Yesus dan Yudas
Saya
tidak berpura-pura dapat memahami
pikiran dan hati Yudas, tetapi saya harus katakan bahwa pemikiran di
seluruh injil-injil dari sudut pandang pengharapan telah membantu saya untuk
memahaminya lebih baik bagaimana pengharapan-pengharapan ini menguap ketika ia
memperhatikan dari dekat pelayanan Yesus
Kristus di dunia. Sebelas murid Yesus lainnya berbeda dengan Yudas dalam satu
hal yang paling penting : mereka percaya Yesus sebagai Messias mereka, dan Yudas tidak
memercayainya.[ Lihat Yohanes
6:64; 13:10-11, 18-20; Kisah Para Rasul
1:25.]
Sebelumnya bacalah ini terlebih dahulu: Penyesatan
Dalam Pengharapan (1) : Pengharapan Yang Tercemari Oleh Keinginan Duniawi !
Kita tahu bahwa Yudas adalah Bendaharawan Yesus dan mereka yang mengikuti Yesus.
Demikian juga, kita tahu bahwa Yudas ada
mencuri uang ini [Yoh 12:6].
Yudas seperti halnya murid-murid lainnya telah melakukan berbagai
pengorbanan untuk mengikuti Yesus[Matius 19:27]. Dia pastilah
memiliki keyakinan didalam dirinya bahwa apa yang diambil dari tas uang
adalah “bagiannya,” semacam imbal atas investasinya. Sementara para murid
enggan untuk mendengarkan tentang penyaliban
Yesus Kristus di Yerusalem, Saya percaya bahwa Yudas menerima perkataan
Yesus secara serius. Seperti Thomas, Yudas
bisa jadi memiliki perasaan bahwa pergi ke Yerusalem bersama Yesus
berarti kematian baginya, seperti halnya Yesus [lihat Yoh 11:16]. Hal ini semakin jelas baginya bahwa Yesus
berniat untuk mati di Yerusalem dan para
pemimpin agama Yahudi telah memutuskan untuk membunuh Yesus. Bagi seorang
manusia yang telah mengikatkan pengharapan-pengharapan (bukan surgawi) duniawinya pada Yesus, nampaknya dia akan kehilangan
pengharapan-pengharapannya itu. “Investasi”-nya dalam Yesus akan lenyap ketika
Yesus mati.
Saya memiliki sejumlah
penjelasan mengapa Yudas memilih untuk menghianati Yesus, hampir
semuanya meyakinkan. Saya akan mengajukan sebuah dugaan yang sederhana (ini spekulasi) bahwa Yudas, menyadari bahwa
Yudas, menyadari bahwa Yesus berniat
untuk mati dan bahwa para pemimpin Yahudi berniat untuk membunuhnya, jika
dipikirkan cara semacam ini dapat
memfasilitasi tujuan-tujuan Yesus dan para pemimpin Yahudi. Sebagai
seorang anggota murid Yesus, Yudas pasti
tahu dimanakan Yesus dapat ditangkap. Dan dengan memiliki informasi berharga
semacam ini, dia dapat memanfaatkan untuk keuntungannya dari apa yang terjadi
jika tidak ia akan mengalami rugi
karena Yesus. Jadi, Yudas telah memutuskan untuk menghianati Yesus enam hari
sebelum hari raya Paskah Yahudi (Yohanes 12:11). Hal “mengapa” telah
terselesaikan dalam benaknya; satu-satunya pertanyaan adalah “kapan”dan “dimana.”
Pengurapan Yesus oleh Maria menjadi sebuah tanda terakhir bagi Yudas. Ini
membuatnya bergegas untuk mengadakan
kesepakatan dengan iblis dan dengan para pemimpin-pemimpian agama Yahudi
(lihat Matius 26:6-16).”
Anda akan ingat bahwa para pemimpin agama telah memutuskan
untuk tidak menahan dan membunuh Yesus “selama
hari raya Paskah Yahudi.” Hal ini dilakukan karena mereka nampaknya akan
menghadapi amuk amarah orang banyak, yang masih berantusias terhadap Yesus
[lihat Matius 26:1-5]. Yesus secara seksama membuat Yudas tidak mengetahui dimanakah Yesus akan melaksanakan
hari raya Paskah Yahudi bersama-sama dengan para murid [Lukas 22:7-13]. Tetapi
sejak semula, dalam melakukan Paskah Yahudi, Yesus tidak hanya memberitahukan
kepada Yudas (namun terlebih lagi kepada murid-murid lain yang lebih berminat
dengan hal-hal lain) bahwa Dia akan dikhianati oleh salah satu dari
murid-muridnya, pengkhianatnya adalah Yudas [ Yohanes 13:21-30; Matius
26:20-25]. Yudas pergi meninggalkan, mengetahui bahwa dia tidak akan pernah
dapat kembali bersama. Kini saatnyalah dia harus menghianati Yesus. Dia tahu
dimana mereka akan menghabiskan malam, dimana mereka berada
pada malam-malam sebelumnya
[Lukas 21:37]. Ini tinggal menunggu waktu saja, dan inilah tempat
satu-satunya (dari sudut pandang Yudas),
dan inilah saat yang sempurna bagi Domba Paskah untuk mati.
