Dan memang tepat demikian pembenaran yang kita hadapi
pada hari ini; bahwa manusia tidak lebih dari seekor binatang biologis dengan
tambahan sejumlah kapasitas mental. Fungsi-fungsi psikologis biologis adalah
moral dan ia dapat melibatkan dirinya sendiri ketingkat manapun yang ia pilih.
Apapun pilihannya tidak ada yang salah. Semuanya boleh dipilih . Semuanya dapat
dilakukan. Itulah mentalitas kita dewasa ini. Untuk menunjukan perubahan
seperti apakah yang telah terjadi ini, pada tahun 1969 diselenggarakan sebuah survey nasional pada
kepantasan seks ekstramarital atau premarital. Survei tersebut mengindikasikan
bahwa 2/3 penduduk Amerika Serikat
merasa bahwa seks premarital dan ekstramarital adalah salah. Survei sejenis
yang dilakukan pada 1985, 16 tahun kemudian, dan 2/3 masyarakat Amerika Serikat
sekarang yakin bahwa tidak ada yang
salah dengan perilaku seks semacam itu; sebuah jungkir balik, penurunan
standar-standar moral dalam
proporsi-proporsi yang besar dalam kurun
waktu 16 tahun, sebagai akibat langsung gempuran dari sebuah masyarakat yang
toleran dan media yang semakin permisif.
Gereja seharusnya, karena gereja terdiri atas orang-orang yang ada didalam masyarakat, melakukan perlawanan dalam pertempuran ini. Tetapi cara melakukan perlawanan bukan dengan mengakomodasi sistem dunia ini, dan gereja justru mengadopsinya.
Saya bertumbuh dalam lingkungan
sebuah gereja. Faktanya, ketika saya berusia 17 tahun, pada ulang tahunku yang
ke 17 saya tinggal dirumahku yang ke 17. Ibuku sedang pindah dan memperbiki rumah. Dan ketika saya
mengenang masa kanak-kanakku saya tidak berpikir tentang rumah, saya berpikir
tentang gereja-gereja. Kami terlibat didalam penggembalaan disepanjang kehidupanku.
Dan saya tidak dapat mengingat dalam kehidupan dimana saya bertumbuh di gereja pernah mendengar tentang perceraian,
imoralitas seksual diantara anak-anak Tuhan, diantara para pemimpin gereja.
Gereja tidak menjadi bagian dari dunia. Saya yakin pasti ada kejadian-kejadian
semacm ini pernah terjadi atau hampir terjadi didalam gereja. Hanya saja
hal-halsedemikian sangat jarang, sangat tidak terdengar dan siapapun yang terjatuh kedalam masalah
semacam ini tidak diperkenankan
selamanya melakukan pelayanan yang bersifat publik.
Begitu
besar perubahannya namun tak ada sama sekali perubahan dalam firman Tuhan. Dan
demikian juga seharusnya berlaku pada diri
kita untuk melihat bersama-sama pada firman dan melihat bagaimana hal-hal
semacam disikapi. Jemaat Korintus pada dasarnya adalah sebuah masyarakat
yang jahat/tak bermoral. Kata kerja
untuk Corinthianize pada dasarnya berarti
berhubungan dengan seorang pelacur. Seluruh kota dikaitkan dengan pelacuran. Dan ketika
orang masuk kedalam gereja dan mengusung
nama Kristus mereka membawa masuk begitu banyak tas-tas imoralitas dalam diri
mereka. Tentu saja, mereka telah dibersihkan oleh karya Juru selamat dalam
kehidupan mereka namun masih tersimpan begitu banyak hal yang
mengerikan dari masa lalunya yang berasal dari masyarakat yang
masih memancar dalam kehidupan baru
mereka, dan disinilah terletak masalahnya.
Dimulai pada ayat 13, “ Rasul ini kemudian mulai berurusan
dengan penyimpangan imoralitas seksual.” Dan ini, sekali lagi, seperti yang
telah saya kemukakan, berkaitan dengan
imoralitas seksual pada sebuah level
personal. Disinilah bagaimana seharusnya kita memandangnya secara pribadi.
Paulus ingin menunjukan bagaimana bahayanya, bagaimana dosa mengendalikan kita,
bagimana penyimpangan ini menguasai kita, dan betapa menyesatkannya dosa satu
ini.
Perhatikan apa yang selanjutnya dikatakan Paulus pada ayat 13, “Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.” Poin pertama ia ingin menyatakan bahwa dosa seksual, yaitu sebuah hubungan seksual diluar ikatan pernikahan seorang pria atau wanita adalah sebuah penyimpangan dari kehendak Tuhan, hal yang paling utama, karena tubuh tidak dibuat untuk seks, tubuh dibuat untuk Tuhan, hanya untuk Tuhan. Tubuhmu bukan milikmu sendiri untuk melakukan apapun yang diinginkan. Tubuhmu dalam kepemilikan Tuhan.
Perhatikan apa yang selanjutnya dikatakan Paulus pada ayat 13, “Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.” Poin pertama ia ingin menyatakan bahwa dosa seksual, yaitu sebuah hubungan seksual diluar ikatan pernikahan seorang pria atau wanita adalah sebuah penyimpangan dari kehendak Tuhan, hal yang paling utama, karena tubuh tidak dibuat untuk seks, tubuh dibuat untuk Tuhan, hanya untuk Tuhan. Tubuhmu bukan milikmu sendiri untuk melakukan apapun yang diinginkan. Tubuhmu dalam kepemilikan Tuhan.
