Mereka Berpegang Pada Hukum Sunat
“Mereka
berpegang pada hukum sunat” memberikan kepada kita sebuah petunjuk yang berhubungan dengan identitas
dan natur guru-guru palsu yang menimbulkan kesulitan pada gereja-gereja di
Kreta. Hal ini tidak hanya memberitahukan kepada kita pada salah satu
sumber-sumber pengajaran palsu yang sedang dipromosikan, tetapi naturnya sebagai sebuah sistem legal dengan melaksanakan perintah/ hukum yang diupayakan
untuk ditambahkan pada karya anugerah Tuhan dalam Kristus. Secara literal, teks
ini berkata,”khususnya bagi mereka yang melakukan sunat” (peritome). Kata benda
ini muncul sebanyak 36 kali, 31 diantaranya dalam surat-surat atau
epistel-epistel Paulus. Kata ini dapat bermakna : hak melakukan sunat itu
sendiri (Yohanes 7:22), fakta menjalani sunat (Filipi 3:5), atau kata ini dapat
menjadi sebuah sinonim untuk orang-orang Yahudi dan bahkan untuk orang-orang
Kristen Yahudi karena mereka mempraktekan sunat sebagai sebuah ritual keagamaan
(missal Kisah Para Rasul 10:45; 11:2; Galatia 2:9-13; Titus 1:10).
Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya :
Statistik kata yang diperlihatkan diatas tadi memperlihatkan
bahwa kelompok kata sangat penting terutama dalam epistel-epistel Paulus dan
Kisah Para Rasul, dimana kata tersebut mengilustrasikan ketegangan antara Paulus dengan
pihak sunat. Pada komunitas Kristen mula-mula ada sebuah ketegangan antara “hoi
ek peritomes pistoi”, orang-orang percaya diantara orang-orang bersunat, missal
orang-orang Kristen Yahudi (Kisah Para Rasul 10:45; bandingkan dengan Kisah
Para Rasul 11:2; Roma 3:30; Galatia 2:12; Kolose 4:11; Titus 1:10), dan “hoi
legomenoi akrobysta”, mereka yang
disebut tidak bersunat, missal orang-orang Kristen non Yahudi (Efesus 2:11;
bandingkan dengan Kisah Para Rasul 11:3; Roma 4:10; 1 Korintus 7:18). Dua
kelompok ini, dikaitkan secara khusus dengan Petrus dan Paulus, yang secara
terus-menerus berkonflik, karena orang-orang Kristen Yahudi bersikukuh bahwa
sunat diperlukan untuk keselamatan :” Jikalau kamu tidak disunat menurut adat
istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." (Kisah
Para Rasul 15:1; bandingkan dengan Kisah Para Rasul 15:5, dimana sunat dan
menjalankan Hukum saling terkait). 61
Penggunaan
istilah sunat oleh Paulus merujuk pada perintah bagi orang Yahudi untuk
memperhatikan isu-isu semacam ini adalah
jantung pengajaran palsu yang dihadapi jemaat di Kreta (Yunani)—sebuah bentuk menjalankan
ketentuan-ketentuan dalam agama
Judaistik yang ditambahkan kedalam iman didalam Kristus untuk mendapatkan
keselamatan dan penyucian, juga merupakan mitos-mitos orang Yahudi yang akan
kita diskusikan dibawah nanti (lihat Titus 1:14; 1 Timotius 1:4;4:7; 2 Timotius
4:4)
Hal apakah yang kita bawa kepada Tuhan ketika kita datang
kepadanya untuk memiliki keselamatan yang Tuhan tawarkan kepada kita didalam
Kristus? Hanya dosa kita—Titik!! Tidak ada yang lain, sama sekali tidak ada
yang dapat kita bawa untuk memiliki keselamatan dalam hal ini kehidupan
kekal atau kapasitas untuk diubahkan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Lutzer dengan sangat baik :
Kepada orang yang berkata, Aku ingin melakukan sesuatu terhadap hubungan yang hancur dengan Tuhan,”anugerah berkata,”jika anda sungguh-sungguh mengerti masalah-masalah ini, anda tidak akan berkata seperti itu. Tuhan telah melakukan sesuatu terhadap hubunganmu yang hancur dengan Dia, dan satu-satunya hal yang dapat anda lakukan adalah merendahkan diri anda dan menerimanya!”
