GEREJA
KRISTEN INJILI NUSANTARA (GKIN)
“R E V I V
A L”
Kebaktian
Minggu : Jam 09.00 di Hotel Sylvia Lt.4; Pemahaman Alkitab : Rabu, Jam 17.00 di
Hotel Dewata
Khotbah Minggu, 10 Juni
2012
Serial Khotbah 7 Jemaat
(Part 3a)
PERGAMUS
: GEREJA YANG BERDIAM DI TAHTA IBLIS
Wah 2:12-17
– (12) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah
firman Dia, yangmemakai pedang yang tajam dan bermata dua: (13) Aku tahu di
mana engkau diam, yaitu di sana, ditempat takhta Iblis; dan engkau berpegang
kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmukepada-Ku, juga tidak pada
zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapankamu, di
mana Iblis diam. (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau:
diantaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat
kepada Balak untuk menyesatkan
orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
(15)Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut
Nikolaus. (16) Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera
datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku
ini. (17) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh
kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna
yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di
atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh
yang menerimanya."
Kita sudah membahas 2 jemaat di Asia yakni Efesus dan Smirna. Sekarang kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang jemaat Pergamus. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan penyebutan terhadap nama kota Pergamus ini. Sebagian terjemahan Alkitab menyebutnya “Pergamus” seperti Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, KJV, dll.
KJV - And to the angel of the
church in Pergamos write; These things saith he which hath the sharp sword
with two edges sedangkan yang lain menyebutnya “Pergamum”.
CEV - This is what you must write to the angel of the church in Pergamum: I am the one who has the sharp double-edged sword! Listen to what I say.
TEV - "To the angel of
the church in Pergamum
write: "This is the message from the one who has the sharp two-edged
sword.
Perlu diketahui bahwa bahasa Yunani mengenal sistem gender (jenis kelamin) kata di mana kata-kata mempunyai jenis kelamin maskulin (laki-laki), feminim (perempuan) dan neutral (banci). William Barclay memberikan keterangan bahwa “Pergamum” adalah bentuk feminim dari kata itu sedangkan “Pergamos” adalah bentuk netralnya. Dalam dunia kuno, kedua nama tersebut sama-sama dipakai hanya saja nama Pergamum lebih dikenal luas. Itulah sebabnya terjemahan-terjemahan Alkitab yang lebih baru
lebih memilih menggunakan nama “Pergamum” daripada “Pergamus”
atau “Pergamos”.
Kita akan membahas teks kita
dalam beberapa bagian penting :
I. KOTA DAN JEMAAT PERGAMUS.Jikalau Efesus terkenal sebagai kota terbesar di Asia pada masa itu, Smirna terkenal sebagai kota yang paling indah, maka Pergamus dikenal karena ia adalah ibukota Propinsi Asia pada masa itu dan karena itu maka para pejabat Romawi banyak tinggal di kota ini. Kota Pergamus terletak sekitar 100 km di sebelah utara Smirna dan dikenal sebagai kota Bargama di Turki modern sekarang ini dan terletak di atas sebuah bukit berbentuk kerucut.
I. KOTA DAN JEMAAT PERGAMUS.Jikalau Efesus terkenal sebagai kota terbesar di Asia pada masa itu, Smirna terkenal sebagai kota yang paling indah, maka Pergamus dikenal karena ia adalah ibukota Propinsi Asia pada masa itu dan karena itu maka para pejabat Romawi banyak tinggal di kota ini. Kota Pergamus terletak sekitar 100 km di sebelah utara Smirna dan dikenal sebagai kota Bargama di Turki modern sekarang ini dan terletak di atas sebuah bukit berbentuk kerucut.
Ada 2 hal yang sangat menonjol dari kota Pergamus ini :
a. Kota ini memiliki perpustakaan yang besar.
Pergamus memiliki sebuah
perpustakaan yang besar pada saat itu, melebihi kota-kota yang lain kecuali
Alexandria Mesir. Tetapi bagaimana ceritanya sampai Pergamus memiliki
perpustakaan nomor 2 di dunia pada masa itu? Pada masa itu orang masih menulis
di atas kertas papyrus yang dibuat dari pohon papyrus.
Dari kata “papyrus” inilah diturunkan kata “paper” dalam bahasa Inggris yang artinya kertas. Pohon papyrus banyak tumbuh di sungai Nil Mesir dan karena itu produksi kertas papyrus juga berpusat di Mesir. Itu sebabnya perpustakaan terbesar justru ada di Alexandria Mesir.
Mesir juga menjadi satu-satunya pengeksport kertas papyrus ke seluruh dunia pada masa itu. Terdorong untuk menyaingi perpustakaan di Alexandria Mesir maka pada abad 3 SM, raja Pergamus yang bernama Eumenes membujuk salah satu cendikiawan dan pustakawan Alexandria bernama Aristhopanes untuk pindah bekerja di perpustakaan Pergamus dengan gaji yang sangat tinggi. Sayang sekali hal ini diketahui oleh raja Mesir Ptolomeus yang akhirnya memenjarakan Aristhopanes dan menghentikan eksport papyrus ke Pergamus. Ini secara perlahan-lahan akan mematikan perpustakaan Pergamus karena papyrus adalah satu-satunya bahan tulis yang dikenal pada zaman itu.
