Oleh : Martin Simamora
Seserius Apakah Semua Manusia Tanpa
Kecuali, Memerlukan Juru Selamat?
Tahun yang baru, adalah tahun yang tak terelakan didahului oleh kelahiran sang Juru selamat kedalam dunia,
Allah yang turun kedalam dunia – Yesus telah lahir, sudah masuk dalam sejarah
manusia. Kelahirannya melalui perawan
Maria disebabkan oleh Roh Kudus, oleh Allah sendiri! Perawan, oleh Roh Kudus-
sebuah konsepsi janin yang tidak lazim
sebab diakibatkan oleh Roh Kudus, datang
dari Allah! Sebuah tahun dikatakan baru,
pada dasarnya, bukan sekedar perubahan angka dari 2013-2014. Adanya tahun yang
baru, pada dasarnya, diakibatkan oleh kunjungan Allah kepada manusia sebagai
Juru selamat, sebuah Era Baru telah terjadi. Ini adalah sebuah peristiwa megah, kudus dan ajaib bagi dunia
(Ibrani 1:1-6) : kini ada pengharapan yang pasti akan
keselamatan. Kalau malaikat-malaikat
HARUS menyembah dia yang lahir di Betlehem, maka pasti ada sebuah peristiwa megah dan sekaligus
mendebarkan bagi semua manusia. Bukan karena kedatangan-Nya maka manusia kini dimungkinkan
untuk melakukan upaya-upaya untuk selamat secara mandiri, sebab jika demikian adanya maka tidak ada yang
dapat dikatakan megah dan ajaib, apalagi sampai perlu Yesus mati di kayu salib,
cukuplah dia datang saja sebagai seorang Guru atau Nabi. Dalam hal ini, Allah telah memastikan sebuah
keselamatan dalam sebuah cara yang
mutlak dan pasti. Tetapi, menurut anda, apakah semua manusia tanpa kecuali,
memerlukan Juru selamat?
Manusia bukanlah mahluk yang terlampau bodoh dan terlampau tak berdaya sehingga sebagai ras tertinggi dalam planet bumi dan alam semesta, tak sanggup menolong atau menyelamatkan dirinya sendiri. Kalau manusia itu pun mengalami kelemahan fisik, katakanlah, kaki yang pincang sebelah oleh kelumpuhan, dia dapat mengatasinya dengan menggunakan tongkat penopang kaki setidak-tidaknya. Jika manusia itu mengalami gangguan pendengaran, maka manusia itu dapat mengatasi kelemahannya itu dengan alat bantu dengar elektronik. Jika seorang manusia menderita kebutaan, maka bukan berarti dia tidak bisa membaca sebab manusia telah menciptakan huruf Braille, jika manusia itu mengalami masalah jantung spesifik yang mengakibatkan daya pacu jantungnya bermasalah, bahkan manusia dapat mengatasinya dengan alat pacu jantung.
Ketika manusia mengalami krisis pangan dunia, maka para ahli-ahli pangan,
kini, dalam derajat yang cukup istimewa dapat menciptakan varitas-varitas bibit
tanaman yang dapat berproduksi lebih banyak dibandingkan dengan varitas alami.
Ketika manusia menyadari bahwa kelak suatu saat dunia akan mengalami krisis energi
fosil (minyak bumi), manusia kini
mengembangkan energi alternatif non fosil yang kelak dapat digunakan secara
masal dalam kehidupan sehari-hari mulai dari memenuhi kebutuhan energi rumah tangga. Bahkan manusia dapat belajar dari malapetakan
atau bencana alam yang paling mengerikan
dalam sejarah hidupnya; lihatlah bagaimana kini kita dapat
meminimalisasi dampak bencana dengan
peringatan dini tsunami, peringatan dini topan atau tornado, dan berbagai upaya
lainnya untuk bencana-bencana lainnya.
