In Pictures: 11 Ways To Sniff Out A Liar - Forbes.com |
Dampak Beruntun
dari Guru-Guru Palsu :”Mereka Mengacaukan Banyak Keluarga”
Karena pernyataan yang singkat dan langsung kepada pokoknya,
tidak jelas apakah istilah “keluarga” disini meerujuk kepada gereja-gereja
sebagai struktur atau merujuk
keluarga-keluarga didalam gereja. Jika keluarga disini merujuk pada struktur atau organisasi gereja, maka ini
menggambarkan pengaruh yang luar biasa buruknya dari guru-guru palsu yang telah
diberikan kesempatan untuk mengajar (bandingkan dengan peringatan di 2 Yohanes 7-11), jika kata “keluarga” merujuk
pada keluarga-keluarga, maka ini dapat
memperlihatkan pada efek pengajaran palsu
yang dibawa kedalam rumah dan kedalam lingkup keluarga dan dipromosikan
oleh para ayah sebagai kepala rumah tangga.
Bacalah terlebih dahulu bagian-bagian ini sebelumnya:
- Gereja Waspadalah (1) : PARA PENYESAT Tampil Diatas Mimbar Terhormat!
- Gereja Waspadalah (2) : PARA PENYESAT Memanipulasi Jemaat !
Kata Yunani untuk “keluarga-keluarga” adalah kata berbentuk plural "oikos" yang berarti
“rumah, rumah tangga, keluarga.” Kata oikos kerap merujuk pada sebuah keluarga yang bisa
meliputi pembantu-pembantu rumah tangga. Namun pernyataan ini dapat juga
merujuk pada doktrin yang diusung guru-guru palsu, melawan konsep-konsep alkitabiah
terkait rumah tangga atau keluarga.” Menimbangnya dengan Titus 2:1-10,
pengajaran mereka menghasilkan sebuah perendahan terhadap pengakuan pola-pola
perilaku dalam ragam hubungan sosial. Demikian juga halnya dengan kata “seluruh” disini hendak menunjukan bahwa pengaruh doktrin
itu bersifat menyeluruh…”67 “Kekacauan” berasal dari kata yang jarang digunakan dalam
bahasa Yunani “anatrepo” yang berarti “membelokan/melencengkan, mengecewakan, menghancurkan,
merusakan.” Penekanan kata ini pada efek-efeknya yang merusak secara luar biasa pada
banyak keluarga atau rumah
tangga.
Kebiasaan Hidup Guru-Guru Palsu, “Selalu Berbohong, Binatang buas, Pelahap malas,”
Dengan pernyataan,” Seorang dari kalangan mereka, nabi
mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang
buas, pelahap yang malas,” Rasul Paulus sedang menyebutkan seorang Kreta
terdahulu dan guru agama-agama purba dengan tujuan untuk menyibakan karakter
dan kebiasaan hidup para guru palsu itu sendiri
Guru-guru palsu Kreta ini secara keseluruhan lebih berbahaya karena
mereka dikenal dengan tabiatnya yang memangsa orang-orang. Sebagai
bukti, Paulus mengutip sebaris kalimat dari Epimenides (abad ke 6-5 Sebelum
Masehi), seorang yang dihormati di Kreta
sebagai seorang sastrawan, nabi dan reformator agama. Alkitab versi NIV
mengatakanya, “Salah satu dari nabi-nabi mereka,”menyatakan bahwa Kreta
berbangga dengan sejumlah nabi seperti mereka, sebuah nilai yang tidak
diperlihatkan oleh Paulus. Aslinya bagian ini berbunyi, “Salah satu dari mereka,
nabi mereka sendiri,”menekankan bahwa tuduhan yang disebutkan itu berasal dari
seseorang yang memiliki pengetahuan yang sangat baik mengenai masyarakatnya
sendiri dan yang ditinggikan oleh mereka sebagai seorang “nabi.”