Tapi raja Pergamus Eumenes tidak putus asa. Untuk mengganti bahan tulis papyrus yang sudah tidak didatangkan lagi dari Mesir, ia meminta para pegawainya untuk membuat bahan tulis yang lain. Mereka pun menemukan ide untuk membuat bahan tulis dari kulit binatang yang disamak dan diperhalus. Setelah melalui beberapa uji coba, mereka yakin itu dapat menjadi bahan tulis yang baik, bahkan lebih tahan lama daripada kertas papyrus. Mereka pun memproduksi bahan tulis dari kulit binatang ini secara besar-besaran di Pergamus dan lalumengeksportnya ke mana-mana. Ini contoh bahan tulis dari kulit binatang yang disamak itu.
Bahan tulis yang baru ini lalu
diberi nama “perkament”sesuai dengan nama asalnya yakni “Pergamum”.
F.F. Bruce : Kata “perkamen” berasal dari nama kota
“Pergamum”, di
Asia Kecil, karena produksi bahan tulis ini pada suatu saat secara khusus
dikaitkan dengan tempat tersebut.
Akhirnya perkament ini lalu
menjadi bahan tulis yang lebih populer daripada papyrus dan
digunakan secara luas.
Bandingkan : 2 Tim 4:13 - Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan
di Troas di rumah Karpus dan juga
kitab-kitabku, terutama perkamen itu.
Perkament ini juga lalu
mendominasi perpustakaan Pergamus di mana perpustakaan Pergamus ini menyimpan
sekitar 200.000 literatur perkament dan ini membuat perpustakaan Pergamus
menjadi perpustakaan terbesar nomor 2 di dunia pada masa itu di samping
Alexandria – Mesir. Berikut ini adalah
puing-puing dari perpustakaan Pergamus.
Dan dari hasil olah para Arkeolog,
diketahui bahwa Perpustakaan Pergamus ini modelnya kira-kira seperti gambar
berikut ini :
Ini juga yang membuat Pergamus menjadi kota yang terkenal dengan kebudayaannya yang tinggi melampaui kota-kota lain di Asia Kecil pada masa itu.
Simon Kistemaker – Kota
ini bukan hanya memasarkan kulit-kulit ini tetapi juga membuka sebuah
perpustakaan yang menyimpan kira-kira 200.000 gulungan kitab. Kota ini telah menjadi pusat studi di mana
pengetahuan diakumulasi, diterapkan dan disebarkan.
b. Kota ini juga (seperti Efesus dan Smirna)
menjadi pusat penyembahan berhala yang besar.
Tadi sudah saya katakan bahwa
Pergamus adalah ibukota propinsi Asia yang
berada di bawahpemerintahan Romawi. Akan tetapi Pergamus ini bukan hanya baru
menjadi ibukota pada masa Romawi, jauh sebelum Romawi berkuasa, Pergamus juga
menjadi ibukota kerajaan Seleucid, salah satu pecahan kerajaan Yunani setelah
masa Alexander Agung. Karena itu Pergamus menganggap bahwa dirinya adalah
pemelihara filsafat hidup Yunani.
Sekitar tahun 240 SM mereka
berperang melawan bangsa Gauls dan mereka menang dalam perang itu. Mereka
beranggapan bahwa kemenangan itu disebabkan oleh dewa-dewa Yunani yangberdiri
di belakang mereka. Untuk “mengucap syukur” atas berkat para dewa Yunani yang
membuat mereka menang perang
itu, mereka lalu mendirikan sebuah kuil yang disebut kuil Atena (yang terletak
di puncak gunung yang berbentuk kerucut itu). Tinggi kuil itu adalah 800 kaki
(240 meter).
Di bagian depan kuil itu dibuat
sebuah altar pemujaan terhadap dewa Zeus setinggi 40 kaki (12 meter).
Dan sisi-sisi altar ini dipenuhi dengan pahatan-pahatan bernilai seni tinggi yang menggambarkan kemenangan dewa-dewa Yunani atas dewa-dewa bangsa lain. Pahatan-pahatan ini dikenal dengan istilah “The Battle of Giants”.
Dan sisi-sisi altar ini dipenuhi dengan pahatan-pahatan bernilai seni tinggi yang menggambarkan kemenangan dewa-dewa Yunani atas dewa-dewa bangsa lain. Pahatan-pahatan ini dikenal dengan istilah “The Battle of Giants”.
Di altar Zeus ini setiap hari
diadakan korban bakaran bagi Zeus di mana asap mengepul sangat banyak. Dan
karena letak altar ini di puncak bukit yang berbentuk kerucut maka kepulan asap
korban itu sangat menyolok dan terlihat dari jarak yang amat jauh, bahkan dari
Laut Tengah. Ini adalah pemandangan yang dapat dilihat setiap hari di Pergamus
sampai pada zaman Yohanes.
Meskipun ada penyembahan
terhadap dewa Zeus, tetapi Pergamus secara khusus dikaitkan dengan dewa
Asclepius Dewa Asclepius ini disebut sebagai “Dewa Pergamus”. Seorang bernama
Galen mengatakan bahwa di Pergamus, kalau orang mau bersumpah, maka mereka
bersumpah demi nama Asclepius ini dengan mengatakan : “Aku bersumpah demi
nama Asclepius, dewa orang Pergamus”. Jadi terlihat bahwa dewa
Asclepius ini secara khusus dikaitkan dengan Pergamus walaupun dewa ini
disembah juga di kota
lain seperti Smirna. Dewa Asclepius ini dikenal sebagai dewa kesehatan dan
pengobatan di mana ia biasa memegang seekor ular.