Mereka menggunakan slogan kecil tersebut berupaya untuk merayakan fakta akan
seks, sama halnya dengan makan dan minum, tidak
lebih dari sebuah fungsi alamiah tanpa makna rohani. Dan disini Rasul
Paulus berkata, “Anda tidak dapat memperlakukan tubuhmu dengan cara demikian.
Makanan untuk tubuh. Perhatikan itu, atau perut dan tubuh untuk makanan, tetapi
Tuhan akan memusnahkan keduanya dan mereka.” Apakah yang ia maksudkan? Tuhan
akan menghancurkan makanan dan Tuhan akan menghancurkan perut . Poinnya adalah
proses biologis ini akan berhenti. Ya, makan adalah sebuah proses biologi yang
normal. Makanan dan perut memang saling bekerja tetapi Tuhan akan menghancurkan
baik makanan dan perut. Dengan kata lain, dimasa depan kelak, akan ada sebuah waktu
kala kita memiliki tubuh yang dimuliakan, tidak bergantung pada makanan dan
tidak bergantung pada sistem pencernaan biologis. Ini hanya bersifat sementara,
ini akan lenyap seiring waktu. Tuhan
akan melenyapkannya, tetapi tubuh bukan
untuk pornografi, tetapi untuk Tuhan dan
Tuhan untuk tubuh sebagaimana didukung pada ayat 14 melalui kebangkitan.
“Sebagaimana Allah telah membangkitkan Yesus Kristus, Ia
juga akan membangkitkan kita juga. Dan sebagaimana Yesus memiliki sebuah
tubuh kemuliaan yang dapat dikenali
sebuah tubuh yang sama sekali baru yang tidak dikenakannya sebelum kematiannya
demkian juga kelak kita memiliki tubuh kemuliaan yang juga dapat dikenali.” Dan
apa yang sedang ia katakana disini adalah selagi makanan dan perut bersifat
sementara, tubuh-tubuh orang percaya dalam keadaan dimuliakan adalah kekal.
Sehingga apa yang anda lakukan dengan tubuh anda merupakan sebuah perhatian
yang amat mendalam bagi Tuhan karena tubuhmu bukan ditujukan untuk dosa seksual
tetapi bagi Tuhan. Jika anda menghendaki sebuah slogan maka biarlah slogannya
berbunyi jadikanlah Tubuh untuk Tuhan
dan Tuhan untuk tubuh. Tubuh ini diletakan menjadi bagian
yang tunduk kepada Tuhan. Tubuh ini memiliki tujuan yang sangat special.
Pada tatar yang lebih tinggi daripada perut dan makanan biologi yang akan lenyap. Itu adalah sebuah fungsi yang bersifat sementara, bahwa tubuh ini memiliki sebuah masa depan yang permanent. Makanan dan perut berada pada level horizontal. Tubuh – tubuh dan Tuhan berada pada level vertical. “ Apa yang saya lakukan dengan tubuhku adalah sangat penting karena tubuhku ini berada dalam kepemilikan Tuhan,” Roma 12:1,” supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Tubuhku bukan milikku. Tubuhku lebih dari sekedar organisme dengan fungsi biologi psikologis yang animalistik (sifat hewani). Tubuhku berada dalam kepemilikan Tuhan Yesus Kristus. Oleh sebab itu seorang Kristen ketika jatuh kedalam perbuat dosa seksual dan menghancurkan hubungan vertikal. Perbuatan ini merusak hubungan vertikal. Bagiku sebagai orang Kristen, memandang tubuh ini seolah-olah tidak lebih dari sekedar alat psikologis yang hewani, digunakan dalam cara apapun yang saya maui sama dengan mengabaikan fakta bahwa tubuh ini dipersembahkan untuk Tuhan.
Tubuhmu tidak dibuat untuk seks; tubuhmu dibuat untuk Tuhan.
Dan Tuhan memiliki sebuah rancangan spesifik atas tubuh. Itu mangapa ayat 14 berkata, “Allah, yang membangkitkan Tuhan,
akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.” Paulus berkata dalam 1 Korintus 15, “Kita akan
mengenakan tubuh yang sempurna. Yang fana ini akan mengenakan kekekalan.
Kematian akan ditelan oleh kehidupan. Kita akan memasuki kedalam eksistensi yang
baru dan mulia. Kita akan memiliki pengganti atas tubuh yang jahat ini.” Filipi
3:21,” yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan
tubuh-Nya yang mulia.” Dengan kata lain, anda harus menyadari bahwa tubuhmu
dikuduskan sebagai sebuah alat bagi
Tuhan. Ini adalah poin yang dahsyat. Jadi janganlah berbantahan dengan mengatakan, “ Seks itu bukan apa-apa tetapi
hal biologi,” dan anda merasa memiliki hak untuk melakukan apapu juga yang anda
maui karena seks tidak lebih dari sekedar sebuah fungsi jasmaniah saja. Seks
lebih dari itu. Tubuhmu ada dalam kepemilikan Tuhan.
No comments:
Post a Comment