Paulus bersedia mengambil evaluasi semacam ini agar dapat menggarisbawahi otoritasnya terhadap penilaiannya yang sangat tajam. Kutipan ini membangun sebuah gambaran yang memperlihatkan bahwa Paulus bukanlah seorang yang anti terhadap orang Kreta. Hal ini membuat orang-orang Kreta berada dalam dilema yang tajam. Orang –orang Kreta harus mengakui kebenaran fakta tuduhan Paulus terkait diri mereka atau menyangkalinya dan membuat nabi mereka sendiri menjadi seorang pembohong. 68
Paulus bersedia mengambil evaluasi semacam ini agar dapat menggarisbawahi otoritasnya terhadap penilaiannya yang sangat tajam. Kutipan ini membangun sebuah gambaran yang memperlihatkan bahwa Paulus bukanlah seorang yang anti terhadap orang Kreta. Hal ini membuat orang-orang Kreta berada dalam dilema yang tajam. Orang –orang Kreta harus mengakui kebenaran fakta tuduhan Paulus terkait diri mereka atau menyangkalinya dan membuat nabi mereka sendiri menjadi seorang pembohong. 68
Pada
zaman kuno, kalimat ,”mempermainkan orang Kreta” berarti “berbohong” atau “to Cretanize
(yun. Kretizein) bermakna “berbohong.” Pada ayat selanjutnya Paulus akan menegaskan pernyataan mengenai
penduduk Kreta adalah benar, yang mengingatkan kepada kita sebuah kebenaran
yang penting. Tanpa anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus, semua masyarakat dan
budaya cenderung melanjutkan karekater mereka yang telah terjatuh kedalam dosa.
Alexis de Tocqueville (1805-1859) , seorang
pelancong Prancis, sejarahwan, dan politisi melakukan
perjalanan ke Amerika untuk melihat apa yang membuat Amerika kokoh dan
berdasarkan pengamatan-pengamatannya, dia diyakinkan bahwa sumber kebesaran Amerika terletak di mimbar-mimbar
yang bersalutkan kebenaran. “Alexis memberikan
apresiasi positif yang begitu besar terhadap kesuksesan Amerika yang
begitu besar, terhadap karakteristiknya yang religius; Negara ini kemudian
disebut sebuah Negara dengan “jiwa yang
berasal dari gereja.”69 Kini, kita nyaris kehilangan semua karakter tersebut
karena kita terus melenceng dan semakin
melenceng saja dari Tuhan dan Alkitab. Salah satu dari berbagai produk moderenisasi yang menghancurkan adalah bahwa
keyakinan-keyakinan, nilai-nilai luhur
dan tradisi-tradisi yang dahulu pernah menghidupi bangsa ini, bangsa Amerika
yang disiplin dan menjaga dirinya—hal-hal yang
sejak lama telah menjadi sentral bagi karakter demokrasi
Amerika—sekarang kehilang kekuatan
pendorong untuk membentuk ata mengarahkan budaya kita sebagai yang pernah
terjadi dimasanya.
Pernyataan Paulus, dengan meminjam perkataan seorang nabi
mereka sendiri merupakan sebuah bukti, tudingan yang sangat menyengat!
Disini dahulu ada sebuah kelompok orang
, seperti juga lazimya yang kita lihat di Amerika masa kini, yang pada
dasarnya hidup sesuai selera mereka. Dan kata –kata sifat yang digunakan
disini sangat menghujam.
Guru-guru palsu ini tidak hanya
sekedar “pembohong-pembohong,” tetapi juga “selalu pembohong-pembohong”,
tidak hanya “binatang-binatang,” tetapi “binatang-binatang buas,” tidak hanya
“pelahap-pelahap,” tetapi “pelahap-pelahap yang malas.” Sebagaimana dikemukakan
oleh Wiersbe,” Mereka adalah para selebriti/pesohor,
bukan pelayan-pelayan. Mereka menjalani kehidupan selebiriti dengan biaya/uang yang berasal dari para
pengikutnya, dan (wajar bagi karakter manusia) para pengikut mereka
menyukainya!”70. Bukankah ini adalah sebuah gambaran yang mengisahkan apa yang
sedang kita saksikan berlangsung dewasa ini dan
kerap terjadi dengan mengatasnamakan Kekristenan?
Bersambung ke Bagian 4
Study By: J. Hampton Keathley,
III | Martin Simamora
No comments:
Post a Comment