Simon Kistemaker – Asclepius adalah dewa penyembuhan yang menarik perhatian banyak orang yang sakit jasmani. Simbolnya adalah ular yang masih dipakai sebagai lambing kesehatan sampai saat ini.
Agnes Maria Layantara – “…Karena latar belakang inilah, ular digunakan apotek sebagai lambang kesembuhan. (Wahyu Tuhan Bagi Gereja-Nya, hal. 40).
Karena itu di Pergamus dibangun
juga sebuah kuil penyembahan dewa Asclepius ini di mana banyak orang sering pergi
ke situ untuk mendapatkan kesembuhan. Berikut ini adalah sisa-sisa kuil
Asclepius.
Agnes Maria Layantara – Di kuil dewa Asclepius terdapat ular. Banyak orang yang
menyembah di kuil itu, terutama orang-orang sakit. Orang sakit berkumpul pada
malam hari untuk minta kesembuhan. Mereka percaya jika malam hari dewa
Asclepius datang dengan tanda ular yang mematuk, mereka akan sembuh. (Wahyu
Tuhan Bagi Gereja-Nya, hal. 40).
Karena banyak orang datang ke
Pergamus mencari kesembuhan, sehingga Steve Gregg
mengatakan bahwa kota ini seperti ‘Lourdes’
(kota
kesembuhan orang Katolik) bagi dunia purba. Mereka menganggap dan menyebut
Asclepius dengan sebutan “SOTER” yang artinya juruselamat.
Herman Hoeksema - Karena kuasa, yang sebenarnya hanya merupakan khayalan,
dari dewa ini, ia pada umumnya dikenal sebagai “SOTER”, yaitu Juruselamat. ...
ular, simbol dari setan, dipanggil / disebut / diterima dan disembah sebagai
juruselamat manusia. (Behold He Cometh, hal. 83).
Setelah Romawi menjadi penguasa
dunia, Romawi pun menaklukan kota Pergamus ini
dan merebutnya dari tangan Yunani dan lalu menjadikannya menjadi ibukota
propinsi Asia sehingga di tangan Romawi
Pergamus berkembang menjadi pusat politik dan agama.
Orang-orang Romawi pun lalu
membangun sebuah kuil untuk kaisar Romawi yakni kaisar Agustus pada tahun 129
SM dan lalu memperkenalkan sistem penyembahan kepada kaisar-kaisar Romawi.
Memang hampir di semua daerah Asia Kecil pada waktu ada kuil penyembahan untuk
kaisar-kaisar Romawi tetapi karena Pergamus adalah ibukota propinsi, maka ia
menjadi pusat atau sentral penyembahan kepada kaisar.
Simon Kistemaker – Kuil-kuil yang dipersembahkan untuk Trajan dan Severus
dibangun lebih banyak kemudian hari. Pergamus telah menjadi pusat penyembahan
terhadap kaisar dan untuk sementara waktu kota
ini menjadi saingan bagi kota Smirna dan Efesus,
bagi kota itu
diberi hak istimewa untuk menunjuk penjaga-penjaga kuil atau pembersih kuil (neokoros).
Kota ini juga menjadi pusat administrasi
pemerintah Romawi di Propinsi Asia.
William Barclay – Pergamus adalah pusat administrasi Asia.
Ini berarti Pergamus adalah pusat penyembahan kaisar untuk propinsi Asia. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal.133).
Ini adalah bentuk kota Pergamus pada masa
itu berdasarkan hasil rekonstruksi arkeologi modern.
Penyembahan kepada dewa-dewa dan kaisar-kaisar Romawi adalah penyembahan berhala dan itu adalah pekerjaan iblis. Praktek tersebut ada di hampir seluruh Asia jadi boleh dikatakan bahwa iblis bekerja di seluruh Asia. Tetapi karena Pergamus adalah pusatnya maka Pergamus dianggap sebagai pusatnya Iblis di mana Iblis bertakhta di sana. Itulah sebabnya ayat 13 berkata :
Penyembahan kepada dewa-dewa dan kaisar-kaisar Romawi adalah penyembahan berhala dan itu adalah pekerjaan iblis. Praktek tersebut ada di hampir seluruh Asia jadi boleh dikatakan bahwa iblis bekerja di seluruh Asia. Tetapi karena Pergamus adalah pusatnya maka Pergamus dianggap sebagai pusatnya Iblis di mana Iblis bertakhta di sana. Itulah sebabnya ayat 13 berkata :
Wah 2:13 - Aku tahu di mana
engkau diam, yaitu di sana,
di tempat takhta Iblis;… di mana Iblis diam.
TL - Aku tahu di mana engkau
diam, yaitu di tempat Iblis bertakhta…. di tempat Iblis diam.
BIS - Aku tahu di mana kalian
tinggal, yakni di tempat Iblis bertakhta….di markas Iblis, …”
Wycliffe Bible Commentary - Bukit yang tinggi di belakang kota penuh dihiasi dengan kuil, dan di antaranya
terdapat kuil yang besar untuk Zeus, yang disebut Soter Theos, Allah
Juruselamat.
