Pastor Kong Hee (white shirt) allegedly used church money to fund the singing career of his wife (L) (AFP, Roslan Rahman) |
Pendiri salah satu
gereja terkaya di Singapura dituntut di pengadilan pada Rabu (27/6) lalu dengan tuduhan melakukan pemindahan dana secara
diam-diam yang jumlahnya mendekati 19 juta
dolar dari uang jemaat untuk mendukung
karir musik isterinya.
Berita Terkait :Penjelasan COC Terhadap Skandal Kejahatan Keuangan Yang Menjerat Pastor Kong Hee
Berita Terkait :Penjelasan COC Terhadap Skandal Kejahatan Keuangan Yang Menjerat Pastor Kong Hee
Pastor Kong Hee, 47, menghadapi tiga tuntutan “kejahatan yaitu berupa pelanggaran wewenang yang diterimanya sebagai fidusiari (penerima wewenang)
“ terkait penyalahgunaan dana-dana gereja CHC, salah satu gereja terbesar di
Singapura dengan anggota yang mencapai 30.000.
Kong telah didakwa “melakukan penyalahgunaan wewenang penggunaan uang gereja secara
ilegal dengan menyalurkannya untuk penggunaan yang tidak diotorisasi padanya” yang bersumber dari dana pembangunan gereja selama beberapa tahun untuk mendukung
karir musik isterinya Ho Yeow Sun, yang berupaya untuk menjadi seorang bintang
musik di Amerika Serikat.
Gereja yang memiliki afiliasi-afiliasi di Negara-negara
tetangga Malaysia dan Negara-negara lainya,
dikenal dengan ibadah-ibadahnya yang meniru konser-konser musik pop.
Isteri pastor yang sekarang
memasuki usia awal 40 an ini, berharap menjadi bintang internasional akan
dapat membantu penyebaran pesan-pesan gereja, menurut sejumlah laporan media
Singapura sebelumnya.
Empat eksekutif gereja lainnya telah didakwa pada Rabu lalu
sebelum sebuah pengadilan distrik memberikan bantuan kepada Kong dan menghadapi
dakwaan-dakwaan lainnya untuk
tuduhan penyalahgunaan wewenang penggunaan uang gereha secara ilegal dengan menyalurkan/memakai jutaan dolar dari
dana-dana gereja untuk penggunaan yang tidak diotorisasi.
Kong dan empat lainnya telah ditahan pada Selasa lalu oleh
Commercial Affairs Department, sebuah unit
polisi yang dibentuk untuk memerangi kejahatan kuangan, dan terancam
hukuman seumur hidup serta juga denda bila terbukti.
Mereka telah dicopot dari posisi mereka masing-masing di gereja dan telah dibebaskan dengan jaminan 500.000 dolar
untuk setiap orang, dan paspor mereka
disita oleh negara.
Pada selasa, para petugas berwenang negara mengawasi
dana-dana derma yang diperkirakan membuat Kong terlibat penyalahgunaan 23 juta
dolar Singapura (18 juta dolar AS) dana gereja tetapi dalam lembar dakwaan yang
diajukan pada Rabu, total uang yang diselewengkan oleh Kong melonjak menjadi 24
juta dolar Singapura, sebagaimana diberitakan AFP
Menurut dokumen-dokumen pengadilan, dana-dana gereja telah
disalurkan melalui “ investasi-investasi bond palsu” pada dua perusahaan, yang
pada kenyataannya adalah “transaksi-transaksi palsu”.
“Transaksi-transaksi itu dilakukan oleh para tertuduh dengan tujuan untuk menutupi penyimpangan
Dana Pembangunan Gereja untuk mendanai karir musik Sun Ho…serta juga sejumlah
tujuan lainnya yang tidak diotorisasi,” ungkap dokumen tersebut.
City Harvest tercatat di negara/pemerintah Singapura sebagai sebuah badan derma. Penahanan ini dilakukan setelah
polisi melakukan investigasi selama dua tahun.
Kong hadir di ruang pengadilan yang dipernuhi pandukungnya
serta juga media setempat, berdiri dengan ekspresi mencekam ketika
dakwaan-dakwaan dibacakan terhadap diri pastor Kong.
Seusai sidang, Kong
melangkah keluar sambil
menggandeng tangan isterinya, menolak untuk berbicara kepada media dan
jemaatnya membukakan jalannya dan
menghalau para jurnalis dan berupaya
mencegah para fotografer mengambil gambar-gambarnya.