Memperhatikan sejumlah hal besar diatas tersebut, yang telah dilakukan dan juga
potensi-potensi yang dimiliki manusia
untuk menolong dan menyelamatkan eksistensi rasnya sendiri, maka dimanakah
relevansinya bagi TUHAN untuk mengutus
Anak-Nya kedalam dunia (Yohanes
3:16). Lihatlah manusia, bahkan kini berpikir dan berupaya sangat serius
dengan seganap sumber daya yang dipunyai untuk merelokasi rasnya ke planet lain
yang lebih muda dan lebih sehat bagi manusia dalam segala hal (bacalah “ 3 New Planets Could Host Life”), ya manusia tak hanya dapat memroses air laut menjadi air
tawar atau memanfaat energi nuklir untuk pembangkit energi hingga untuk
pemanfaat medis, manusia bahkan memiliki
potensi untuk mencari planet-planet baru untuk didiami! Dalam hal ini,
memikirkan apalagi memercayai Tuhan sebagai
Juru selamat menjadi terlihat tidak
bernilai signifikan, kalau tidak
dikatakan sebagai terlampau dramatis.
Moral manusia Vs
Moral Tuhan?
Salah satu isu tajam : bahwa manusia memerlukan Tuhan sebab moral manusia sudah rusak dan tidak ada dokter atau ahli jiwa yang sanggup memperbaikinya, apalagi menyembuhkannya. Dengan kata lain masalah aktualnya lebih besar dari sekedar MORALITAS!
Tetapi
orang-orang sinis kerap mengejek Tuhan dengan cara seperti ini: “kalau seorang ayah atau orang tua
pada umumnya saja akan segera bertindak ketika melihat anaknya dalam bahaya, misal
bermain di pinggir jalan, mengapa
Tuhan tidak melakukannya? “Lihatlah
Tuhan, dia sama sekali tidak bertindak apapun ketika manusia yang jelas-jelas
tidak lebih hebat daripada si iblis, dibiarkan-Nya saja diperdaya dan
memakan dari pohon yang Dia larang
sendiri? Bukankah ini sudah secara telak membuat Tuhan tidak memiliki moral
yang lebih bermoral daripada manusia!
Tetapi mari kita menjadi sangat cermat. Satu sisi, manusia-manusia berteriak dengan lantang dan
penuh percaya diri bahwa “kami memiliki
kehendak bebas, kami memiliki rasio, dan kami memiliki nurani untuk melakukan
penilaian-penilaian untuk melakukan atau tidak melakukan sebuah tindakan.” Satu sisi manusia-manusia tidak
menghendaki Tuhan terlampau berdaulat sebab jika Dia terlampau berdaulat,
bukankah kami tidak lebih dari sekedar robot atau boneka? Tetapi benarkah demikian?
Manusia memrotes dan mengecam Tuhan: sebagai Tuhan, bermoral tidak lebih
baik daripada manusia sebab Dia tidak lebih baik daripada seorang ayah yang
akan berlari menolong dan mencegah anaknya dari bahaya di jalan, terlepas dari apakah
dia mampu atau tidak untuk mewujudkannya. Namun di sisi lain manusia juga menuntut agar Tuhan
jangan terlalu berdaulat sebab kami manusia memiliki kehendak bebas, rasio dan
nurani, kami lebih cerdas daripada “binatang”, kami bukanlah manusia yang tidak sanggup membedakan apa atau mana yang benar dan salah, mana yang hitam
dan mana yang putih. Kami manusia memiliki kapasitas untuk melakukan
penilaian-penilaian, kami tidak selemah atau segampang itu untuk diperdaya oleh
gagasan-gagasan muslihat! Jadi…Tuhan, janganlah Engkau terlampau berdaulat, sampai-sampai
engkau menentukan segala sesuatu yang boleh terjadi dan tidak boleh terjadi,
bahkan Engkau dikabarkan melakukannya
jauh sebelum semuanya itu terjadi! Kalau Engkau melakukan itu Tuhan, itu sama
saja engkau membungkam kehendak bebas kami, itu sama saja engkau tidak
memberikan kesempatan kepada otak kami serta nurani kami untuk membuat keputusan-keputusan yang mandiri.
Bukankah engkau yang menciptakan kami manusia dengan kehendak bebas, kecerdasan atau kemampuan menggunakan rasio dan
nurani yang istimewa?