Pergamum merupakan kota pertama di
propinsi Asia yang mendirikan kuil untuk
Agustus. Kota ini
terkenal karena sekolah-sekolah kedokterannya; dan Asklepius, dewa kesehatan,
yang dilambangkan dalam bentuk ular dipuja di tempat ini. Ramsay mengatakan, "Jauh
melebihi semua kota lainnya di
propinsi Asia Kecil, kota
ini memberikan kepada seorang wisatawan kesan bahwa ini adalah rumah
orang yang berkuasa." Jadi, sangat cocok bahwa di tempat ini dikatakan
terdapat takhta Iblis. (Vol.3, hal. 1107)
Nah di tempat semacam inilah
(tempat iblis bertakhta), jemaat Kristen di Pergamus hadir dan hidup. Tidak
jelas asal usul dari jemaat ini tetapi kemungkinan besar jemaat ini didirikan
oleh Paulus. Ini terlihat dari catatan Kisah Para Rasul dan 2 Korintus bahwa
Paulus sempat mengadakan penginjilan di Troas
:
Kis 16:8, 11 – (8) Setelah
melintasi Misia, mereka sampai di Troas.
(11) Lalu kami bertolak dari Troas dan
langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis
Kis 20:5-6 – (5) Mereka itu
berangkat lebih dahulu dan menantikan kami di Troas.
(6) Tetapi sesudah hari raya Roti Tidak Beragi kami berlayar dari Filipi
dan empat hari kemudian sampailah kami di Troas
dan bertemu dengan mereka. Di situ kami tinggal tujuh hari lamanya.
2 Kor 2:12 - Ketika aku tiba
di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah
membuka jalan untuk pekerjaan di sana.
Troas adalah tetangga dari Pergamus (perhatikan gambar di bawah)
jadi ada kemungkinan bahwa gereja di Pergamus merupakan hasil penginjilan rasul
Paulus.
Beradanya jemaat Pergamus di
tengah kota
Pergamus yang adalah pusat penyembahan berhala menunjuk pada gereja Tuhan yang
hidup di tengah-tengah dunia yang bejad atau gelap.
II. PUJIAN TERHADAP JEMAAT
PERGAMUS.
Jemaat Pergamus mendapat pujian
dari Tuhan. Pujian ini muncul dalam ayat 13 :
Wah 2:13 - Aku tahu di mana
engkau diam, yaitu di sana,
di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak
menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang
setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. Nah, apa saja pujian yang
diberikan kepada mereka?
a. Mereka dipuji karena mereka tinggal di tempat takhta Iblis.
Wah 2:13 - Aku tahu di mana
engkau diam, yaitu di sana,
di tempat takhta Iblis; …di mana Iblis diam.
Tentang “takhta Iblis” sudah
saya jelaskan tadi bahwa kota Pergamus disebut
demikian karena di kota inilah pusat penyembahan
berhala di seluruh Asia. Di sini kita
menemukan pujian Kristus kepada jemaat Pergamus karena mereka diam di takhta
Iblis itu.
Kata “diam” di sini
berarti “tinggal”. Tetapi di dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang sama-sama berarti
“tinggal” yakni “KATOKEIN” yang berarti tinggal permanen dan “PAROKEIN” yang berarti
tinggal sementara. Nah, di dalam ayat ini, kata “diam” bukan menggunakan
“PAROKEIN” tetapi “KATOKEIN” yang berarti tinggal secara tetap / permanent.
Wah 2:13 - Aku tahu di mana
engkau diam (KATOIKEO), yaitu di sana,
di tempat takhta Iblis;…
Ini berarti bahwa orang Kristen
di Pergamus adalah masyarakat yang tidak hanya tinggal
sementara yang setiap saat bisa
pindah dari sana tetapi adalah masyarakat yang
tinggal menetap untuk seterusnya di sana.
Kemungkinan besar mereka adalah orang-orang asli Pergamus sendiri yang lalu
menjadi percaya pada Yesus (jadi mereka bukan pendatang). Menariknya, kata yang
sama dipakai untuk iblis dalam frase “di mana Iblis diam”.
Wah 2:13 - Aku tahu di mana
engkau diam (KATOIKEO), yaitu di sana,
di tempat takhta Iblis; … di mana Iblis diam (KATOIKEO).
Berarti Iblis juga tinggal
secara permanen di Pergamus dan itu berarti bahwa orang Kristen dan iblis
sama-sama tinggal permanent di sana.
Ini adalah salah satu alasan mengapa Tuhan memuji jemaat Pergamus. Mereka tahu
bahwa Pergamus adalah takhta Iblis, tempat di mana Iblis tinggal secara
permanent, tempat kekafiran berkuasa secara mutlak tetapi mereka tetap memilih
tinggal secara permanent di sana dan tidak melarikan diri. Coba saudara
pikirkan, jika saudara tinggal di satu rumah dan saudara lalu tahu bahwa rumah
itu adalah rumah hantu dan hantu tinggal di situ secara permanent, apakah
saudara tetap mau tinggal di situ? Jangankan hantunya tinggal permanent, jika
dia tinggal sementara saja (kos) mungkin saudara tidak berani kost di sana. Jadi di sini Tuhan
memuji keberanian jemaat Pergamus yang berani tetap tinggal secara permanen di
kota Pergamus yang adalah takhta Iblis dan Iblis berdiam di sana. Tentu ini tidak
bisa
dibayangkan seperti suatu lokasi
tempat Iblis membangun takhtanya melainkan kekuasaan Iblis yang sangat besar
ada di Pergamus dan mereka tetap tidak takut / melarikan diri dari Pergamus.
