Sekarang, anda tahu, kini ada banyak jenis otoritas yang bertebaran dalam dunia Kristen. Saya ingin beralih sedikit. Ada banyak jenis otoritas yang bertebaran dalam dunia Kristen dan ini adalah otoritas yang tidak sah. Saya akan membicarakan hal ini sebab Alkitab juga membicarakannya. Saya baru saja teringat akan Yeremia 5 Ayat 30 dan 31, salah satu dari banyak manfaat menulis studi Alkitab adalah menelusuri setiap ayat dalam Alkitab dan menemukan banyak hal yang tidak saya ketahui sebelumnya dan ini menambahkan isi khotbah-khotbah saya menjadi lebih panjang karena saya selalu memasukan semua informasi baru. Tetapi pada Yeremia bab 5 ayat-ayat 30 dan 31, mendengarkan apa yang dikatakan nabi ini "Sebuah hal yang mengguncangkan dan mengerikan telah terjadi di negeri itu." Para nabi bernubuat palsu dan para imam memerintah dengan otoritas dari diri mereka sendiri." Sehingga kita tahu dari apa yang telah dikatakan oleh Yeremia, adalah mungkin bagi seseorang untuk mengambil otoritas yang bukan menjadi haknya, mereka tidak memiliki otoritas.
Mari kita bicarakan mengenai hal ini sejenak. Terdapat setidaknya empat kategori otoritas yang tidak sah untuk menjadi perhatian anda. Nomor satu adalah otoritas pribadi, Ada orang-orang yang berpikir bahwa mereka memiliki kuasa-kuasa tertentu didalam diri mereka, kuasa-kuasa yang besar yang ada didalam diri mereka sendiri. Mereka dapat berkata bahwa kuasa-kuasa itu dimiliki dari kuasa keselamatan dan otoritas itu berasal dari kuasa Roh Kudus yang memberikannya kepada mereka. Mereka percaya bahwa mereka memiliki otoritas yang pada intinya setara dengan otoritas yang dimiliki oleh Yesus dan yang dimiliki oleh para rasul sehingga mereka dapat melakukan apa yang telah dilakukan oleh Yesus dan oleh para rasul. Dan beberapa diantara mereka berupaya menggunakan otoritas tersebut, pergi melakukan pengikatan Setan, mengikat setan-setan, mengambil kuasa atas penyakit dan kematian.
Dan bahkan terkadang melakukan sejumlah otoritas tertentu dalam dunia malaikat-malaikat, memerintahkan malaikat-malaikat untuk melakukan sejumlah tugas tertentu seperti yang diperintahkan. Dan dalam cara yang sangat tidak pantas dan aneh kerap mereka memberitahu Tuhan apa yang mereka inginkan agar Tuhan lakukan. Dan terus terang saja mereka memberikan perintah dimana mereka tidak memiliki wewenang untuk melakukannya. Mereka memerintah ditempat dimana mereka tidak memiliki otoritas untuk melakukannya.
Para rasul memiliki otoritas yang besar, otoritas itu diberikan kepada mereka oleh Yesus Kristus Sendiri. Dalam Matius 10:1 mereka dapat mengusir setan-setan dan setiap kali mereka melakukannya setan-setan selalu keluar dari diri orang-orang yang tidak percaya. Mereka memiliki kuasa atas penyakit terkadang kuasa atas kematian. Kita tahu hal itu. Tetapi ada orang-orang yang percaya bahwa mereka menjalankan otoritas yang sama jenisnya dengan otoritas ketika faktanya Kitab Suci tidak mengindikasikan bahwa otoritas pada para rasul berlanjut. Itu mengapa 2 Korintus 12:12 berkata ,"Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa." Dan jika tanda-tanda dan mujizat-mujizat adalah sebuah tanda bagi seorang rasul dan setiap orang dapat melakukanya,maka jelas tanda-tanda dan mujizat-nujizat tidak dapat menjadi tanda bagi seorang rasul.
Beberapa bahkan berpikir bahwa mereka memiliki otoritas atas dosa, berpikir bahwa mereka dapat mengampuni dosa. Sehingga ada gereja dimana para imam mengatakan bahwa mereka dapat memberikan penghapusan/penahiran kepada orang melalui satu cara atau cara lain dengan sarana-sarana, sarana-sarana mekanikal, seremoni-seremoni dan ritual-ritual. Ini adalah sebuah ilusi. Kita sendiri tidak memiliki otoritas atas dunia kegelapan. Kita sendiri tidak memiliki otoritas personal atas Setan. Kita sendiri tidak memiliki otoritas atas dosa. Kita sendiri tidak memiliki otoritas atas jiwa-jiwa manusia. Kita sendiri tidak memiliki otoritas atas melaikat-malaikat yang kudus. Kita sendiri tidak memiliki otoritas atas Tuhan.