Itulah
manusia! Kami
manusia berteriak lantang “moralitas kami
sebagai manusia tidak lebih buruk daripada Tuhan!” Kalau kami, sebagai
orang tua manusia akan mencegah hal-hal
buruk dengan segala daya dan cara, kalau perlu tidak mengizinkan anak kami
bermain di luar rumah, agar terhindar dari bahaya yang kami ketahui namun tidak
diketahui anak kami, kok..Tuhan tidak “mengurung”
Adam dan Hawa agar pada hari dan jam
tersebut tidak bertemu si Ular?
TETAPI disaat yang sama, kami manusia juga berteriak dan menuntut pada Tuhan agar “berikanlah kepada kami ruang seluas-luasnya bagi kehendak bebas, daya rasio dan nurani kami, agar kami boleh hidup sebagai manusia yang sempurna dan eksis!” Jika Engkau, sedikit-sedikit campur tangan, sedikit-sedikit mengatur semua runtutan sejarah manusia, maka apakah kami ini? Robotkah? Bonekakah? Lantas untuk apa Engkau memberikan kepada kami kemauan, otak, dan nurani Tuhan?
TETAPI disaat yang sama, kami manusia juga berteriak dan menuntut pada Tuhan agar “berikanlah kepada kami ruang seluas-luasnya bagi kehendak bebas, daya rasio dan nurani kami, agar kami boleh hidup sebagai manusia yang sempurna dan eksis!” Jika Engkau, sedikit-sedikit campur tangan, sedikit-sedikit mengatur semua runtutan sejarah manusia, maka apakah kami ini? Robotkah? Bonekakah? Lantas untuk apa Engkau memberikan kepada kami kemauan, otak, dan nurani Tuhan?
Apakah yang dimaui manusia? Harus seperti apakah Tuhan berlaku
bagi manusia? Apa yang dikehendaki manusia agar Tuhan bersikap? Wow…. tidakkah ini menjadi terlihat
bahwa Tuhan telah didikte oleh manusia? Atau apakah benar Tuhan telah memperlakukan
manusia bagaikan robot atau boneka,
jika dia berdaulat penuh sebagai Tuhan?
Apakah manusia serta-merta menjadi
robot atau boneka? Ketika Dia bersabda
demikian :
- 1 Samuel 2:6-7 “TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana. TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga.
- Matius 10:29 “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.”
- Amsal 16:33 “Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.” (Yunus 1:7 “Lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.”)
- Galatia 1:15-16 “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;
- Keluaran 3:21 “Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa.”
- Kejadian 45:5 “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.”--Kejadian 50:20 “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
- Mazmur 104:21-30”Singa-singa muda mengaum-aum akan mangsa, dan menuntut makanannya dari Allah. Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya; manusiapun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang. Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar. Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya. Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan. Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.
Justru karena manusia MERASA SANGAT bernilai dan istimewa, terlihat, telah menjadikan manusia tidak lagi sanggup mengapresiasi
Tuhan dalam kedudukan-Nya yang megah dan agung. Seolah-olah, karena Tuhan telah memberikan
kehendak bebas, rasio, dan nurani yang luar biasa, lantas Tuhan tidak boleh
lagi terlampau dominan. Ya…seperti halnya kita di dunia manusia, bahkan terhadap anak sendiripun kita
berkeyakinan bahwa orang tua tidak boleh terlampau dominan apalagi berkuasa
atas anaknya. Seolah hendak mengatakan
bahwa moralitas Tuhan itu tidak lebih hebat daripada moralitas manusia sehingga
sebagaimana orang tua dunia yang dominan dapat otoriter dan tidak adil maka Tuhan pun dapat demikian.
Begitulah kuatir dan persepsi manusia ketika Tuhan terlampau berdaulat, maka
bagi manusia itu adalah otoriter, itu adalah perilaku seperti orang tua dunia
memperlakukan anaknya semena-mena dan
hanya jadi boneka tanpa belajar menjadi mandiri.
Sebaliknyalah Moralitas Tuhan teramat megah untuk dapat disandingkan dengan
moralitas manusia.
Inginkah anda mengetahui bagaimanakah
moralitas yang diusung oleh Tuhan?
Cobalah anda bandingkan dengan diri anda ketika membaca moralitas Tuhan ini:
- Markus 7:20-23 “Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
- Matius 6:24 “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
- Markus 12:30-31 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
- Matius 5:27-28 “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
- Wahyu 22:13-15” Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.
