F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Providence. Show all posts
Showing posts with label Providence. Show all posts

0 Providence / Penentuan Dosa dan Tanggung Jawab Manusia (4)

-

Bacalah terlebih dahulu bagian 3


B) ‘Providence’ juga berhubungan dengan segala sesuatu.
Providenceadalah pelaksanaan Rencana Allah, dan karena Rencana Allah berhubungan dengan segala sesuatu, maka ‘Providence’ juga berhubungan dengan segala sesuatu.  Hal-hal alamiah yang kelihatannya terjadi dengan sendirinya(secara otomatis, diatur oleh hukum alam), ternyata juga diatur / diperintah /dikontrol oleh Allah setiap saat.
Contoh:
  • matahari /putaran bumi (Yos 10:13 - matahari / putaran bumi dihentikan oleh Tuhan; Yes 38:8 - matahari bahkan digerakkan ke arah sebaliknya / bumi diputar kearah sebaliknya oleh Tuhan. Tetapi untuk Yes 38:8 ini  ada yang menafsirkanbahwa hanya bayangannya saja yang mundur).

  • kelihatannya tumbuh-tumbuhan hidup karena sinar matahari, tetapi Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan pada hari ke 3 dan matahari pada hari ke 4, dan ini menunjukkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu mendapatkan kehidupan dari Allah, bukan dari matahari. Memang setelah matahari ada, Tuhan lalu berkenan menggunakan matahari untuk memberikan hal yang vital bagi kehidupan tumbuh-tumbuhan, tetapi semuanya tetap di bawah kontrol dari Tuhan.
  • orang mendapat anak. Ini bukan merupakan hal yang alamiah, tetapi ini adalah pekerjaan Tuhan. Maz 127:3 - “Sesungguhnya,anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah”.

0 Providence / Penentuan Dosa dan Tanggung Jawab Manusia (3)


Bacalah terlebih dahulu bagian 2

2)   Kemahatahuan Allah.

Bahwa Rencana Allah berhubungan dengan segala sesuatu, atau bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu, juga bisa terlihat dari kemaha-tahuan Allah.
 a)   Kemahatahuan Allah menunjukkan bahwa Ia menentukan segala sesuatu.
Penjelasan:

Bayangkan suatu saat (minus tak terhingga) dimana alam semesta, malaikat, manusia, dsb belum diciptakan. Yang ada hanyalah Allah sendiri. Ini adalah sesuatu yang alkitabiah, karena Alkitab jelas mengajarkan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu (Kej 1  Yoh 1:1-3). Pada saat itu, karena Allah itu maha tahu (1Sam 2:3), maka Ia sudah mengetahui segala sesuatu (dalam arti kata yang mutlak) yang akan terjadi, termasuk dosa. Semua yang Ia tahu akan terjadi itu, pasti terjadi persis seperti yang Ia ketahui. Dengan kata lain, semua itu sudah tertentu pada saat itu. Kalau sudah tertentu, pasti ada yang menentukan (karena tidak mungkin hal-hal itu menentukan dirinya sendiri). Karena pada saat itu hanya ada Allah sendiri, maka jelas bahwa Ialah yang menen­tukan semua itu.

0 Providence / Penentuan Dosa dan Tanggung Jawab Manusia (2)

Mat 10:29-30 - “(29) Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit?
Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi
di luar kehendak BapaMu. (30)
Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya”
.
CREDIT:
Emőke Debreczeni
Bacalah    terlebih dahulu bagian 1



III. Providence berhubungan  dengan segala sesuatu
 
A)      Rencana Allah berhubungan dengan segala sesuatu.

Dengan kata lain, Rencana Allah itu mencakup segala sesuatu dalam arti kata yang semutlak-mutlaknya. Dasar dari pandangan ini:

1)   Dasar Kitab Suci:
a)   Ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa Rencana Allah mencakup ‘semuanya’.


  • Maz 139:16 - “... dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya”.


  • Dan 5:23 - “Tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di sorga: perkakas dari BaitNya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku.

0 Providence / Penentuan Dosa dan Tanggung Jawab Manusia (1)

By. Pdt. Budi Asali, M.Div

-


I. Pendahuluan & Definisi
A) Pendahuluan.

1)   Doktrin Providence of God / Providensia Allah ini adalah sesuatu yang sangat penting bagi kita.


Calvin:

  • “Ignorance of Providence is the ultimate of all miseries; the high­est blessedness lies in the knowledge of it” (= Ketidaktahuan ten­tang Providensia adalah asal mula semua kesengsaraan; berkat yang terbesar terletak dalam pengenalan tentang providensia)- ‘Institutes of the Christian Religion’,Book I, Chapter XVII, No 11.