Ini seharusnya membawa satu
pelajaran penting bagi kita sebagaimana yang dikatakan Barclay :
William Barclay – Prinsip kehidupan Kristen bukanlah melarikan diri,
melainkan menaklukan. Kita mungkin merasa bahwa akan lebih mudah bila kita
menjadi orang Kristen di tempat lain atau di lingkungan lain, namun tugas orang
Kristen adalah bersaksi bagi Kristus di mana pun kita berada….semakin sulit
menjadi orang Kristen di lingkungan tertentu, semakin besar tanggung jawabnya
untuk bertahan di lingkungan tersebut. Jika orang Kristen pada zaman gereja
perdana melarikan diri setiap kali berhadapan dengan tugas sulit, maka
kemungkinan untuk memenangkan
dunia bagi Kristus sudah hilang
pada masa itu juga. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1- 5, hal.
135).
Bandingkan kata-kata Barclay di
atas dengan kata-kata Herman Hoeksema :
Herman Hoeksema: Bisa ditanyakan suatu pertanyaan apakah tidak sebaiknya
gereja kecil itu pindah tempat keluar dari kota yang jahat di mana Iblis bertakhta dan
berdiam. Adalah lebih aman baginya di kota
lain di sekitarnya. Tetapi itu bukanlah pesan yang harus diberikan oleh Yohanes
kepada gereja itu, juga itu bukan sikap dari Kitab Suci pada umumnya. ... Kitab
Suci tidak pernah mengatakan kepada kita bahwa gereja Kristus seperti itu harus
beremigrasi dari dunia dan secara hurufiah hidup di suatu tempat yang
terpencil. (Behold He Cometh, hal. 85).
Benar sekali! Itulah prinsipnya!
Orang Kristen dipanggil untuk bersaksi bagi Kristus di mana saja ia ditempatkan
Tuhan. Namun seringkali ada banyak orang Kristen yang tidak betah berada di lingkungan
yang tidak Kristiani, yang tidak mengenal Tuhan, apalagi kalau di lingkungan
itu mereka mengalami kesukaran-kesukaran sebagai seorang Kristen. Dan mereka
lebih memilih untuk keluar dari lingkungan tersebut dan mencari lingkungan yang
lebih aman/nyaman dan kalau bisa bergabung bersama-sama orang Kristen lainnya.
Barclay menceritakan tentang seorang wartawan sekuler yang begitu menjadi Kristen, langkah pertama yang dilakukannya adalah pindah tempat bekerja ke sebuah majalah Kristen. Pdt. Jusuf Roni pernah bercerita bahwa ia pernah diminta berdoa oleh seorang karyawan agar kalau bisa mendapatkan tempat kerja yang lain karena di tempat kerja dia saat itu hanya dia satu-satunya orang Kristen. Ia ingin bekerja di tempat di mana ada banyak saudara-saudara Kristen di sana. Ini adalah contoh dari orang-orang yang tidak
Barclay menceritakan tentang seorang wartawan sekuler yang begitu menjadi Kristen, langkah pertama yang dilakukannya adalah pindah tempat bekerja ke sebuah majalah Kristen. Pdt. Jusuf Roni pernah bercerita bahwa ia pernah diminta berdoa oleh seorang karyawan agar kalau bisa mendapatkan tempat kerja yang lain karena di tempat kerja dia saat itu hanya dia satu-satunya orang Kristen. Ia ingin bekerja di tempat di mana ada banyak saudara-saudara Kristen di sana. Ini adalah contoh dari orang-orang yang tidak
berani hidup di lingkungan yang
tidak mengenakkan bagi seorang Kristen.
Tetapi tidak demikian dengan jemaat Pergamus. Mereka hidup di pusat takhta Iblis, yakni pusat penyembahan berhala, di mana sangat sukar untuk menjadi orang Kristen di sana, tetapi mereka tetap tinggal di sana secara permanen. Itulah sebabnya Tuhan memuji mereka.
Tetapi tidak demikian dengan jemaat Pergamus. Mereka hidup di pusat takhta Iblis, yakni pusat penyembahan berhala, di mana sangat sukar untuk menjadi orang Kristen di sana, tetapi mereka tetap tinggal di sana secara permanen. Itulah sebabnya Tuhan memuji mereka.
Memang bisa dimengerti bahwa
manusia berusaha mencari tempat yang lebih aman dan lebih menyenangkan, tetapi
kita perlu ingat keamanan diri kita sebetulnya tidak tergantung tempat / sikon
di mana kita berada, tetapi tergantung kepada Tuhan. Tuhan bisa melindungi dan membebaskan
Petrus, yang dikelilingi oleh musuh-musuhnya (Kis 5:18-dst), dan Tuhan
bisamembunuh Herodes ditengah-tengah para pendukung / pengagumnya (Kis
12:21-23). Ingat juga bahwa kita dipanggil oleh Kristus untuk menjadi “terang
dunia” (Mat 5:14), dan kalau semua “terang” berkumpul bersama-sama, lalu
siapakah yang akan menerangi kegelapan? Ingat bahwa semakin gelap suatu tempat,
semakin dibutuhkan terang. Karena itu marilah kita memiliki keberanian seperti
jemaat Pergamus yang tidak gampang lari dari persoalan / kesulitan melainkan tetap
hidup di sana
dan berjuang untuk menaklukannya.
