F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Kasih Tuhan. Show all posts
Showing posts with label Kasih Tuhan. Show all posts

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 8

Oleh : Martin Simamora


Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?

"Street Crime" - Cartoon Work
Bacalah lebih dulu bagian 7
Bagaimanapun juga, harus diakui sangat sukar untuk memahami TUHAN yang perilakunya sedemikian kompleks dan kerap tidak terjangkau oleh pemahaman kita, atau celakanya, hal ini dapat membuat persepsi  manusia terhadap TUHAN menjadi sangat buruk. Tentu saja, jika hal ini diajarkan atau dikhotbahkan dalam pemahaman dan persepsi manusia maka kerunyaman yang dihasilkan bukan sebuah pemaparan siapakah TUHAN. Dapat ditebak akan bermuara pada sekeptisme atau sinisme kala menyentuh perihal semacam ini dalam Alkitab. Sejatinya, apa yang telah disampaikan sejauh  ini, sukar untuk dielakkan,  memang benar dinyatakan  oleh Alkitab sendiri; bukan hanya dalam Perjanjian Lama tetapi kelak pada bagian-bagian berikutnya kita akan menemukan juga dalam Perjanjian Baru. Jelas saja, sebab Dia adalah TUHAN yang sama baik dahulu, sekarang, dan akan datang- selama-lamanya ;baik didalam Perjanjian Lama ataupun dalam Perjanjian Baru.

Pada derajat yang paling minimal, kalau anda mengatakan bahwa TUHAN  BUKAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT  JAHAT, tetapi  berdaulat penuh dan itu termasuk  ketika  Dia  memutuskan untuk  berdiam diri ( Mazmur 50:1), maka reaksi kita setidaknya sama  dengan  Asaf, yaitu tidak dapat menerimanya dengan hati yang nyaman :“Bangunlah, ya Allah, lakukanlah perjuangan-Mu! (Mazmur 50:22).” Ini adalah sebuah  teriak seru yang tidak main-main, tetapi baik saya, anda dan siapapun tidak bisa menjatuhkan vonis bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT, menuding TUHAN tidak berdaya kala berhadapan dengan kejahatan dan manusia-manusia jahat.

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 7

Oleh : Martin Simamora


Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?

Pakistan,Khunjerab Pass at about 4,700 meters altitude connects Pakistan and China.
Bacalah lebih dulu Bagian6

Pemikiran-pemikiran Asaf yang keliru dan menjerumuskannya kedalam kecemburuan terhadap orang-orang berdosa, adalah sebuah situasi yang mirip dengan Israel pada sebuah titik dalam peristiwa Keluaran dari Mesir dan isteri Ayub kepada suaminya. Serupa dengan Asaf yang mengalami kekecewaan hebat  kala pengimanannya terhadap TUHAN  dilimbungkan oleh realita kehidupan yang berlawanan dengan apa yang diharapkan semestinya terjadi. Kekecewaan yang tak tertahankan terhadaap TUHAN yang diimani dapat diandalkan, diharapkan dan dipercayai sebagai penyelamat, pelindung dan pemberkat. Mazmur 73 telah menuturkan sebuah pertanyaan sepanjang zaman: ”mengapa orang benar menderita atau mengalami ketidakadilan?” Sebuah pertanyaan yang akan melahirkan rentetan tanya yang menggugat tak hanya iman Kristen, tetapi bahkan menggugat TUHAN.“Hai…TUHAN yang maha kuasa lagi maha penyayang, dimanakah engkau kala aku berseru sampai kering kerongkongan ini tapi tak jua engkau mengulurkan tangan? Atau “Hai…TUHAN yang maha adil, dimanakah engkau kala ketidakadilan  merajalela, tidurkah engkau? Atau “Hai… TUHAN yang maha kuasa, kurangkah kuasamu sampai-sampai engkau tak berdaya terhadap free will atau kehendak bebas manusia-manusia penjahat, pembunuh dan penipu?


Asaf adalah manusia mengalami kekecewaan terhadap TUHAN yang teramat hebat, kelimbungan imannya sangat berdasar, mari kita soroti beberapa diantaranya dan harapan saya, para pembaca dapat lebih memahami tantangan iman orang percaya yang sejati ditengah-tengah dunia yang fasik ini.