  • “Nothing is more profitable than theknowledge of this doctrine”(= Tidak ada yang lebih berguna dari pada pengenalan tentang doktrin ini) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XVII, No 3.

Saya menuliskan hal ini pada bagian ‘Pendahuluan’ untuk memotivasi saudara mempelajari doktrin Providence of God ini. Tentang apa pentingnya / kegunaannya doktrin ini bagi kita, akan saya bahas di belakang (pelajaran VII).

Sekalipun doktrin Providence of God ini penting, tetapi doktrin ini tidak boleh diajarkan secara sembarangan kepada sembarang orang, karena:

0 KASIH DAN PERINTAH TUHAN (Bagian 4)

Oleh : Prof. D.A. Carson

[Bagian3]“…Pada ahirnya, Paulus dapat menempatkan dirinya sendiri dibawah sebuah sumpah ( misal Roma 9:1; 2 Kor 1:23); Tuhan menempatkan dirinya sendiri dibawah sebuah sumpah ketika dia bersumpah demi dirinya sendiri ( Ibrani 6:13-18). Tetapi tidak Paulus atau  juga Tuhan menggunakan sebuah sumpah untuk mengelak atau menyanggah  dusta/bohong. Tidak juga dengan ketiadaan sebuah sumpah berarti baik Paulus atau Tuhan dapat bebas untuk berbohong………

Lex  talionis,  legislasi “mata ganti mata” (Matius 5:38-42). Hukum Perjanjian Lama, “mata ganti mata, dan  gigi ganti gigi,”  telah ditegakan sebagai bagian sistem yudisial dari benih bangsa Israel (Keluaran  21:24; Imamat 24:20;  Ulangan 19:21). Untuk jenis-jenis kejahatan tertentu, faktanya sangatlah adil. Lex talionis (hukum pembalasan) tidak dapat diaplikasikan dalam  banyak kasus kriminal—penyembahan berhala, sebagai contoh, atau perkosaan, atau penghujatan—tetapi  dalam  kejadian-kejadian, katakanlah, personal dan niat menciderai orang lain,  dalam hal ini sangat adil.  Terlebih lagi, lex talionis memberikan keuntungan  membuat perseteruan yang berkepanjangan dapat dihentikan…..

Legislasi atau perundang-undangan Perjanjian Lama tidak hanya menyajikan kedilan yang ketat’keras ; legislasi atau perundang-undangan PL memberikan proyeksi gambaran akan realisasinya dimuka atas sebuah masyarakat yang   tertata secara benar dimana  orang-orang   berinteraksi  dan  mendukung satu sama lain tanpa prasangka buruk/kebencian. Pada dasarnya ini adalah  sebuah dunia yang  telah rusak dan penuh dosa; legislasi harus dijalankan untuk  mengekang atau membatasi kejahatan, memenuhi  klaim-klaim keadilan, dan  meredam  dendam.

...itulah natur hubungan antara hukum Mosaik—atau, lebih luas lagi, “kitab hukum [dan] para nabi” ( 5:17)—dan kesempurnaan kerajaan yang sempurna. Yang   terdahulu menunjuk kepada  yang kemudian/akan datang; hukum taurat dan kitab para nabi menunjuk pada kerajaan. Dan kerajaan itu telah terbit;   kerajaan itu telah dilantik/diresmikan dalam  hidup dan pelayanan dan kematian  dan kebangkitan dan peninggian Yesus.

Konflik Syria
Credit : http://21stcenturywire.com


Saya menduga saat  kita  berpikir  tentang kasih di tempat-tempat keras, maka kita secara alami condong pada  sukarnya tuntutan  Yesus untuk mengasihi musuh-musuh kita. Musuh dalam berbagai bentuk dan ukuran. Sebelum kita merefleksikan pada keragaman musuh-musuh, dan  oleh karena itu pada keragaman kasih yang  dimintakan untuk diperlihatkan, kita harus  memikirkan cara kita melalui apa yang berangkali  merupakan nas paling penting pada subyek ini.

0 KASIH DAN PERINTAH TUHAN (Bagian 3)

Oleh : Prof. D.A. Carson

[Bagian 2]...Menariknya, walaupun Yesus  hanya ditanyai soal perintah yang paling penting, Yesus mempersiapkan jawaban tidak hanya   untuk yang paling penting tetapi kedua yang penting: ” Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Markus 12:31). Nas  Perjanjian Lama yang Yesus kutip adalah Imamat 19:18. Kandungan bab itu   secara khusus ditujukan pada sebuah susunan perintah-perintah yang  mengusung hubungan-hubungan sosial;… ). Ayat krusialnya, 19:18, dibaca,  Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.”