Saya setuju dengan kata-kata
Barclay dan Herman Hoeksema tetapi pada saat yang sama saya juga berpendapat
bahwa kata-kata Barclay dan Hoeksema di atas tidak boleh dimutlakkan,
seakan-akan dalam keadaan apa pun kita tidak boleh pindah/lari.
Bandingkan dengan Kej 46:1-7 di mana Yakub pindah ke Mesir, dengan restu dari Allah, karena adanya bahaya kelaparan. Kis 9:22-26 menceritakan bahwa Paulus lari dari Damsyik ke Yerusalem, karena mau dibunuh. Mat 24:15-21, khususnya ayat 16 dan 20 di mana kata ‘melarikan diri’ muncul 2kali. Di sini / dalam situasi ini Tuhan bahkan memerintahkan untuk lari.
Bandingkan dengan Kej 46:1-7 di mana Yakub pindah ke Mesir, dengan restu dari Allah, karena adanya bahaya kelaparan. Kis 9:22-26 menceritakan bahwa Paulus lari dari Damsyik ke Yerusalem, karena mau dibunuh. Mat 24:15-21, khususnya ayat 16 dan 20 di mana kata ‘melarikan diri’ muncul 2kali. Di sini / dalam situasi ini Tuhan bahkan memerintahkan untuk lari.
Mat 24:16,20 – (16) maka
orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (20)
Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim
dingin dan jangan pada hari Sabat
Dari semua ini saya menyimpulkan
bahwa kita boleh lari / pindah, kalau betul-betul mau
dibunuh/akan mati kalau tidak
pindah, bukan sekedar pada waktu mengalami keadaan sukar dan kita diyakinkan
dalam pergumulan kita, bahwa Tuhan mengijinkan / menyuruh kita lari.
Menjadi Kristen tidak mudah,
apalagi menjadi Kristen yang taat dan sungguh-sungguh. Seringkali kita
berhadapan dengan berbagai macam kesukaran, penderitaan, perlawanan, sikap
permusuhan, dll di negara kita atau di kota
kita atau di lingkungan kita atau di tempat kerja kita atau bahkan dalam rumah
kita sendiri sebagaimana kata Yesus :
Mat 10:36 - dan musuh orang
ialah orang-orang seisi rumahnya
Tetapi itu semua tidak boleh
membuat kita melarikan diri dan mencari aman. Kita harus tetap berada di sana untuk menunjukkan kualitas
kekristenan kita dan menjadi terang di tengah-tengah kegelapan itu.
Simon Kistemaker - Hidup dekat dengan tempat tinggal Iblis, maka
pengikut-pengikut Yesus Kristus dapat berharap untuk bertahan baik dalam
penganiayaan maupun kematian. Tempat tinggal mereka dan tempat tinggal Iblis
itu sama, demikianlah sehingga orang jahat selalu hadir.
Kecenderungan orang percaya
untuk melarikan diri dari domisili Iblis bukan bayangan semata. Tetapi Tuhan
Yesus berkata kepada murid-muridnya bahwa mereka ada dalam dunia tetapi
bukandari dunia (Yoh. 17:14-18). Dia menugaskan umat-Nya untuk membawa berita
keselamatandimana saja di atas muka bumi ini. Dia sebagai pemenang telah
berkata, “tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh.
16:33). Dengan kemenangan ini, Tuhan Yesus membagi kemenangan-Nya kepada para
pengikut-Nya yang pergi ke dunia dengan pengetahuan bahwa Firman Allah tidak
pernah kembali dengan sia-sia karena Firman Allah tidak pernah terbelenggu
(Yes. 55:11; 2 Tim 2:9).
Jikalau saudara berani bertindak
seperti itu maka sebagaimana Tuhan memuji jemaat Pergamus, Ia
juga akan memuji saudara.
b. Mereka dipuji karena mereka
setia kepada Kristus.
Wah 2:13 – “….engkau berpegang
kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak
pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan
kamu,…”
Kata-kata “berpegang kepada
nama-Ku” artinya sama dengan “tidak menyangkal imanmu kepada-Ku” yang
keduanya boleh disebut dengan satu kata yakni setia. Jadi jemaat Pergamus dipuji
Tuhan karena mereka setia kepada Kristus. Mereka bukan hanya tetap tinggal di
Pergamus tetapi mereka juga setia kepada Kristus. Apa artinya jikalau
mereka tetap tinggal di Pergamus, tidak melarikan diri dari sana tapi pada saat yang sama mereka menyangkal nama
Kristus di sana?
Itu tidak ada artinya! Tetapi jemaat Pergamus tidak demikian! Mereka tetap
tinggal di Pergamus, takhta Iblis itu dan pada saat yang sama tetap
mempertahankan kesetiaan mereka kepada Kristus.
Kesetiaan ini sangat berarti karena
kesetiaan itu ditunjukkan di dalam lingkungan yang sama sekali tidak bersahabat
dengan kekristenan bahkan memusuhi Kristen.
Pada masa itu praktek
penyembahan kepada kaisar Romawi diwajibkan di seluruh daerah jajahan Romawi,
dan sebagai ibukota propinsi Asia, Pergamus
adalah pusatnya. Karena itu penekanan terhadap penyembahan kaisar sangat kuat
di Pergamus dan penolakan terhadap hal itu harus dibayar dengan nyawa.