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 6

Oleh : Martin Simamora



Tuhan  Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?
People comfort each other in front of the St-Agnes church during a vigil for the victims of the train crash Lac-Megantic, Que., Friday, July 12, 2013.- Canada.com


Bacalah lebih dulu  bagian 5

Sejauh ini, bila anda membaca artikel berseri ini, apakah perasaan atau pikiran  yang menyeruak dalam diri anda? Saya cukup yakin, kesan  pertama pembaca pada umumnya bisa  seperti ini  “Absurd benar hidup ini jika faktanya TUHAN dapat berperilaku seperti ini, masak sih…,TUHAN dapat terlihat menjadi sekejam ini? Kalau seperti ini, lebih baik tidak usah bertuhan apalagi beriman pada Kristus! Saya tidak bisa melarang anda untuk bereaksi sekeras ini. Tetapi jenis pergumulan ini adalah manusiawi, dan saya pun teringat juga akan perkataan isteri Ayub yang sebetulnya mewakili pembaca pada umumnya, “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" (Ayub 2:9). SIAPA YANG TAHAN DAN TETAP WARAS DENGAN FAKTA SEPERTI INI? Dimanakah letak permasalahan manusia? Saya juga tidak bisa  tidak akan diingatkan  dengan Asaf. Dia pernah menuliskan begini terkait ABSURDITAS kenyataan hidup ini ,“Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi” (Mazmur 73:13-14). Kita, pada bagian ini, akan  memberikan perhatian yang cukup khusus pada Mazmur ini untuk melihat diri kita sendiri!

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 5

Oleh : Martin Simamora


Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?

A family leaves an underground bunker in the wake of the destruction caused by the natural disaster- Reuters

Bacalah lebih dulu bagian  4
Apakah yang mendasari TUHAN untuk  sedemikian berani (nekat, dimata manusia) meladeni tantangan Iblis semacam itu? Ya,  dalam hal ini  TUHAN  bersedia mengulurkan tangan-Nya dan menjamah segala yang dipunyai Ayub, dan TUHAN  dalam  hal ini pada faktanya telah memberikan kuasa kepada Iblis untuk melakukan apa-apa yang telah ditentukan  atau ditetapkan oleh TUHAN untuk boleh ditimpakan kepada Ayub, hamba-Nya, satu-satunya yang benar (Ayub 1:8)! Apa yang mendasari TUHAN untuk memberi kuasa kepada Iblis dan melahirkan rentet kemalangan yang memilukan? Apakah Maksud  atau tujuan TUHAN?

Tidak akan ada jawaban yang memuaskan hati dan rasio manusia atas Tindakan TUHAN ini, namun satu hal pasti, ada sebuah hal teramat  luar biasa dan bernilai  terkait  Ayub dalam pandangan TUHAN! “Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." (Ayub 1:8). TUHAN dihadapan Iblis telah menyatakan bahwa Ayub adalah orang benar dihadapan-Nya. Ya, Ayub orang benar menurut TUHAN sendiri, dengan kata lain, Dia sangat  mengenali Ayub secara total sehingga dengan tanpa ragu sedikitpun TUHAN, kepada Iblis, berkata  "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." Tidak ada celah sedikitpun  bagi Iblis untuk membantah pernyataan Tuhan ini.

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 4

Oleh : Martin Simamora


Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?

Penembakan di sebuah Mal di Columbia- Marryland - bloomberg.com

Bacalah terlebih dahulu bagian3

K
ita telah  melihat dan mempelajari kemencekaman yang menyelimuti Israel dalam berhadap-hadapan dengan Firaun beserta bala tentaranya yang gagah perkasa. Kita telah melihat TUHAN yang  mengeraskan hati Firaun, yang sebetulnya adalah tindakan yang  membuat hati  Firaun yang sebelumnya telah keras hati semakin menjadi-jadi sehingga benar-benar melakukan niatnya. Firaun pada dasarnya memang telah keras hati, Keluaran 8:15,19,32Tetapi ketika Firaun melihat, bahwa telah terasa kelegaan, ia tetap berkeras hati, dan tidak mau mendengarkan mereka keduanya--seperti yang telah difirmankan TUHAN. Lalu berkatalah para ahli itu kepada Firaun: "Inilah tangan Allah." Tetapi hati Firaun berkeras, dan ia tidak mau mendengarkan mereka--seperti yang telah difirmankan TUHAN. Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok tanda mujizat ini akan terjadi." Hal ini tidak menunjukan TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT.

Pencopet menjambret seseorang, pembunuh membunuh korbannya, penipu meraup uang korbannya dan berbagai  tragedi  dan peristiwa pilu lainnya. Apakah ini FAKTA bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA BERBUAT JAHAT? Apakah  kebebasan  manusia untuk dapat berbuat  apa saja telah membuat TUHAN hanya dapat  memperingatkan dan tidak dapat mencegah. Sehingga, isu yang muncul bukan sekedar TUHAN tidak mau, tetapi tidak dapat. Dikatakan tidak dapat karena dikatakan manusia memiliki  “free will” atau kehendak bebas dan inilah yang membuat TUHAN tidak dapat mencegah pencopet, pembunuh, penipu dan lain-lain. Dan pandangan semacam ini pun mulai menyusupi  beberapa orang Kristen.