- Matius 5:48 “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Adakah satu, saja manusia yang sanggup memenuhi standard
moralitas Tuhan yang seperti ini- sempurna tanpa cela dan lebih tepat dikatakan
KUDUS? Jangankan memenuhi, sekedar untuk mendekati saja akan sangat mustahil!
Bahkan perkataan Yesus sendiri akan menunjukan bahwa manusia mustahil
memenuhinya!
Ini bukan menunjukan
bahwa manusia membutuhkan pertolongan pada
apa yang tidak dapat dilakukan oleh manusia, tetapi pada hal yang mustahil
untuk dilakukan manusia terkait apa yang menjadi standard Tuhan.
Manusia Baik Dimata Dunia adalah Manusia Najis Bagi Tuhan!
Kalau Tuhan memiliki standard yang sekaligus menunjukan integeritas moralitasnya lebih daripada sempurna, tetapi TEGAK LURUS atau kudus. Apakah ada dasar untuk mencurigai Tuhan akan berbuat licik apalagi menjadikan manusia seperti boneka/ robot.
Hal yang perlu saya
tegaskan di sini adalah
: bahwa
manusia memang memiliki sebuah kemampuan yang diinstrumentasikan melalui
kehendak bebasnya yang disertai oleh kemampuan rasio dan nuraninya. Saya
berpendapat, ini adalah trio yang istimewa, yang masih bekerja sekalipun
manusia dinyatakan telah jatuh kedalam dosa. Hanya saja, jika sejak penciptaan Allah adalah Allah yang
berdaulat maka setelah manusia jatuh pastilah Dia tetap berdaulat atas segala
sesuatunya. Dan jika pada Adam dan Hawa, dalam kedaulatan-Nya, Dia membiarkan
kehendak bebas, kemampuan rasio, dan nuraninya untuk berhadap-hadapan dengan
si ular, maka kita juga melihat Allah
masih memberikan pada manusia itu tiga
trio tersebut, namun saya percaya kualitasnya sudah jauh memburuk.
Namun, kepada siapapun
yang menuding Allah sebagai “keterlaluan”
dengan membiarkan manusia sendirian berhadap-hadapan dengan si ular (Setan), ingatlah akan hal ini : “DIA MEMBERIKAN MODAL BAGI MANUSIA
UNTUK BERHADAP-HADAPAN DENGAN SI SETAN : KEHENDAK BEBAS, DAYA RASIO, DAN NURANI.” Bahkan sebetulnya Allah “sadar” bahwa
“trio” tersebut, tidaklah cukup sehingga Dia membekali manusia Adam
dan Hawa dengan Firman-Nya :
Kejadian 2:15 “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Karena manusia memiliki “trio” yang membuat manusia
benar-benar istimewa, maka TUHAN pun dalam kemahatahuan-Nya tidak membiarkan
manusia itu sendirian dengan “trio”mumpuni
andalan manusia ini. Dia melengkapi manusia dengan sebuah panduan, nasehat, teguran, yang jelas dan lugas:
"Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
TUHAN sudah mengingatkan agar manusia itu jangan melakukan apa yang telah ditetap untuk tidak boleh dilakukan, sebuah larangan. TUHAN bahkan sudah sedari awal telah menetapkan : “ kalau melakukan apa yang Dia telah larang, PASTILAH manusia itu MATI!
Kita tahu selanjutnya bahwa manusia yang memiliki trio: kehendak bebas,daya rasio atau berpikir,dan nurani, PLUS firman dari sang Pencipta, pun membuat
manusia itu tidak juga berpihak pada ketetapan TUHAN, sebaliknya manusia telah
mempertaruhkan HIDUP yang
dimilikinya yang berujung pada KEMATIAN!
(Bacalah targedi maut manusia ini dalam Kejadian 3:1-13).