…. Ada satu fitur atau hal khusus lagi dalam teks kita… segera Yesus berkata kepada dia, “ Engkau tidak  jauh dari kerajaan Allah” (Mark 12:34). Apapun juga  maknanya Teks ini tidak mengatakan  kepada kita bahwa kita  mendapatkan penerimaan ke dalam kerajaan Allah oleh karena kasih kita



dalam Matius 5:17-20, Yesus telah mengatakan bahwa dia tidak datang untuk melenyapkan Hukum dan kitab Nabi-Nabi, tetapi untuk “menggenapi” semua ituini tidak bermakna bahwa Yesus datang untuk “mempertahankan” Perjanjian Lama  atau untuk menguatkan Perjanjian Lama atau untuk mematuhi Perjanjian Lama, tetapi secara sangat literal untuk menggenapinya   kita harus  berpikir tentang Yesus sebagai bait terahir, domba paskah terahir, imam besar  terahir, dan korban terahir pada  Hari Penebusan


 

Dalam konteks pewahyuan Perjanjian Lama, perintah untuk mengasihi Tuhan  dengan hati dan jiwa dan kekuatan ( Ulangan 6:4-5) diletakan dalam konteks mengenal Firman Tuhan, mematuhinya, dan meneruskannya :



(1) Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, (2) supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu.(3) Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

0 KASIH DAN PERINTAH TUHAN (Bagian 2)

Oleh : Prof. D.A. Carson


[Bagian 1] "...Yesus  kala  itu sedang melakukan sesuatu lebih daripada sekedar mengklasifikasikan apakah yang paling penting. Salah satu dari tema-tema besar pelayanan Yesus adalah: kasih,  yang telah dipahami dan dipraktekan secara benar, secara aktual telah menggenapi hukum Perjanjian Lama… sebuah era baru telah terbit, dan  eschaton (hari akhir) ... secara  sangat mencengangkan telah  dilantik. … Perintah pertama untuk mengasihi Tuhan. Kata-kata yang berasal dari Kitab Suci dimana Yesus mengutip dari Ulangan 6:4-5  Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!  (Markus 12:29)

Anti intelektualisme masih mendiami sebuah petak evangelikalisme  yang luas, dan terkadang pemikiran  serius diolok-olok dan diabaikan oleh mereka yang  lebih menyukai sentimen  dan emosi… Mereka juga menyerukan daya tarik-daya tarik profetik kepada orang-orang Kristen muda… untuk kehidupan pikiran


Tetapi kita tidak boleh mengabaikan  sebuah bahaya sebaliknya, bahaya arogansi  intelektual…  perintah pertama  dari Yesus ini bukanlah sebuah perintah untuk berpikir tapi sebuah perintah untuk mengasihi, bahkan  kala  perintah   untuk  mengasihi mencakup  modifikasi-modifikasi :  “dengan segenap hatimu….dengan segenap pikiranmu.”

 

Tiga hal  selanjutnya harus dikemukakan mengenai  tiga cara berbeda Alkitab mengutarakan kasih Tuhan.


Pertama, adalah lebih baik untuk  mengatakan  catatan-catatan dari daftar ini sebagai lima cara  berbeda  yang dimiliki Alkitab dalam  mengutarakan kasih Tuhan daripada sebagai lima cara  berbeda “kasih” Tuhan.  Mengatakan  “kasih-kasih”  Tuhan yang berbeda memberikan impresi bahwa Tuhan  memiliki sejumlah “kasih-kasih” yang terkotak-kotak yang  Tuhan   pilih gunakan atau pilih tidak gunakan untuk target-target yang berbeda atau  pada kesempatan-kesempatan yang berbeda.  Tidak ada bukti baik  mengenai hal ini bahwa itulah apa yang dimaksudkan oleh teks-teks  biblikal.

0 KASIH DAN PERINTAH TUHAN

Oleh : Prof. D.A. Carson

Apapun hal yang   mesti dilakukan orang-orang Kristen, mereka mesti  berlaku manis, dimana “kemanisan” disini bermakna banyak tersenyum dan tidak pernah  mengisyaratkan bahwa seseorang dapat saja menjadi salah….bermakna memulihkan para pezinah ( sebagai contoh) pada jabatan pastoralnya berdasarkan pada petunjuk pertobatan samar belaka… Kasih  Tuhan yang memilih, …yang memilih Israel—bukan karena Israel  itu lebih besar dan lebih kuat atau lebih impresif dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, tetapi karena Tuhan mengasihi bangsa itu ( Ulangan 7:7-8; 10:15). Kasih ini jangan dibingungkan dengan nas-nas yang memperkatakan kasih  providensia Tuhan, ….  Kasih Tuhan yang Kondisional. Baik dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sejumlah nas membuat kasih Tuhan kondisional   terhadap kepatuhan yang setia.., Yesus mengatakan kepada pengikut-pengikutnya, ”Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya” (Yohanes 15:10).