William Barclay - Menolak untuk membakar dupa dan menolak mengatakan, "Kaisar
adalah Tuhan", bukanlah suatu tindakan agama, tetapi tindakan politik,
yaitu dianggap tidak setia pada kekaisaran Romawi. Itu sebabnya
pemerintah Romawi menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada orang yang
menolak mengatakan "Kaisar adalah Tuhan". (Pemahaman Alkitab
Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 24).
William Barclay – “…Pergamus adalah pusat agama kafir, penyembahan berhala
dan dewa-dewi. Di sana ada penyembahan Atena dan
Zeus, yang altar raksasanya menjulang menguasai kota. Di sana juga ada penyembahan Asclepios yang
membuat orang sakit berdatangan dari tempat yang jauh maupun dekat. Dan di atas
semua ini, ada penyembahan Kaisar yang penuh tuntutan, bagai pedang beracun
yang melayang-layang siap menebas kepala orang Kristen. (Pemahaman
Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 134).
Pada waktu itu gubernur-gubernur
Romawi terbagi menjadi 2 bagian. Ada
gubernur yang
mempunyai hak untuk menghukum
mati seseorang yang disebut hak pedang atau “Ius Gladi”dan ada gubernur
yang tidak mempunyai hak ini. Pontius Pilatus adalah gubernur yang memiliki hak
“Ius Gladi” ini. Itulah sebabnya ia mempunyai kuasa untuk menjatuhkan
hukuman mati kepada Yesus. Nah pada saat itu gubernur propinsi Asia yang tinggal di Pergamus sebagai ibukota propinsi
adalah gubernur dengan hak “Ius Gladi” ini dan karena itu ia mempunyai
kuasa untuk menghukum mati seseorang dengan perkataannya.
Persoalannya adalah bagi seorang
Kristen, tidak ada Tuhan lain selain Yesus Kristus. Bagi orang Romawi,
ketidakmauan untuk mengakui kaisar sebagai Tuhan adalah ketidaksetiaan terhadap
Romawi tetapi bagi orang Kristen, pengakuan terhadap orang lain sebagai Tuhan
selain Yesus adalah ketidaksetiaan dan bahkan pengkhianatan terhadap Yesus.
Orang Romawi mau agar orang Kristen mengakui kaisar sebagai Tuhan sebagai bentuk
kesetiaan kepada Romawi tetapi orang Kristen mau setia kepada pemerintah Romawi
tapi tidak dengan cara mengakuinya sebagai Tuhan apalagi menyembahnya.
Karena itu banyak orang Kristen Pergamus yang menolak menyebut kaisar sebagai Tuhan apalagi memberi korban / persembahan di kuil kaisar. Akibatnya banyak dari antara mereka yang dihukum mati dengan hak pedang / “Ius Gladi” nya gubernur. Mungkin karena latar belakang inilah maka Yesus dalam surat-Nya kepada jemaat Pergamus memperkenalkan diri-Nya sebagai yang memakai pedang tajam bermata dua.
Karena itu banyak orang Kristen Pergamus yang menolak menyebut kaisar sebagai Tuhan apalagi memberi korban / persembahan di kuil kaisar. Akibatnya banyak dari antara mereka yang dihukum mati dengan hak pedang / “Ius Gladi” nya gubernur. Mungkin karena latar belakang inilah maka Yesus dalam surat-Nya kepada jemaat Pergamus memperkenalkan diri-Nya sebagai yang memakai pedang tajam bermata dua.
Wah 2:12 - "Dan tuliskanlah
kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang
yang tajam dan bermata dua:
Salah seorang dari Pergamus yang
dihukum mati adalah Antipas.
Wah 2:13 – “… Antipas,
saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu,…”
Siapa sebenarnya Antipas ini?
Tidak ada informasi yang cukup dan akurat. Dari
beberapa sumber yang mengacu
pada tradisi Kristen, hanya dikatakan bahwa
Antipas ini adalah bishop /
uskup di jemaat Pergamus. Dalam sebuah pertentangan
dengan para imam Asclepius, ia dihukum
mati dengan cara dibakar di dalam sebuah sapi kuningan. Hanya itu saja
informasinya.
Kisah Antipas ini jelas berbeda
dengan kisah uskup Smirna (Polycarpus) yang kisahnya lebih dikenal dan lebih
akurat. Tetapi tentang fakta tidak terkenalnya Antipas inia ada hal yang
menarik :
Pulpit Commentary - Tentang Antipas kita tidak mengetahui apa pun lebih dari
yang disebutkan di sini. Tidak ada catatan sejarah, kecuali ini, yang menunjuk
kepadanya. Tetapi Kristus tidak pernah lupa. Diingat oleh Dia adalah sesuatu
yang sudah cukup masyhur.
Jadi maksudnya adalah biar pun
sejarah tidak mencatat dan mengingat si Antipas ini, tapi Tuhan Yesus Kristus
mengingat dia. Demikian juga Tuhan pasti mengingat setiap penderitaan dan pengorbanan
saudara karena iman saudara kepada Dia sekalipun manusia mungkin melupakannya.
Bukan hanya itu saja. Yang
menarik adalah bahwa Yesus menyebut Antipas sebagai “Saksi-Ku yang setia”.
Wah 2:13 – “… Antipas, saksi-Ku,
yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu,…”
Dan ini adalah sebuah
penghormatan yang besar dan pujian yang sangat tinggi bagi Antipas karena
sebutan itu sesungguhnya adalah sebutan Kristus untuk diri-Nya sendiri.