Nah, sekarang sebagaimana TUHAN telah katakan, bahwa manusia
itu sekarang telah MATI, tetapi kita tahu
bahwa wujud kematian ini bukanlah
sebuah kematian yang terjadi secara jasmaniah tetapi secara spiritual. Karena
saat manusia itu memakan yang dilarang
itu, kedua manusia itu masih bernafas, masih memiliki trio tersebut dan ini
terlihat bagaimana Adam dan Hawa sanggup berdialog dengan TUHAN, namun nyata
efek MATI itu terlihat, dengan cara MENYALAHKAN TUHAN SEBAGAI BIANG KELADI
TRAGEDI INI :
Kejadian 3:8
Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
Kedua manusia itu bukan sekedar saling menyalahkan atau lebih tepatnya
tidak mau disalahkan begitu saja. Hebatnya lagi, manusia itu tidak saja menyalahkan si Ular
sebagai biang keladi, tetapi dengan sangat percaya diri, manusia itu sanggup
beragumentasi bahwa TUHANLAH, biang
keladi UTAMA tragedi ini. ANDAI SAJA TUHAN TIDAK MENCIPTAKAN HAWA (Kejadian 2:18-19) DAN
MENJADIKAN PENOLONG DI SISI ADAM, DAN HAWA TIDAK MEMBERI BUAH POHON ITU, PASTILAH AKU TIDAK
MELANGGAR PERINTAH TUHAN! Jadi,
seharusnyalah Engkau turut bertanggungjawab dan lebih pantas menjadi aktor utama
kesalahan ini!
TETAPI, apakah serta merta TUHAN menjadi murka dan begitu saja memusnahkan manusia yang lancang dan kurang ajar ini? TIDAK! Bahkan luar biasanya, TUHAN dalam kedaulatan-Nya, dalam kemegahan-NYA, dalam Kekudusan-Nya, dalam Keadilan-Nya, dan dalam kasih-Nya, memberi tempat selebar-selebarnya bagi KEHENDAK BEBAS, DAYA RASIO, dan NURANI mereka untuk boleh berbantah-bantahan dengan-Nya. TUHAN memberikan kesempatan bagi manusia untuk mengajukan pembelaan diri (bacalah kembali Kejadian 3:9-19), namun manusia itu tidak berdaya terhadap barang bukti yang telah melekat pada diri mereka, yaitu MEREKA TELAH MATI!
TETAPI, lihatlah apa yang TUHAN lakukan kepada manusia
yang TELAH MATI tersebut? Dia
tidak hanya masih MEMANGGIL untuk menanyai duduk persoalan (padahal Dia mahatahu!) dan
MEMBERIKAN KESEMPATAN UNTUK MEMBELA DIRI, Dia juga menunjukan kesalahannya
(sebenarnya ini malahan KESALAHAN TUNGGAL namun kompleks), memberikan
vonis yang ADIL bagi masing-masing pelaku kejahatan (Kejadian 3:14-19).
TETAPI, ada yang lebih luar biasa lagi, sebelum Tuhan
mengusir mereka dari taman TUHAN, Dia memberikan sebuah tanda kasih
yang dahsyat, sebab pada dasarnya Dia
oleh kehendak-Nya sendiri dalam Kedaulatan-Nya melakukan sebuah Tindakan yang Penuh kasih
seorang Bapa kepada anak-anak-Nya : “Dan
TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk
isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka (Kejadian 3:21). ”Sebelum pada akhir-Nya Allah HARUS MENGUSIR
MEREKA DARI TAMANNYA : “Lalu TUHAN Allah mengusir
dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman
Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan
menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan” (Kejadian 3:23-24).
Dalam hal ini kita bisa
melihat, sekalipun manusia itu memang memiliki kehendak bebas, daya rasio atau
kecerdasan intelektual, dan nurani yang dapat melakukan
pertimbangan-pertimbangan moral. Kita melihat bahwa TUHAN menuntut manusia
untuk selalu bergantung sepenuhnya dalam seluruh keberadaan manusia, sehingga
manusia tidak dapat menggusur kedaulatan Tuhan dalam setiap ketetapan-Nya!
MANUSIA HARUS SENANTIASA DALAM SETIAP
HAL TANPA KECUALI BERGANTUNG PADA TUHAN!
Kemampuan manusia dengan kehendak bebas, berpikir dan bernurani TIDAK BOLEH MEMBUAT TUHAN MENJADI
KECIL tetapi seharusnya semakin MEGAH! Jika hal ini diabaikan maka hasil
finalnya adalah : MATI!