Ada sebuah area kedua dimana terjadi kekeliruan dalam hal otoritas dan saya menduga kita dapat menyebutnya sebagai otoritas gereja, atau otoritas terkait kelembagaan gereja. Ada banyak yang meyakini bahwa gereja secara literal adalah pemegang otoritas dalam hal-hal spiritual. Dan hal ini pun adalah sebuah ilusi. Ini adalah perilaku yang salah dan menghancurkan. Dan orang didalam gereja-gereja memberi perintah ditempat mereka tidak memiliki otoritas. Saya maksud terutama secara sejarah kita dapat mengarahkan perhatian kita pada gereja Roma Katolik yang berupaya untuk mengambil semua otoritas atas jiwa-jiwa manusia dan bangsa-bangsa melalui kebenaran pengajaran gereja, bukan melalui Alkitab, namun yang kita kenal melalui magisterium, serangkaian tradisi yang telah dikembangkan berdasarkan pandangan mereka pada suksesi apostolik, ketakbersalahan kepausan dalam menjalankan/mengajarkan doktrin iman atau moral dan pewahyuan yang terus berlangsung setelah Alkitab. Gereja telah mengambil kredo-kredo dan tradisi-tradisi, pengakuan-pengakuan iman, pernyataan-pernyataan kepausan atau ex cathedra, keputusan-keputusan konsili dan lain-lainya, dan menciptakan apa yang disebut sebagai "The Magisterium," lembaga otoritas pengajaran yang melaluinya Gereja melaksanakan kuasa ekstra biblikal atas jiwa-jiwa para pria dan wanita. Hal ini melahirkan doktrin-doktrin seperti purgatory atau api penyucian, keperawanan Maria yang abadi dan karya penebusan yang juga dilakukan Maria, dan semua hal sejenis yang tidak ada didalam Alkitab dan mengikat para pria dan wanita terhadap hal-hal tersebut.
Menyatakan kepada mreka akibat-akibat yang menghancurkam untuk jenis-jenis dosa tertentu dan memperlakukan jenis-jenis dosa lainya sebagai dosa yang biasa. Gereja Roma Katolik dalam pandangannya sendiri adalah pemegang otoritas terakhir, satu-satunya yang memiliki legitimasi kebenaran dan penginterpretasi Kitab suci yang sempurna. Sehingga gereja memiliki setiap hak untuk memerintahkan orang untuk memeluk dogma-dogma gereja dan perintah-perintahnya, Firman berada dibawah gereja.
Gereja Orthodoks Timur mengklaim otoritas dan liturgi atas orang-orang yang ada didalamnya. Dan mereka pada dasarnya mengklaimnya sebagai hasil dari 7 konsili gereja yang tak dapat salah. Yang pertama di Nicea tahun 325. Yang akhir di Nicea tahun 787. Dan selama periode itu ada 7 konsili ekumenikal yang membentuk magisterium Gereja Orthodoks yang juga mengikat jiwa-jiwa manusia. Mereka juga setuju dengan Gerja Roma bahwa Gereja, hanya gereja mereka, dapat berbicara tanpa kekeliruan dalam tradisi dan artikel-artikel Iman, dan Gereja hadir melampaui Kitab suci.
Kekristenan sejati selalu mengatakan hal ini, Firman tidak berada dibawah gereja, Firman berada diatas gereja. Gereja tidak berotoritas atas Firman atau atas jiwa-jiwa manusia. Firman berotoritas atas gereja dan atas jiwa-jiwa manusia. Tuhan adalah pemegang otoritas terakhir. Ia telah memberikan perintah yang memiliki otoritas melalui pewahyuan ilahi melalui para nabi dan para rasul yang telah menuliskan Alkitab. Satu-satunya otoritas didunia, satu-satunya otoritas yang benar adalah Tuhan dan ekspresi otoritasnya adalah didalam Firman Tuhan. Dan saya akan mengatakannya sejelas-jelasnya yang saya dapat lakukan, semua perintah-perintah spiritual yang mengikat berasal dari Tuhan melalui Kitab suci itu sendiri, tidak ada yang lain.
Paus-paus tidak memiliki otoritas. Konsili-konsili tidak memiliki otoritas. Para Bapa gereja tidak memiliki otoritas. Kredo-kredo tidak memiliki otoritas. Artikel-artikel iman tidak memiliki otoritas. Tradisi-tradisi tidak memiliki otoritas. Dan pewahyuan-pewahyuan baru tidak memiliki otoritas. Markus 7:8 berkata, "Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." Tidak ada hal yang baru pada masa kini.
Bersambung
The Authority of God's Word, John MacArthur | Martin Simamora
No comments:
Post a Comment