Wah 1:5 - dan dari Yesus Kristus,
Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang matidan yang
berkuasa atas raja-raja bumi ini….”
Jadi Kristus memuji kesetiaan
Antipas tetapi pada saat yang sama Ia juga memuji jemaat
Pergamus yang pada saat Antipas
menjadi martir (dibunuh di hadapan mereka), mereka tidak goyah iman dan
kesetiaannya kepada Kristus melainkan tetap berpegang pada nama Kristus dan setia
kepada-Nya.
Wah 2:13 – “…engkau berpegang
kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak
pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di
hadapan kamu, …”
Semua ini mengajarkan kepada
kita betapa Tuhan begitu senang dan menghargai orang-orang yang setia
kepada-Nya, apalagi mereka yang setia kepada-Nya di dalam penderitaan, kesukaran,
bahaya dan ancaman. Lebih lagi mereka yang setia sampai mati. Bandingkan dengan
fakta bahwa Alkitab berkata Yesus naik ke surga dan duduk di sebelah kanan
Allah Bapa, tetapi pada saat Stefanus mau mati syahid, justru dikatakan bahwa
Yesus berdiri.
Kis 7:55-57 – (55) Tetapi
Stefanus,…menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri
di sebelah kanan Allah. (56) Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat
langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
(57) Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak
menyerbu dia. (58) Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. …”
Mengapa Yesus berdiri?
Wycliffe Bible Commentary – Yesus biasanya dilukiskan sebagai duduk di sebelah kanan
Allah (Maz 110:1; Ibr 1:13). Mungkin di sini Dia digambarkan sebagai berdiri
dari takhta-Nya untuk menerima sang martir ini. (Vol 3, hal.
427).
Jadi kelihatannya ini semacam
penghormatan berupa “Standing Ovation” bagi hamba-Nya yang setia.
Demikianlah Tuhan Yesus menghargai, menghormati dan mumuji hamba-hamba-Nya yang
setia kepada-Nya di dalam segala kesulitan dan penderitaan dan kematian.
Dalam pengiringan kita kepada
Tuhan Yesus Kristus di dunia ini, kita pasti akan diperhadapkan dengan begitu
banyak tantangan, penderitaan, kesulitan, permusuhan, perlakuan yang tidak menyenangkan,
bahkan aniaya. Jika demikian bagaimana sikap saudara? Maukah saudara setia dan
terus berpegang pada nama-Nya?
Ada
sebuah kisah tentang Ignatius dari Antiokhia. Ia adalah murid dari Rasul
Yohanes. Dikatakan bahwa pada masa pemerintahan kaisar Trajan, Ignatius dengan
keras menolak dan menentang praktek penyembahan kepada kaisar-kaisar Romawi.
Akibat dari itu, ia ditangkap dan dikirim ke Roma untuk dihukum mati di sana. Dalam suratnya
kepada jemaat Roma, ia menulis demikian :
“Aku siap menghadapi binatang
buas yang siap melahapku sekarang. Sekarang aku menjadi murid Kristus. Aku
tidak memandang segala sesuatu, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan
yang membuat kagum dunia ini. Cukuplah bagiku jika aku ikut ambil bagian dalam Kristus.
Biarlah iblis dan orang-orang jahat menyakitiku dengan segala macam sakit dan
penyiksaan, dengan api, dengan salib, dengan bertarung
melawan binatang buas, dengan
tercerai berainya anggota tubuhku, aku tidak terlalu menghargai semuanya itu,
karena aku menikmati Kristus”.
Di depan Senat Roma yang
mengadilinya, Ignatius selalu berbicara tentang Yesus. Hampir semua kalimatnya
ada nama Yesus disebutkan di dalamnya. Ini membuat para anggota Senat menjadi marah
dan bertanya kepadanya “mengapa kamu selalu saja menyebut nama Yesus itu?” Ignatius
pun menjawab : “Yesus yang kukasihi, Juruselamatku, tertulis sangat dalam di
hatiku, sehingga aku merasa yakin, jika hatiku dibelah dan
dipotong-potong, nama Yesus akan ditemukan tertulis dalam setiap potongan
tersebut”.
Akhirnya Ignatius pun dihukum
mati dengan cara membiarkannya menjadi mangsa binatang buas. Sebelum 2 ekor
binatang buas dilepas untuk memangsanya,
Ignatius sempat berkata :
“Aku adalah biji mata Tuhan.
Aku digertak oleh gigi-gigi binatang buas supaya aku menjadi roti Kristus yang
murni, yang bagiku merupakan roti kehidupan”.
2 ekor binatang buas pun dilepas
dan langsung segera memangsa Ignatius. Seluruh tubuhnya dimakan habis binatang
buas itu hingga hanya tertinggal beberapa potongan tulangnya saja. Demikianlah
kisah Ignatius yang berhadapan dengan binatang buas dan menjadi martir Kristus.
Lalu bagaimana dengan saudara?
Bagaimana jika saudara yang diperhadapkan dengan binatang buas? Bagaimana jika
binatang buas itu adalah suami / isteri saudara sendiri? Bagaimana kalau binatang
buas itu adalah orang tua / kakak adik / anak saudara? Maukah saudara tetap
setia mengiring Tuhan dan berpegang pada nama-Nya? Kalau ya, Tuhan menghargai
dan menghormati saudara!
- AMIN -
No comments:
Post a Comment