Allah yang Adil sekaligus Kasih! Sesuatu yang sulit untuk dibayangkan, namun sejak Kitab Kejadian, kita sebenarnya telah dipertontonkan oleh sebuah demonstrasi Keadilan dalam Kasih dan Kasih dalam Keadilan, karena Dia berdaulat maka Dia dapat melakukannya. Dia menghukum namun dia menunjukan kasih-Nya. Dia masih memberikan pakaian kepada manusia yang telah MATI. Dia masih memberikan pakaian (dibuat oleh-Nya dan dikenakan oleh-Nya) sebelum dia sendiri mengusir-Nya! Inilah moralitas TUHAN yang tak pernah jadi perhatian manusia!
Sebetulnya kalau kita bertanya pada diri sendiri: “apakah gunanya mempertahankan orang mati?’ Bukankah menyimpan mayat sangat tidak lazim atau normal? Bukankah harus dikubur saja sepatutnya supaya tidak menyebarkan bau busuk? Manusia MATI tetapi dibiarkan hidup dengan Trio yang diandalkan manusia ( Kehendak Bebas, Daya rasio, dan nurani) namun kali ini TANPA SAMA SEKALI TUHAN ADA BESERTA MEREKA (sebab sebelumnya mereka ada tinggal di taman TUHAN). Kini manusia yang mati itu sama sekali tidak memiliki peringatan dari mulut Tuhan secara langsung! Manusia terisolasi dari Tuhan oleh sebab melanggar ketetapan-Nya, sebuah KESALAHAN TUNGGAL! Manusia itu MATI , dan DIUSIR dari TAMAN TUHAN! Begitulah manusia adanya kini; semua tanpa kecuali, semua manusia itu MATI dan TERISOLASI DARI TUHAN ! Dua kemalangan membelenggu manusia tanpa ada yang dapat melepaskannya!
Manusia memang bisa baik sebab manusia masih memiliki
kehendak bebas, daya rasio atau berpikir, dan nurani. Malangnya ini beroperasi dalam dua fakta yang
menakutkan : (1) Semua manusia TELAH
MATI (2) Semua manusia telah diusir dari hadapan TUHAN! Sehingga, inilah yang
mengakibatkan manusia baik di mata dunia adalah najis di
hadapan Tuhan. Sekaligus menunjukan bahwa manusia memerlukan Tuhan sama sekali untuk menolongnya dari fakta ini.
Mari kita lihat fakta ini dari sudut
pandang Allah sendiri, melalui dua
kesaksian dalam Alkitab
- Markus 7:20-23 “Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (baca juga : Matius 15:18, Matius 12:34-37)
Tunjukan kepada saya di
muka bumi ini, ada satu manusia yang sama sekali dari dalam hatinya tidak
pernah setitik saja ada hawa nafsu, ada kesombongan,
ada kelicikan, ada kebebalan?
ATAU tolong tunjukan kepada saya ada manusia
yang sanggup membuktikan atau melihat
dalam hati seseorang ada atau tidak ada setitik saja hal-hal ini? Saya tidak
yakin ada manusia yang sanggup melihat
kedalaman hati manusia, SELAIN TUHAN! Saya sama sekali tidak percaya ada
manusia yang dapat lolos dari apa yang
telah ditetapkan TUHAN ini.
Berdasarkan fakta yang disodorkan oleh Yesus Kristus, saya tidak bisa membantah fakta mengerikan bahwa tidak ada manusia yang dapat bebas dari kondisi najis! Dalam hal ini kita memerlukan Juru selamat, tidak bisa tidak, agar kita kudus! (bandingkan dengan ; Yohanes 15:3,Yohanes 17:17-20, Ibrani 2:11, Ibrani 9:13,18,26 Ibrani 10:5-10, 29 1 Tesalonika 4:7, Titus 2:14)
Efesus 4:17-20 “Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.
Hanya jika anda dan
saya percaya kepada Yesus maka kita
dapat hidup sebagai orang yang MENGENAL Allah. Mengenal disini bukan dalam
artian yang “gampangan” apalagi dalam artian yang murahan. MENGENAL ALLAH
adalah sebuah realita dan bukan sebuah jargon semata, orang itu HARUS
hidup dalam PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH. Jika memang demikian maka pikiran kita akan berguna,pengertian kita
akan terang, hati kita tidak degil tapi penurut/tunduk, perasaan kita tidak
tumpul tapi menjadi tajam/hidup sehingga kita berkuasa atas hawa nafsu tidak
menyerah. Jika demikian maka kita tidak menyerah kepada hawa nafsu dan tidak
mengerjakan segala macam kecemaran!
