Pada 1 Korintus 6:18,
Paulus lebih lanjut memperlihatkan betapa seriusnya dosa ini, “Setiap dosa lain
yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan
percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.” Sangat sulit untuk mengetahui
secara persis keseluruhan pandangan yang dimiliki Paulus disini. Tetapi apa
yang nampaknya dikatakan adalah : bahwa
setiap dosa lainnya mendekati anda dari sisi luar, tetapi dosa satu ini muncul
dari sisi dalam diri manusia. Penyebab terjadinya dosa ini datang dari dalam
diri manusia itu sendiri. Dosa-dosa lainnya memiliki pemicu-pemicu dari luar. Dosa ini
nampaknya memiliki pemicu internal. Penyebab dosa-dosa lain bisa berasal dari
luar diri manusia. Penyebab dosa satu ini dari dalam diri manusia. Sebuah
hasrat dan dorongan untuk melakukan yang teramat kuat dan memiliki kapasitas
untuk merusak lebih dalam dan lebih luas
daripada dosa-dosa lainnya. Saya secara pribadi percaya bahwa dosa seksual
lebih merusak dari pada narkoba, lebih
merusak dari pada alkohol, lebih merusak daripada pola-pola kejahatan,dan,
sangat kerap, semua dosa-dosa ini ada bersama-sama dengan dosa seksual. Tetapi
sesuatu yang mendalam pada seseorang dipengaruhi oleh dosa ini, sehingga dia
berbuat dosa terhadap tubuhnya sendiri dalam sebuah cara yang teramat serius.
Bacalah terlebih dahulu bagian-bagian sebelumnya :
Dia berangkali didalam benaknya memikirkan adanya penyakit
seks menular. Beberapa orang berpendapat bahwa penyakit menular ini adalah
sebuah reaksi murka Tuhan terhadap dosa. Saya salah satu yang meyakininya.
Saya berpendapat bahwa semua penyakit
akibat hubungan seks bebas yang menular adalah sebuah reaksi ilahi
yang menentang dosa. Saya tidak
menganganggap bahwa semua korban penyakit menular seks atau AIDS atau
penyakit seks menular lainya adalah mereka yang secara langsung melakakukan dosa
seksual. Saya berpendapat ada terdapat sejumlah orang yang sebenarnya tidak bersalah-tidak melakukan
dosa seksual namun mendapatkan penyakit ini melalui cara-cara lain selain dosa
seksual. Tetapi hal ini jelas sebuah bentuk penghukuman Tuhan terhadap
masyarakat yang berdosa. Ada sesuatu yang begitu dalam dan memicu keinginan
didalam dosa jasmani ini didalam diri seseorang-dan saya telah melihat hal ini
disepanjang tahun-tahun, bahwa dosa ini menyandera orang-orang dalam
cengkramannya yang beragam caranya dimana dosa-dosa lain nampaknya tidak
bekerja dengan cara seperti ini.
Saya memiliki sebuah contoh, didalam tahun-tahun pendisiplinan gereja dan “Grace (gereja)”
mencatatnya bahwa, sedikitnya, 9 dari 10 atau lebih pendisiplinan gereja
dilakukan, berangkali 99 dari 100,Saya tidak yakin, tetapi ada disekitar lebih dari 90 dari 100 pendisiplinan gereja
terkait dengan ketidaksetiaan pasangan seksual tetapnya (suami/isteri). Dan
alasannya adalah: karena dosa ini nampaknya tidak dapat dihentikan. Jika anda
mengkonfrontasi seseorang terkait gossip atau kebohongan atau berkhianat atau
apapun juga, tentang praktek ketakjujuran dalam berbisnis, mereka biasanya akan melakukan yang terbaik untuk memperbaikinya jika mereka memiliki
kemauan untuk mematuhi Tuhan. Tetapi ada orang
yang terjerembab didalam dosa ini, dosa ini begitu menguasainya dan
begitu merasukinya, sehingga secara harfiah
mereka berperilaku seolah-olah mereka tidak lebih daripada orang-orang
yang tak berotak.
Anda perhatikan seseorang yang telah mengarungi pernikahan
selama 25 tahun dan memiliki sebuah keluarga yang luar biasa dan melayani
Tuhan, keluarga Jetusin, Tuhan, gereja, para sahabat, semuanya, lenyap karena
dorongan yang demikian kuat dan tak dapat dikendalikan bagi seseorang
dimana mereka tak memiliki hak untuk bersama-sama. Dosa ini menggelapkan pikiran mereka; dosa ini
memelintirkan dan menyimpangkan kebijaksanaan yang dimiliki seseorang, dan
meninggalkan sebuah tanda yang tragis
didalam pribadi mereka.