Ilustrasi
Credit :ima-g.ar.itb.ac.id



A. Sebuah Pengantar yang Memberikan Gambaran


Tiga tahun lampau, saya telah memberikan  beberapa perkuliahan yang pada akhirnya telah dipublikasikan dengan judul The Difficult Doctrine of  the Love of God [1]  atau Doktrin Sukar Kasih Tuhan. Hampir seluruh fokus dari perkulihan-perkuliahan tersebut tertuju pada cara-cara Alkitab mengutarakan kasih Tuhan. Saya telah mengutarakan  relatif sedikit mengenai  kasih Kristen, yakni  mengenai  kasih  orang-orang Kristen yang diminta untuk diekspresikan. Dalam buku ini  saya ingin memperbaiki sedikit keseimbangannya; tentu saja, pada bagian akhir  saya akan memperlihatkan beberapa cara dimana kasih orang-orang Kristen  merupakan sebuah refleksi kasih Tuhan.



Sebelum masuk kedalam topik,  caranya akan menjadi lebih mudah jika saya  meninjau dan sedikit mengadaptasi tiga poin yang telah saya  kemukakan pada serangkaian perkuliahan-perkuliahan pertama.

0 YESUS TERTIDUR PULAS DENGAN KEPALANYA DI ATAS BANTAL (Bagian 3 Selesai)

Oleh : Charles H Spurgeon

[Bagian 2] "...Tuhan adalah perisai kita, dan upah kita yang luar biasa hebat. Karenanya kemudian, mestikah kita takut? Tuhan semesta beserta dengan kita, Allah Yakub adalah tempat perlindungan kita. Bagi orang percaya, damai bukan keyakinan yang sifatnya mungkin: Yesus telah menjaminkan untuk  menikmati “damai sempurna” … Ketika anugerah telah membuat kita menjadi penguasa-penguasa atas ketakutan-ketakutan kita, maka barulah kita dapat mengambil sebuah bantal dan tertidur lelap ditengah-tengah badai…”

Cedar Island  Fery
Credit : The Hull Truth Boating Forum


III.
Saya  telah mengatakan kepadamu tentang  ketenangan sang Guru dan  kegagalan murid-murid; sekarang mari kita berpikir tentang KETENANGAN  HEBAT YANG YESUS TELAH CIPTAKAN. “ Ada sebuah ketenangan besar.”


Perkataan Yesus telah menghasilkan ketenangan. Mereka berkata  jika minyak dituangkan keatas air maka perairan tersebut akan menjadi  halus, dan saya kira ada beberapa  kebenaran dari pernyataan itu; tetapi kebenaran sesungguhnya dalam  kisah ini adalah : jika Tuhan berkata, maka badai  tunduk menjadi  tenang, sehingga  ombak-ombak laut menjadi tenang.



Hanya diperlukan Yesus untuk  berucap didalam hati setiap  dari diri kita,dan segera saja datang damai Tuhan, yang melampaui seluruh pemahaman, akan memiliki diri kita. Tidak peduli seberapa suram murungmu, ataupun  seberapa mencekam takutmu, Yesus dapat secara seketika menciptakan sebuah ketenangan  hebat  yang kokoh.

0 YESUS TERTIDUR PULAS DENGAN KEPALANYA DI ATAS BANTAL (Bagian 2)

Oleh : Charles H Spurgeon

[Bagian 1]... tetapi ketakutan telah mendesak diri mereka; dan oleh karena itulah mereka telah membangunkannya, mengucapkan kata-kata yang tidak ramah dan tidak kasih: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (Markus 4:38)… Haruskah Dia dituding dengan  tudingan yang tak berperasaan , bahwa Yesus membiarkan murid-murid-Nya yang setia binasa kala Dia memiliki kuasa untuk  melepaskan mereka? Sayangnya kita juga telah  melakukan kesalahan dengan melontarkan tudingan-tudingan  semacam itu!

  
Kapal menerjang badai di Laut Bering
Credit : NOAA


II
. Tetapi perhatikan disini, PERBEDAAN ANTARA SANG GURU DAN MURID-MURIDNYA; karena meskipun Yesus dalam sebuah ketenangan yang hebat, para murid ada dalam badai yang hebat. Disini kita melihat kegagalan para murid. Mereka seperti halnya kita, dan kita sering kali seperti halnya  mereka.


