan bagian dari asumsi untuk setiap perintah-perintah Tuhan kepada kita
adalah: bahwa melalui Roh Kudus, kita
mampu menyelesaikan apa yang Ia perintahkan
untuk kita lakukan.
Sehingga ketika Tuhan
memerintahkan umatnya di 1 Tesalonika 4:3
untuk tidak turut serta dalam
imoralitas seksual, Dia tidak sedang menetapkan standar yang tidak bisa
kita lakukan. Perintah itu untuk menjadi
murni adalah perintah yang dapat kita lakukan—dan
diharapkan—untuk diikuti.
Bacalah lebih dahulu bagian sebelumnya :
- Jagalah Kemurnian Dirimu, Bagian 1: Sebuah Perintah "Aneh" Di Zaman Kita Sekarang Ini!
Faktanya, perintah itu
datang dengan sebuah kesatuan perintah. Dalam
1 Tesalonika 4:3-5, Paulus menulis :
Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,
Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,
Dalam bahasa yang sederhana, Paulus berkata bahwa kemurnian
seksual adalah sebuah hal mengenai pengembangan
kendali diri.
Setiap kali saya berkata kepada para murid akademi atau orang-orang muda
lainnya, salah satu dari pelajaran-pelajaran utama yang saya coba tanamkan
dalam diri mereka adalah hal yang teramat penting untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan hidup
dan melatih mereka untuk memiliki penguasaan atas semua bagian tubuh mereka.
Dan tidak hanya terkait area kemurnian seksual—pengendalian
diri penting didalam semua bagian kehidupan anda. Orang-orang yang memiliki
masalah makan berlebihan, tidur berlebihan, berbicara terlalu banyak,
membelanjakan uang terlampau banyak, menyenangkan diri mereka secara
berlebihan, atau terlalu banyak menyia-nyiakan waktu dengan tidak melakukan hal
berarti adalah calon-calon untuk mengalami kehancuran-kehancuran moral yang
besar. Anda dapat melenyapkan banyak celah dalam dosa yang paling umum melalui disiplin dasar
pengendalian diri.
Paulus menyadari kebutuhan
pengendalian diri, bahkan dalam kehidupannya sendiri. “Tetapi aku melatih
tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada
orang lain, jangan aku sendiri ditolak” (1
Korintus 9:27). Disiplin pribadi membantu menjaga dirimu dari semua jenis
imoralitas dan kemunafikan.
Dari sebuah perspektif
biblikal, pengendalian diri adalah mengenai menguasai tubuhmu dan membawanya
kepada penundukan kepada Tuhan. “Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi
di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan
janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai
sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai
orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah
anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran” (Roma 6:12). Ini mengenai pengabaian
terhadap hasrat-hasrat dalam dagingmu
dan mendisiplinkan dirimu untuk tujuan kebenaran.
Ada
dua aspek kunci untuk mencapai penguasaan atas tubuhmu. Pertama adalah memberi makan
dengan Firman Tuhan yang kaya. Konsisten, dan setia mempelajari Firman
menstimulasi pertumbuhan rohani, mempertajam pikiranmu, memperkuat dirimu dalam
melawan godaan-godaan. Latihlah dirimu
untuk berpikir dan hidup secara
Alkitabiah, dan anda akan mendapatkannya semakin mudah untuk menjauhkan
diri dari godaan.” Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan
menuruti keinginan daging” (Galatia
5:16)
Aspek kedua untuk dapat menguasai tubuhmu adalah jauhkanlah
dirimu dari berbagai peluang terjadinya dosa. Anda tahu apa yang memicu godaan
dalam dirimu—hindarilah itu semuanya; orang-orang, tempat-tempat dengan segala
konsekuensinya. Tidak akan ada hal baik
bagimu untuk dapat mengembangkan pola-pola
yang positif jika anda terus membiarkan untuk mengekspos dirimu kepada semua jenis masukan yang merusak
pemikiranmu. Anda tidak akan sanggup menanggung dengan mempermainkan hasrat-hasrat dan
emosi-emosimu—anda harus meninggalkan godaan dan jangan pernah kembali.
Bab dimana Paulus
menasehatkan pengendalian diri di 1
Tesalonika 4 adalah pengingat darinya akan natur baru kita dalam Kristus. Dia
memerintahkan semua orang percaya untuk hidup secara saleh, hidup dalam
pengendalian diri,”tidak dalam hasrat hawa nafsu, seperti orang-orang kafir
yang tidak mengenal Tuhan” (Ayat 5).
Kata-kata tersebut menggaungkan tantangannya kepada jemaat di Korintus dalam
1 Korintus 6:19-20 :” Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh
Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan
bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” Tuhan tidak mengorbankan Anak-Nya untuk mantransformasi kita menjadi
ciptaan baru hanya agar kita dapat
mengubangkan diri didalam
imoralitas menjijikan yang sama sebagaimana dunia. Kita tidak lagi
terikat pada dosa—kita telah dibebaskan, dan kita harus hidup sedemikian rupa.
Kemurnian Biblikal
adalah tidak mungkin tanpa disiplin diri yang setia. Mengembangkan pengendalian diri adalah bagaimana kita dapat menghindari godaan dan
menghidupi kehidupan kudus sebagaimana Tuhan memerintahkan kita untuk hidup.
Pada waktu selanjutnya kita akan melihat mengapa itu
penting.
Guard Your Purity, Part 2 by John MacArthur | Martin Simamora
Guard Your Purity, Part 2 by John MacArthur | Martin Simamora
No comments:
Post a Comment