Kepada orang yang berkata, Aku ingin melakukan sesuatu terhadap hubungan yang hancur dengan Tuhan,”anugerah berkata,”jika anda sungguh-sungguh mengerti masalah-masalah ini, anda tidak akan berkata seperti itu. Tuhan telah melakukan sesuatu terhadap hubunganmu yang hancur dengan Dia, dan satu-satunya hal yang dapat anda lakukan adalah merendahkan diri anda dan menerimanya!”
Mari saya perjelas. Ketika anda datang kepada Kristus, anda
tidak datang untuk memberi, anda datang untuk menerima. Anda tidak datang untuk
mencoba melakukan yang terbaik, anda datang untuk percaya. Anda tidak
datang hanya semata ditolong, tetapi
diselamatkan. Anda tidak datang untuk dibuat menjadi lebih baik (walaupun
memang ini terjadi), anda datang agar menjadi hidup.
Augustus Toplady memiliki ungkapan yang tepat :
Tiada apapun didalam tanganku yang kubawa,
Semata kepada salib-Nya aku terpaut erat;
Telanjang, datang kepada-Nya untuk dikenakan pakaian,
Tak berdaya, berharap pada-Nya untuk mendapatkan anugerah;
Busuk, Aku terbang ke kolam mata air;
Basuhlah aku, Juru selamat, atau Aku mati!
[Nothing in my hands I bring,
Simply to Thy cross I cling;
Naked, come to Thee for dress,
Helpless, look to Thee for grace;
Foul, I to the fountain fly;
Wash me, Savior, or I die!]
Simply to Thy cross I cling;
Naked, come to Thee for dress,
Helpless, look to Thee for grace;
Foul, I to the fountain fly;
Wash me, Savior, or I die!]
Anda tidak datang kepada Kristus untuk membuat sebuah janji, anda datang untuk bergantung pada janji-Nya. Janji-Nya adalah kesetiaan Tuhan dan bukan oleh janjimu yang memberikan hadiah anugerah. (62)
Praktek-Praktek atau Perbuatan-Perbuatan Guru-Guru Palsu
(1:11-12)
1: 11 Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena
mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk
mendapat untung yang memalukan. 1:12 Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka
sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas,
pelahap yang malas."
Yang "HARUS" terkait Guru-Guru Palsu
:”Mereka harus dibungkam”
“Siapa yang mulutnya harus ditutup” menunjukan kepada kita,
tanggungjawab baik kepada Titus dan para tua-tua di semua jemaat orang percaya.
Sebab ada keharusan moral bagi para tua-tua untuk menjadi orang-orang yang
memegang dengan kokoh pesan yang setia (1:9), sehingga ada keharusan moral bagi
orang-oran ini untuk membungkam guru-guru palsu. “Dibungkam” adalah sebuah kata
yang langka, epistome, yang bermakna
“mengekang” dan kemudian secara metafora bermakna “ menghentikan mulut itu,
membuat mulut itu diam.” 63 Setidaknya ada dua tanggungjawab disini :Para penentang ini harus ditolak peluangnya untuk
menyebarkan pengajaran-pengajarannya didalam gereja-gereja; istilah ini juga
mencakup membungkamkan mereka dengan sebuah penolakan yang logis atas
pandangan-pandangan mereka, membuat penyebaran lebih jauh menjadi tidak mungkin
untuk dilakukan.”64
“karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan
yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan” ini memberitahukan
kepada kita natur aktivitas menghasut dan mengapa mereka harus dibungkam.
Disini kita menemukan lebih banyak lagi petunjuk yang berkaitan dengan
identitas mereka. Disini kita melihat motif “untung yang memalukan,” metodenya “mengajarkan yang tidak-tidak (yang
tidak seharusnya)” (doktrin palsu), dan akibat yang luas,” mereka mengacaukan
banyak keluarga.”
Motif Guru-Guru Palsu, “Memperoleh keuntungan dengan cara
yang tidak jujur”
Kita memiliki sebuah perkataan atau ungkapan di negeri ini
yang kerap digunakan ketika ada sejumlah pertanyaan mengenai legitimasi pengejaran atau aktivitas yang dikarenakan
motif-motif financial. Motifnya “mengikuti uang” sementara uang bukan akar dari
semua kejahatan, cinta uang yang menjadi akarnya. Salah satu dari
kualitas-kualitas karakter yang krusial dan identifikasi untuk gembala sejati atas jemaat Tuhan adalah kemurnian
motif-motif yang tidak hanya dalam soal uang (bandingkan dengan 1 Timotius 3:3; Titus 1:7 dan 1 Petrus 5:2),
tetapi semuanya membentuk agenda-agenda
yang berpusat pada diri sendiri—kedudukan, kuasa, pujian dan
kepemilikan-kepemilikan, dan sebagainya (lihat 1 Tesalonika 2:1 dan
seterusnya). Ini selalu menjadi sebuah
hal jahat yang telah mengancam kepemimpinan yang saleh apakah dalam politik
atau rohani.
"Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. [Yehezkiel 34:2-3]
Pada bagian firman
Tuhan diatas ini merjuk kepada para pemerintah, prinsipnya sama.
Para pemimpin Israel tridak melayani kawanan domba mereka. Kesalahan pertama mereka adalah menempatkan kepentingan-kepentingan mereka sendiri diatas orang-orang Israel (ayat-ayat 2 dan 3). Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Raja-raja Israel telah menambahkan kekayaan mereka dengan membebankannya pada rakyatnya. Mereka memandang kawanan domba sebagai sumber kemakmuran untuk dieksploitasi ketimbang sebuah kepercayaan untuk dilindungi. 65
Secara khusus, Paulus tidak hanya memandang pelayanan
sebagai sebuah kepercayaan dari Tuhan yang harus dijaga dengan perhatian yang
besar, tetapi menasehatkan yang lain untuk mengikuti teladannya (lihat 1 Kor
4:1-2; 9:17; 1 Tim 1:18; 6:20; 2 Tim 2:2; Tit 1:7). Para guru Firman memiliki
sebuah hak untuk menerima upah dari pelayanan mereka, tetapi mereka harus
berhati-hati terhadap motif-motifnya (lihat 1 Kor 9:4 dan seterusnya; Gal 6:6;
1 Timotius 5:17-18). Motifnya haruslah kemuliaan Tuhan , kasih bagi Tuhan dan
pelayanan yang mengasihi orang-orang.
Metode Guru-Guru Palsu :”Mengajarkan
apa yang seharusnya tidak diajarkan”
Omong kosong mereka tak diragukan lagi diperlihatkan dalam
pengajaran-pengajaran yang tak jelas sehingga
penting bagi kebaikan rohani berbagai gereja yang mengikuti pengajaran
mereka. Tetapi pengajaran mereka berisikan hal-hal yang seharusnya tidak boleh
diajarkan, misal legenda-legenda dan aturan-aturan legalistic yang tidak
selaras dengan pengajaran yang sehat dan bersumber dari Kitab suci. Mereka tak
diragukan lagi mengklaim mengajarkan firman dari Kitab Suci, tetapi
pengajarannya melenceng jauh. Jelas sangat mencengangkan orang-orang yang berpikir bahwa mereka telah keluar
dari kitab suci! Mereka memulai dengan
Alkitab dan kemudian menspiritualisasikannya, menarik keluar ayat-ayat itu
keluar dari konteksnya sama sekali, dan kemudian memasukan ide-ide mereka
kedalam teks-teks firman. Pada dasarnya,mereka menolak penjelasan yang terang
benderang yang dapat ditemukan didalam Alkitab itu sendiri tentang berisikan apa
sajakah kebenaran itu.
Dr. David Cooper dulu pernah berkata,”Ketika makna sederhana
dari Kitab Suci menjadi dapat
dimengerti, jangan lagi cari pengertian lain.” Tidak lagi diperlukan
“pengertian-pengertian yang lebih mendalam” untuk pengajaran-pengajaran Firman
Tuhan yang sederhana seperti sebuah pendekatan terhadap Alkitab yang memampukan
“mahasiswa” menemukan hal-hal lainnya
yang dia cari! 66
Hal ini mengingatkan kita bahwa kita harus selalu seperti
orang-orang Berea
yang menyelidiki firman Tuhan setiap hari untuk mengetahui jika apa yang telah
diajarkan sesuai dengan kitab suci.
Terkait hal ini, Lukas menuliskan : “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada
orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala
kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui,
apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi
percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan
laki-laki Yunani. (Kisah Para Rasul 17:11-12)
Guru-guru palsu selalu saja menyalahgunakan Alkitab (seperti
menyomot ayat keluar dari konteksnya) atau menambahkannya (dengan sejumlah
aturan atau kewajiban agamawi yang harus dijalankan agar layak) atau membuangnya (seperti
menyangkal kecukupan didalam Kristus).
Bersambung ke Bagian 3
Study By: J. Hampton Keathley, III | Martin Simamora
No comments:
Post a Comment