Mereka telah memberikan jalan untuk takut. Merekat  sangat takut kapal itu  akan tenggelam, dan bahwa mereka semua akan binasa. Sehingga  hal ini menghasilkan rasa takut, mereka telah melupakan alasan-alasan kokoh untuk berani  yaitu yang sedang  terbaring sangat dekat dengan mereka; karena, kebenarannya, mereka  memang aman. Kristus ada turut dalam kapal, dan jika  kapal ini tenggelam, Dia pun  akan tenggelam bersama-sama  dengan mereka.

0 YESUS TERTIDUR PULAS DENGAN KEPALANYA DI ATAS BANTAL

Oleh : Charles H Spurgeon

Apapun yang terjadi, Dia  telah menyerahkannya kedalam tangan  sang Pemelihara agung; dan apakah lagi yang lebih dibutuhkan? Jika seorang penjaga telah ditempatkan untuk menjaga rumahku, jika aku tidak dapat mempercayai dia untuk menjaga?“Lemparkanlah bebanmu kepada Tuhan (Maz 55:22)…Disini, mari kita teladani Yesus. Milikilah keyakinan diri seperti anak kecil kepada Bapa yang agung. Yesus telah beristirahat di buritan kapal, memilih sebuah bantal, sepenuhnya membaringkan diri diatas bantal, dan tidur; dan sekalipun kapal itu dipenuhi dengan air, dan  diombang-ambingkan sedemikian  hebatnya. Yesus tetap tidur. Tidak ada yang dapat merusak damai pada jiwa yang tenang



Di buritan perahu itu, Yesus sedang tidur dengan kepala-Nya di atas bantal. Pengikut-pengikut-Nya membangunkan Dia. Mereka berkata, "Bapak Guru, apakah Bapak tidak peduli, kita celaka?"  Yesus bangun, lalu membentak angin itu, dan berkata kepada danau, "Diam, tenanglah!" Angin pun reda, dan danau menjadi sangat tenang
. –Markus 4:38-39
 



 

Yesus membawa murid-murid berserta-Nya naik kedalam sebuah kapal untuk mengajarkan sebuah pengajaran praktis. Adalah sebuah hal tersendiri untuk menyampaikan kepada  orang-orang  mengenai kesatuan kita dengan mereka (murid-murid), dan tentang bagaimana mereka seharusnya menjalankan iman mereka dalam saat yang  berbahaya, dan mengenai keamanan mereka yang nyata dalam bahaya yang terlihat nyata, tetapi adalah hal lainnya lagi, dan hal yang jauh lebih baik, untuk turut masuk kedalam kapal bersama dengan  mereka untuk merasakan teror badai dan kemudian bangun dan menghardik angin badai dan berkata kepada laut, “Damai, jadilah  tenang.” Yesus telah memberikan semacam  pelajaran  Taman Kanak-Kanak  kepada murid-murid-Nya, dan ini adalah sebuah khotbah dalam perbuatan, dimana kebenaran telah dibuat menjadi terlihat nyata dihadapan murid-murid. Pengajaran semacam ini telah menghasilkan sebuah efek yang mengagumkan terhadap kehidupan mereka.  


Semoga kita mendapatkan pelajaran dari peristiwa ini!

0 IMAN & KUASA TUHAN

Oleh : DR. Jerry Bridges

Ilustrasi :123rf

Penyembuhan anak laki-laki yang dirasuki oleh  setan ( Matius 17:14-20)  sekilas   terlihat  hanya satu lagi dari sebuah rangkaian penyembuhan mujizat yang dicatat oleh  Matius. Apa yang membuat  mujizat penyembuhan ini unik adalah penekanan Yesus pada peran iman.  Memang benar bahwa iman  menonjol dalam mujizat-mujizat yang dicatat dalam bab 9, tetapi dalam bab 17 ketiadaan iman yang ditekankan  oleh Yesus.


Tuhan tidak bergantung pada iman manusia untuk menuntaskan pekerjaan-Nya   terlihat jelas dari kisah-kisah mujizat lain yang dicatat  oleh Matius. Segera setelah Transfigurasi Yesus terjadi,  berlangsunglah  penyembuhan anak laki-laki, ini adalah sebuah contoh utama. Ini adalah sebuah mujizat spektakuler; namun demikian iman manusia tidak dilibatkan. Hal ini juga benar terjadi dalam pemberian lima ribu orang ( Matius 14:13-21) dan  empat ribu orang ( Matius 15:32-38). Sehingga hal pertama yang  harus kita pelajari mengenai iman dan kuasa Tuhan adalah bahwa Dia tidak bergantung pada iman kita untuk melakukan pekerjaan-Nya. Tuhan tidak akan tersandera pada ketiadaan iman kita.