Yudas telah meletakan seluruh pengharapannya pada Yesus
sebagai sosok revolusioner yang dapat menjungkalkan Roma dan menegakan
kerajaannya diatas bumi. Kini dia telah melakukan penghianatan terhadap Yesus,
Yudas telah menyimpulkan bahwa tidak ada lagi pengharapan bagi dirinya dalam
hidup ini, dan lantas dia bunuh diri. Tidak pernah ada orang yang demikian
putus asanya seperti Yudas.
Yesus dan Kerumunan Orang Banyak
Khotbah Yohanes Pembaptis telah menciptakan sebuah rasa akan harapan (pengharapan) terkait dengan
kedatangan Messias. Kala Yesus memulai pelayanan secara terbuka dihadapan khalayak, kita dapat
dengan mudah memahami mengapa orang-orang banyak menjadi tertarik kepada Yesus
:
4:23 Yesuspun
berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan
memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan di antara bangsa itu. 4:24 Maka
tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua
orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara,
yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan
mereka. 4:25 Maka orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari
Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.
[Matius 4:23-25, penekanan oleh penulis]
Penekanan Matius pada pencatatan pelayanan Yesus Kristus,
maka dalam catatannya terlihat bahwa
Yesus tidak hanya memiliki kuasa atas “semua
penyakit” tetapi juga berkuasa atas alam semesta. Sehingga kita akan dengan
segera mendapatkan catatan Yesus yang menenangkan badai :
8:23 Lalu Yesus
naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. 8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu,
sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. 8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya
membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." 8:26 Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?"* Lalu bangunlah Yesus
menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. 8:27 Dan heranlah orang-orang itu,
katanya: "Orang apakah Dia ini,
sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"[ Matius 8:23-27,
penekanan oleh penulis]
Otoritas yang dimiliki oleh Yesus Kristus telah membuktikan siapakah dia dalam cara yang
lain. Pengajaran Yesus telah membuat Yesus terpisah dari para pemimpin religius
Yahudi dimasanya. Dia mengidentifikasi dirinya sebagai penggenap nubuatan
Mesianik, dan Dia telah mengajar seolah dialah yang menuliskan Perjanjian Lama
:
4:16 Ia datang ke
Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia
masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi
Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh
Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang
tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.
4:20 Kemudian Ia
menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata
semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini
sewaktu kamu mendengarnya” [ Lukas 4:16-21, penekanan oleh Penulis]
7:28 Dan setelah
Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar
pengajaran-Nya, 7:29 sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang
berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka. [ Matius 7:28-29,
penekanan oleh penulis]
Bukan semata otoritas yang
dimiliki Yesus Kristus yang telah menarik perhatian orang banyak terhadap dirinya. Sementara Yesus adalah Anak
Allah yang tanpa dosa, Dia dengan bebas dapat berhubungan dengan manusia yang
berdosa. Kata-kata dan tindakan Yesus memperlihatkan jaminan akan kasih karunia dan pengharapan bagi
orang-orang berdosa, dan inilah yang membuat
orang-orang berdosa tertarik kepada kepada Yesus :
5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:3 "Berbahagialah
orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan
Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi.
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena
mereka akan dipuaskan. [Matius 5:2-6]
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29 Pikullah
kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah
hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. [Matius 11:28-29]
2:1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi
ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. 2:2 Maka datanglah
orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun
tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, 2:3 ada orang-orang datang membawa
kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. 2:4 Tetapi mereka tidak
dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap
yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh
itu terbaring. 2:5 Ketika Yesus
melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: /"Hai anak-Ku,
dosamu sudah diampuni!" 2:6 Tetapi
di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: 2:7 "Mengapa orang ini berkata
begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah sendiri?" 2:8 Tetapi
Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia
berkata kepada mereka: /"Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? 2:9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada
orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah
tilammu dan berjalan? 2:10 Tetapi
supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni
dosa"* --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--: 2:11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu
dan pulanglah ke rumahmu!" 2:12 Dan
orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di
hadapan orang-orang itu, sehingga mereka
semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah
kita lihat." [Markus 2:1-12, penekanan oleh penulis]
4:22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya,
lalu kata mereka: "Bukankah
Ia ini anak Yusuf?" [Lukas
4:22, penekanan oleh penulis]
Khotbah Yesus memberikan orang-orang berdosa pengharapan.