Ada dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia yang bersumber dari luar dirinya yang nampaknya
tidak begitu menggoda, Namun dosa yang satu ini begitu menggoda dan nampaknya
godaan yang menjadi sebuah perbuatan dosa, sebagaimana yang dikatakan Paulus
pada ayat 18,” dosa terhadap dirinya dalam cara-cara yang tidak
dilakukan oleh dosa-dosa lainnya. Dosa ini membawa keterikatan yang
mengerikan, pelumpuhan kekuatan
yang mengerikan.
“Bahkan Daud meneriakkan kejijikannya (Maz 51:2 “Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!) setelah melakukan perzinahan dengan Betsyeba, tentang dirinya yang menjadi lemah, tentang semua sumber kehidupannya mongering didalam dirinya. Berteriak tentang kesendiriannya, dan kesedihannya, dan kehancurannya, dan derita batinnya. Dan menghabiskan seluruh hidupnya dalam keadaan yang tidak pernah dapat keluar sepenuhnya dari derita batinnya. Dosa ini menghancurkanmu dikedalaman dirimu, dosa seksual menghancurkan hubungan menjadi berkeping-keping, dosa seksual menghancurkan kepercayaan, ini adalah dosa yang menghujam kedalaman jiwa dan sangat luar biasa.
“Jadi akankah anda bersatu dengan Kristus didalam dosa
seperti itu?” Itulah pertanyaan yang ditanyakan Paulus. Hal yang ketiga membawa kita dari Tuhan
kepada Kristus dan Roh Kudus. Ayat 19,” Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari
Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar.” Sehingga disini Paulus sedang berkata, ketika
anda melakukan dosa seksual, anda menentang
fakta bahwa Tuhan adalah yang
memiliki tubuhmu.
Sang Juru selamat yang dengannya anda bersatu dan Roh Kudus adalah pemilik tubuhmu-bait Allah yang hidup. Kemudian secara harfiah, Daud menyampaikannya dengan baik sekali dalam Mazmur 51,” Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa.” Dan dosa ini, khususnya, dan itu adalah dosa dimana Daud sedang perkatakan, adalah sebuah dosa yang melawan Tuhan dalam proporsi yang sangat besar berimplikasi pada keseluruhan trinitas dalam keberdosaannya.” Dapatkan anda, kata Paulus, mengabaikan fakta bahwa Tuhan memiliki rencana kekekalan bagi tubuhmu dan tubuh itu milik Tuhan? Dapatkah anda mengabaikan fakta bahwa dalam dosamu anda sedang menyatukan Kristus dengan seorang pelacur? Dapatkan anda memandang hina tempat bernaung Roh Kudus?” Anda harus melihat dosa itu mengerjakan apa,” Itulah yang Paulus sedang katakana. Ini bukan sekedar sebuah kesalahan. Ini bukan hanya keterikatan yang kecil. Ini bukan sekedar perbuatan biologis. Ini bukan semata peristiwa biologis. Ini adalah sebuah penistaan terhadap diri Tuhan sendiri.
Oleh karena itulah pada ayat 20, “Sebab kamu telah dibeli
dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.”
“Percabulan, Efesus 5:3 berkata,” Janganlah hal itu disebutkan diantaramu.”
Ibrani 13:4,” Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan
janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah
akan dihakimi Allah.” Bagaimana jika anda telah menyimpang dengan melakukan?
Ya. Ada orang
yang akan datang dan berkata, “dosa ini dapat diampuni.” Apa yang tak mereka
perhitungkan adalah bahayanya, perbudakan oleh dosa itu dan penyimpanganya.
Tidak ada jalan untuk meloloskan diri
dari konsekuensi-konsekuensinya. Secara pribadi, lari dari
konsekuensi-konsekuensinya. Pertimbangkanlah bahwa tubuhmu dalam kepemilikan
Tuhan. Tubuh disatukan dengan Juru selamat dan berdiam Roh Kudus didalamnya.
Dan dengan pandangan yang kudus ini atas tubuhmu sendiri, jika anda memiliki
cinta yang seperti apapun kepada Tuhan dan kepedulian yang bagaimanapun
terhadap natur Tuhan yang kudus, anda tidak akan melanggar firmannya dalam area
ini.
Sexual
Purity In Church, by John MacArthur
| Martin Simamora
No comments:
Post a Comment