0 TUHAN Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 3

Oleh : Martin Simamora



Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?

In this Nov. 29, 2012 photo, night falls on a Syrian rebel-controlled area as destroyed buildings are seen on Sa'ar street after airstrikes targeted the area last week, killing dozens in Aleppo, Syria. (AP Photo/Narciso Contreras)
Washingtonpost


Bacalah lebih dulu  bagian2

Kepada Firaun sang Penjahat dan kepada Israel, orang-orang  yang dibebaskan-Nya dari  cengkraman sang Firaun di tanah Mesir, TUHAN melakukan 2  hal yang sama (dengan 2 kesudahan yang sangat berbeda), yaitu  MEMPERLIHATKAN SIAPAKAH DIA  dan MEMPERLIHATKAN KEMULIAANNYA (Bacalah perihal ini dalam  Keluaran 14:18-19  dan Keluaran 14: 30-31). Ada satu - dua  hal menarik yang  hendak saya tinjau pada kasus   yang istimewa ini, dalam  hal ini sebetulnya beranjak dari sepasang pertanyaan yang membuat dahi siapapun akan berkerut :

PERTAMA, apakah gunanya  memperlihatkan  KEMULIAAN TUHAN kepada orang-orang yang jelas sekali  akan dimusnahkan  oleh karena mereka  menentang-Nya? Ini tidak hanya  janggal tetapi benar-benar dapat MENGGIRING  pikiran setiap manusia untuk dengan gamblang  menyimpulkan bahwa TUHAN tidak bedanya (dalam perilaku) dengan Setan yang menghendaki kematian dan bukan keselamatan orang-orang fasik. 

KEDUA, pada aspek mana perilaku Tuhan yang mengeraskan  hati Firaun sehingga mengejar Israel untuk dibantai dapat dipahami sebagai PERILAKU TUHAN?


Jika demikian adanya, maka tak terhindarkan para pembaca dapat terbujuk untuk  menyimpulkan bahwa TUHAN  yang disembah Israel pada dasarnya adalah BERPERILAKU Setan, sebab Dia tega hati membiarkan keadaan  membahayakan dan mematikan menyelimuti  yang dikasihi-Nya, BAHKAN Dia secara sengaja MENGERASKAN hati Firaun, tidakkah ini  kedengaran seperti “Dialah yang MENGHASUT hati Firaun untuk SEMAKIN MENJADI-MENJADI melancarkan teror maut melalui pengejaran bala tentara  Mesir yang gagah perkasa itu?” Dengan kata lain MUSTAHIL Dia benar-benar TUHAN, sebab bukannya menghalangi, mencegah atau minimal menyukarkan  niat dan maksud si Penjahat, tetapi malahan  meneguhkan hati yang sebelumnya memang sudah menginginkan kehancuran Israel hingga ke level yang paling mematikan! 

0 TUHAN Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 2

Oleh : Martin Simamora


TUHAN Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?


Teror Mumbai – University of Illinois
Bacalah lebih dulu bagian1

A
papun yang TUHAN buat/ciptakan/ adakan, semuanya memiliki tujuannya (Amsal 16:4). Dia juga melakukan apa yang dikehendaki-Nya (Mazmur 115:2-3). Didalam tangan TUHAN, nyawa segala yang hidup dan SETIAP  manusia, terletak. Tuhan bahkan MENGUASAI baik orang yang tersesat  maupun yang menyesatkan ( Ayub 12:9-25). TUHAN yang menjadikan  terang dan menciptakan gelap, menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang, tegas dikatakan bahwa DIALAH TUHAN yang MEMBUAT semuanya ini (Yesaya 45:6-8). TUHAN juga yang MEMELIHARA kecenderungan hati umat-Nya bahkan dikatakan untuk selama-lamanya (1Tawarikh 29:11,18-19).Terhadap manusia yang memang memiliki kemampuan untuk memikirkan atau merencanakan jalannya, sekalipun demikian adanya, namun TUHAN yang  MENENTUKAN arah langkah manusia tersebut ( Amsal 16:9). Alkitab secara telak mengatakan bahwa  segala sesuatu telah BAPA taklukan di bawah kaki ANAK, dalam  hal “SEGALA SESUATU” ditegaskan bahwa  tidak ada SATUPUN yang BAPA kecualikan tidak takluk kepada ANAK (Ibrani 2:8). Terkait hal yang kita pahami sebagai penderitaan, kemalangan, kesukaran hidup, kesedihan, kejahatan yang dialami, yang membuat kita  dapat merasa letih, frustrasi hingga putus asa, dikatakan bahwa TUHAN tidak akan membiarkan sampai-sampai kita tidak dapat menanggungnya ( 1 Korintus 10:13).