Dia mengklaim dan mendemonstrasikan kuasa-Nya untuk mengampuni dosa-dosa.
Ketika orang-orang berdosa yang merasa dirinya benar membawa sorang wanita yang
kepergok melakukan perzinahan kehadapan
Yesus, mempermalukanya dan berupaya untuk mempermalukan Yesus, orang-orang
farisi ini meninggalkannya dengan rasa malu, dan wanita ini diampuni [John
7:53—8:11. YA, saya percaya bahwa kisah
ini menjadi bagian dari kitab suci yang diinspirasi] Ketika wanita
dengan masa lalu yang memalukan ini
membasuh kaki Yesus, “orang farisi yang merasa memiliki kebenaran dalam
dirinya” takjub bagaimana Yesus dapat
mengizinkan hal tersebut terjadi. Tetapi
sekali lagi orang berdosa itu pergi dalam keadaan telah dibersihkan, dan orang
farisi itu pergi tercengang :
7:48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu:
"Dosamu telah diampuni." 7:49 Dan
mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia
ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" 7:50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah
menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"[ Lukas 7:48-51]
Meminimalisasi Pengharapan-Pengharapan Palsu (Yang semata
Duniawi)
Kita dapat dengan mudah melihat bagaimana kedatangan Tuhan
kita diatas panggung sejarah manusia
menciptakan sebuah kegairahan sesaat yang luar biasa, memenuhi semua jenis
pengharapan. Jika Yohanes Pembaptis dan
murid-murid Yesus Kristus
memiliki pengharapan-pengaharapan yang salah arah, anda sebaiknya
percaya bahwa pengharapan-pengharapan orang banyak juga telah salah arah dan
terdistorsi. Ketika kita membaca catatan
peristiwa yang ditulis Yohanes tentang perasaan 5000 orang, kita kini melihat
bagaimana orang banyak menjadi demikian senangnya dan mereka mencari Yesus
untuk menjadikannya raja atas mereka :
6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah
diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan
datang ke dalam dunia." 6:15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang
dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir
pula ke gunung, seorang diri. [Yohanes 6:14-15]
Dalam sorot antusiasme semacam ini, adalah penting bagi kita
untuk mengetahui bahwa Yesus telah melakukan segala hal yang
mungkin untuk meminimalisasi pengharapan-pengharapan palsu. Saya menyebutkan tiga cara Yesus menghadapi harapan-harapan palsu yang
berbahaya pada sebagian orang.
- Yesus berupaya meminimalisasi pengharapan-pengaharapan palsu dengan pengajaran-pengajarannya. Pada khotbah di bukit dalam Matius 5-7 [juga lihat di Lukas 6: 28-dan seterusnya] Yesus membuat pembedaan yang sangat jelas antara “sekarang” dengan segala pencobaan yang menyertainya dan “kelak/nanti” dengan berkat-berkat kekal yang akan kita terima. Dia mendorong orang untuk menyimpan harta di surga [Matius 6:19 dan seterusnya], jadi dengan membedakan “sekarang” yaitu saat sekarang ini dari “kelak” yaitu surga. Dia berbicara berkat-berkat penderitaan dalam hidup ini, dikarenakan berkat-berkat yang menantikan di waktu kelak [Matius 5:10-12]. Yesus mengajarkan perumpamaan empat macam tanah, mengisyaratkan bahwa akan ada banyak yang dengan cepat memilih untuk mengikut Dia (berdasarkan pengharapan-pengharapan palsu), hanya untuk terjatuh kala ongkos untuk mengikut Yesus menjadi sesuatu yang penting baginya {Mat 13 :1-23]. Ketika Yesus menghadirkan dirinya sebagai Messias di Sinagoga Nazareth, segera muncul antusiasme besar, tetapi Yesus segera mengahiri antusiasme mereka dengan memberitahukan kepada orang-orang bahwa keselamatan juga ada bagi orang-orang non Yahudi, sebagaimana bagi orang-orang Yahudi.
Yesus menyurutkan mereka yang terlalu antusias terkait mengikut Dia dengan
memberitahukan kepada mereka tentang ongkos/pengorbanan yang harus
dikeluarkan dalam pemuridan [Luk
9:57-62]
Dalam diskusi bukit
Zaitun dan saat teduhnya, Yesus mengatakan kepada murid-muridnya bahwa Dia akan
ditolak dan disalibkan. Dia bahkan memberitahukan kepada murid-muridnya bahwa
salah satu dari mereka akan menghianatinya. Yesus tidak “menggoda”
murid-muridnya yang mengikuti dia dengan
menjanjikan mereka posisi-posisi yang prestisius dan dengan kuasa dalam waktu segera; Dia memanggil mereka untuk membayar harga (mau berkorban) menjadi murid karena upahnya ada tersimpan di surga.