0 Bahkan Jangan Pergi Ke Sana! (Bagian 3 SELESAI)


Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini  dan bagian 2 di sini

Oleh : Keith Krell, Ph.D


2. Kita Tidak Benar, Tetapi Tuhan Benar ( Roma 3:5-8)


Pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan Paulus dalam Roma 3:5-8 menyingkapkan sebuah   respon  memberontak terhadap  dakwaan dosa yang dilontarkan Paulus dan kecamannya terhadap pembenaran  diri sendiri.  Ayat-ayat ini mendemonstrasikan penghukuman Tuhan yang benar atas orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan memberontak[Lihat juga  Deffinbaugh, “Condemning Questions.”]. Pada Roma 3:5 :”Tetapi jika ketidakbenaran kita  mendemonstrasikan kebenaran Tuhan, apa yang akan kita katakan? Tuhan yang murka tidak benar, benarkah? (Aku berbicara sebagai manusia)”.[ Paulus akan mendiskusikan hal ini lebih lanjut dalam  Rom 6:1-14.]. Walaupun keberatan ini telah diduga, namun absurd dan penuh dosa, Frasa “ apa yang akan kita katakan?”  ditemukan sebanyak tujuh kali dalam kitab Roma dan tidak ditemukan pada bagian lain manapun di Perjanjian Baru[ Lihat  Rom 3:5; 4:1; 6:1; 7:7; 8:31; 9:14, 30.].

0 Bahkan Jangan Pergi Ke Sana! (Bagian 2)

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini


Oleh : Keith Krell, Ph.D

Sebagai seorang percaya, anda telah “dipercayakan” dengan seluruh firman-firman Tuhan. Ini adalah sebuah keistimewaan yang sangat  hebat, tetapi  ini adalah sebuah keistimewaan yang  mendatangkan tanggung  jawab. Apakah anda mempelajari Firman Tuhan  untuk mengenal dan melayani Dia lebih baik? Apakah   studi Alkitabmu telah  membuatmu semakin dekat kepada Tuhan? Kemudian sudahkah anda  mengambil pengetahuan ini dan membagikannya dengan seseorang yang lain? Pengetahuan akan   kandungan Alkitab, bila disimpan saja untuk diri sendiri, bertentangan dengan  kehendak  Tuhan yang  telah dinyatakan. Bagikanlah apa yang anda ketahui mengenai Yesus dan penawaran-Nya akan keselamatan pada hari ini. Tolonglah orang lain berpikir secara benar mengenai diri mereka sendiri dan Tuhan.

0 Bahkan Jangan Pergi Ke Sana! (Bagian 1)



Oleh : Keith Krell, Ph.D

Apakah anda memiliki SIM? Jika ya, anda pasti memahami bahwa musim dingin adalah masa yang paling berbahaya dalam tahun untuk mengemudi. Salju, es, dan  badai salju  membuat mengemudi secara khusus menjadi  berbahaya. Ini sebabnya musim salju merupakan  saat  paling berbahaya, bukankah demikian? Salah! Sekalipun mayoritas orang pada survei 2010 lalu memilih musim dingin sebagai saat yang paling berbahaya untuk berada di jalan raya, keyakinan ini tidak didukung dengan bukti. Malahan, musim panas merupakan  musim  yang paling berbahaya untuk berada di jalan raya, dimana Empat Juli menjadi  hari yang paling berbahaya untuk mengemudi dalam sebuah tahun. Para pakar menyatakan bahwa hal ini mungkin disebabkan jalan-jalan yang lebih padat,   para supir yang pulang  berlibur, dan kebiasaan meminum minuman beralkohol. Peneliti yang memimpin survei  ini berkata “Kita mengkuatirkan  mengemudi di musim dingin, tetapi membiarkan kewaspadaan kita menurun di hari-hari libur musim panas, ketika kejadian-kejadian  fatal paling mungkin untuk terjadi.”[ SermonNews, “Drivers Mistakenly Believe Winter Most Dangerous.” Source: Science Daily, 6/28/2010, anonymous.].



Kepercayaan-kepercayaan salah apakah yang anda pegang? Ide-ide apa yang anda adopsi berlawanan dengan Kitab suci? Pernahkah anda berpikir bahwa dosa anda demikian besar untuk disembunyikan dari Tuhan? Berangkali anda bertanya-tanya apakah Tuhan  akan pernah mau mengasihi dan mengampuni seseorang seperti anda. Pernahkah anda merasa begitu terbelenggu oleh dosamu sehingga anda membenarkannya  baik secara mental dan verbal?