0 TUHAN Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 1

Oleh : Martin Simamora


TUHAN Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?


Credit :ctgov
Pernahkah anda berpikir mengenai fakta bahwa kejahatan manusia semakin keji dan kadang kebengisan manusia bisa  hingga pada taraf memotong-motong tubuh korbannya ( mutilasi),  manusia sanggup menyentuh level kebengisan yang tak terbayangkan, secara dingin setelah membunuh  sanggup memotong  sehingga dapat dimasukan kedalam koper untuk kemudian dipikirkan akan dibuang kemana. Kadang melalui banyak ragam dan wujud peristiwa-peristiwa sadis semacam ini,  dinilai oleh manusia  kebanyakan sebagai Tuhan tidak berdaulat penuh atas setiap diri manusia, dengan kata lain Dia sebenarnya tidaklah Mahakuasa, dan kalau sampai  ada hamba-hamba Tuhan atau pemberita-pemberita Injil mengajarkan bahwa Tuhan itu mahakuasa maka dapat disimpulkan sebagai keliruan fatal, sehingga  anda orang Kristen sedang dibawa bermimpi jika percaya Dia Mahakusa sebab faktanya Dia tidak dapat mencegah kejahatan. Kali ini, pada bagian pertama ini, saya HANYA akan berupaya mengulas sebuah isu yang aktual  atau lebih tepatnya menyajikan penjelasan Alkitab terhadap ISU YANG DIMUNCULKAN MANUSIA “Tuhan tidak dapat mencegah Manusia untuk berbuat Jahat.” Apakah  hal tersebut sepenuhnya sebuah FAKTA ILAHI   TUHAN yang MAHA dalam setiap KESEMPURNAANNYA atau PERSEPSI  seorang MANUSIA FANA? Mari kita lihat bersama

0 Apa Yang Dikehendaki-Nya Adalah Mengikut (Pribadi) Yesus, Bukan Jejaknya!

Oleh : Martin Simamora


Apa Yang  Dikehendakinya Adalah Mengikut  (Pribadi) Yesus, Bukan Jejaknya!


Credit : Cameron Davidson,  Foto Udara  Wall Street- theguardian.com

Kalau anda mengikuti Jejak,  itu seperti anda sedang mengarahkan  mata  anda  secara tajam pada “jejak” (teladan yang mulia) bukan pada  subyek yang menjadi sumber dari apa yang dikatakan sebagai “jejak”.  Bila fokus anda ada pada mengikut Jejak maka PASTI anda  hanya dapat  melihat apa yang sanggup dilihat oleh mata dan dipahami oleh pikiran anda dan sangat pasti gagal menangkap esensi yang paling tinggi. Secara ringkas jika yang dimaksud dengan aktivitas rasional semacam ini  berhubungan dengan seseorang/ tokoh besar, maka hal ini dapat dipahami sebagai sebuah mengikuti teladan, subyek yang dimaksud sebagai sumber inpirasi, atau sebagai panutan. Jika ini diterapkan pada Yesus,maka dia hanya menjadi teladan, inspirator, atau panutan dan tidak mungkin menjadi  Pemilik, apalagi Tuhan bagi si pengagum atau pelacak jejak.



Tetapi apakah Yesus memang HANYA menginginkan  keberadaan para pengagum, para penyanjung, para pelacak jejak,tanpa  TERIKAT dengan seluruh keberadaan diri-Nya, atau lebih tepatnya apakah memang terkait  MENGIKUT Yesus, memang bermula dari pihak manusia atau JUSTRU Sebaliknya dari pihak TUHAN, untuk manusia dapat mengenalnya? Sehingga tidak hanya memberi dampak tetapi mengakibatkan hal yang tidak dapat dibandingkan sejengkalpun dengan dampak yang dialami pada mereka yang HANYA para pengikut jejak,peneladan  dan pengagum Yesus.

0 HIDUP DALAM KEMURAHAN TUHAN (2)




Khotbah Tahun Baru : Minggu, 5 Januari 2014

HIDUP DALAM KEMURAHAN TUHAN (2)
By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.