Darimanakah
semua ini HARUS BERMULA? Semua ini bermula dari MENGENAL ALLAH ,atau dengan kata lain manusia
yang TELAH MATI, pertama-tama harus DIHIDUPKAN atau DIBANGKITKAN DARI KEMATIAN (Ini mustahil dilakukan oleh manusia!) agar
SANGGUP meninggalkan dosa dan berpaling
kepada Yesus Kristus, sehingga dapat mengenal
ALLAH- memiliki PESEKUTUAN DENGAN ALLAH, sebab memiliki Allah sama dengan
memiliki HIDUP, anda tidak lagi MATI!
Bagaimana
agar anda MENGENAL ALLAH? Tidak bisa tidak, anda harus MENGENAL KRISTUS, anda belajar
MENGENAL KRISTUS! Mengenal ALLAH, sehingga pengenalan itu merasuki segenap sumsum tulang anda,
sehingga membuat setiap sel-sel tubuh anda kembali mengenali sang PENCIPTA,
nampaknya ini adalah sebuah upaya yang tidak sederhana. Anda harus
BELAJAR MENGENAL KRISTUS, BELAJAR MENGENAL ALLAH ITU SENDIRI, sehingga
anda memiliki kemampuan untuk mempelajari sesuatu yang mustahil dilakukan oleh
manusia yang telah MATI, manusia itu perlu DIBANGKITKAN TERLEBIH DAHULU sehingga dengan demikian mampu : BELAJAR
UNTUK MENGUSAI SELURUH KEBERADAAN DIRI ANDA AGAR HAWA NAFSU TIDAK BERKUASA ATAS DIRI ANDA!
Pengudusan oleh Allah memberikan konsekuensi nyata dalam setiap aspek hidup anda, anda dikuduskan, anda dihisapkan dalam kekudusan-Nya maka kekudusan-Nya tidak tinggal diam begitu saja. Kekudusan Allah menggerakan dan memampukan anda untuk berlaku dalam natur-Nya, ingat ini adalah hal mustahil diupayakan oleh manusia secara independen. Tentu saja anda tidak serta merta dapat berlaku hidup kudus dengan sendirinya secara utuh, bagaimanapun untuk dapat menjadi kudus maka pertama-tama anda tidak dapat TETAP MATI, anda pertama-tama harus DIHIDUPKAN oleh Kristus sehingga anda dapat menghasilkan pekerjaan-pekerjaan yang melawan kecemaran. Sebagai sebuah tanda bahwa anda HIDUP DALAM PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH. Dahulu anda MATI kini HIDUP. Dahulu anda MUSTAHIL untuk BELAJAR MENGENAL ALLAH, Kini PASTI dapat mengenal ALLAH, semua oleh anugerah TUHAN, oleh sang Juru selamat! Ya... pada dasarnya anda menjadi kudus oleh pengudusan Tuhan!
Orang baik memang dapat ditemukan dan akan selalu ditemukan.
Tetapi orang baik dalam dunia ini mustahil menjadi tidak najis tanpa dia
mengenal Allah, tanpa dia MEMILIKI PERSEKUTUAN DAN BELAJAR MENGENAL KRISTUS. Itulah sebabnya DIA
dikatakan Juru selamat, menyelamatkan kita dari kematian kekal agar dapat
memiliki hidup kekal dan tidak turut dihukum, sehingga kita dapat bersekutu
dengan Allah yang hidup!
Ya…dahulu melanggar
dosa dan Mati dan diusir dari taman Tuhan, oleh Tuhan dari persekutuan bersama-Nya, kini diselamatkan dari MATI dan
dipanggil kembali kepada Tuhan untuk masuk kembali kedalam persekutuan dengan
TUHAN.
Apakah anda telah
diselamatkan dan dikuduskan oleh sang Juru selamat dunia?
***
No comments:
Post a Comment