0 Mujizat Roti - Bagian 2- Selesai

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini


Oleh : J. Hampton Keathley, III, Th.M


Perintah Elisa ( 2 Raja-Raja 4:42b)

"Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan.” Elisa, seorang  yang sepenuhnya dikuasai  Tuhan Allah dan didorong dan dtuntun oleh prinsip  Firman-Nya telah melihat peristiwa ini sebagai sebuah kesempatan yang luar biasa. Ini salah satu situasi yang mendemonstrasikan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Roma 8:28 dan 32. Sehingga peristiwa ini merupakan sebuah  kesempatan untuk mengajar dan mendemonstrasikan dua kebenaran penting.

Pertama, peristiwa ini mengajarkan mereka: siapa dan apakah Tuhan bagi mereka sebagai pengajar-pengajar  Firman Tuhan. Dialah yang dapat memultiplikasikan apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan mereka, apapun juga yang menjadi kebutuhan mereka selagi mereka melakukan  pelayanan kepada sebuah bangsa yang mengalami paceklik  secara rohani. Tetapi peristiwa ini juga mengajarkan mereka sesuatu mengenai tanggungjawab mereka   agar mereka pergi keluar untuk menyebarkan Firman dan melayani orang. Mereka harus mengambil apapun yang telah Tuhan sediakan dan menggunakannya, percaya kepada Tuhan untuk melipatgandakannya sebanyak yang pantas menurut Tuhan.

0 Mujizat Roti - Bagian 1



Oleh : J. Hampton Keathley, III, Th.M


Pengantar



Ketika anda mempelajari  kehidupan dan pelayanan Elisa, mudah untuk melihat  bagaimana karakter dan pekerjaan-pekerjaannya menyerupai banyak hal yang  menjadi ciri pelayanan Yesus Kristus. Kisah seseorang dari Baal-salisa  ini sangat   mirip dengan kisah memberi  makan 5.000 orang atau mujizat melipatgandakan roti dan ikan. Kelaparan yang terjadi dalam kisah yang mendahuluinya : tentang sup  beracun yang masih memiliki pengaruhnya dalam kejadian ini ( 2 Raja-Raja 4:38-41). Ada penekanan pada tepung yang  menetralisir sup beracun tersebut, sebuah gambaran tentang Yesus dan Firman-Nya, satu-satunya penawar untuk berbagai racun dunia ini. Disini penekanannya akan sama, hanya saja sekarang, dimensi lain ditambahkan, yaitu tanggungjawab kita untuk percaya kepada Tuhan untuk melipatgandakan apa yang telah Dia berikan kepada kita ketika kita membagikan Dia kepada orang lain.

Sebagaimana murid-murid belajar dari peristiwa memberi  makan kepada 5.000 orang, demikian juga di sini kita melihat sekelompok nabi yang berkumpul disekeliling Elisa karena kepada mereka inilah Tuhan telah memberikan tanggungjawab untuk membawa Firman-Nya kepada sebuah bangsa  pemuja berhala. Tugas ini  sulit, jika bukan sebuah tugas yang  mustahil terlepas  dari pemampuan ilahi dari Tuhan. Mereka  akan menghadapi kesulitan-kesulitan pribadi, penganiayaan-penganiayaan, saat-saat kekurangan, dan banyak kesulitan-kesulitan lainya yang hanya dapat dicukupkan oleh Tuhan. Dalam teks ini,mereka dipanggil untuk percaya kepada Tuhan dan percaya kepada-Nya akan semua kebutuhan dan tanggungjawab mereka.  Saat kita mengaitkan  hal ini dengan kehidupan kita sendiri, mari kita mengajukan sepasang  pertanyaan yang saling berkaitan :

0 Iman Vs Takut- Apa Kata Alkitab?


Jawab : Iman dan takut tidak dapat hadir secara bersamaan.  Iman digambarkan dalam Ibrani 11:1 sebagai menjadi “pasti akan apa yang tidak dapat kita lihat.” Iman adalah sebuah keyakinan absolut  bahwa Tuhan secara konstan bekerja dibalik semua situasi dalam setiap area kehidupan kita, bahkan ketika tidak ada bukti nyata yang dapat disaksikan. Pada sisi lain, takut,pada dasarnya  adalah ketidakpercayaan atau percaya yang lemah. Saat tidak percaya, kita  mengandalkan pikiran-pikiran kita, takut menguasai emosi-emosi kita.


Keterlepasan kita dari takut dan kuatir didasarkan pada iman, yang sangat bertolak  belakang dengan ketidakpercayaan. Kita harus memahami bahwa iman bukan sesuatu yang dapat kita hasilkan dari dalam diri kita sendiri. Iman adalah sebuah pemberian cuma-Cuma (Efesus 2:8-9 “
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah) dan  iman digambarkan sebagai sebuah buah (atau  karakteristik) yang dihasilkan didalam kehidupan kita oleh Roh Kudus ( Galatia 5:22).