 
Credit : Philip Stephen,  dailymail.co.uk
Pada tanggal 31 Desember kemarin saya sudah berbicara tentang kemurahan Tuhan di mana sudah saya jelaskan bahwa kemurahan Tuhan sama artinya dengan kebaikan Tuhan, Tuhan menyatakan kemurahan-Nya dalam seluruh ciptaan-Nya seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia secara umum dan orang-orang percaya / beriman dan respon kita kepada kemurahan Tuhan adalah ucapan syukur dan memuji Tuhan. Setelah khotbah itu ada orang yang SMS dan bertanya : “Jikalau Tuhan menyatakan kemurahan-Nya kepada manusia dengan memberikan makan dan minum, lalu mengapa ada manusia yang sampai mati kelaparan seperti orang-orang di Afrika?” Pertanyaan ini membuat saya memikirkan lebih dalam tentang masalah kemurahan Tuhan ini, dan karena itu saya merasa perlu menambahkan beberapa hal yang berkaitan dengan kemurahan Tuhan ini. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu saya tambahkan dalam pembahasan tentang masalah kemurahan Tuhan ini :

0 HIDUP DALAM KEMURAHAN TUHAN (1)




Khotbah Kunci Tahun : 31 Desember 2013
HIDUP DALAM KEMURAHAN TUHAN (1)
By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.
 
"Lumba-Lumba berburu ikan-ikan Sardine"
Credit: thesun.co.uk


Tema kita dalam ibadah Kunci Tahun pada malam ini adalah “KEMURAHAN TUHAN”. Alkitab banyak berbicara tentang kemurahan Tuhan ini.


Maz 27:4 - Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.

Maz 90:17 - Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.

Rom 2:4 - Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dankelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntunengkau kepada pertobatan?

Lalu apa sebenarnya arti dari “kemurahan” itu? Ini perlu dijelaskan karena tidak semua orang memahaminya. Pernah dalam acara tanya jawab “Kutahu Yang Kupercaya” di radio, seorang bertanya pada saya : “Pak, apa arti kata-kata dalam doa "Ya Bapa yang Maha murah." Kalaukata 'murah' saja sudah rendah lalu kita bilang “Bapa yang Maha murah”, apa ini tidak menunjukkan sikap kurang sopan kepada Tuhan?” Kata “murah” di sini bukan sebagai kontras dengan kata “mahal” karena kalau demikian bagaimana kita mengartikan kata-kata dalam Rom 2:4 di atas : “kekayaan kemurahan-Nya”. Kata Yunani yang diterjemahkan dengan “kemurahan” adalah “CHRESTOTES” yang secara hurufiah bisa diartikan sebagai kebaikan. Itulah sebabnya kata “CHRESTOTES” ini kadang diterjemahkan kemurahan, kadang diterjemahkan kebaikan.

0 Aksi Sepihak Allah Terhadap Manusia-Manusia Mati

Oleh; Martin Simamora



Aksi  Sepihak Allah Terhadap Manusia-Manusia Mati
Ilustrasi. Auro Boeralis- Credit: NASA


Satu hal yang telah kita pelajari adalah bahwa oleh karena pelanggaran atas ketetapan Allah berupa sebuah larangan bagi Adam dan Hawa di taman Eden, maka keduanya, seketika mereka melanggarnya, mereka PASTI MATI  (Baca Kejadian 2:16-17), tanpa dapat ditunda, dikoreksi, dibatalkan. Dengan kata lain, tidak ada  ruang toleransi  atas  pelanggaran ketetapan  TUHAN, berupa larangan. Ya, dalam derajat tertentu, ini semacam larangan yang sama sekali tidak membutuhkan verifikasi terlebih dahulu, sebelum konsekuensi pelanggaran (MATI) terjadi, sebab larangan ini  pada dasarnya berkata MELANGGAR = MATI. Dalam hal ini, sebuah fakta penting yang paling mendasar  adalah:  MANUSIA TELAH MATI SEKETIKA dan DIUSIR DARI TAMAN EDEN  (Baca Kejadian 3:23:24), sebagai akibat pelanggaran ketetapan TUHAN. 


Dua  hal ini, dua  fakta inimerupakan fakta yang amat mematikan, sebab dapat dikatakan  kedua manusia ini walau masih  bernafas, walau masih memiliki “trio”  andalan mereka (perihal  “trio” ini dapat anda temukan dalam artikel ini ) sebenarnya tidak bisa  berharap dan melakukan apapun juga untuk  memiliki sebuah probabilitas yang rasional dan yang mungkin untuk dilakukan  bagi mereka, untuk memulihkan situasi mematikan ini. Dengan  kata lain, apa yang rasional dan mungkin untuk dilakukan oleh manusia agar dapat HIDUP KEMBALI atau BANGKIT DARI KEMATIAN  ini?

0 Seserius Apakah Semua Manusia Tanpa Kecuali, Memerlukan Juru Selamat?

Oleh : Martin Simamora



Seserius Apakah  Semua Manusia Tanpa Kecuali, Memerlukan Juru Selamat?

