Pelayanan
Filipus Terhadap Orang Samaria
8:4-8
Mereka yang tersebar itu
menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. Dan Filipus pergi ke
suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada
orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan
melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima
apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat
keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang
lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Samaria
dan penduduknya tidak asing terhadap injil-injil. Injil Yohanes (bab 4)
mencatat sebuah pertemuan yang sangat penting antara Yesus dan “wanita di
sumur.” Dalam catatan tersebut kita diberikan beberapa wawasan yang sangat relevan dengan
pandangan-pandangan orang-orang Samaria,
serta juga hubungan mereka yang tegang
dengan orang-orang Yahudi.
Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya :
Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya :
- Simon dan Simon (1) : Ketika Cultisme Menyusup Kedalam Gereja
Ketika Yesus melintasi Samaria dan diberi sebuah sambutan yang tidak bersahabat, beberapa murid Yesus meminta izin kepada Yesus untuk “ memerintahkan api turun dari langit” menimpai desa itu (Lukas 9:51-55). Yesus menceritakan “Orang Samaria yang baik,” yang sangat berbeda dengan kehangatan dan nafsu “kebencian” serta ketidakpedulian yang mengeras dari seorang imam Yahudi dan seorang Lewi (Lukas 10:30-37). Kala Dia pada mulanya melarang murid-muridnya untuk pergi ke Samaria dengan kabar baik, ini merupakan penganuliran Amanat Agung (bandingkan dengan Matius 10:5-6; 28:18-20).
Tetapi kedatangan Filipus di kota
Samaria
merupakan sebuah bagian dari sebuah
program yang jauh lebih besar, yang dikarenakan penganiayaan gereja yang
menyerakan orang-orang kudus. Perhatikan bahwa penyerakan atau penyebaran ini
terjadi dalam sebuah cara yang secara
tepat mengikuti ketentuan Kisah Para Rasul 1:8 :
”…kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
”…kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Dan gereja pun lahir
di Yerusalem (Kisah Para Rasul 1-7), menyebar melalui penganiayaan ke Yudea dan
Samaria (Kisah Para Rasul 8:1, dalam urutan
seperti ini), dan kemudian meluas (bandingkan dengan Kisah Para
Rasul 11:19-21; 13:1 dan seterusnya)
Mereka yang terpencar bisa jadi yang mengungsi dari Yerusalem dalam
ketakutan, tetapi walaupun demikian
berita injil diproklamasikan. Saya tidak berpikir bahwa Injil dikabarkan dalam kandungan yang melenceng, tetapi
disampaikan sebagai kebenaran yang tidak
dapat dirahasiakan. Tidaklah mengejutkan bagi saya bahwa beberapa orang kudus
yang melarikan diri dari Yerusalem bermaksud untuk tidak menyuarakan mengenai iman barunya pada Yesus sebagai Messias mereka, tetapi
ketika mereka berbicara dengan
orang-orang lain, mereka tidak dapat
berbuat lain selain dari menceritakan Yesus dengan tetangga-tetangga
baru mereka.
Seperti halnya Stefanus, tangan Tuhan dengan
penuh kuasa hadir dalam pelayanan
Filipus, Tanda-tanda hebat menyertai dan
meneguhkan khotbahnya, sehingga orang memberikan perhatian terhadap
berita yang disampaikannya. Diantara mujizat-mujizat yang terjadi adalah
eksorsisme atau pengusiran setan-setan dan penyembuhan orang yang lumpuh.
Seiring kuasa Tuhan didemonstrasikan dan Injil diterima, da sukacita besar di kota itu (ayat 8). “
Kebangkitan/Pemulihan Samaria” telah dimulai.
Masa Lalu Simon
dan Profesinya
8:9-13
Seorang yang bernama Simon
telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu
dan mentakjubkan rakyat Samaria,
serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. Semua orang, besar
kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah yang
terkenal sebagai Kuasa Besar." Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama
ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya. Tetapi sekarang mereka percaya
kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama
Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun
perempuan. Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia
senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat
tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.