Pasangan ini telah menjadi selebriti kecil di Singapura setelah
peresmian gereja, dengan nilai aset bersih
berdasarkan laporan resmi mencapai 103 juta dolar Singapura pada 2009.
Pihak-pihak berwenang pemerintah Singapura berhasil
membongkar bahwa para pemimpin badan
amal didapati terlibat dalam berbagai penyimpangan.
Pada 2009, seorang pendeta Buddha terkenal telah dipenjara
selama 6 bulan karena penyalahgunaan dana-dana rumah sakit dan membohongi otoritas-otoritas negara Singapura.
Mantan
Jemaat City
Harvest Church
Ungkapan Tekanan Untuk Mendonasi “Sebanyak yang Kita Bisa”
City
Harvest Church
(CHC) bermula sebagai sebuah kelompok studi
Alkitab yang sederhana
beranggotakan 20 orang pada dua dekade lampau.
Dikelola oleh muka baru
seorang lulusan National University of Singapore bernama Kong Hee pada 1989,
gereja ini bertumbuh dengan cepat, mengubahkan banyak orang muda dan
individu-individu yang bersemangat kepada iman Kristen, sebagaimana dilaporkan Yahoo!News
Puncaknya terjadi pada 2009, kelompok religius ini, yang
kemudian didaftarkan sebagai sebuah badan amal, terhitung memiliki 33.000
pengikut.
Banyak diantara mereka mampu mengguncangkan hal-hal di
Singapore Expo dimana ibadah-ibadah dilangsungkan, berulang-ulang Kong Hee
meneriakan “Halleluyah!” Kong adalah seorang tokoh utama gerakan
kharismatik di Singapura.
Dalam wawancara-wawancara dengan Yahoo!Singapura jemaat dan
mantan jemaat mengisahkan kembali pengalaman-pengalaman mereka bersama dengan CHC, yang kini sedang
dalam sorotan setelah Kong dan empat anggota utama pelayanan tersebut dikenakan
tuntutan hukum penyalahgunaan dana-dana gereja untuk membiayai karir isterinya
seorang bintang pop.
“Saya pikir salah satu
dari banyak faktor yang menarik orang ke gereja kami adalah bagaimana
pelayanan-pelayanan diselenggarakan,” tutur Michelle Weers anggota jemaat CHC
berusia 22 tahun. “Pujian dan penyembahanya dinamis, injil dikhotbahkan secara
kreatif.”
Disamping mengadakan ibadah mingguan dalam bahasa Inggris,
Mandarin dan berbagai dialek lainnya, CHC CHC juga melayani warga Indonesia, warga Filipina, anak-anak dan
mereka yang mengalami keterbelakangan
intelektual.
Sekitar 46% jemaat berusia dibawah 25 tahun, berdasarkan
statistik-statistik yang disediakan oleh gereja pada 2010. Dengan usia
rata-rata 24 tahun, mayoritas pengunjung
gereja ini diyakini para profesional muda berusia 25 hingga 35.
Hampir semuanya, jika
tidak semuanya, para pengikut CHC juga sangat tertarik kepada pendiri gereja
kharismatik ini, seorang pria yang mereka katakan sebagai “bertalenta” dan
“menginspirasi” dan yang selalu “mengeluarkan kehidupan dari apa yang dia
khotbahkan”.
“Dia seperti bapak rohani
kami,” ujar James Yeo, anggota
aktif CHC selama lebih dari delapan tahun. “ Dan sebagai pastor senior kami, dia benar-benar melakukan
apa yang dia khotbahkan, dan bertindak sebagai teladan bagi kita semua.”
Disuarakan oleh seorang eksekutif berusia 28 tahun yang
dikenal sebagai nona Ong, “ Saya percaya bahwa doktrin-doktrin dan khotbah
dari pastor KH yang membuat banyak orang terus datang dan anggotanya bertahan
sekalipun berbagai guncangan melanda sepanjang tahun-tahun.
“Injil Kemakmuran” CHC
Dana-dana gereja bertumbuh seiring meningkatnya keanggotaan.
Aset-aset bersih ditaksir mencapai 103
juta dolar.
Anggota-anggota yang mendengarkan Kong, usia 47, akan
membuka dompet mereka dengan lebar
untuk diberikan kepada gereja.
Pastor ini kerap menggkhotbahkan apa yang dikenal sebagai
“Injil kemakmuran”-orang menuai apa yang
ditabur, menerima kembali atau
menuai hingga 100 kali lipat.