- Yesus
juga berupaya mengatasi
harapan-harapan palsu dengan meminimalisasi hal spektakular dalam
pelayanan-Nya. Yesus tidak mengadakan mujizat setiap saat
orang-orang menghendakinya; ini benar-benar dilakukannya, Dia tidak selalu
melakukan mujizat ketika para muridnya memintanya untuk melakukan mujizat.
Yesus menyatakan hal ini jelas bahwa mengabarkan injil adalah
prioritasnya, bukan mengadakan mujizat :
1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. 1:36 etapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; 1:37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau. 1:38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." 1:39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.[Markus 1:35-39]
Apalagi yang lebih
mencengangkan daripada membuat setan-setan bersaksi tentang jati dirimu sebagai
Anak Allah? Dan demikian Yesus memerintahkannya diam, karena Dia tidak
memerlukan pengakuan mereka, ini sepektakuler sebagaimana yang telah terjadi :
4:41 Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak:
"Engkau adalah Anak Allah." Lalu
Ia dengan keras melarang mereka
dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah
Mesias.[Lukas 4:41]
Ketika Yesus melakukan berbagai
mujizat, Dia kerap melakukannya sebagai sebuah tindakan yang privat jika
keadaannya memungkinkan. Ketika Yesus menyembuhkan orang sakit kusta, Dia didorong oleh belas kasih, bukan oleh sebuah
hasrat publisitas. Sehingga ia memerintahkan orang itu untuk tidak
mengatakannya kepada siapapun juga; sebaliknya, orang itu pergi kepada iman
sebagaimana yang disyaratkan Hukum [Markus 1:43-44]. Ketika Yesus menyembuhkan
orang tuli dan bisu, Dia menarik orang itu menjauh dari keramaian untuk
menyembuhkanya dan kemudian memerintahkannya untuk tidak mengatakan kejadian
ini kepada siapapun [Markus 7:31-36]. Ketika Yesus menyembuhkan orang buta, Dia membawanya keluar dari desa itu,
dan ketika orang itu telah sembuh, dia diperintahkan untuk tidak kembali ke
desa itu [Markus 8 :22-26]. Ketika Yesus membangkitkan anak perempuan seorang
kepala rumah ibadat dari kematian, Dia pertama-tama memerintahkan orang banyak
untuk keluar, menyisakan orang tua dan tiga muridnya untuk menyaksikan mujizat
spektakuler ini [ Lukas 8: 49-56]. Yesus tidak
mengadakan harapan-harapan palsu
dengan menitikberatkan pada hal spektakuler dalam pelayanannya.
- Yesus
berupaya meminimalkan pengharapan-pengharapan palsu dengan meluangkan
hampir segenap waktunya di Galilea, dan hanya sesekali melakukan kunjungan
ke Yerusalem. Dalam tiga Injil sinoptik (Matius, Markus, dan
Lukas), hampir semua pelayanan yang
disaksikan khalayak ramai dilakukannya di Galileas. Yesus tidak melakukan
hal yang hebat sewaktu berada di Yerusalem, sekalipun faktanya bahwa inilah
tempat untuk membuat dirinya
terkenal, sebagaimana yang dikatakan oleh saudara dari Yesus Kristus
kepada-Nya :
7:11 Orang-orang Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata: "Di manakah Ia?" 7:12 Dan banyak terdengar bisikan di antara orang banyak tentang Dia. Ada yang berkata: "Ia orang baik." Ada pula yang berkata: "Tidak, Ia menyesatkan rakyat." 7:13 Tetapi tidak seorangpun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia karena takut terhadap orang-orang Yahudi.
Yesus secara hati-hati menata semua kehadirannya di
Yerusalem sehingga dia dapat disambut oleh orang banyak pada waktu kedatangan yang gemilang. Satu bagian yang teramat penting
dari proses ini adalah membangkitkan Lazarus di Bethany, sebauh situasi yang
disertai dengan Penolakan dari Yerusalem. Peristiwa ini memiliki efek
bermacam-macam yang menarik perhatian
banyak orang untuk melihat Yesus
(beberapa diantaranya telah percaya) dan juga menguatkan rencana para pemimpin
Yahudi untuk menangkap Yesus dan
menghukumnya mati.
12:9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang
bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah
dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. 12:10
Lalu imam-imam kepala bermupakat
untuk membunuh Lazarus juga, 12:11 sebab karena dia banyak orang Yahudi
meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus. [ Yoh 12:9-11]
11:45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria
dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. 11:46
Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. 11:47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. 11:48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." (Yoh 11:45-48)
Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. 11:47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. 11:48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." (Yoh 11:45-48)
Bersambung ke Bagian 3- selesai
Hope in
the Gospels (Matthew 4:18—5:16) Study By: Bob Deffinbaugh | Martin Simamora
No comments:
Post a Comment