Pada bagian sebelumnya, keseluruhan pelayanan Filipus telah
disarikan, dan sebuah ulasan umum telah disampaikan. Sekarang pada ayat-ayat
9-13, satu orang berada dalam sorotan, seorang penyihir bernama Simon. “Simon”
ini sebelumnya seorang yang memperdaya
orang-orang Samaria
dengan permainan sihirnya selama bertahun-tahun. Dia telah mengklaim dirinya
sebagai seorang yang hebat, tetapi mengenai hal ini nampaknya ia membiarkan
orang-orang untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan demikian.
Kesimpulan mereka, pengesanan yang sangat mahir dan diorkestrasikan oleh
Simon, inilah yang membuatnya menjadi “ Kuasa Tuhan yang Hebat.”
Pandangan-pandangan religius yang dianut orang-orang Samaria, dan fakta bahwa mereka juga turut
serta memiliki pengharapan Mesianik dengan saudara-saudara mereka orang-orang Yahudi
(bandingkan Yohanes 4:25), saya melihatnya bahwa Simon mengklaim menjadi lebih
dari sekedar seorang yang
mereprsentasikan Tuhan, tetapi dia sungguh-sungguh ilahi. Apakah ia memang ingin mengklaim menjadi Messias? Ini hal yang
tidak lazim, dan hal ini bisa jadi hal yang dikehendakinya.
Ketika Filipus tiba di Samaria, praktek-praktek sihir Simon berhenti. Impresi yang saya tangkap bahwa Simon tidak melepaskan sihirnya, sebagai sesuatu yang memperdayai, jahat dan anti Kristen, tetapi sebaliknya praktek sihirnya telah mati ditaklukan oleh kuasa Tuhan yang sesungguhnya yang bermanifestasi melalui Filipus. Bahkan Simon pun terpesona oleh kuasa Tuhan yang bekerja melalui Filipus. Tetapi karena ia tidak melepaskan praktek sihirnya, ia nampaknya tidak melepaskan “mentalitas sihir” yang mendasari dirinya. Simon dikatakan telah menjadi percaya, dan telah dibaptis (ayat 13), tetapi hanya ada sedikit bukti pertobatan, yang mengubah hati dan pikiran yang dahulu menguasai cara-cara lamanya yang harus ditolak dan disingkirkan. Jika Simon tidak diselamatkan, ia pastinya hampir memiliki iman, dan jika ia seorang Kristen sejati, ia nampaknya tidak menjalani imannya cukup jauh.
Sementara orang Samaria
menyaksikan mujizat-mujizat Tuhan yang diperlihatkan melalui Filipus, mereka
mengarahkan perhatiannya pada berita
yang disampaikan oleh Filipus. Ketika orang Samaria menyaksikan “sihir” Simon, mereka mengarahkan perhatiannya
pada orangnya. Simon nampaknya lebih
memperhatikan pelayanan dan kuasa Filipus daripada pemberitaan yang
disampaikan. Kapanpun Filipus pergi,
Simon selalu ikut, secara terus-menerus terpesona pada bukti-bukti tangan Tuhan
yang bekerja dalam pelayanan dan
kehidupan Filipus. Kuasa yang ada pada Filipus nampaknya kebih memesona Simon
daripada pribadi Kristus dan praktek penerapan Injil. Penyihir itu nampaknya
melanjutkan kehidupannya, berfokus pada
sebuah kuasa yang lebih besar dan lebih baik, daripada sebuah cara hidup
yang sepenuhnya baru. Dia nampaknya masih terlalu berfokus pada diri sendiri,
dan tidak berfokus pada Kristus.
Bersambung
Simon and Simon (Acts 8:1-25) Study By: Bob Deffinbaugh |
Martin Simamora
No comments:
Post a Comment