Dalam sebuah video salah satu dari khotbah-khotbahnya yang
dimuat di Youtube pada tahun 2008, Kong menekankan bahwa proklamasi iman
seseorang “harus ditopang dengan pemberian kita” dan, jika tidak dilakukan,
pastilah tidak menghasilkan apa-apa.
Saksikan video berikut ini :
Saksikan video berikut ini :
“Apa yang kita berikan setiap minggu adalah ukuran nilai
yang anda tempatkan pada Tuhan dan juru selamatmu Yesus Kristus,” ujarnya
kepada jemaat. “Kita dapat mengangkat
kedua tangan kita kepada Tuhan untuk menyembah Tuhan, tetapi apabila
persepuluhan masih berada didalam dompet-dompet kita, lantas persepuluhan itu tidak dibayarkan. Maka
pujian-pujian kita hampa. Kata-kata kita tidak bermakna. Karena tidak ada nilai
untuk menopangnya.”
Laman donasi online CHC, yang memungkinkan para jemaat dan
masyarakat yang ingin memberikan persembahan melalui eNets dan kartu kredit,
juga menyatakan bahwa gereja meyakini
pemberian seseorang adalah “ sebuah bentuk penyembahan kepada Tuhan”.
Namun tidak semua yang memercayai pengajaran ini, yang secara
perlahan berubah menjadi sasaran banyak kritik. Beberapa anggota CHC ahirnya
keluar sebagai jemaat.
“Saya telah bergabung dengan gereja ini pada mulanya karena dia (Kong) berkhotbah dengan baik dan tahu bagaimana
untuk menciptakan sebuah program yang
menarik minat anak-anak muda,” ujar Terence Lee, 26 tahun, yang pernah menjadi
jemaat gereja ini selama tujuh tahun hingga 2010.
Menyebutkan “lemahnya transparansi” dalam menjalankan gereja
sebagai alasannya untuk keluar dari CHC, Terence yang berprofesi sebagai
asisten editor ini bercerita bahwa ia
tidak lagi dapat menyetujui dengan doktrin gereja, yang ia rasakan sekarang ini
berdasarkan pada “interpretasi Alkitab yang lemah bercampur dengan gayanya sebagai guru spiritual Alkitab”.
Seorang mantan pemimpin kelompek sel , yang menolak untuk
disebutkan namanya, juga membenarkanya “ ada tekanan yang jelas-jelas dilakukan
untuk memberikan uang kepada
gereja”, khususnya kepada
anggota-anggota gereja yang lebih muda.
“Mereka yang secara konsisten memberikan lebih banyak akan
diapresiasi; mereka yang tidak memberi terlalu banyak akan “ diberi dorongan
yang lebih kuat” setiap minggu untuk
memberikan “sebanyak yang anda bisa”, jelasnya kepada Yahoo! Singapura. “Kita
selalu dikatakan bahwa Tuhan akan memperkaya mereka yang memberikan uang dalam
jumlah yang lebih besar.”
Seorang Marketing Executive, Mary Lim juga merasakan tekanan
itu. Mary yang berusia 29 tahun ini pada ahirnya memilih untuk keluar dari
organisasi keagamaan ini tiga tahun lalu ketika ia menjadi tertekan karena ia
tidak dapat memberikan cukup banyak.
“Ketika kita mendaftar, mereka akan memberikan kepada kita
formulir-formulir, formulir-formulir GIRO, mendorong kita untuk mendonasi
kepada CHC melalui GIRO untuk memastikan persepuluhan kita diberikan secara
teratur,” kenangnya.
Temanya yang masih menjadi anggota CHC masih mendonasi
melalui GIRO, tambahnya. Tiga anggota CHC lainnu mengkonfirmasi hal ini.
Dukungan Berlanjut
Selama bertahun-tahun, CHC
telah dirundung oleh
kontroversi-kontroversi bagaimana CHC menggunakan dana-dana anggotanya.
Sembilan tahun setelah gedung gereja utama—2.300 tempat
duduk—selesai dibangun di Jurong Barat, CHC telah mengumumkan pada awal 2010
rencana-rencana besarnya untuk membangun auditorium dua lantai dengan 12.000
tempat duduk di Suntec Singapura untuk ibadah-ibadah dengan anggaran luar biasa besar 310 juta dolar.
Pertanyaan-pertanyaan
atas ambisi-ambisi besar mulai mengemuka di masyarakat dan media massa. Salah satunya,
haruskah organisasi-organisasi keagamaan, didaftarkan sebagai badan-badan amal,
diperbolehkan untuk melakukan investasi menggunakan apa yang pada intinya
merupakan-dana dari donatur?