Tahun yang baru, adalah tahun  yang tak terelakan didahului oleh  kelahiran sang Juru selamat kedalam dunia, Allah yang turun kedalam dunia – Yesus telah lahir, sudah masuk dalam sejarah manusia. Kelahirannya  melalui perawan Maria disebabkan oleh Roh Kudus, oleh Allah sendiri! Perawan, oleh Roh Kudus- sebuah konsepsi  janin yang tidak lazim sebab diakibatkan  oleh Roh Kudus, datang dari Allah! Sebuah tahun dikatakan baru, pada dasarnya, bukan sekedar perubahan angka dari 2013-2014. Adanya tahun yang baru, pada dasarnya, diakibatkan oleh kunjungan Allah kepada manusia sebagai Juru selamat, sebuah Era Baru telah terjadi. Ini adalah sebuah peristiwa megah, kudus dan  ajaib bagi dunia (Ibrani 1:1-6) : kini ada pengharapan yang pasti akan keselamatan.  Kalau malaikat-malaikat HARUS menyembah dia yang lahir di Betlehem, maka pasti ada sebuah peristiwa megah dan sekaligus mendebarkan bagi semua manusia. Bukan karena kedatangan-Nya maka manusia kini dimungkinkan untuk melakukan upaya-upaya untuk selamat secara mandiri,  sebab jika demikian adanya maka tidak ada yang dapat dikatakan megah dan ajaib, apalagi sampai perlu Yesus mati di kayu salib, cukuplah dia datang saja sebagai seorang Guru atau Nabi.  Dalam hal ini, Allah telah memastikan sebuah keselamatan  dalam sebuah cara yang mutlak dan pasti. Tetapi, menurut anda, apakah semua manusia tanpa kecuali, memerlukan  Juru selamat?

0 Ketika TUHAN Memperingatkan Manusia Melalui Gempa Bumi Dahsyat



Oleh: Samuel  Davies

dikhotbahkan di Hanover  county, Virginia, 19 Juni 1756 atau    delapan bulan setelah gempa dahsyat Portugal


(Catatan : dalam khotbah ini , Davies sedang merujuk pada Gempa  Dahsyat Lisabon yang terjadi pada 1 November 1775, laporan-laporan  kontemporer  menyatakan bahwa gempa yang berlangsung  selama hampir 6 menit , menyebabkan rekahan/retakan raksasa selebar 15 kaki atau sekitar 4,5 meter.  Kira-kira  empat puluh menit setelah  gempa, sebuah tsunami yang sangat besar menelan pelabuhan dan pusat kota. Tsunami ini dilanjutkan dengan dua gelombang tsunami lainya. Pada area-area yang tidak dilanda tsunami, api dengan cepat merebak, dan  api mengamuk selama 5 hari! Tsunami sebagaimana dilaporkan setinggi 66 kaki atau sekitar 20 meteran menyapu pantai timur Afrika Utara, dan menghantam Martinique dan Barbados di   perairan Atlantik.)





Ketika TUHAN Memperingatkan Manusia Melalui   Gempa Bumi Dahsyat
A large earthquake, Modified Mercalli Intensity XI, in Lisbon, Portugal, caused damage to north of Granada, Spain. The earthquake generated a tsunami that affected the coasts of Portugal, Spain, North Africa, and the Caribbean. The tsunami reached Lisbon about 20 minutes after the first destructive shock. It rose to about 6 meters at many points along the Portuguese coast and reached 12 meters in some places. It also affected the coast of Morocco where the streets of Safi were flooded. The tsunami reached Antigua about 9.3 hours after the earthquake. Later waves, with estimated runup heights of 7 meters, were observed at Saba, Netherlands, Antilles. The earthquake and tsunami killed between 60,000 and 100,000 people. - Credit : NOAA



Yesaya 24:18-20
“… bergoncang dasar-dasar bumi. Bumi remuk redam, bumi hancur luluh bumi goncang-gancing. Bumi terhuyung-huyung sama sekali seperti orang mabuk dan goyang seperti gubuk yang ditiup angin; dosa pemberontakannya menimpa dia dengan sangat..”



Sebelum saya melanjutkan  artikel khotbah Samuel Davies (Presiden Princeton ke-4), saya terlebih dahulu akan memaparkan bagaimana kedahsyatan gempa Portugal yang sampai dijuluki  Great Portugal Quake, agar para pembaca dapat memiliki gambarannya. Untuk tujuan ini, saya mengutip paparan Stefan Lovgren,  National Geographic News dalam laporannya yang bertajuk “Great Portugal Quake May Have A Sequel, Study Says,” secara bebas  artinya : “Gempa   Hebat Portugal Mungkin Memiliki Sebuah Kelanjutan, Kata Studi.”