0 Apakah Kata Alkitab Mengenai Damai?



Catatan  Editor

Jika Tuhan berkenan, maka dalam hitungan jam kita semua boleh tetap sehat dan ada (hidup) untuk  menghirup udara   tahun yang baru, 2013. Ya tahun yang baru didalam dunia yang sama, dunia yang semakin tua, dunia yang semakin  hari akan semakin sulit untuk dikatakan semakin mudah, semakin damai, apalagi semakin tenang. Tentu sebagai orang-orang  percaya kita menjalani  dan menghadapi semua tantangan itu tidak sendirian tetapi diberikan kekuatan dan kemampuan oleh Tuhan yang selalu menyertai kita (Matius 28 : 20b Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zamanJuga lihat Roma 8:31-37.) sehingga apapun dan bagaimanapun kenyataan hidup yang harus kita lalui, tidak akan  pernah kita kehilangan sumber kekuatan sejati untuk menghadapi dan melalui  fakta yang ada didunia ini, sehingga kita mampu mengatasi dan melewatinya. Semua orang berharap 2013 akan lebih baik dan diatas semuanya itu , damai adalah hal yang  paling didambakan.  Sebagai bangsa  dan rakyat Indonesia kita  masih menyaksikan bahwa damai di negeri terasa semakin sulit ditegakkan. Berbagai aksi kekerasan ; antar kelompok, antar kampung, antar desa atau bahkan konflik yang lebih besar  masih sangat kuat mewarnai negeri ini. Atas  nama kepentingan, atas nama agama, atas nama politik tanpa disadari sebagai bagian dari warga bangsa Indonesia  ada   yang  rela merobek damai antar sesama  anak bangsa. 


Apakah mungkin untuk tetap merindukan damai di dunia yang semakin tua dan semakin diwarnai dengan kekerasan?Ya..seolah  nilai seorang manusia tidak ada bedanya  dengan seekor hewan; bagaikan ayam atau seekor kucing, atau mungkin lebih bernilai daripada  hewan? Entah bagaimana dunia menjelaskan masalah ini atau bagaimana dunia menawarkan damai, tetapi Alkitab memberikan sebuah kepastian didalam ketidakpastian. Alkitab menawarkan sebuah damai   ditengah-tengah sulitnya mereguk damai, walau cuma setetes. Artikel  berjudul  “Apakah yang  Dikatakan Alkitab Mengenai Damai?” akan memberikan jawaban kepada dunia yang mengalami  kelangkaan Damai, ya..damai yang sejati, damai yang mengamankan jiwa dan pengharapan  akan kebahagiaan didalam setiap diri insan manusia. Semoga anda  telah memiliki damai sejati yang  berasal dari Tuhan.


Salam dalam Kasih Kristus, biarlah  Tuhan yang  membawa dan menuntun kita menuju dan menjalani tahun 2013

Martin Simamora
Founder & Editor


Jawab : Damai  adalah sesuatu  yang diinginkan setiap orang, namun nampaknya hanya beberapa orang saja yang mendapatkannya. Apakah damai itu? Damai dapat didefinisikan sebagai “ketenangan, harmoni, atau keamanan.” Bergantung  pada situasi, damai dapat bermakna “kemakmuran” atau “ dalam keadaan baik.” Berbagai bentuk kata “damai” dijumpai sebanyak 429 kali dalam alkitab versi King James. Ada berbagai jenis  damai, termasuk damai yang palsu, damai dalam jiwa, damai dengan Tuhan dan damai dengan manusia.

0 Gaya Hidup Cukup & Bebas dari Perasaan Kuatir – Bagian 4 Selesai

Bacalah terlebih dahulu bagian-bagian sebelumnya. Untuk bagian satu di sini, bagian 2 di sini dan untuk bagian 3 di sini


Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell
Yesus secara spesifik membatasi janji ini hanya kepada mereka yang mematuhi Matius 6:33a “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya”. Ketimbang sebagai sebuah selimut janji, pernyataan pada ayat tersebut merupakan janji yang bersifat kondisional  yang berlaku kepada para murid yang sepenuhnya berada dalam kepemilikan Kristus. Para murid yang berkomitmen untuk membangun kerajaan finansial yang bersifat sementara tidak menerima jaminan-jaminan semacam ini. Janji ini merupakan pengharapan kepada pencarian kerajaan Allah terlebih dahulu. Ini bukan merupakan lisensi kemalasan. Satu elemen mencari kerajaan Allah dan kebenarannya  adalah bekerja. Para murid dijanjikan kelangsungan hidup bukan kemakmuran [France, The Gospel of Matthew, 272.]
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9