Pada Maret 2010, Commisioner of Charities (COC) dan
Commercial Affairs Department melakukan pemeriksaan di CHC setelah menerima
keluhan-keluhan yang berisikan
tuduhan-tuduhan penyalahgunaan dana-dana gereja.
Meski kemudian,
gereja besar ini mengupayakan untuk mengamankan dana sebesar 22,9 juta pada November dengan
jaminan-jaminan bahwa dana ini ditujukan untuk dana pembangunan yang akan
dibayarkan untuk pembangunan gereja dengan nilai investasi 310 juta dolar di
Suntec Singapura, sebagaimana dilaporkan Strait Times pada 2011.
Ini mengakibatkan melorotnya jumlah jemaat
ditengah-tengah pemeriksaan polisi terkait kemungkinan penyalahgunaan dana-dana.
Jumlah jemaat secara perlahan berkurang ke sekitar 23.000, turun dari sebelumnya
33.000 setahun sebelumnya.
Sebuah investigasi yang
telah berlangsung dua tahun berahir pada Rabu kemarin dengan penangkapan
Kong dan anggota-anggota Senior CHC lainya dengan tuduhan penyalahgunaan dana
yang jumlahnya berkisar 24 juta dolar dari dana pembangun gedung CHC untuk
penggunaan yang tidak diotorisasi, adalah salah satu tuduhan yang dikenakan.
Sekalipun tidak ditahan
mereka tidak bolehkan dulu menjalankan fungsi-fungsi sebelumnya dalam CHC,
banyak anggota CHC mengatakan kepada
Yahoo!Singapura akan tetap memberikan
dukungan penuh kepada gereja dan pastor mereka.
“Gereja telah mengkhotbahkan tentang kemakmuran, tetapi itu
hanyalah salah satu aspek dari Injil,” ujar Weers, yang telah menjadi jemaat CHC selama 6 tahun.
“Pengajaran-pengajaran disampaikan
dengan injil sepenuhnya.”
Seorang siswa program undergraduate
di Singapore Institute of Management juga mengungkapkan bahwa “testimoni-testimoni yang disampaikan tidak selalu pada
berkat-berkat finansial,” bertolak belakang dengan apa yang banyak dituduhkan orang.
Ibu Lim, 50 tahun seorang ibu rumah tangga, seorang lainnya
yang memberikan kisahnya pada sentimen yang sama dan percaya sepenuh hati “ Tabur dan Tuai berasal
dari Prinsip Tuhan”.
Benih apapun yang kita taburkan, kita akan menikmati tuaian
yang sejenis—jika kita menabur kasih, kita akan menuai kasih; ketika kita
menabur uang, kita akan diberkati secara keuangan,” ujarnya.
“Tetapi ini lebih dari itu,” Lim segera menambahkannya.”
Pastor Kong telah berkhotbah tentang kasih, pengorbanan dan banyak area, ini
bukan hanya tentang uang.”
Tetapi seorang yang
telah menjadi jemaat selama dua tahun, yang menyumbang sekitar 500 dolar bagi CHC setiap bulan, berkisah
bahwa ia memahami darimana penyimpangan-penyimpangan itu datang, khususnya
karena “uang adalah soal yang sensitif”.
Tetapi posisi saya adalah orang memberi karena mereka ingin
memberikan kepada Tuhan. Dan kami tahu bahwa gereja akan melakukan
pekerjaan-pekerjaan baik dari apapun yang kita berikan.”
Sementara beberapa jemaat seperti Lim mengakui “kesalahan
Pastor Kong sudah terbukti”, banyak yang tetap menilai bahwa para pemimpin mereka
tidak bersalah dan menunjukan integeritas mereka secara meyakinkan.
Ini diungkapkan kelompok lainnya, James Yeo, “Saya
percaya bahwa tidak ada satu pribadipun
yang diuntungkan dari kasus ini, tidak seorangpun mengantungi uang apapun, dan
tidak ada yang mengambil uang dengan
cara menyalahgunakan wewenang dalam bentuk apapun.”
Merujuk kepada proyek kontroversial yang menjadi
jantung penyelidikan, James yang berusia 21 tahun ini menambahkan,
“Crossover bukan sebuah proyek yang dikerjakan
lima
orang, ini adalah proyek seluruh gereja. Anggota-anggota memberikan atas kemauannya dan dengan dukungan penuh
kepada apa yang dilakukan oleh Sun (isteri Kong)”.
AFP| Yahoo!News | Martin Simamora
AFP| Yahoo!News | Martin Simamora
No comments:
Post a Comment