0 Pengembara Padang Belantara (2)

Oleh :  Joseph Philpot





PENGEMBARA PADANG BELANTARA




Credit : independent.co.uk
--Bacalah lebih dulu bagian 1

PENGEMBARAAN-PENGEMBARAAN  di  padang belantara


Mereka mengembara di padang belantara dalam  sebuah cara tersendirikan.” Padang  belantara  atau gurun pasir tidak  memiliki jalan-jalan  jenis apapun juga, atau arahan kemanapun juga.  Tidak ada jalan-jalan dimana orang biasa lalu-lalang ada dibuat, untuk memandu  para pengembara, dan kecuali dari bintang-bintang mereka tidak tahu utara –selatan,  atau tidak juga tahu timur-barat, kemanapun mereka mengembarainya masihlah tetap sebuah gurun yang luas, terpencil, pasir tandus, yang  mana hampir-hampir tidak mungkin bagi mereka bisa menemukan tempat perhentian. Mengambil sosok ini secara rohani, tidakkah tokoh ini secara khusus menggambarkan berapa banyak umat Tuhan sedang melakukan pengembaraan di sebuah padang belantara dunia, tidak mengetahui kemana mengarahkan langkah-langkah mereka, dan meragukan apakah mereka akan pernah  dapat keluar dari situasi sulit ini, kerap  takut bahwa mereka akan  mati di padang belantara, dan tanpa pengharapan?

0 Anak yang hilang

Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div







Anak yang hilang
Luk 15:11-32 - "(11) Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. (12) Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. (13) Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. (14) Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. (15) Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. (16) Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. (17) Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. (18) Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, (19) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. (20) Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. (21) Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. (22) Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. (23) Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. (24) Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. (25) Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. (26) Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. (27) Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. (28) Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. (29) Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. (30) Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. (31) Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. (32) Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.'".


Anak bungsu ini menggambarkan orang berdosa.

0 KASIH DAN PERINTAH TUHAN (Bagian 4)

Oleh : Prof. D.A. Carson

[Bagian3]“…Pada ahirnya, Paulus dapat menempatkan dirinya sendiri dibawah sebuah sumpah ( misal Roma 9:1; 2 Kor 1:23); Tuhan menempatkan dirinya sendiri dibawah sebuah sumpah ketika dia bersumpah demi dirinya sendiri ( Ibrani 6:13-18). Tetapi tidak Paulus atau  juga Tuhan menggunakan sebuah sumpah untuk mengelak atau menyanggah  dusta/bohong. Tidak juga dengan ketiadaan sebuah sumpah berarti baik Paulus atau Tuhan dapat bebas untuk berbohong………

Lex  talionis,  legislasi “mata ganti mata” (Matius 5:38-42). Hukum Perjanjian Lama, “mata ganti mata, dan  gigi ganti gigi,”  telah ditegakan sebagai bagian sistem yudisial dari benih bangsa Israel (Keluaran  21:24; Imamat 24:20;  Ulangan 19:21). Untuk jenis-jenis kejahatan tertentu, faktanya sangatlah adil. Lex talionis (hukum pembalasan) tidak dapat diaplikasikan dalam  banyak kasus kriminal—penyembahan berhala, sebagai contoh, atau perkosaan, atau penghujatan—tetapi  dalam  kejadian-kejadian, katakanlah, personal dan niat menciderai orang lain,  dalam hal ini sangat adil.  Terlebih lagi, lex talionis memberikan keuntungan  membuat perseteruan yang berkepanjangan dapat dihentikan…..

Legislasi atau perundang-undangan Perjanjian Lama tidak hanya menyajikan kedilan yang ketat’keras ; legislasi atau perundang-undangan PL memberikan proyeksi gambaran akan realisasinya dimuka atas sebuah masyarakat yang   tertata secara benar dimana  orang-orang   berinteraksi  dan  mendukung satu sama lain tanpa prasangka buruk/kebencian. Pada dasarnya ini adalah  sebuah dunia yang  telah rusak dan penuh dosa; legislasi harus dijalankan untuk  mengekang atau membatasi kejahatan, memenuhi  klaim-klaim keadilan, dan  meredam  dendam.

...itulah natur hubungan antara hukum Mosaik—atau, lebih luas lagi, “kitab hukum [dan] para nabi” ( 5:17)—dan kesempurnaan kerajaan yang sempurna. Yang   terdahulu menunjuk kepada  yang kemudian/akan datang; hukum taurat dan kitab para nabi menunjuk pada kerajaan. Dan kerajaan itu telah terbit;   kerajaan itu telah dilantik/diresmikan dalam  hidup dan pelayanan dan kematian  dan kebangkitan dan peninggian Yesus.

Konflik Syria
Credit : http://21stcenturywire.com


Saya menduga saat  kita  berpikir  tentang kasih di tempat-tempat keras, maka kita secara alami condong pada  sukarnya tuntutan  Yesus untuk mengasihi musuh-musuh kita. Musuh dalam berbagai bentuk dan ukuran. Sebelum kita merefleksikan pada keragaman musuh-musuh, dan  oleh karena itu pada keragaman kasih yang  dimintakan untuk diperlihatkan, kita harus  memikirkan cara kita melalui apa yang berangkali  merupakan nas paling penting pada subyek ini.

0 KASIH DAN PERINTAH TUHAN (Bagian 3)

Oleh : Prof. D.A. Carson

[Bagian 2]...Menariknya, walaupun Yesus  hanya ditanyai soal perintah yang paling penting, Yesus mempersiapkan jawaban tidak hanya   untuk yang paling penting tetapi kedua yang penting: ” Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Markus 12:31). Nas  Perjanjian Lama yang Yesus kutip adalah Imamat 19:18. Kandungan bab itu   secara khusus ditujukan pada sebuah susunan perintah-perintah yang  mengusung hubungan-hubungan sosial;… ). Ayat krusialnya, 19:18, dibaca,  Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.”



…. Ada satu fitur atau hal khusus lagi dalam teks kita… segera Yesus berkata kepada dia, “ Engkau tidak  jauh dari kerajaan Allah” (Mark 12:34). Apapun juga  maknanya Teks ini tidak mengatakan  kepada kita bahwa kita  mendapatkan penerimaan ke dalam kerajaan Allah oleh karena kasih kita



dalam Matius 5:17-20, Yesus telah mengatakan bahwa dia tidak datang untuk melenyapkan Hukum dan kitab Nabi-Nabi, tetapi untuk “menggenapi” semua ituini tidak bermakna bahwa Yesus datang untuk “mempertahankan” Perjanjian Lama  atau untuk menguatkan Perjanjian Lama atau untuk mematuhi Perjanjian Lama, tetapi secara sangat literal untuk menggenapinya   kita harus  berpikir tentang Yesus sebagai bait terahir, domba paskah terahir, imam besar  terahir, dan korban terahir pada  Hari Penebusan


 

Dalam konteks pewahyuan Perjanjian Lama, perintah untuk mengasihi Tuhan  dengan hati dan jiwa dan kekuatan ( Ulangan 6:4-5) diletakan dalam konteks mengenal Firman Tuhan, mematuhinya, dan meneruskannya :



(1) Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, (2) supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu.(3) Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

0 KASIH DAN PERINTAH TUHAN (Bagian 2)

Oleh : Prof. D.A. Carson


[Bagian 1] "...Yesus  kala  itu sedang melakukan sesuatu lebih daripada sekedar mengklasifikasikan apakah yang paling penting. Salah satu dari tema-tema besar pelayanan Yesus adalah: kasih,  yang telah dipahami dan dipraktekan secara benar, secara aktual telah menggenapi hukum Perjanjian Lama… sebuah era baru telah terbit, dan  eschaton (hari akhir) ... secara  sangat mencengangkan telah  dilantik. … Perintah pertama untuk mengasihi Tuhan. Kata-kata yang berasal dari Kitab Suci dimana Yesus mengutip dari Ulangan 6:4-5  Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!  (Markus 12:29)

Anti intelektualisme masih mendiami sebuah petak evangelikalisme  yang luas, dan terkadang pemikiran  serius diolok-olok dan diabaikan oleh mereka yang  lebih menyukai sentimen  dan emosi… Mereka juga menyerukan daya tarik-daya tarik profetik kepada orang-orang Kristen muda… untuk kehidupan pikiran


Tetapi kita tidak boleh mengabaikan  sebuah bahaya sebaliknya, bahaya arogansi  intelektual…  perintah pertama  dari Yesus ini bukanlah sebuah perintah untuk berpikir tapi sebuah perintah untuk mengasihi, bahkan  kala  perintah   untuk  mengasihi mencakup  modifikasi-modifikasi :  “dengan segenap hatimu….dengan segenap pikiranmu.”

 

Tiga hal  selanjutnya harus dikemukakan mengenai  tiga cara berbeda Alkitab mengutarakan kasih Tuhan.


Pertama, adalah lebih baik untuk  mengatakan  catatan-catatan dari daftar ini sebagai lima cara  berbeda  yang dimiliki Alkitab dalam  mengutarakan kasih Tuhan daripada sebagai lima cara  berbeda “kasih” Tuhan.  Mengatakan  “kasih-kasih”  Tuhan yang berbeda memberikan impresi bahwa Tuhan  memiliki sejumlah “kasih-kasih” yang terkotak-kotak yang  Tuhan   pilih gunakan atau pilih tidak gunakan untuk target-target yang berbeda atau  pada kesempatan-kesempatan yang berbeda.  Tidak ada bukti baik  mengenai hal ini bahwa itulah apa yang dimaksudkan oleh teks-teks  biblikal.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9